“T-Tuan Ryzen?” Lucas juga tidak bodoh, dia segera menyadari ada yang salah, dan bergegas berjalan menghampiri.“Lucas, sudah berapa lama kamu ikut denganku?” Ryzen tidak menjawab pertanyaannya, dan langsung bertanya padanya.“Tuan Ryzen, m-maaf!” Hati Lucas tersontak, dan menjawab dengan terbata-bata.“Sudah sepuluh tahun, waktu yang tidak singkat, ya!” Ryzen menepuk pundak Lucas dengan tenang.Brak!Seketika, Lucas langsung ketakutan dan langsung berlutut dihadapan Ryzen. Dia sudah mengikuti Ryzen selama sepuluh tahun, dia tahu semakin tenang Ryzen maka semakin kuat juga aura membunuhnya.“Tuan Ryzen, ampuni aku, tolong ampuni aku sekali ini ….” Lucas tidak berhenti bersujud pada Ryzen.Ryzen sama sekali tidak tergerak dan mengeluarkan sebilah belati lalu melemparkannya di lantai. “Iris tanganmu!”Lucas melihat belati di lantai itu dan ragu sejenak, namun setelah itu dia langsung meraihnya dan memotong tangannya sendiri.“Ah!”“T-tidak!”Kembali, terdengar teriakan yang bergema di r
“Apa kamu punya halaman belakang disini? Kamu bisa mencoba kekuatanmu!” ujar Nathan melihat aura yang menggebu-gebu dari tubuh Ryzen.“Ada!” Ryzen bergegas membawa Nathan menuju halaman belakang.Di halaman belakang ada sebuah bongkahan batu besar, diatasnya terukir beberapa tulisan aksara kuno, ini adalah batu yang dibeli oleh Ryzen.“Kamu coba tinju batu ini!” Nathan berkata sambil menunjuk batu besar itu.Ryzen tidak ragu-ragu, dia mengepalkan tangannya dengan erat, sebuah cahaya terlihat menyeliputi kepalan tangan Ryzen, dan dia langsung menghantamkan tinjunya pada batu besar itu.Braaaak! Kraaaak!Pukulan itu membuat sebuah retakan besar di tengah batu itu.“I-ini ….”Ryzen melihat kepalan tangannya sendiri dan kaget, tinjunya bisa membelah batu, kekuatannya sangat besar.“Sekarang satu tinjumu bisa membunuh banteng dengan mudah, karena itu, kalau Ruis memamerkan Scarlet Shadow-nya dihadapanmu, tertawai saja, ingatlah dihadapan kekuatan yang absolut, Scarlet Shadow tidak ada apa-
Mendengar itu, Ryzen segera menggelengkan kepalanya. “M-maaf, bagaimana mungkin, sang Pemimpin Dragnows, membiarkan seorang wanita menafkahinya?!”Nathan hanya tersenyum tipis, lalu dia mengambil sebuah pulpen dan kertas yang kebetulan berada di atas meja. “Sekarang, aku akan memberitahumu beberapa bahan obat yang umum, tolong bantu aku membelinya, aku akan membuat beberapa pil kesehatan untuk, kamu atur saja harganya!”“Pertama, aku membutuhkan Jahe Rubrum,” Nathan menyebutkan bahan utama obat tersebut. “Lalu, buah Galanga, daun Cimpogon ….”Nathan menatap Ryzen yang terus memainkan jemarinya di atas kertas. “Sudah kamu catat semuanya?” tanya Nathan pada Ryzen.“Tentu saja!” Ryzen yang mengetahui Nathan memerlukan banyak uang, langsung memikirkan cara untuk berhemat dan tidak berani boros. “Aku memiliki beberapa kenalan di Kota Takari, mungkin kita bisa mendapatkan beberapa bahan obat itu disana secara gratis!”“Kota Takari?” Nathan tiba-tiba teringat kalau beberapa ratus mil dari ba
“Nathan!” Sarah langsung terlihat bahagia saat melihat Nathan, dan bergegas menghampiri Nathan.Frans yang melihat Sarah mengeluarkan wajah gembira saat melihat Nathan, memancarkan tatapan permusuhan di matanya, dia menatap Nathan dengan tajam. “Siapa kamu? Apa kamu tahu siapa aku?”“Tidak peduli, siapapun yang menyentuh istriku akan aku beri pelajaran!” Selesai berkata, Nathan hendak melayangkan tendangannya pada Frans.“Nathan!” Namun Sarah bergegas menahannya. “Jangan bertindak dulu, dia juga tidak menyentuhku, kok!”Namun perkataan Nathan membuat hati Sarah merasa hangat, dia merasa dia semakin menyukai Nathan.“Istrimu?” Frans membelalak, wajahnya penuh ketidak percayaan.“Kalau bukan istriku, lantas, apa kamu pikir wanita cantik ini istrimu? Apa kamu mau melihat surat nikah kami?” Nathan menatap Frans dengan penuh penghinaan dan mendengus.Sarah yang mendengarnya kebingungan, sejak kapan dia dan Nathan punya surat nikah? Dia sendiri saja tidak tahu, namun setelah dia pikirkan la
Kevin yang mendengar perkataan Frans seketika menjadi senang dan tertawa. “Frans, paman Kevin benar-benar berterima kasih kepadamu, kalau wilayah barat milik Keluarga Wibowo sudah bisa memulai pengembangan, paman juga tidak akan lupa pada jasamu ini!”“Paman Kevin, jangan sungkan, kita ini sudah seperti keluarga, untuk apa sungkan begitu?!” Frans sengaja menekan nada bicaranya saat mengatakan keluarga, lalu menatap Nathan dengan tatapan menghina.Hanya saja Nathan sama sekali tidak mempedulikannya, wajahnya tetap tenang, bahkan Nathan tidak merasa heran dan takut pada status Frans. Melihat Nathan yang tetap tenang, Frans merasa heran, dia heran karena Nathan masih belum bisa menebak statusnya.Nathan mengeluarkan pil obat dan hendak buka mulut. Namun, baru mau berbicara, Sarah yang ada di sampingnya mencubitnya dan memelototinya.Nathan tersadar dan segera mengerti. “Tuan, ini adalah pil obat yang aku buatkan untukmu, sudah jadi, setelah diminum, maka tubuhmu akan kembali sehat!”Kevi
“Apa kamu tahu siapa orang yang menjual ginseng itu kepadamu? Tinggal dimana? Kamu mau mencarinya dimana? Itu Kota Takari, bukan Kota Vale, kekuasaan ayahmu tidak sampai disana!” Nathan terus memprovokasi Frans, dan membuat wajah Frans semakin merah, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi karena yang dikatakan oleh Nathan memang benar.“Sudah, sudah, anggap saja ketidak beruntungan kali ini sebagai pengalaman, kalau berdiri di masyarakat, mana ada orang yang tidak pernah sial, ayo minum!” Kevin bergegas meredakan emosi Frans.Kalau Nathan dan Frans sampai terlibat keributan, maka masalahnya akan sulit diselesaikan, karena bagaimanapun Frans adalah putra orang nomor satu di Kota Vale, Kevin juga tidak bisa menyinggungnya dengan mudah.“Paman Kevin, dirumahku ada beberapa ginseng berusia ratusan tahun dan itu dijamin asli, aku akan menyuruh supir untuk membawakannya kemari!” Frans merasa kehilangan muka, dan berencana menyuruh supirnya membawakan beberapa tanaman ginseng dari rumahnya.“Fr
“Cukup!”Frans adalah putra orang nomor satu di Kota Vale, mana bisa dipukuli begitu saja, kalau Nathan tidak mengontrol tenaganya dan tinju itu sampai membunuh Frans maka masalahnya akan menjadi runyam.Mendengar ucapan Kevin, Nathan menarik kembali tinjunya, namun hanya gaya tinjunya yang tajam saja sudah membuat Frans merasa pipinya seperti terbakar, dan selangkangannya juga basah. Hidup selama ini, Frans belum pernah sekalipun dianiaya oleh orang lain, tadi dia merasakan tinjunya Nathan, itu saja sudah membuatnya ketakutan setengah mati.“Kalau kamu berani menyentuh Sarah lagi aku akan mencabut nyawamu!” Nathan menghempaskannya dengan ringan, dan Frans seketika terhempas lalu tersungkur di lantai.Frans berdiri lalu menatapnya dengan kejam, dia melihat celananya sendiri yang sudah basah, dia juga tidak punya muka untuk tinggal berlama-lama lagi.“Bajingan, kamu hanya seorang mantan narapidana, berani melawanku? Aku bisa membunuhmu kapan saja, lihat saja nanti!” raung Frans menganc
“Nyonya Heryani, semua ini tidak seberapa!” Kevin berkata.Mendengar ucapan Kevin, Heryani menerima barang-barang itu. “Kevin, kalian berdua duduk saja dulu, Martin sedang membahas sesuatu dengan pebisnis dari Kota Arial, sebentar lagi selesai!”“Nyonya Heryani, tidak perlu memperdulikan kami!” Kevin tersenyum lalu duduk di sofa dengan Nathan. “Tenang saja.”Nathan melirik sekelilingnya yang dipenuhi dengan perabotan lama, tidak ada yang bernilai, ini tidak terlihat seperti rumah seorang pejabat, dan Heryani, sebagai istri orang nomor satu di Kota Vale, namun wataknya begitu ramah. Nathan tidak mengerti bagaimana seorang ibu seperti Heryani bisa mendidik seorang seperti Frans.Tidak lama setelah Kevin dan Nathan duduk, pintu ruang baca terbuka, empat orang tiba-tiba keluar. Salah satu diantara mereka adalah Martin, pria paruh baya berusia 40 tahunan, pakaiannya terlihat sangat biasa, namun aura berwibawanya menyelimuti sekujur tubuhnya. Dan tiga orang lainnya adalah investor dari Kota
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa
Nathan berdiri membeku sejenak, memandang kerumunan di sekelilingnya. Mereka mengira dia pulang sebagai pahlawan, padahal dia datang untuk bersembunyi.Wajahnya mengeras. “Ryzen, bubarkan semuanya sekarang juga!”Tanpa menunggu reaksi, Nathan melangkah cepat ke arah mobil. Ryzen langsung memberi aba-aba pada anak buahnya, dan kerumunan pun mulai mundur.Zayn dan Kevin ikut masuk ke dalam mobil. Di dalam keheningan itu, mereka hanya menatap Nathan, tak mengucapkan sepatah kata pun, namun sorot mata mereka berkata banyak.Nathan mendesah pelan. "Aku tahu kalian ingin tahu tentang Sarah dan Beverly."Maka Nathan pun menjelaskan semuanya tentang pengejaran, tentang Sarah yang ditahan Martial Shrine, dan tentang betapa rumit situasinya kini.Raut wajah Kevin berubah drastis. “Nathan, kenapa semua ini bisa terjadi?”Nathan menunduk. “Paman Kevin, ada hal-hal yang memang harus aku lakukan, walau risikonya besar.”Dia tidak ingin semuanya menjadi seperti ini. Tapi ibu kandungnya masih berada
“Aku tidak hanya menginginkan menara itu,” suara Gill menukik tajam, tatapannya menyala penuh keserakahan. “Aku tahu kau menyimpan banyak harta karun. Serahkan semuanya, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk membiarkanmu hidup.”Nathan menyipitkan mata. “Begitu rupanya .…”Gill tak sekadar mengincar kekuatan, dia menginginkan segalanya.Matanya menyapu sekeliling. Jalan keluar tak mungkin dia tempuh secara frontal. Tapi, dia menoleh ke belakang, menara itu kini hanya bangunan kosong. Segel telah hilang dan itu bisa jadi jalan keluar. Tanpa berkata sepatah kata pun, Nathan membalikkan badan dan melesat masuk ke dalam menara.“Jangan biarkan dia kabur!” teriak Gill.BRAK! BRAK! BRAK!Nathan tak peduli. Dengan kekuatan penuh, dia menghantam dinding sisi timur menara.Batu-batu beterbangan. Dinding hancur, menciptakan celah besar. Dalam sekejap, Nathan menerobos keluar dan meledak ke udara, memusatkan kekuatan spiritual di kakinya dan melarikan diri dengan kecepatan penuh.Gill memaki k
Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut
Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya
Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa
Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u
Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b
Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P