Share

Bab 1023

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-03-29 23:14:10

Darah mengalir, wajah Ging berlumuran noda merah, sementara kedua pejuang saling berteriak penuh amarah. Ging, sambil menyeka darah dari wajahnya, meraung. "Aku akan membunuhmu!” tatapannya mengungkapkan luka batin dan kebanggaan yang tersakiti.

Nathan menatap balik dengan tatapan penuh kebencian. "Aku juga akan membunuhmu, Ging! Hari ini, kau harus membayar atas perbuatanmu menangkap pacarku!” Suara Nathan bergema, menyuarakan dendam yang telah lama terpendam, sementara aura di tubuhnya menyala, meskipun semakin lemah, menandakan bahwa setiap detik pertarungan ini adalah pertarungan antara nyawa dan kehormatan.

Keduanya melesat dengan kecepatan kilat, sengan setiap serangan dan balasan, arena itu berubah menjadi saksi bisu dari pertarungan yang tak hanya menguji kekuatan fisik, tetapi juga mengungkapkan kedalaman emosi, konflik batin, dan tekad yang tak terhingga. Setiap detik adalah perjuangan antara kehancuran dan kebangkitan, sebuah pertarungan yang akan dikenang sepanjang masa ol
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1024

    Sancho menatap Nathan dengan dingin. "Apa pun yang kau ucapkan, tak ada gunanya!” lalu memerintahkan. "Bawa dia pergi!”Namun, tak disangka, Milan, Nelson, Bachira, dan para pendukung lainnya segera menerjang untuk melindungi Nathan.“Tuan Sancho, Tuan Nathan adalah bagian dari kepolisian! Dia bukan orang yang bisa dipermalukan begitu saja!” seru Milan dengan dingin.“Tak pedulikan siapa dia! Karena dia telah berani melanggar aturan aliansi, aku yang akan menanganinya. Kalau kau berani banyak bicara, percayalah, aku akan membawa kalian semua juga!” jawab Sancho, tatapannya menusuk dengan ketegasan.Milan, yang tampak gemetar karena amarah, berusaha menantang. "Kau tak takut kepada Tuan Ryujin?”“Biarlah. Aku telah berkata, masalah ini hanya bisa kuselesaikan sendiri!” balas Sancho dengan suara penuh ancaman. “Minggir!”Saat kata minggir terdengar, tubuh Milan terhuyung mundur beberapa langkah..Kekuatan Milan tidak bisa dibandingkan dengan Sancho. Mereka adalah dua sosok yang berada d

    Last Updated : 2025-03-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1025

    "AARGH!" Nathan meraung, berjuang mati-matian melawan belenggu tersebut. Otot-ototnya menegang, urat-uratnya mencuat, namun belenggu itu tak mudah dipatahkan.Keamanan Martial Shrine bertukar pandang. Tanpa ragu, mereka melontarkan cahaya pekat dari tangan mereka. Kilatan itu seperti aliran listrik yang langsung merambat ke belenggu dan merasuk ke dalam tubuh Nathan."AAARGGGHHH!" Tubuh Nathan tersentak hebat, darah segar menyembur dari mulutnya.BAM!Tubuhnya menghantam tanah dengan keras.Sancho mendengus, menatapnya dengan penuh penghinaan. "Sudah kukatakan, lebih baik kau menyerah!"Keamanan Martial Shrine melangkah maju, siap membawa Nathan pergi. Namun, di saat itu juga, mereka semua terkejut. Nathan, yang seharusnya sudah tak berdaya, perlahan bangkit. Kilatan merah terang menyala di dahinya, seperti bara api yang baru saja tersulut!Angin di sekitarnya bergemuruh. Aura Nathan mulai bergejolak, semakin kuat, semakin liar.Para penonton menahan napas. “Apa yang akan terjadi sela

    Last Updated : 2025-03-29
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1026

    Dengan nada yang penuh rasa ingin tahu, Nathan bertanya kepada Milan. "Kapten Milan, siapa mereka?”Milan menatap Nathan dengan mata yang tenang namun penuh arti, lalu berkata. "Tuan Nathan, mereka adalah Ravensclaw dari organisasi Matilda. Di antara mereka, yang berbicara dengan suara lantang itu adalah Famrik sang pemimpin keempat orang itu. Di bawahnya—kaki tangannya—yang berada di sisinya adalah Ariel. Lalu ada Zechar dan yang terakhir adalah Fernand.”Kata-kata Milan menggema di benak Nathan, dia sempat teringat akan desas-desus yang pernah dia dengar dari Zephir—bahwa suatu ketika, Rebecca pernah dipungut oleh Ravensclaw, dan Zechar yang menyerahkannya kepada Zephir untuk dibesarkan. Sejenak, pikiran Nathan terombang-ambing antara kekaguman dan kebimbangan.Jika benar keempat sosok ini diutus oleh Zephir, apa maksud sebenarnya dan bagaimana mereka bisa begitu dekat dengan kekuatan yang begitu menakutkan?Tak lama kemudian, suasana di arena semakin memanas. Sancho naik ke tengah

    Last Updated : 2025-04-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1027

    Nathan pun mengangguk, menggenggam erat tangan para anggota Ravensclaw sebagai tanda terima kasih. Namun, perhatian Famrik tertumbuk pada sebuah detail penting, sebuah cincin yang terpampang di tangan Nathan. Tatapan Famrik sesaat dipenuhi kengerian, namun segera terganti oleh sikap tegas.“Kamu ikut denganku. Ada yang perlu kutanyakan,” perintah Famrik sambil melambaikan tangannya.Terkejut namun patuh, Nathan mengikuti Famrik menuju tempat yang tersembunyi. Di sana, tanpa peringatan, Famrik berbalik dan dengan penuh hormat berlutut di hadapan Nathan.“Ada apa, Tuan Famrik?” ujar Nathan, kebingungan.Namun, Famrik tetap tidak bergerak, lalu dengan suara berat dia berkata. "Bawahanmu, Famrik, memberi hormat kepada Tuan Ace!”Kata-kata itu mengguncang pikiran Nathan. ‘Ace? Apakah …. organisasi Matilda juga merupakan cabang dari Dragnows?!’Seluruh benak Nathan seketika dipenuhi pertanyaan yang tak terjawab. Dia teringat bahwa kekuatan organisasi Matilda begitu dahsyat, bahkan anggota R

    Last Updated : 2025-04-01
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1028

    Tanpa ragu, Nathan dan Famrik berjalan mendekati keributan.Dari tengah-tengah kerumunan, Sancho menyeringai. "Nathan, kamu tampak ragu untuk melangkah, ya?”Nathan hanya membalas dengan tatapan dingin, menyembunyikan kegelisahan yang menggelegak.“Apakah kamu ingin merasakan tekanan nyata? Kalau begitu, kami tak akan segan memberimu pelajaran!” ancam salah seorang ketua keamanan dengan suara dingin.Swooosshhh!PLAK!CRACK!Di saat itu, Famrik melesat bak bayangan yang menghantui—dia tiba-tiba muncul di hadapan ketua keamanan Martial Shrine, dan dengan satu tamparan yang memecah keheningan, kepala sang ketua hancur berkeping dalam sekejap. Darah segar memercik ke mana-mana, menggambarkan betapa intensnya pertempuran yang sedang terjadi.Keributan semakin memuncak. Tak ada yang menyangka bahwa Famrik, dengan temperamen yang berapi-api, rela menghabisi nyawa demi melindungi Nathan.“Famrik?! Ka-kau .…” dengus Sancho terpana, sementara aura mematikan mulai menyelimuti anggota Martial Sh

    Last Updated : 2025-04-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1029

    Di aula megah Martial Shrine, Sancho terisolasi dalam keheningan, duduk dengan mata yang menyimpan amarah dan kegetiran yang mendalam. Kejadian hari itu telah membuatnya hampir meledak dalam kemarahan.Tak lama kemudian, seseorang berlari mengabarkan. "Tuan Sancho, Duta Besar Negara Solara, Elon Lune, telah meminta untuk bertemu dengan Anda!”“Duta Besar Negara Solara?” gumam Sancho dengan nada tercengang, kerutan di keningnya mengungkap ketidakpercayaan yang mendalam. “Untuk apa Duta Besar ingin menemuiku? Aku hanyalah Ketua Martial Shrine, jabatan sipil yang jauh dari urusan resmi pemerintahan.”Meskipun begitu, ada aura misterius yang mengitari pertemuan itu, membangkitkan pertanyaan yang semakin merundung pikirannya.“Persilahkan dia masuk,” perintah Sancho terdengar ragu namun penuh kewaspadaan, membuka gerbang bagi kehadiran Elon.Sosoknya yang berpakaian rapi dengan setelan jas dan berjanggut, sang duta melangkah ke dalam ruangan dengan penuh wibawa, menunjukkan bahwa setiap la

    Last Updated : 2025-04-02
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1030

    Sementara itu, setelah mengalahkan Ryuki, Nathan tidak berlama-lama dan segera kembali ke Saibu Care bersama Guyton. Pikiran Nathan dipenuhi kekhawatiran akan keadaan Beverly. Dia ingin memastikan apakah Herold dan yang lainnya telah menemukan obat untuk mendetoksifikasi racun dalam tubuh Beverly.Saat Nathan tiba di Saibu Care, Beverly masih terbaring tak sadarkan diri. Herold dan beberapa tetua lainnya tampak putus asa, mereka kehabisan cara. Nathan menatap Beverly yang tak berdaya, menyadari bahwa satu-satunya harapan adalah membawanya ke Celeste. Hanya dengan menemukan Ramos, mereka bisa mendetoksifikasi racun yang mengancam nyawa Beverly.“Nathan, bagaimana pertarunganmu dengan Ryuki? Apakah Ravensclaw memberikan bantuan?” Zephir bertanya, nada suaranya penuh perhatian.“Ryuki kalah. Jika bukan karena Ravensclaw turun tangan, sepertinya Martial Shrine tidak akan membiarkanku pergi dengan selamat,” Nathan menjawab, sedikit gemetar saat mengingat betapa dekatnya dia dengan kematian

    Last Updated : 2025-04-03
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1031

    “Saudara, ke mana kamu akan pergi?” tanya sopir taksi itu setelah mereka duduk.“Tolong antarkan aku ke hotel yang agak besar untuk beristirahat,” Nathan meminta, menyadari bahwa dia perlu mencari tempat untuk tinggal sebelum mencari Ramos.“Saudara, sepertinya kamu orang luar kota? Kenapa bisa datang ke tempat kami? Para pemuda di sini sudah pergi ke luar kota untuk bekerja, tidak ada yang mau menetap di tempat yang buruk ini,” Sopir taksi itu tampak senang mengobrol, terus berbicara dengan Nathan.“Aku hanya memiliki janji dengan seorang teman,” Nathan menjawab sambil memejamkan matanya, berusaha menenangkan pikirannya.“Dari pakaianmu, sepertinya kamu cukup punya uang. Aku akan membawamu ke satu-satunya hotel bintang lima di ibukota kami. Dengar-dengar, di sana sangat mewah. Seumur hidupku, aku tidak pernah punya kesempatan untuk tinggal di sana. Biaya pembangunannya kabarnya mencapai triliunan, disana harusnya sangat mahal,” Sopir taksi itu terus berceloteh, antusias dengan inform

    Last Updated : 2025-04-03

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1084

    Kata-kata itu menusuk benak Nathan seperti panah yang melesat dari masa lalu. Dia memandangi naga emas yang mengelilinginya, meliuk seperti nyala api dari langit, namun tak satu pun gerakannya bisa dia kendalikan. Dia bahkan tak tahu kapan naga itu muncul.‘Apakah .... ayahku seekor naga?’ pikirnya, setengah cemas, setengah terpukau.Ingatannya terlempar ke Pulau Draken, saat naga Yin yang terkenal ganas justru menyerah tanpa perlawanan, memberikan batu mata naganya seolah tunduk. Saat itu, Nathan mengira dia hanya beruntung. Tapi sekarang ….“Mungkinkah darah mereka mengalir dalam tubuhku?” dia memandang pria tua itu, matanya dipenuhi gejolak. “Senior, apa maksudmu dengan Putra Naga? Siapa aku sebenarnya? Apakah aku anak dari seekor naga?”Untuk sesaat, kesunyian menggantung di antara mereka seperti kabut tebal.Pria tua itu menatapnya dan hanya tersenyum tipis, seakan tahu betapa hancurnya fondasi hidup Nathan saat ini diguncang oleh satu pertanyaan. “Kamu akan tahu,” katanya lembut

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1083

    Tinju dilayangkan, dentuman maha dahsyat mengguncang dinding batu. Retakan halus menjalar seperti jaring laba-laba di sekeliling pintu. Ledakan suara menampar lorong, bergema seperti auman raksasa purba yang terbangun.Di luar menara, Gill berdiri di antara reruntuhan dan kabut gelap dengan wajah terperangah."Apa yang dia lakukan di dalam?! Seperti sedang merobohkan seluruh fondasi!""Tuanku," Hago menimpali, wajahnya pucat diterpa kilatan petir dari langit kelam. "Sepertinya Nathan ingin menghancurkan menara ini. Dia tidak bisa memilikinya, jadi takkan membiarkan kita menyentuhnya."Gill mengepalkan pedangnya, aura hitam mulai berputar di sekeliling tubuhnya. "Kalau begitu, kita masuk sekarang sebelum dia menghancurkan semuanya!"Di dalam menara, Nathan sudah melayangkan pukulan kedelapan. Nafasnya berat, telapak tangannya mulai berdarah. Namun pintu perunggu tetap berdiri abadi dan dingin seperti batu nisan zaman kuno."Apa ini semacam kunci jiwa?" gumamnya sambil menatap tinjunya

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1082

    Sementara itu, di dalam.Klik~Bunyi halus terdengar dari dalam pintu perunggu. Simbol-simbol di permukaannya mulai menyala, satu per satu, seperti barisan bintang yang diaktifkan.Nathan membuka mata, apasnya tercekat. “Pintu itu .… merespon!”Bzzzzhh!Perlahan, pintu perunggu terbuka, bukan ke dalam atau ke luar, melainkan menghilang ke dalam cahaya seperti menguap ke dimensi lain. Di balik pintu itu, terdapat tangga spiral yang turun jauh ke dalam perut menara. Udara dari bawah terasa dingin, seperti embusan napas dari dunia lain.Nathan menggigit bibirnya, dia tahu ini satu-satunya harapannya untuk menyelamatkan menara atau memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi Gill dan orang-orang keluarga Wilford. Tanpa ragu, Nathan melangkah masuk dan mulai menuruni tangga. Pandangan Nathan menyapu sekeliling ruang menara.“Menara ini bukan tempat biasa.”Bentuk dan ukurannya, pancaran energi spiritual yang terus mengalir terlalu misterius.“Mungkinkah ini sebenarnya senjata sihir? Atau, wa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1081

    Nathan tersenyum tipis. Tapi senyuman itu tidak membawa kehangatan, itu adalah senyuman milik seseorang yang telah membuat keputusan. “Bukan gertakan,” bisiknya dingin. “Itu adalah nisan yang baru saja kau gali sendiri.”Gill menatap Nathan dengan pandangan tajam, senyum sinis masih menempel di wajahnya. “Kau terlalu percaya diri.”Swosshh~Dalam sekejap, tubuh Gill menghilang dari tempatnya, melesat seperti bayangan! Nathan tak bergerak, matanya hanya menyipit sepersekian detik sebelum serangan.Slashh!Sebuah pukulan meluncur dari arah kiri, cepat dan berat seperti meteor. Tapi Nathan memiringkan tubuhnya hanya setipis helai rambut, menghindari serangan itu tanpa panik. Bugh!Siku Nathan melesat balas ke arah dada Gill dengan kecepatan tak kasat mata. Gill mengebloknya dengan lengan kiri, suara benturan tulang beradu terdengar nyaring di udara malam.Bugh! Bugh! Bugh!Serangan demi serangan saling beradu, tinju, siku, tendangan, sapuan kaki. Setiap benturan menghasilkan gelombang u

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1080

    Nathan berdiri di depan menara kegelapan, jubahnya berkibar pelan tertiup angin malam. Matanya menatap lurus ke arah pria yang telah meretakkan formasi pembunuhnya.Di bawah sinar bulan yang dingin, aura mereka saling berbenturan meski belum ada yang bergerak.Gill berhenti menghantam, tangannya yang terluka mengepal pelan, namun ekspresinya tetap tenang. Matanya menyapu Nathan dari atas ke bawah. “Jadi, kau Nathan?” ujarnya, suaranya rendah tapi menggema seperti bergema dari dasar lembah.Nathan menatapnya datar. “Dan kau pasti Gill, Tuan Muda yang disembunyikan di balik bayangan nama Wilford.”Gill menyeringai tipis. “Kau lebih pintar dari yang kuduga.”Nathan menatap luka di tangan Gill. “Formasi pembunuhku membuatmu berdarah. Tidak buruk untuk seorang ‘tuan muda’, bukan?”Gill tertawa pelan, tatapan matanya sinis. “Kalau formasi sekelas itu saja sudah membuatku mundur, aku tidak pantas menyandang nama Wilford.”“Sayangnya,” Nathan menimpali, suaranya seperti mata pisau menggores b

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1079

    Formasi terpasang sempurna. Nathan menarik diri ke dalam bayang menara, menatap ke dalam kegelapan sambil menghela napas berat.Di luar, Hago memandang menara yang bergetar pelan, detak hatinya berpacu.“Sehebat ini?” satu prajurit bisik, suaranya hampir tak terdengar.Hago memutar wajah, mata redup menyala. "Nathan menghancurkan Ging dan melukai Kaidar, mereka seorang dengan kekuatan puncak penguasa Ingras tingkat akhir! Apa kita lebih hebat?"Gemuruh aktivitas di menara menggetarkan tanah. Kilatan cahaya ungu menelusup silang di balik jendela tinggi menara, seolah detak jantung yang siap meledak.Prajurit terhuyung, Hago mencibir pelan, sipi matanya menerawang ke cakrawala. "Tunggu Tuan Gill datang, aku akan melihat ke mana larinya Nathan kemudian."Dalam senyap menara, Nathan tenggelam kembali dalam kultivasi. teknik kijutsu berputar liar, menara bergetar hebat, merintih menahan badai energi yang menyedot setiap partikel energi spiritual di sekitarnya.“Apa?! Menara itu bergetar? P

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1078

    Di bawah bayang menara, sosok itu terbungkus gaun hitam, wajahnya masih membelakangi mereka. Nathan membuka mata, sebuah kilatan biru dan merah menari di tengah pupilnya.Hago menegakkan punggung, mencoba menutupi keterkejutannya. “Siapa kau?” tanyanya, tingkahnya tenang namun bergetar tipis.Nathan menoleh perlahan, bayangan luncur di pipinya. “Pemilik sah villa ini,” jawabnya dingin. “Jika ingin selamat, mundur sekarang.”Getaran energi spiritual mengepul di telapak Nathan, aura naga melingkari tubuhnya.“Kami wakil keluarga Wilford!” desak Hago, namun suaranya gemetar. “Ramos telat bayar hutang, villa ini jadi milik kami. Lalu kamu siapa?”Nathan mengangkat dagu, cahaya dingin menyorot wajahnya. “Ramos sudah tiada, tapi tanah dan menara ini kini di bawah kendaliku,” ujarnya tenang. “Akan kucabut nyawa kalian jika berani menentang.”Beberapa prajurit keluarga Wilford saling berpandangan, tangan mereka mengepal pada gagang pedang.Salah satu dari mereka terangkat suaranya. "Tuan Hago

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1077

    Debu dan serpihan porselen beterbangan, kristal lampu bergetar. Kaidar merasakan detik-detik terombang-ambing antara hidup dan mati, namun dia tetap tegap, mencatat setiap celah serangan Gill. Dengan satu teriakan rendah, Kaidar membalikkan formasi menjadi cincin pelindung, gelombang magis memantulkan serangan Gill, menimbulkan kilatan cahaya keunguan yang menari seperti naga kecil sebelum lenyap.Pertarungan singkat itu berakhir secepat kilat, tak ada korban luka baru, namun udara di antara mereka masih bergetar penuh ketegangan.Gill terdiam, matanya menatap kekaguman dan kewaspadaan. Dia menurunkan energi hitamnya, senyumnya merekah hangat namun penuh tipu daya. “Kaidar, rahasiamu pantas diperjuangkan. Menara Herton akan menjadi milik keluarga Wilford, dan kau, anak muda, pantas mendapatkan jatahmu.”“Aku akan mengirim pasukan ke sana, tidak akan ada siapapun yang bisa memasuki Villa itu!”Kaidar mengangguk pelan, rasa lega dan kemenangan berpadu di dadanya. “Tuan Gill, apakah Anda

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1076

    Di Kota Hulmer, di kediaman megah keluarga Wilford, cahaya senja menyusup melalui jendela kaca patri ruang tamu. Gill, tuan muda Wilford, bersandar di kursi berlapis kain emas, dahi berkerut memikirkan langkah Kaidar. Sinar matahari sore menari di lengkungan langit-langit, menciptakan bayangan bergerigi yang seolah berbisik rahasia kuno.“Hago,” panggil Gill pelan, matanya menatap jajaran lukisan leluhur yang terpajang di dinding. “Mengapa Kaidar memilih Kota Yundom untuk berlatih? Dan apa hubungan villa Ramos dengannya?”Hago, penghuni lorong panjang dengan napas teratur, menunduk hormat. “Tuan Muda, ada sesuatu ganjil pada menara tua dalam kompleks keluarga Herton—bangunan itu seolah menolak bayangan zaman. Semua sayap villa telah dipugar, kecuali menara itu yang tetap lapuk dan dingin.”Gill bangkit, tatapannya menyala, lingkaran kekuasaan keluarga Winaya tak berdaya menjangkau Yundom. “Rahasia apa yang tersembunyi di balik dinding usang itu, sampai Kaidar tega merenggut nyawa Ramo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status