Lei Xiayu mengelus dagunya, masih mempertimbangkan antara untuk ikut mengajukan penawaran atau merelakannya saja, pasalnya walaupun dia berhasil memenangkan barang tersebut, tidak ada jaminan Jamur Tujuh Warna itu akan aman bersamanya sebab ada dua kelompok di ruangan VIP yang ikut menawar bahkan para kultivator pengelana sudah menghentikan penawaran karena tidak ingin menyinggung salah satu pihak.
Lei Xiayu memandangi ruangan mereka masing-masing, namun tidak bisa melihat sosok di dalamnya sebab tempat itu dilapisi kaca yang dapat menahan penglihatan dari luar.Dia semakin penasaran dengan perwakilan dari keluarga Lei-nya sebab terdengar suara seorang wanita yang turut serta mengajukan penawaran."70.000!" ujarnya dengan suara yang lembut dan mempesona.Dalam waktu singkat, harga penawaran sudah melebihi dua kali lipat dari harga awal dan terus meningkat.Mendengar pengajuan tersebut pihak dari pesaingnya, Yao Ming seolah tidak ingin kalHingga sejauh ini Paviliun Anggrek Putih sudah mengeluarkan sebanyak lima barang yang dilelang, pada barang ketiga adalah sebuah catatan beladiri peninggalan seorang kultivator yang ditemukan di reruntuhan kuno. Lei Xiayu tidak tertarik karena baginya teknik-teknik yang dimilikinya di masa lalu masih jauh lebih hebat dibandingkan teknik yang disebut 'Tubuh Baja' itu, dia hanya membutuhkan ranah kultivasi yang lebih tinggi saja untuk mulai mempelajarinya kembali.Sementara ketujuh tamu VIP juga tidak terlalu tertarik karena teknik yang mereka miliki jauh lebih hebat dibandingkan teknik tersebut, sehingga 'Tubuh Baja' jatuh ke tangan seorang kultivator pengelana dengan harga 75.000 batu permata kualitas rendah.Bagi mereka yang berlatih sendiri dan tidak tergabung pada klan atau sekte, maka teknik tersebut akan membantu mereka selangkah lebih tinggi untuk menjadi kuat. Jadi, tidak rugi untuk membelinya.Melihat itu mata Lei Xiayu seolah berkilau terang, dia
"60.000!""65.000!""70.000!""75.000!"Penawaran semakin intens dan sengit sebab tidak ada yang mau mengalah dari masing-masing pihak. Sekarang Xia Hongyan tidak lagi sepenuhnya menginginkan pedang berkarat itu, melainkan dia ingin membungkam mulut Lei Xiayu agar tidak lagi berbicara. Dia merasa harga dirinya telah dilukai."Tuan muda, sebaiknya hentikan di sini saja. Ingat tujuan awal kita, jangan sampai anda menghamburkan uang untuk sesuatu yang tidak perlu atau Patriark akan marah besar." Pengawal Xia Hongyan kembali mengingatkan yang dibalas dengan tatapan tajam."Kau mengancamku?" ujar Xia Hongyan kesal."Tidak… bukan begitu tuan muda. Tapi prioritas utama kita saat ini adalah untuk mendapatkan barang utama.""Aku tidak perduli!" Xia Hongyan mendengus kesal.Mau tidak mau pria paruh baya itu menuruti keinginannya. Tapi dia tetap memberikan batasan. Xia Hongyan hanya boleh menghabiskan 100.000 untu
Banyak tamu yang merasa kecewa dengan harga yang ditawarkan oleh Mu Lanxi, tapi mereka juga memakluminya mengingat Pil Panjang Umur termasuk pil kelas surgawi. Sesuai dugaan, kini hanya kelompok dari ruangan VIP yang mengajukan penawaran.Dimulai dari seorang tetua Sekte Awan Putih yang mengajukan harga 1.150.000, sambil terkekeh dia mengutarakan, "Mahaguru kami sudah cukup tua, jadi mendapatkan 100 tahun usia tambahan adalah sebuah keberuntungan untuknya. Kami tidak bisa melewatkan kesempatan emas ini, mohon saudara-saudari tidak mempermasalahkannya."Pria itu memejamkan mata, namun tidak ada seorangpun yang benar-benar luput dari pengamatannya. Dari tubuhnya juga memancarkan kekuatan yang begitu besar, sangat mendominasi.Wajahnya terlihat seperti seorang yang berada di puncak usia lima puluh tahunan, namun semua orang tahu kalau usia sebenarnya sudah lebih dari seratus tahun.Meski berusaha tetap terlihat bersahabat, namun semua orang bisa mena
Pandangan semua orang tertuju pada ruangan keluarga Duan setelah mereka mengajukan penawaran pertama dengan harga yang langsung fantastis. Tapi itu tidak mengejutkan mengingat keluarga Duan adalah sekumpulan praktisi yang mendalami ilmu tombak, jadi Tombak Penakluk Langit memang sangat cocok berada di tangan mereka.Saat para tamu mengira senjata itu akan jatuh ke tangan keluarga Duan dengan mudah, mengingat latar belakang dan kekuatan mereka pasti tak akan ada yang berani menyinggungnya, tiba-tiba saja terdengar suara dari ruangan VIP lainnya."1.600.000!"Suara itu berasal dari Wu Ming, "Kuharap penderma Duan tidak mempermasalahkan ini. Kebetulan kuil kami juga mempelajari sedikit teknik tombak, jadi hamba merasa tertarik dengan senjata ciptaan Penderma Bai ini." ungkap Wu Ming dari dalam ruangannya.Duan Xuanying yang berada di ruangannya ingin mengumpat, tapi dihentikan oleh tetua Lao San yang bersamanya. "Tuan muda, tidak perlu menyinggung bi
"Terima kasih para hadirin sudah mengikuti acara lelang sampai saat ini. Dan sekarang kita sudah berada di penghujung acara, maka dengan ini kami akan menampilkan barang terakhir yang akan dilelang." Mu Lanxi mencoba mengembalikan ketenangan acara pasca kehebohan yang disebabkan barang kesembilan."Barang utama kali ini sangat langka dan berharga sebab itulah senior Mu Tiezhu akan hadir di sini untuk mendampingiku!" Mu Lanxi menyambut manajer Paviliun Anggrek Putih yang sedang berjalan ke arah panggung membuat para tamu kembali heboh."Barang apa yang dimaksud Nona Mu sampai-sampai harus membuat manajer Mu turun tangan secara langsung?""Kudengar barang ini berhubungan dengan sebuah roh api.""Apa? Roh api?""Oh tidak, lihatlah barang yang berada di tangan manajer Mu, bukankah barang itu yang kalian maksud?"Pandangan tamu yang berada di lantai bawah mengarah pada Mu Tiezhu yang sedang membawa sebuah benda berbentuk bola kristal
"20.000.000!"Semua orang terperangah saat Luo Ming mengucapkan harga tersebut, tidak membayangkan tabib nomor satu di Kota Zhengzhou itu akan bertindak sejauh ini untuk memenangkan Api Azure, terlebih lagi dia sudah menyinggung keluarga Xia untuk mendapatkannya."Tidak kusangka tabib Luo akan berbuat senekat ini, sepertinya dia sudah memiliki rencana ke depannya." Tetua Jiang mengelus dagunya. Menurutnya sekalipun itu Luo Ming, seorang tabib yang baru saja mencapai tingkat grandmaster alkemis, namun seharusnya tidak secara terang-terangan menyinggung keluarga Xia yang merupakan salah satu keluarga besar di Kota Zhengzhou.Apalagi kalau tidak salah ingat, Luo Ming juga pernah menyinggung Hua Mei dari keluarga Lei untuk mendapatkan barang sebelumnya. Tentu saja mereka tidak akan melepaskannya dengan mudah.Tetua Jiang terlihat perduli pada Luo Ming karena sebenarnya mereka adalah teman lama, namun dia juga tidak terlalu khawatir pada keselamatannya
Duan Xuanying kembali duduk di dekat Lao San setelah pertarungannya gagal karena dihentikan oleh Mu Lanxi yang tiba-tiba muncul. Namun dia sepertinya enggan melepaskan Lei Xiayu begitu saja sehingga melontarkan ancaman padanya."Lihat saja nanti, aku akan membuatmu menderita!" dengusnya kesal.Lei Xiayu tidak terlalu memperdulikan ancaman Duan Xuanying karena perhatiannya berfokus pada Mu Lanxi yang sedang mengeluarkan sebuah benda berbentuk gelang. Dia bisa mengenalinya dalam sekali lihat, benda itu dikenal sebagai gelang semesta, bisa menyimpan sumber daya ataupun barang-barang berharga di dalamnya termasuk batu permata."Silahkan para senior membayar tagihan dan memasukkannya ke dalam gelang semesta ini," Mu Lanxi meminta para pemenang lelang memindai gelang semesta milik mereka untuk memindahkan sejumlah batu permata ke dalam gelang semesta miliknya sesuai jumlah yang berlaku untuk memenangkan barang lelang.Gelang semesta juga dibedakan menur
Lao San terus meningkatkan tempo serangannya, setiap pukulan yang dia lepaskan menciptakan ledakan di udara kosong, namun tetap saja lawan berhasil mengimbangi setiap gerakannya tanpa kesulitan bahkan terlihat lebih mendominasi, pukulannya yang mampu menumbangkan pohon dalam sekali serangan tidak mampu menembus pertahanan lawan menunjukkan perbedaan kekuatan di antara keduanya memang terpaut cukup jauh.Lao San kembali menjaga jaraknya saat mereka sudah bertukar beberapa serangan untuk menganalisa kemampuan lawannya lebih jauh lagi. Tapi pria misterius itu tidak membiarkan Lao San untuk mengambil napas, sekarang dia yang berinisiatif untuk menyerang.Setiap serangan yang dia lepaskan selalu mengarah ke bagian vital Lao San membuatnya mau tidak mau harus dalam posisi bertahan. Namun kemampuan lawannya ini benar-benar tidak bisa diprediksi, gerakannya begitu cepat bahkan sulit diimbangi oleh Lao San sekalipun hingga pada satu kesempatan dia berhasil melepaskan satu p
Klan Mu sedang bertarung mati-matian untuk mempertahankan kediaman mereka dari ancaman Serikat Iblis, baik anggota klan yang baru menapaki jalan keabadian ataupun para tetua bekerja sama dengan keras saling melindungi satu sama lain, meskipun tidak bisa dipungkiri korban berjatuhan di pihak mereka tidak sedikit, namun semangat juang mereka tak perlu dipertanyakan lagi. Tapi dalam jalan keabadian, terkadang kelebihan jumlah pasukan tidak menjadi penentu kemenangan pertempuran, anggota klan Mu memang lebih banyak dibandingkan pasukan Serikat Iblis yang menyerang, namun dari segi ranah dan pengalaman bertarung jelas klan iblis lebih baik, apalagi klan Mu kebanyakan mereka yang berasal dari generasi muda, membuat mereka dalam situasi yang sulit. Para tetua dan senior klan sebisa mungkin melindungi generasi muda, tapi dengan kemampuan mereka yang terbatas tentunya tidak akan berjalan dengan mudah, apalagi pasukan dari Serikat Iblis ini tidak segan-segan membunuh setiap orang yang ada di
Nie Guanyu, Tao Zexi, dan Bao Jun merupakan tiga nama yang tidak asing lagi di dunia kultivator karena masing-masing dari mereka menduduki posisi Patriark di klan Nie, Tao, dan Bao serta telah mencapai ranah Pencerahan Spiritual membuat kemampuan mereka cukup diperhitungkan.Beberapa hari lalu, kediaman mereka dikunjungi oleh seorang kenalan lama yang cukup ketiganya segani, Lei Zhihao dari kota Zhengzhou. Kebetulan saat itu mereka sedang berkumpul di kediaman klan Nie karena membahas sesuatu sehingga mereka mempersilahkan Lei Zhihao untuk bergabung.Nie Guanyu merupakan seorang pria sepuh, terlihat berusia enam puluh tahunan dengan rambut yang telah memutih sepenuhnya, badan kurus dan pendek namun memancarkan kekuatan yang sangat besar dan lebih kuat dibandingkan lainnya.Tao Zexi seperti berusia empat puluh tahunan, rambut klimis dan memiliki penampilan yang rapi tampak terpelajar dan lebih terlihat seperti seorang sarjana. Pria ini cukup pendiam dan hanya berbicara jika menurutnya
Sepanjang pertempuran tidak ada kondisinya yang lebih buruk daripada Lei Zhihao dan Xia Gengxin, harus menghadapi Mo Yan, jendral iblis terkuat yang memimpin penyerangan itu membuat keduanya mengalami nasib naas. Walaupun sama-sama berada di ranah Pencerahan Spiritual, namun baik Lei Zhihao maupun Xia Gengxin baru mencapainya paling lama sepuluh tahun, sementara Mo Yan sudah berada di tingkat yang sama jauh lebih lama daripada keduanya membuat praktiknya lebih tinggi.Lei Zhihao baru saja kehilangan lengan kirinya setelah berhasil dipotong oleh teknik milik Mo Yan yang menjadikan qi kematiannya menyerupai pedang diselimuti darah, sementara Xia Gengxin kondisinya juga tidak lebih baik mengalami luka dalam yang sangat serius. Berbanding terbalik dengan Mo Yan yang hanya menerima luka kecil menunjukkan perbedaan kekuatan di antara mereka terlihat sangat jelas.“Saudara Xia, kita dalam masalah besar.” Lei Zhihao menggeleng kepala pelan, dia baru saja berhasil menghentikan pendarahan pada
Perbedaan jumlah dan kekuatan benar-benar dapat dirasakan pada pertempuran yang terjadi di kediaman keluarga Duan. Banyak anggota klannya yang sudah tewas terbunuh di tangan pasukan Serikat Iblis, serta beberapa tetua yang juga tidak terlepas menjadi korban keganasan kelompok itu.Tetua tertinggi keluarga Duan juga tidak dapat mempertahankan nyawanya lebih lama, ia harus terbunuh ditangan jenderal iblis yang memimpin penyerangan tersebut dengan cara begitu sadis, tubuhnya hancur berkeping-keping tanpa tersisa. Namun, sebelum terbunuh tetua tertinggi keluarga Duan berhasil mengirimkan pesan kepada Duan Jie menggunakan token khusus, membuatnya setidaknya bisa mati dengan tenang.Melihat tetua tertinggi sekaligus jagoan terkuat yang saat ini berada di klan mereka sudah terbunuh, anggota keluarga Duan tidak melakukan perlawanan lebih jauh. Mereka menyerah dan pasrah karena sadar tak akan bisa selamat dari pertempuran ini.Pada malam ini, salah satu keluarga besar di Kota Zhengzhou resmi d
Lei Qintian mulai membentuk pedang raksasa dengan qi-nya, walau kemungkinannya kecil tapi dia akan berusaha untuk membebaskan para tetua dari cengkeraman tangan Gong Xijian karena jika mereka mati maka akan berimbas pada keseimbangan klan. Lei Qintian yakin akan ada banyak pihak yang mendatangi klan Lei untuk mengambil keuntungan dari mereka, karena itulah keberadaan para tetua ini sangat penting. Seolah langit sedang membantunya, Lei Qintian menyadari tekanan yang dilepaskan roh beladiri Gong Xijian tidak sekuat sebelumnya, sehingga merasa ini adalah kesempatan yang tepat untuk melancarkan aksinya. Dengan cepat Lei Qintian menebaskan pedang raksasa itu untuk memotong aliran energi. Slash! Duar! Ledakan besar terjadi ketika Lei Qintian berhasil memotong energi tersebut, namun membuatnya terlempar ratusan meter karena pembalikan energi, begitu juga dengan para tetua yang mengalami luka parah. Tapi, satu hal yang pasti yaitu Lei Qintian berhasil menyelamatkan para tetua sebelum e
Gong Xijian mengalirkan qi-nya ke kadal raksasa yang seketika membuka mulutnya lebar-lebar sebelum menciptakan bola api raksasa yang menyebarkan momentum begitu panas membuat suhu udara di wilayah sekitar tempat itu naik beberapa kali lipat. Untungnya anggota klan Lei sudah menjaga jarak yang cukup jauh sehingga tidak ada korban dari pihak mereka.Lei Qintian mengeraskan rahangnya, dia sudah membentuk sebuah energi pedang untuk menghalau serangan yang akan datang. Di waktu yang hampir bersamaan, keduanya telah berhasil menyempurnakan teknik mereka masing-masing.“Semburan Api Kematian!”“Pedang Menembus Inti Semesta!”Bola api dan pedang raksasa itu saling bertabrakan menciptakan ledakan yang begitu besar membuat para tetua klan Lei harus membentuk energi pelindung untuk melindungi diri dan anggota klan lainnya agar tidak terkena efek samping dari benturan energi tersebut.Terlihat retakan besar pada energi pelindung itu menandakan jika pertukaran kekuatan di antara keduanya memang sa
Naga petir itu mengikuti setiap langkah yang dilakukan Gong Xijian, tidak membiarkannya melepaskan diri seolah di matanya hanya ada Gong Xijian saja sehingga menciptakan ledakan demi ledakan yang cukup keras setiap kali benturan di antara keduanya terjadi.Walaupun naga itu belum dapat melukai Gong Xijian karena pertahanannya yang sulit ditembus, namun tetap saja membuat gerakan jendral iblis itu menjadi terbatas karena harus diakui naga petir tersebut juga mengeluarkan kekuatan yang cukup besar. Disisi lain, setiap pertahanan yang dibentuk Gong Xijian juga membutuhkan energi yang tidak kalah besarnya sehingga qi-nya dengan cepat banyak terkuras. Gong Xijian merapatkan giginya geram, jika hal tersebut dibiarkan terus berlanjut maka qi-nya lama-kelamaan akan semakin menipis sehingga mau tidak mau Gong Xijian harus memikirkan cara agar bisa keluar dari cengkeraman naga itu.“Kenapa kau terus memaksaku?” Gong Xijian berdecak kesal. “Hancurlah!”Gong Xijian membentuk mantra tangan yang s
Semakin lama pertarungan di antara keduanya, Lei Delan semakin menyadari jika kemampuan bertarung Lei Xiayu memang jauh di atasnya, apalagi pemuda itu memiliki teknik pedang yang sangat beragam dan sulit ditebak sehingga menyulitkan Lei Delan untuk mengimbanginya bahkan dia sampai terkena sabetan pedang berkali-kali di beberapa bagian tubuhnya.Dengan napas memburu Lei Delan berhasil menjaga jaraknya setelah terkena serangan untuk yang kesekian kalinya.“Darimana sebenarnya bocah ini mendapatkan teknik-teknik sekuat ini?” Lei Delan benar-benar harus mengakui keunggulan lawannya itu sehingga muncul rencananya untuk melarikan diri karena jika memaksakan bertarung lebih lama dia khawatir Lei Xiayu akan semakin membuatnya terluka bahkan dapat membunuhnya.Lei Delan yang tadinya selalu bertarung dalam posisi bertahan kini tampil lebih menyerang dan berharap bisa menemukan celah agar bisa melarikan diri. Lei Xiayu tentu saja menyadari niat lawannya itu membuatnya tersenyum penuh arti.“Ingi
Lei Qintian tak menghiraukan tatapan semua orang yang mengarah padanya, ketika Pedang Penakluk Naga sudah berada di dalam genggaman tangannya, pria itu segera memberikan serangan pertamanya, namun Gong Xijian masih bisa menghindarinya dengan tanpa kesulitan.Lei Qintian tetap tenang dengan mengubah arus serangannya yang kali ini menargetkan titik vital lawan, Gong Xijian dengan cepat menutupi bagian lehernya itu sehingga menunjukkan celah pada perutnya, hal tersebutlah yang dimanfaatkan oleh Lei Qintian karena dari awal dia memang mengincar bagian tersebut dan leher hanyalah sebagai pengalihan sehingga sebuah pukulan mendarat tepat di tubuh Gong Xijian.Pukulan itu dipenuhi banyak tenaga membuat Gong Xijian meringis kesakitan walau kulitnya sebenarnya sangat tebal karena efek transformasi Iblis, namun ternyata pukulan Lei Qintian itu tetap dapat membuatnya terpukul hingga puluhan meter sebab Lei Qintian sendiri menggunakan teknik ‘Tinju Petir' untuk menjatuhkan law