“Tadi saya berniat hendak mengejarnya, akan tetapi karena kalian para prajurit Kesultanan Demak datang saya urungkan niat itu,” ujar pria berpakaian compang-camping.“Hormat kami Dewa Pengemis, terima kasih telah muncul di kawasan ini. Kami memang tengah menjalankan perintah yang mulia Sultan untuk mencaritahu siapa sebenarnya pria bertopeng yang mengaku sebagai Pendekar Rajawali Dari Andalas itu sekaligus diperintahkan untuk menangkapnya,” ucap salah seorang prajurit seraya memberi hormat di ikuti belasan prajurit lainnya karena mereka sangat mengenal sosok pria berpakaian compang-camping yang tidak lain adalah Dewa Pengemis.“Saya tadi sempat menghajarnya, dan saya sama sekali tidak yakin kalau dia itu Arya. Kalian sampaikan keterangan saya ini pada Baginda Sultan jika pria bertopeng itu bukanlah sahabatku Pendekar Rajawali Dari Andalas,” tutur Dewa Pengemis.“Baik, nanti kami akan sampaikan pada yang mulia Sultan. Lantas siapa kira-kira pria bertopeng yang mengaku-ngaku sebagai Ary
Matahari makin condong di ufuk barat sinarannya sudah tampak memerah pertanda tak lama lagi akan tenggelam dan malam akan datang, sosok berpakaian compang-camping tampak berkelebat cepat menaiki lereng yang tak jauh di atasnya terdapat sebuah pondok berhalaman luas.Dia tidak lain adalah Dewa Pengemis yang tengah menaiki lereng Gunung Tangkuban Perahu menuju pondok Intan Kasturi, beberapa menit kemudian tibalah dia di ujung halaman di depan pondok yang di sebelahnya terdapat sebuah pendapa lebar itu.Sepertinya Dewa Pengemis memutuskan untuk memberi laporan pada Intan Kasturi perihal pria bertopeng yang beberapa hari ini membuat keonaran di kawasan barat daerah kekuasaan Kerajaan Demak sembari menebar fitnah keji dengan membawa-bawa nama Pendekar Rajawali Dari Andalas, dia tentu tidak mengetahui jika sahabatnya itu saat ini tengah berada di sana bersama Intan Kasturi dan muridnya.Setelah melangkah dan berjarak sekitar 7 tombak dari pondok dan pendopo itu, Dewa Pengemis hentikan langk
“Saya juga sudah menyakinkan para prajurit Kesultanan itu jika pria bertopeng itu bukanlah kamu, dan sebagian dari mereka saya minta memberi laporan pada Sultan Demak,” ujar Dewa Pengemis.“Mungkin orang itu sangat dendam kepadamu, hingga sengaja berbuat keonaran dengan menfitnahmu. Kita harus mencari orang itu sampai dapat Arya,” kali ini Bidadari Selendang Biru yang bicara yang juga ikut geram mendengar semua yang diceritakan Dewa Pengemis itu.“Ya, saya sudah tak sabar lagi ingin menghajarnya sekaligus membuka topengnya itu. Kalaupun dia memiliki dendam kepada saya tak seharusnya juga dia bertindak pengecut begitu,” Arya tampak mengepal-ngepal tangannya.“Hari telah gelap, jika kalian ingin mencari pria bertopeng itu sebaiknya besok pagi saja. Pesan saya kalaupun di kawasan barat ini kalian tidak menemukannya, kalian musti menemui Sultan Demak terutama kamu Arya untuk meluruskan agar tak menjadi tanda tanya dan keragu-raguan beliau,” saran Intan Kasturi.“Iya Nek, saya tadi hanya k
“Hemmm, kalian pikir pendekar ternama seperti saya suka berbohong?!” pria bertopeng balik bertanya, para petani tak segera menjawab mereka terlihat saling pandang.“Saya tidak punya waktu lama di sini, sebaiknya kalian semua merenungkan apa yang saya katakan tadi..!” setelah menyambung katanya, pria bertopeng itu menghampiri kudanya.Sambil tertawa ia melompat ke punggung kuda dan berlalu dari lahan persawahan itu meninggalkan para petani yang masih tampak bengong akan sikap pria bertopeng itu, mereka bahkan tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja mereka dihampiri lalu diberi tahu mengenai siasat licik dari pihak Kerajaan Demak yang telah memanfaatkan mereka di desa itu.“Sebaiknya kita lanjutkan pekerjaan kita, nanti setelah selesai kita temui Kangmas Tapa Diwo mengenai laporan Tuan Pendekar itu,” ujar salah seorang petani itu pada teman-temannya.Para petani itu kembali bekerja seperti semula, meskipun dengan ganjalan tidak enak akan hal yang dikatakan pria bertopeng tadi berkaitan den
Tapa Diwo adalah kepala Desa Damai itu, dia juga salah seorang kepala desa yang arif dan bijaksana pada warganya. Kemunculan pria bertopeng yang meresahkan warganya tentu saja membuatnya marah, karena memang selama ini mereka di sana hidup tentram dan damai di bawah kekuasaan Kerajaan Demak.Tapa Diwo juga sangat penasaran akan sosok yang sengaja membawa-bawa nama Arya dalam melakukan perbuatan yang sangat tidak terpuji menghasut warganya, hingga malam datang dia dan istrinya masih duduk di pendopo itu membicarakan hal-hal yang akan dilaporkan besok pagi pada Sultan Demak.****Cuaca pagi di Desa Damai itu sangat cerah, di langit sejak fajar menampakan diri di ufuk timur tak tampak awan segumpal pun di sana. Setelah salah seorang warga desa bernama Surwo datang, Kepala Desa Damai itu segera berangkat menuju istana Kesultanan Demak dengan mengendarai kereta kuda.Jarak tempuh dari Desa Damai ke istana Kesultanan Demak sekitar setengah jam perjalanan dengan mengendarai kereta kuda, begi
Tentu saja Panglima dan para prajurit Kerajaan Demak itu senang dan berterima kasih karena telah diterima dan dilayani dengan baik di desa itu, mereka berbaur dengan para warga Desa Damai itu menciptakan kebersamaan dalam tujuan yang sama untuk menangkap pria bertopeng yang telah meresahkan warga desa dan juga membuat Sultan Demak merasa di fitnah.Tiga sosok berkelebat cepat menuju menyusuri hutan belantara, sepertinya ketiga sosok itu ingin segera ke luar dari hutan itu sebelum hari benar-benar gelap. Ilmu meringankan tubuh mereka jauh di atas rata-rata, hingga sebelum gelap mereka telah tiba di ujung hutan belantara yang mereka lalui itu.“Sebaiknya kita bermalam di sini saja, tolong bantu saya mengumpulkan ranting-ranting kering ini Dewa Pengemis.”“Ya Arya, pohon ini cukup rindang untuk bermalam. Kalaupun nanti turun hujan kita tidak akan basah kuyup,” jawab pria berpakaian compang-camping sambil menaruh tongkat dan tadah bututnya di bawah pohon besar dan rindang itu, sementara s
“Mari kita masuk dan berbincang-bincang di dalam,” sambung Sultan Demak, mereka bertiga mengangguk dan tersenyum ramah.Arya, Dewa Pengemis dan Bidadari Selendang Biru memang diperlakukan sangat berbeda oleh Sultan Demak. Itu terlihat saat mereka diajak masuk ke ruangan kebesaran istana itu, dalam waktu yang tak lama bermacam-macam jenis jamuan disediakan oleh Arya yang sangat mengejutkan karena dikabarkan menghilang bahkan tewas beberapa tahun yang lalu di lembah Gunung Kerinci,” tutur Sultan Demak memulai percakapan mereka di ruangan itu.“Maafkan saya Kanjeng Sultan, semua yang terjadi memang di luar dugaan. Namun semua itu nyata terjadi terhadap diri saya, puji syukur pada Gusti Allah karena kehendak-Nya pulalah saya dapat kembali ke Negeri Nusantara ini dan bertemu dengan Kanjeng Sultan,” ujar Arya.“Ya, Alhamdulillah. Saya pun sangat senang dapat bertemu kembali denganmu Arya, dan memang saya tak pernah yakin jika kamu itu telah tewas meskipun tak ada kabarnya bertahun-tahun,” u
“Jahanam..! Saya yang akan bertarung denganmu..!”Panglima Kerajaan Demak maju menerjang, pria bertopeng hanya mengelak beberapa langkah ke samping lalu dengan santai ia memasukan pedang di tangannya ke dalam sarung yang ia sandang dipunggungnya.“Hemmm, ternyata kau punya nyali juga Panglima. Baik saya akan melayanimu dengan tangan kosong pula,” ujar pria bertopeng.Terjadilah pertarungan yang cukup seru dan menegangkan, jual beli pukulan tangan kosong pun terlihat.“Buuuuuuuuk..!”Sebuah tendangan keras tak terduga bersarang di dada Panglima hingga membuatnya terguling-guling beberapa kali di tanah, pria bertopeng sepertinya hendak menghabisi Panglima Kerajaan Demak itu terlihat dirinya melesat ke udara lalu menghujamkan kepalan tinjunya ke arah perut Panglima.Angin pukulan bertenaga dalam tinggi menderu hebat mengarah tubuh Panglima yang tergeletak mendekap dadanya yang nyeri, beberapa jangkauan lagi kepalan tangan itu akan menghantam dan bisa saja membuat perut Panglima itu meled
“Jangan takut manis, kami berdua tidak akan menyakiti kalian,” ujar pria berpakaian merah seraya mencolek dagu salah seorang dari beberapa wanita yang sedang ketakutan itu.“Benar kami hanya ingin mengajak kalian untuk bersenang-senang, kalian mau kan? He.. he.. he..!” tambah pria berbaju coklat sembari tertawa.“Jangan Tuan..! Kami ingin pulang,” salah seorang dari para wanita itu memohon.“Tidak akan lama, hanya sebentar saja,” pria berpakaian merah membujuk, semua wanita itu menggelengkan kepala.Melihat hal itu pria berbaju coklat memberi isyarat pada temannya untuk segera berbuat sesuatu, pria berpakaian merah itu pun mengerti dan langsung menangkap salah seorang dari mereka, begitu pula dengan pria berbaju coklat menarik salah satu dari beberapa wanita itu.“Tolong...! Tolong...!” teriak dua orang wanita yang saat itu ditarik paksa oleh pria berpakaian merah dan coklat, begitu pula dengan para wanita lainnya.“Jika kalian teriak lagi akan kami bunuh mereka...!” gertak pria berpa
“Pangeran Durjana memang sosok yang kurang ajar dan selalu membuat keonaran di mana-mana, makanya kami datang ingin bertanya banyak tentangnya kepada Baginda yang tentu saja sangat mengenalnya,” tutur Arya.“Ya, saya tentu saja sangat mengenalnya karena Kerajaan ini di bawah kendalinya. Saya dan seluruh prajurit Kerajaan tak berdaya saat dia dan pasukannya menyerang secara tiba-tiba beberapa tahun yang lalu, memang dia tak mengambil alih tahta Kerajaan Mandalu ini tapi saya merasa sama saja karena saya dan seluruh rakyat Kerajaan Mandalu tersiksa dengan upeti yang sangat tinggi yang harus kami bayar setiap bulannya,” Satrio Mandalu hentikan sejenak ceritanya sambil menarik napas dalam-dalam.“Pangeran Durjana memiliki pasukan yang sangat besar saat ini mencapai 2.000 orang, dan dia juga memiliki sebuah padepokan yang besar setara dengan istana Kerajaan besar di Pulau Jawa ini. Padepokan itu bernama Padepokan Neraka yang bertempat tidak jauh dari Gunung Merapi tepat di sebelah timur le
“Maafkan saya yang mulia, saya datang menghadap karena hendak menyampaikan sesuatu,” ucap penjaga itu setelah sebelumnya memberi sembah hormat.“Oh, silahkan penjaga apa yang hendak kau sampaikan,” ujar Sang Raja yang bernama Satrio Mandalu itu.“Di depan ada tiga orang ingin bertemu dengan yang mulia, mereka mengatakan dari istana Kerajaan Demak.”“Hah? Ada utusan dari Kanjeng Sultan Demak? Kenapa tidak dipersilahkan saja masuk?”“Maaf yang mulia, kami tentunya harus memberi laporan terlebih dahulu seperti yang mulia perintahkan,” jawab penjaga itu.“Hemmm, ya sekarang kau bawa mereka masuk menghadap saya di sini.”“Baik yang mulia,” penjaga itu memberi sembah hormat lalu meninggalkan ruangan itu.Beberapa saat kemudian penjaga itu datang kembali beserta ketiga orang yang mengaku dari istana Kerajaan Demak, setelah mengantar ketiga tamu itu penjaga itupun kembali ke depan pintu gerbang.“Sebuah kehormatan atas kedatangan kalian bertiga yang merupakan utusan dari Kanjeng Sultan Demak,
“Dasar bocah bejad, masih saja tak percaya..!”Habis berkata pria berpakaian coklat itu berubah menjadi sosok bertubuh besar empat kali lipat besar dan tingginya dari tubuh ia sebelumnya, sosok itu sangat menyeramkan memiliki satu mata di tengah-tengah wajahnya dan bertanduk di bagian belakang kepalanya.“Sudah Guru..! Cepat Guru menyamar kembali, nanti ada yang melihat,” seru Pangeran Durjana yang terkejut sekaligus yakin jika sosok itu memang Gurunya.Sosok bertubuh besar bertanduk di bagian belakang kepalanya yang tidak lain adalah Setan Tanduk Neraka kembali merubah wujudnya menjadi seorang pria berpakaian coklat, beberapa kali ia menyentil-nyentil kuping Pangeran Durjana karena dari awal muridnya itu tak percaya padanya.“Luar biasa..! Saya tak menyangka Guru juga memiliki ilmu bisa merubah bentuk tubuh seperti ini, makanya saya tadi tidak percaya karena memang Guru tidak pernah mengatakan dapat berubah wujud,” puji Pangeran Durjana.“Hemmm, tapi ilmu ini tak bisa diwariskan kepa
Seorang pria berbadan kekar berparas cukup tampan mengenakan pakaian coklat berjalan santai menuju Lembah Neraka, pria itu datang dari arah selatan dan mulai memasuki kawasan yang saat ini diawasi oleh para mata-mata dan para anggota yang dipilih Padepokan Neraka yang di pimpin Pangeran Durjana itu.Baru saja menjejakan kaki masuk di kawasan itu, seorang mata-mata padepokan datang menghadang yang diikuti beberapa orang bersenjata golok dan tombak.“Berhenti..! Kau memasuki kawasan padepokan kami, kau siapa dan ada keperluan apa masuk ke sini?” tanya mata-mata padepokan.“Hemmm, saya hendak bertemu dengan Ketua kalian Pangeran Durjana,” jawab pria berpakaian coklat itu.“Katakan dulu kau siapa dan ada perlu apa menemui Ketua kami..!”“Kalau berkenaan dengan keperluan apanya saya menemui Ketua kalian itu rahasia dan tak perlu juga kalian ketahui, jika saya tidak diperbolehkan ke padepokan kalian tidak apa saya tunggu saja di sini. Yang pasti katakan pada Ketua kalian itu bahwa saya Seta
Sembari menunggu matahari agak condong ke barat, tengah hari itu mereka manfaatkan untuk beristirahat dan makan siang bersama. Dari arah barat tampak pula 3 orang yang tengah berjalan santai meniti pematang sawah menuju dangau tempat beberapa petani sedang makan siang bersama itu, mereka terdiri dari satu orang wanita dan dua orang pria.Para petani di dangau sempat arahkan pandangan ke arah ketiga orang yang tengah meniti pematang itu, mereka saling pandang seperti bertanya apakah ada di antara mereka yang mengenal tiga orang yang berjalan di pematang sawah menuju ke arah dangau mereka itu.Keseluruh para petani itu menampakan raut wajah yang bingung pertanda tak ada satupun di antara mereka yang mengenali tiga orang yang saat itu telah dekat dengan dangau tempat mereka duduk makan siang bersama, dua orang di antara petani itu hentikan makan lalu berdiri dari duduknya berjalan menghampiri ketiga orang yang telah tiba di depan dangau itu.“Maaf, jika kehadiran kami telah mengganggu is
Bayangan hitam yang sangat besar tiba-tiba saja muncul tepat di depan Setan Tanduk Neraka duduk bersila melakukan semedi, saking besarnya puncak kepalanya menyentuh langit-langit goa padahal dia juga memposisikan tubuhnya duduk di atas batu besar di depan Guru Pangeran Durjana itu.Makin lama bayangan itu semakin jelas wujudnya yang tak kalah menyeramkan dengan wujud Setan Tanduk Neraka, kehadirannya di sana membuat dinding-dinding goa bergetar hebat seakan mau runtuh.“Ha.. ha.. ha..! Ada gerangan apa kau memanggilku ke sini, Setan Tanduk Neraka..?!” kembali dinding-dinding goa itu bergetar hebat, Setan Tanduk Neraka membuka matanya.“Terimalah sembahku yang mulia Raja Setan Sejagad,” ucap Setan Tanduk Neraka memberi sembah, sosok raksasa di depannya itu hanya anggukan kepala.“Maafkan saya yang mulia jika saya lancang memanggil yang mulia Raja datang ke sini, adapun tujuannya hendak meminta bantuan menyempurnakan ilmu tanduk neraka yang mulia sematkan di kepala saya. Yang mulia berk
Para anggota atau anak buah Pangeran Durjana yang mendiami padepokan itu telah mencapai 2.000 orang, itu semua karena Padepokan Neraka memang memiliki daya tarik kuat untuk bergabung menjadi anggota sebab merasa terjamin kehidupan mereka di sana dengan berlimpah ruahnya upeti yang mereka terima dari berbagai Kerajaan dan padepokan yang telah mereka taklukan.Namun begitu Pangeran Durjana yang serakah itu masih belum puas dengan menguasai kawasan timur Pulau Jawa itu saja, ia ingin dapat menguasai seluruh Pulau Jawa dari timur hingga kawasan barat seperti yang dikehendaki Gurunya Si Setan Tanduk Neraka itu.Kedatangan Pangeran Durjana di halaman padepokan di sambut oleh Dipo Geni sebagai tangan kanannya atau di Kerajaan sebagai Panglima, melihat raut wajah junjungannya tidak terlihat gembira Dipo Geni tak berani bertanya selain mengiringi junjungannya itu hingga ke dalam ruangan kebesaran Padepokan Neraka itu.“Dipo Geni, selama saya pergi meninggalkan padepokan ini apakah ada Kerajaan
Tanpa menunggu waktu lama lagi Pangeran Durjana segera meninggalkan goa itu, ia menuju ke arah timur itu artinya di akan kembali ke padepokannya di Lembah Neraka di kawasan Gunung Merapi.Setan Tanduk Neraka sebenarnya sosok mahkluk astral sejenis jin yang sebelum dimasuki roh Sura Brambang sosok bertubuh empat kali lipat manusia biasa itu tidak pernah bisa dilihat dan dia pun tak bisa juga menunjukan dirinya setiap saat kepada manusia.Roh Sura Brambang yang selalu gentayangan berupa arwah penasaran itu, takan pernah merasa senang jika Tanah Jawa belum mengalami kehancuran karena memang semasa hidupnya dulu merupakan dedengkot tokoh golongan hitam. Melalui raga halus mahkluk astral yang mengerikan itulah, ia dapat berkomunikasi dan bisa dilihat oleh Pangeran Durjana sebagai murid sekaligus jalan mewujudkan keinginan jahatnya itu yang ingin melihat kehancuran di muka bumi terutama Pulau Jawa.Sosok Setan Tanduk Neraka bukan saja berwujud mengerikan tapi juga memiliki ilmu yang luar bia