Jingga perlahan mulai membuka matanya. Saat matanya sudah terbuka pelan, ia bingung pasalnya ruangan yang sekarang ia tempati bukanlah kamarnya. Dan ia sangat asing dengan ruangan tersebut.
Saat melihat ke arah sekitar, ia melihat Ratu dan Dalfon yang seperti sedang membahas sesuatu di dekat jendela. Jingga ingin memanggil kakak laki-laki tersebut. Tetapi entah kenapa, ia merasa sangat lemas. Jadi ia putuskan untuk mengetuk-ngetuk sebuah besi yang ada di dekat kasurnya, memberikan tanda kepada kedua orang tersebut bahwa ia sudah sadar.
Ratu dan Dalfon yang mendengar suara besi diketuk pun langsung melihat ke sumber suara. Mereka berdua tersenyum lebar, saat melihat orang yang selama ini telah mereka nanti-nanti, telah sadar.
Tanpa pikir panjang, Ratu langsung berlari mendekat ke arah Jingga. Memastikan bahwa sahabat tersebut sudah sadar sepenuhnya.
Sedangkan Dalfon hanya tersenyum di dekat jendela tanpa mengatakan apa pun. Ia tidak mengucapkan apa p
Alice berjalan pelan menuju ke arah rak bukunya. Dari banyaknya buku yang tersusun rapi di dalam rak tersebut, ia mengambil sebuah buku novel romansa untuk dibacanya malam ini.Ia bawa buku tersebut ke atas kasurnya. Lalu membukanya pada halaman pertama.Alice memang suka sekali dengan buku-buku romansa. Tetapi karena tugasnya sebagai pemimpin keluarga Gracia, ia tidak memiliki waktu untuk bersantai dan membaca buku-bukunya.Saat semua orang memuji Alice dengan bilang kalau hidup Alice enak karena sudah difasilitasi oleh benda-benda berkualitas dan mewah. Alice sendiri menganggap itu sebagai hinaan. Karena semua barang mewah yang ia miliki sekarang hanyalah sebuah benda. Dan sampai kapan pun, sebuah benda tidak akan bisa membuatnya puas.Dengan uang yang ia miliki sekarang, harusnya ia bisa membeli semua benda yang ia inginkan dan mendapatkan kepuasan setelah itu. Tetapi kenyataannya tidak. Walau Alice sudah membeli semua benda yang ia sukai,
Ansel membuka matanya secara perlahan. Tatapan pertamanya tertuju pada selang infus Jingga. Ia memastikan bahwa kantong infus Jingga masih terisi. Dan betapa terkejutnya dirinya, saat melihat Dalfon berdiri tepat di sisi kasur Jingga.Ia tersenyum kecil saat melihat raut wajah Dalfon. Sahabatnya itu terlihat sangat bahagia sekali saat menatap Jingga. Dan tentu saja, Ansel sendiri tau alasan kenapa sahabatnya itu bisa sebahagia itu.Tidak ada yang bisa mengalahkan besarnya rasa sayang Dalfon kepada Jingga. Rasa sayang Dalfon kepada Jingga benar-benar bisa dirasakan oleh semua orang yang ada di sekitarnya. Dan rasa sayang itulah yang membuat semua orang percaya bahwa Dalfon adalah benar-benar orang baik.Sungguh tragis saat mendengar beberapa berita buruk tentang Dalfon. Ada beberapa berita yang mengabarkan bahwa Dalfon adalah seorang penjahat yang sering melakukan hal-hal yang tidak senonoh pada adiknya sendiri. Mungkin banyak orang yang percaya dengan beri
Alice sedang dalam perjalanan ke restoran terbesar dan termewah di kotanya. Restoran itu adalah restorannya. Jadi ia bisa kapan saja datang dan makan di sana.Dan pagi ini, karena ia sedang memiliki waktu luang. Ia putuskan untuk mampir ke restoran tersebut untuk makan siang.Tentu saja ia tidak sendirian. Sekarang ia sedang bersama Keenan yang sedang menyetir mobilnya. Dan nanti ada Dalfon yang sudah menunggunya di restoran tersebut.Tidak butuh waktu lama, Alice akhirnya sampai di depan Restoran Alice. Ia memang sengaja menamai restorannya menggunakan namanya bukan nama keluarganya. Karena ia ingin restoran ini berkembang tanpa bantuan dari ketenaran keluarganya.Setelah pintu mobilnya dibukakan oleh Keenan. Ia pun beranjak keluar dari dalam mobil. Dan saat sudah di luar, ia menatap seorang laki-laki menggunakan seragam sekolah sedang berdiri tegak di depan pintu restoran.Laki-laki itu Dalfon. Memang ia yang menyuruhnya datang. Tetapi ia t
Dalfon tentu saja kaget saat tau bahwa dirinya akan menjadi instruktur dari pasukan yang paling disegani di seluruh dunia. Baginya itu adalah hal yang sangat mustahil. Apalagi ia cuma seorang murid SMA biasa. Tetapi di mata Alice, itu bukanlah hal yang mustahil. Kalau memang Dalfon bisa menyamai ilmu bela diri Keenan dalam waktu satu minggu, maka bisa dipastikan bahwa laki-laki itu memang pantas untuk menjadi instruktur pasukan bayangan. Ditambah lagi, secara tidak langsung, laki-laki itu sudah terbiasa dengan pekerjaan kasar. Dan selalu bisa memikirkan cara tercepat untuk menyelesaikan sebuah tugas. "Bukannya itu tugas yang terlalu berat untuk saya?" tanya Dalfon. "Itu mudah. Kamu hanya perlu mempelajari seluruh teknik ilmu bela diri yang dimiliki Keenan, lalu kamu ajarkan kembali pada para pasukan bayangan," jawab Alice dengan santainya. "Kenapa tidak Keenan saja yang mengajarkannya langsung ke mereka? Bukannya itu akan lebih mudah?"
Dalfon menatap secara saksama seorang laki-laki yang sedang duduk di sebuah meja resepsionis dengan ekspresi lesu.Laki-laki itu adalah Nicola Vedora. Pewaris Rumah Pelelangan Nicola.Wajah Vedora memang masih terlihat masih sangat muda. Dan dilihat-lihat Vedora seperti anak SMA. Tetapi walau begitu, Vedora sudah sangat ahli dalam mengurus pelelangan. Dan bahkan semenjak Vedora yang bertanggung jawab atas pelelangan, pelelangan itu langsung menjadi lebih di pandang oleh banyak orang.Tetapi sayang, beberapa minggu terakhir ini, para orang-orang yang selalu datang untuk membeli barang pelelangan semakin sedikit. Alasan kenapa orang-orang itu tidak datang kembali, karena orang-orang itu merasa bahwa Pelelangan Nicola sudah tidak memiliki barang unik dan bagus lagi. Jadi mereka semua pergi menuju ke pelelangan lain.Namun, masih ada beberapa orang yang masih bertahan di pelelangan itu. Dan berharap kalau suatu saat nanti, ada sebuah keajaiban yang memb
Jingga dengan santainya berjalan ke arah ruang tamu sambil memakan sebuah makanan ringan yang tadi ia ambil dari rak yang ada di dapur.Tadinya ia berniat untuk bersantai sambil menonton acara televisi. Tetapi saat melihat Dalfon sedang berbaring di sofa sampai bermain ponsel, niatnya tadi pun langsung harus ia urungkan. Karena tidak mungkin, ia memaksa kakaknya itu untuk pindah ke kamar.Saat Jingga ingin beranjak pergi, ia baru teringat akan satu hal. Ia harus membujuk kakak laki-lakinya itu untuk bersedia mengikuti Kompetisi Tujuh Sekolah. Dan waktunya juga seminggu.Dengan perasaan malas, Jingga pun duduk di sofa yang belum terpakai. Ia duduk lalu menyalakan televisi. Sedangkan Dalfon yang melihat keberadaan adiknya pun langsung bangun dari posisi tidurnya.Tadinya ia ingin langsung pergi. Tetapi saat melihat ekspresi adiknya, ia urungkan niatannya. Dan memilih untuk tetap duduk di sofa. Menunggu adiknya itu membuka topik pembicaraan.
Semua anggota OSIS sedang ada di dalam ruangan OSIS. Tetapi kali ini ada beberapa murid tambahan yang mengikuti pertemuan itu. Beberapa murid pilihan yang akan mengikuti Kompetisi Tujuh Sekolah pun mengikuti pertemuan itu. Yang berarti Dalfon juga ada di dalam ruangan itu.Dalfon. Sebenarnya ia sama sekali tidak serius dalam tes uji coba tadi. Tetapi entah kenapa, ia bisa lolos dan resmi menjadi bagian teknisi.Dalfon sendiri pun merasakan sedikit keanehan. Karena cuma dirinya saja yang berasal dari Kategori Tanah. Tetapi Dalfon untuk tidak memikirkan hal itu. Mencoba untuk menerima apa yang sudah terjadi dan menikmati kelanjutannya.Berbeda dengan Dalfon. Ansel resmi menjadi atlit. Karena memang ia telah dipercaya dan kemampuannya berada di atas rata-rata.Ansel sendiri sangat menyayangkan kalau Dalfon tidak bisa menjadi atlit. Karena ia sendiri tau kalau sebenarnya Dalfon lebih baik darinya. Dan mungkin saja kalau Dalfon yang menjadi atlit,
Farlo sedang sibuk mengatur tentang bahan-bahan makanan yang ada di restoran. Entah kenapa, akhir-akhir ini pengunjung Restoran Alice sangatlah banyak, membuatnya kekurangan persediaan bahan makanan.Farlo menatap secara saksama bahan-bahan makanan yang ada di hadapannya. Bahan-bahan makanan itu adalah bahan-bahan makanan yang telah ia pesan kemarin dan baru saja sampai sekarang.Ia memastikan bahwa tidak ada yang kurang dari bahan-bahan itu. Karena kalau ada yang kurang, pasti Alice akan marah besar kepadanya. Dan ia akan kehilangan pekerjaannya.Tentang kehilangan pekerjaan, ia dulu pernah hampir kehilangan pekerjaannya karena telah mengusir tamu spesial Alice. Tetapi untung saja saat itu tamu itu membelanya dan memberi kesempatan kedua untuknya. Lalu, semenjak itu, ia tidak pernah menilai orang dari luar dan ia sangat berterima kasih pada laki-laki itu.Tetapi sayang, setelah hari itu, ia sama sekali tidak pernah bertemu lagi dengan laki-la
Arasha, Rachel, Gio hari ini akan dilantik sebagai kepala keluarga baru. Arasha sebagai keluarga Mafuyu, Rachel sebagai kepala keluarga Virgo, dan Gio sebagai kepala keluarga Aurora.Seharusnya jabatan kepala keluarga Vinka diberikan kepada Alyssa. Tetapi dengan alasan pribadi Alyssa menolak keras jabatan itu dan memberikan jabatan itu kepada adiknya.Sedangkan Arasha maju sebagai kepala keluarga karena terpaksa. Ia tidak mempunyai kakak ataupun adik. Jadi satu-satunya orang yang bisa memimpin keluarga Mafuyu hanyalah dirinya. Membuatnya tidak mempunyai pilihan lain selain maju sebagai kepala keluarga baru.Sebenarnya ada Langit. Tetapi tidak mungkin bagi Langit untuk maju. Karena berita tentang Noel yang telah dikeluarkan dari keluarga Mafuyu sudah menyebar di masyarakat. Jadi akan menjadi masalah jika Langit yang maju sebagai penerus.Bicara-bicara tentang Langit. Alice sudah mengizinkan Noel, Keenan, dan Langit untuk menunjukkan diri mereka ke de
Semua orang kembali ke rumah darurat yang telah disiapkan oleh pemerintah. Semua orang ingat kalau mereka berada di sana karena rumah mereka hancur lebur disebabkan oleh serangan teroris. Ingatan mereka masih utuh tentang perang itu. Tetapi ada dua keping bagian ingatan mereka yang menghilang. Yaitu tentang pasukan bayangan dan Dalfon.Tidak ada satu pun orang yang bisa mengingat tentang pasukan bayangan. Dengan begitu, semua identitas anggota pasukan bayangan dan semua rahasia yang ada di kamp pelatihan pasukan bayangan akan aman.Dan tentang Dalfon. Diingatan mereka sama sekali tidak ada kenangan dengan laki-laki itu. Seakan mereka tidak pernah bertemu atau bahkan mengenal laki-laki itu.Bahkan Ansel, Adit, Jingga, dan Lucia yang memiliki hubungan erat dengan Dalfon, sekarang sama sekali tidak bisa mengingat siapakah Dalfon yang sebenarnya. Hilangnya Dalfon dari ingatan mereka disebabkan oleh sihir yang Dalfon langsungkan hari itu. Dan sihir itu adalah s
Semua orang dikumpulkan di lapangan latihan. Sudah terhitung seminggu sejak pada pengungsi mengungsi di kamp pelatihan pasukan bayangan. Dan hari ini adalah hari terakhir pada pengungsi di kamp pelatihan. Karena para petinggi sudah memutuskan untuk memindahkan para pengungsi ke rumah darurat sementara yang letaknya tidak begitu jauh dari kota mereka.Para pasukan bayangan sudah lengkap dengan pakaian militer mereka. Dengan upacara perpisahan, mereka akan mengantarkan kepindahan para pengungsi.Tentu saja ada rasa sedih di benak mereka. Karena mereka sudah lama tidak mendapatkan tamu dari luar hutan. Selama ini mereka hanya ada di dalam hutan tanpa tau bagaimana kehidupan dan berita yang ada di luar hutan. Jadi sekalinya mereka mendapatkan tamu dari luar hutan, ada banyak hal yang mereka ingin lakukan bersama. Tetapi sayangnya waktu mereka sekarang telah usai. Semuanya harus kembali ke tempat mereka masing-masing.Kaze mengucapkan sepatah dua patah kalimat di ata
Ansel dan Adit meminum segelas kopi hangat yang tadi sempat mereka bikin di dapur umum. Mereka menikmati kopi itu di sekitar api unggun. Bukan cuma mereka, ada juga Arasha, Alyssa, Lucia, dan Jingga.Mereka berenam sedang menghangatkan tubuh mereka pada malam hari yang dingin ini. Tanpa pembicaraan yang khusus, mereka duduk dan berbicara seadaanya.Rasa canggung memang terasa di benak Adit dan Ansel. Karena kedua perempuan yang sedang bersama mereka adalah para penerus keluarga besar. Yang artinya kedua perempuan itu adalah perempuan terpandang. Bisa bahaya kalau mereka memberikan kesan yang buruk pada mereka.Sedangkan Jingga dengan Arasha masih seperti biasanya. Masih tidak bisa akur dan saling mendebatkan hal-hal yang kecil. Arasha memang selalu bisa mengalah terhadap kemauan dan pola pikir Dalfon. Tetapi ia tidak mau mengalah untuk perempuan itu. Walau pun semua orang mengatakan kalau perempuan itu adalah adiknya Dalfon, ia tidak akan pernah mau
Malam harinya Dalfon tidak bisa tertidur. Tidurnya pada siang hari sangatlah pulas. Sampai-sampai saat malam hari tiba, ia sudah tidak bisa merasakan mengantuk lagi.Dalfon yang tidak tau harus apa hanya bisa duduk di balik pintu sambil memandangi sepatu kerjanya yang masih terlihat sangat bersih. Padahal setahunya, saat ia terakhir kali ia menggunakan sepatu itu, sepatu itu penuh dengan lumpur. Tetapi kemarin saat ia melihat sepatu itu di dalam kamarnya, sepatu itu sudah sangat bersih seperti sepatu baru.Dalfon langsung menurunkan sepatunya yang sedang ia pegang saat ia merasakan seseorang mendekati gudang tempat ia dihukum. Kalau dari firasat, Dalfon yakin kalau orang itu bukanlah Kaze ataupun Arisha. Karena tidak mungkin ia dibebaskan dari hukuman secepat itu.Dalfon bisa merasakan kalau pintu gedung sedikit bergetar. Tanda kalau orang yang ada di luar sana sudah mulai menyentuh pintu itu. Tetapi sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa kunci gudang aka
Apel selesai. Semua pengungsi diperbolehkan untuk kembali ke pengungsian. Dan ada beberapa orang yang masih bertahan di lapangan hanya untuk menghabiskan waktu mereka lebih lama. Mungkin di pengungsian terasa sangat membosankan. Makanya mereka ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi di lapangan bersama dengan para pasukan bayangan yang kali ini dibebaskan dari tugas.Benar, pasukan bayangan bebas dari tugas. Kalau ditanya kenapa bisa bebas tugas, karena para petinggi sedang sibuk-sibuknya mengurus pembangun kembali kota yang sudah hancur. Sampai-sampai lupa memberikan perintah pada pasukan bayangan.Ada sekelompok pengungsi yang terdiri dari tujuh orang mendekati perwira tinggi yang sedang mengarahkan salah satu anak buahnya untuk segera mempersiapkan sarapan untuk para pengungsi.Kelompok itu terdiri dari Ansel, Adit, Jingga, Alyssa, Arasha, dan Vedora. Ansel menepuk pundak perwira tinggi saat posisi mereka sudah dekat. Perwira tinggi yang saat itu sedan
Vinka menatap seorang laki-laki yang sedang tertidur pulas di atas kasur pasien. Ia adalah pemimpin dari keluarga yang terkenal dengan pengobatannya. Tetapi kali ini ia tidak bisa berbuat apa-apa pada anak laki-laki itu.Yang bisa ia lakukan hanyalah memberikan obat untuk mempercepat proses pengeringan luka yang ada pada tubuh laki-laki itu. Cuma itu saja. Sedangkan kondisi bagian dalam tubuh laki-laki itu sangatlah parah. Saking parahnya, dengan tidak ada kemampuan medis yang dapat menyembuhkannya.Vinka mengalihkan pandangannya ke arah seorang perempuan menggunakan baju militer yang berdiri tepat di depannya. Perempuan itu juga sama sepertinya. Sedang menunggu laki-laki yang ada di dalam ruangan itu siuman.Perempuan yang ada di hadapannya itu adalah Arisha. Arisha memang tidak mempunyai hubungan dengan keluarga Virgo. Tetapi kemampuan medis perempuan sangatlah bagus. Sehingga bisa menjadi dokter militer di pasukan bayangan. Pencapaian yang sangat hebat
Arisha menatap ke arah luar jendela dengan saksama. Menatap salju-salju yang jatuh ke tanah dan semakin lama menutupi seluruh permukaan tanah dengan warnanya yang putih.Dulu sekali sebelum bertemu dengan Dalfon. Arisha tidak suka dengan salju. Bukannya tidak suka karena benci. Melainkan hanya sekedar menghindari. Karena salju bisa membuat badannya sakit. Kalau pun ada tugas negara yang membuatnya harus berurusan dengan salju, maka Arisha mau tidak mau harus menggunakan pakaian tebal dan membawa sebotol minuman panas untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.Tetapi itu semua berubah semenjak bertemu dengan Dalfon. Saat Dalfon masuk ke dalam hutan larangan sebagai pelatih, semua anggota diminta untuk tidur di atas tumpukan salju dengan pakaian yang sangat tipis. Bahkan para anggota laki-laki sama sekali tidak memakai pakaian sedikit pun.Arisha menolak hal itu keras. Karena ia tidak mau diperintah oleh orang yang baru saja datang dan mengambil posisi pelati
Semua orang kaget saat tiba-tiba para pemimpin keluarga muncul di tengah-tengah lapangan. Ada yang takut dan ada yang kagum. Semua orang ingin bertanya tentang bagaimana hasil dari peperangan tersebut. Tetapi mulut mereka tidak bisa berkata-kata. Terbungkam oleh rasa takut yang mereka rasakan.Pasukan bayangan yang tadinya ada di bangunan langsung berdiri secara rapi di hadapan para pemimpin dengan posisi hormat. Yang tentu saja, semua para anggota pasukan itu dipimpin oleh Kaze.Kaze tertegun sempurna saat melihat ada sebuah air mata di pipi Alice. Perempuan terkuat yang ia kenal sekarang sedang terlibat lemah. Dulu Kaze sangat ingin mengalahkan perempuan itu, saat perempuan itu sedang dalam posisi terlemahnya. Tetapi saat melihat perempuan itu lemah, entah kenapa hati Kaze ikut merasa sedih. Seakan perasaan itu mengalir begitu saja ke dalam hati Kaze.Noel yang melihat kedatangan Alice, langsung mendekat. Ia melepaskan jas berwarna hitamnya, lalu menyelimuti t