Arasha menatap semua dekor yang ada di restoran tempat ia berada. Tidak terlalu mewah. Tetapi tidak terlalu buruk juga. Sederhana. Mungkin itu adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan tentang penampilan restoran itu.
Arasha datang ke restoran itu tidak sendirian. Ia bersama Dalfon. Dalfon lah yang mengajaknya untuk makan di restoran itu malam ini.
Sekitar jam 19.20. Mereka sampai di restoran itu. Dan sekarang mereka telah duduk di kursi mereka. Mereka sengaja duduk di lantai dua, supaya bisa melihatnya keindahan laut di malam hari dan di lantai dua tidak banyak orang. Jadi Arasha bisa makan dengan tenang tanpa harus memikirkan tentang identitasnya sebagai pewaris keluarga Mafuyu.
Lokasi restoran itu berada dekat dengan dermaga. Dengan begitu, pemandangan laut adalah daya tarik utama di restoran itu. Dan bagi Arasha yang jarang sekali pergi ke laut, merasa sangat takjub dengan pemandangan laut saat malam hari.
Sedangkan Dalfon merasa biasa saja.
Sebuah berita hangat tentang Arasha mulai terdengar di telinga para murid SMA Angkasa. Sebuah berita yang mengatakan bahwa Arasha sedang menjalani hubungan romantis dengan seorang pria yang entah siapakah pria itu.Dan sekarang Adit dan Ansel sedang menebak-nebak siapakah pria itu. Dengan bukti sebuah foto, mereka yakin kalau umur pria itu tidak terlalu jauh dari mereka."Eh, bukannya ini tempat makan yang dulu kita pesan untuk ngerayain tahun baru?" tanya Adit sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ansel yang duduk di sebelahnya."Lah, iya juga. Kalau dilihat dari latar belakang fotonya, ini kemungkinan besar tempat duduk yang sering kita duduki," jawab Ansel sambil memandang secara saksama sebuah foto yang terpampang jelas di layar ponsel milik Adit."Ada apa, nih? Kok kayaknya lagi bahas sesuatu yang menarik," sahut Dalfon sambil berjalan mendekat ke arah Ansel dan Adit."Ini loh, Nyet. Kemarin malam si Arasha mengunggah foto di sosial medianya
Dalfon menatap secara saksama semua wahana yang ada di depannya. Semua wahana itu adalah wahana-wahana yang akan ia nikmati dengan perempuan yang sekarang sedang berdiri di sampingnya.Tentu saja berliburan ke tempat bermain ini bukanlah ide Dalfon. Semua ini adalah Alice. Alice lah yang telah menyewa tempat bermain dan menyiapkan semuanya untuk mereka berdua.Karena tempat bermain itu telah disewa oleh Alice, maka tidak akan ada orang yang bisa memasuki tempat bermain itu hari ini. Dan kalau pun ada orang yang mau memaksa masuk, pasti akan langsung berhadapan dengan Noel yang sekarang sedang berjaga di depan gerbang masuk.Tidak buang waktu lagi. Dalfon langsung menarik Alice. Ke salah satu wahana yang di dekatnya ada Keenan yang sudah berjaga.Mungkin sedikit aneh. Tetapi karena perintah dari Alice, Keenan lah yang akan menjalankan semua wahana yang akan dinaiki oleh Alice dan Dalfon.Keenan sendiri tidak mempermasalahkan hal itu. Karena Keenan s
Alice dan Dalfon tertawa keras setelah membahas beberapa adegan lucu saat mereka menaiki wahana air. Seperti saat Dalfon tidak sengaja meminum air yang masuk ke dalam mulutnya. Atau saat Alice tidak sengaja menumpahkan es krim miliknya saat sedang berjalan menuju tempat duduk.Sebenarnya tidak ada hal yang istimewa terjadi. Liburan mereka sama seperti liburan orang-orang yang lainnya. Yang membedakan hanyalah tempat bermain itu kosong dan dengan begitu mereka bisa menikmati liburan mereka dengan santai tanpa gangguan dari orang lain.Setelah semua wahana yang sudah mereka coba, sekarang cuma tersisa satu. Yaitu wahana bianglala. Mereka sengaja menyisakan wahana bianglala di akhir, karena mereka ingin menikmati senja dari atas.Tetapi saat mereka hampir mendekati wahana bianglala, langkah mereka terhenti saat melihat ada wanita paruh baya sedang duduk di kursi sambil memegangi sebuah bola kristal.Alice yang tadinya bahagia, langsung berubah menjadi bingun
Dalfon membawa sebuah kantong plastik berisikan martabak manis. Ia sengaja membeli itu untuk Arasha saat ia sedang perjalanan pulang dari rumah Alice. Supaya Arasha tidak mengomelinya karena ia pulang tengah malam.Tetapi saat Dalfon berada di depan pintu apartemennya, Dalfon merasa ada aura yang sangat familiar dari dalam apartemennya. Dan ia yakin bukan Arasha lah pemilik aura itu, karena Dalfon sudah sangat tau tentang warna dan hawa aura Arasha.Dengan perasaan penasaran, Dalfon langsung menempelkan kartu tanda pemilik apartemen ke pintu. Membiarkan pintu itu memindai kartu miliknya. Dan saat pintu sudah terbuka lebar, Dalfon langsung masuk ke dalam apartemen.Langkah Dalfon langsung terhenti saat melihat dua wanita dan satu laki-laki duduk di atas sofa sambil menatap ke arah televisi yang menayangkan sebuah film romansa."Perasaan keamanan apartemen ini ketat. Kenapa kalian bisa masuk ke sini?" tanya Dalfon sambil meletakkan plastik bawaannya di atas
Kepala Lima Keluarga Besar sedang melakukan sebuah pertemuan dadakan. Karena kemarin para pengintai dari keluarga Aurora menemukan sebuah tanda-tanda bahwa ada sebuah gerakan pemberontakan terhadap Lima Keluarga Besar.Dan para pemimpin keluarga yakin bahwa Black Dragon lah dalang di balik pemberontakan itu.Keluarga Gracia, Venus, Aurora, Virgo, dan Mafuyu pun tidak bisa tinggal diam begitu saja. Karena sekarang para pemberontak semakin lama semakin banyak. Dan akan sangat bahaya kalau dibiarkan terus-menerus. Jadi mau tidak mau mereka harus mengambil sebuah langkah untuk menghentikan pemberontakan itu.Keluarga Gracia sebenarnya bisa saja mengerahkan pasukan bayangan untuk menghabisi nyawa para pemberontak. Tetapi hal itu sangat berbahaya bagi popularitas keluarga Gracia. Karena saat keluarga Gracia melakukan itu, pasti para masyarakat akan memandang keluarga Gracia dengan pandangan buruk.Ditambah lagi, Alice sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan ma
Dalfon memakan sebuah makanan ringan yang ada di dalam mangkok. Sebenarnya makanan ringan itu milik Arasha. Tetapi karena Dalfon sudah tidak tahan menahan rasa laparnya, ia memilih untuk mengambilnya tanpa memberitahu Arasha terlebih dahulu.Arasha sekarang sedang ada di dalam kamar mandi. Perempuan itu baru saja pulang dari kediaman keluarga Virgo. Jadi Dalfon langsung menyuruh perempuan itu mandi supaya tubuh perempuan itu tidak bau keringat.Sekitar lima belas menitan, Arasha ke luar dari kamar mandi. Dengan menggunakan baju tidur miliknya dan rambutnya yang masih basah, Arasha langsung berjalan menuju ke arah depan televisi, tempat Dalfon duduk sambil menghabiskan makanan ringannya.Tanpa pikir panjang, Arasha langsung merebut mangkok yang ada di dalam pangkuan Dalfon. Lalu memakan makanan ringan yang ada di dalam mangkok tersebut sambil duduk di samping Dalfon."Lo udah dengar berita baru belum?" tanya Arasha sambil menatap ke layar televisi.
Vinka sedang ada di rumahnya. Sebenarnya ia tadinya ingin pergi ke laboratorium untuk menguji sebuah obat yang akhir-akhir ini sedang ia kembangkan. Tetapi saat ia mendengar berita dari Alyssa bahwa sebentar lagi Vedora dan Dalfon akan datang, ia pun memilih untuk membatalkan rencananya tadi.Ada beberapa hal yang ingin ia tanyakan kepada Dalfon. Dan mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk menanyakan pertanyaan yang sudah sejak dulu terbenam di otaknya.Akhirnya, setelah sekian lama menunggu, kedua tamunya datang. Vedora dan Dalfon sekarang sudah ada di dalam rumahnya. Atau lebih tepatnya, kedua laki-laki itu sekarang sedang duduk di sofa yang ada di ruang tamu.Vinka berjalan menuju ke arah ruang tamu. Dan sesampainya di ruang tamu, Vinka langsung dapat melihat sosok Vedora dan Dalfon yang sedang mendebatkan suatu hal.Vedora dan Dalfon yang tadinya sedang berdebat hebat, langsung diam saat menyadari kedatangan Vinka. Mereka memilih untuk menghent
Dalfon mendengus kesal saat ia mendapatkan panggilan dari OSIS. Berada di ruangan OSIS adalah hal yang paling tidak inginkan. Karena berada di ruangan itu, sama saja dengan berhadapan dengan Jingga. Dan Dalfon masih belum sanggup menatap wajah adik perempuannya itu.Dalfon sebenarnya berencana untuk kabur dari panggilan itu. Tetapi karena paksaan dari Ansel, Dalfon mau tidak mau harus menghadiri panggilan itu.Kurang lebih, Dalfon sudah tau masalah apa yang akan ia hadapi nanti. Masalah lama yang seharusnya sudah tuntas sejak lama.Saat Dalfon membuka pintu ruangan OSIS, Dalfon bisa melihat semua anggota OSIS yang sedang duduk di kursi. Pandangan Dalfon langsung tertuju pada Ansel yang duduk di samping Jingga. Sahabatnya itu memang sudah sejak tadi pagi berada di ruangan OSIS. Dan sahabatnya itulah yang nanti akan sedikit membantunya untuk menyelesaikan masalah yang akan ia hadapi.Sebenarnya Dalfon tidak terlalu membutuhkan bantuan Ansel. Karena Da
Arasha, Rachel, Gio hari ini akan dilantik sebagai kepala keluarga baru. Arasha sebagai keluarga Mafuyu, Rachel sebagai kepala keluarga Virgo, dan Gio sebagai kepala keluarga Aurora.Seharusnya jabatan kepala keluarga Vinka diberikan kepada Alyssa. Tetapi dengan alasan pribadi Alyssa menolak keras jabatan itu dan memberikan jabatan itu kepada adiknya.Sedangkan Arasha maju sebagai kepala keluarga karena terpaksa. Ia tidak mempunyai kakak ataupun adik. Jadi satu-satunya orang yang bisa memimpin keluarga Mafuyu hanyalah dirinya. Membuatnya tidak mempunyai pilihan lain selain maju sebagai kepala keluarga baru.Sebenarnya ada Langit. Tetapi tidak mungkin bagi Langit untuk maju. Karena berita tentang Noel yang telah dikeluarkan dari keluarga Mafuyu sudah menyebar di masyarakat. Jadi akan menjadi masalah jika Langit yang maju sebagai penerus.Bicara-bicara tentang Langit. Alice sudah mengizinkan Noel, Keenan, dan Langit untuk menunjukkan diri mereka ke de
Semua orang kembali ke rumah darurat yang telah disiapkan oleh pemerintah. Semua orang ingat kalau mereka berada di sana karena rumah mereka hancur lebur disebabkan oleh serangan teroris. Ingatan mereka masih utuh tentang perang itu. Tetapi ada dua keping bagian ingatan mereka yang menghilang. Yaitu tentang pasukan bayangan dan Dalfon.Tidak ada satu pun orang yang bisa mengingat tentang pasukan bayangan. Dengan begitu, semua identitas anggota pasukan bayangan dan semua rahasia yang ada di kamp pelatihan pasukan bayangan akan aman.Dan tentang Dalfon. Diingatan mereka sama sekali tidak ada kenangan dengan laki-laki itu. Seakan mereka tidak pernah bertemu atau bahkan mengenal laki-laki itu.Bahkan Ansel, Adit, Jingga, dan Lucia yang memiliki hubungan erat dengan Dalfon, sekarang sama sekali tidak bisa mengingat siapakah Dalfon yang sebenarnya. Hilangnya Dalfon dari ingatan mereka disebabkan oleh sihir yang Dalfon langsungkan hari itu. Dan sihir itu adalah s
Semua orang dikumpulkan di lapangan latihan. Sudah terhitung seminggu sejak pada pengungsi mengungsi di kamp pelatihan pasukan bayangan. Dan hari ini adalah hari terakhir pada pengungsi di kamp pelatihan. Karena para petinggi sudah memutuskan untuk memindahkan para pengungsi ke rumah darurat sementara yang letaknya tidak begitu jauh dari kota mereka.Para pasukan bayangan sudah lengkap dengan pakaian militer mereka. Dengan upacara perpisahan, mereka akan mengantarkan kepindahan para pengungsi.Tentu saja ada rasa sedih di benak mereka. Karena mereka sudah lama tidak mendapatkan tamu dari luar hutan. Selama ini mereka hanya ada di dalam hutan tanpa tau bagaimana kehidupan dan berita yang ada di luar hutan. Jadi sekalinya mereka mendapatkan tamu dari luar hutan, ada banyak hal yang mereka ingin lakukan bersama. Tetapi sayangnya waktu mereka sekarang telah usai. Semuanya harus kembali ke tempat mereka masing-masing.Kaze mengucapkan sepatah dua patah kalimat di ata
Ansel dan Adit meminum segelas kopi hangat yang tadi sempat mereka bikin di dapur umum. Mereka menikmati kopi itu di sekitar api unggun. Bukan cuma mereka, ada juga Arasha, Alyssa, Lucia, dan Jingga.Mereka berenam sedang menghangatkan tubuh mereka pada malam hari yang dingin ini. Tanpa pembicaraan yang khusus, mereka duduk dan berbicara seadaanya.Rasa canggung memang terasa di benak Adit dan Ansel. Karena kedua perempuan yang sedang bersama mereka adalah para penerus keluarga besar. Yang artinya kedua perempuan itu adalah perempuan terpandang. Bisa bahaya kalau mereka memberikan kesan yang buruk pada mereka.Sedangkan Jingga dengan Arasha masih seperti biasanya. Masih tidak bisa akur dan saling mendebatkan hal-hal yang kecil. Arasha memang selalu bisa mengalah terhadap kemauan dan pola pikir Dalfon. Tetapi ia tidak mau mengalah untuk perempuan itu. Walau pun semua orang mengatakan kalau perempuan itu adalah adiknya Dalfon, ia tidak akan pernah mau
Malam harinya Dalfon tidak bisa tertidur. Tidurnya pada siang hari sangatlah pulas. Sampai-sampai saat malam hari tiba, ia sudah tidak bisa merasakan mengantuk lagi.Dalfon yang tidak tau harus apa hanya bisa duduk di balik pintu sambil memandangi sepatu kerjanya yang masih terlihat sangat bersih. Padahal setahunya, saat ia terakhir kali ia menggunakan sepatu itu, sepatu itu penuh dengan lumpur. Tetapi kemarin saat ia melihat sepatu itu di dalam kamarnya, sepatu itu sudah sangat bersih seperti sepatu baru.Dalfon langsung menurunkan sepatunya yang sedang ia pegang saat ia merasakan seseorang mendekati gudang tempat ia dihukum. Kalau dari firasat, Dalfon yakin kalau orang itu bukanlah Kaze ataupun Arisha. Karena tidak mungkin ia dibebaskan dari hukuman secepat itu.Dalfon bisa merasakan kalau pintu gedung sedikit bergetar. Tanda kalau orang yang ada di luar sana sudah mulai menyentuh pintu itu. Tetapi sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa kunci gudang aka
Apel selesai. Semua pengungsi diperbolehkan untuk kembali ke pengungsian. Dan ada beberapa orang yang masih bertahan di lapangan hanya untuk menghabiskan waktu mereka lebih lama. Mungkin di pengungsian terasa sangat membosankan. Makanya mereka ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi di lapangan bersama dengan para pasukan bayangan yang kali ini dibebaskan dari tugas.Benar, pasukan bayangan bebas dari tugas. Kalau ditanya kenapa bisa bebas tugas, karena para petinggi sedang sibuk-sibuknya mengurus pembangun kembali kota yang sudah hancur. Sampai-sampai lupa memberikan perintah pada pasukan bayangan.Ada sekelompok pengungsi yang terdiri dari tujuh orang mendekati perwira tinggi yang sedang mengarahkan salah satu anak buahnya untuk segera mempersiapkan sarapan untuk para pengungsi.Kelompok itu terdiri dari Ansel, Adit, Jingga, Alyssa, Arasha, dan Vedora. Ansel menepuk pundak perwira tinggi saat posisi mereka sudah dekat. Perwira tinggi yang saat itu sedan
Vinka menatap seorang laki-laki yang sedang tertidur pulas di atas kasur pasien. Ia adalah pemimpin dari keluarga yang terkenal dengan pengobatannya. Tetapi kali ini ia tidak bisa berbuat apa-apa pada anak laki-laki itu.Yang bisa ia lakukan hanyalah memberikan obat untuk mempercepat proses pengeringan luka yang ada pada tubuh laki-laki itu. Cuma itu saja. Sedangkan kondisi bagian dalam tubuh laki-laki itu sangatlah parah. Saking parahnya, dengan tidak ada kemampuan medis yang dapat menyembuhkannya.Vinka mengalihkan pandangannya ke arah seorang perempuan menggunakan baju militer yang berdiri tepat di depannya. Perempuan itu juga sama sepertinya. Sedang menunggu laki-laki yang ada di dalam ruangan itu siuman.Perempuan yang ada di hadapannya itu adalah Arisha. Arisha memang tidak mempunyai hubungan dengan keluarga Virgo. Tetapi kemampuan medis perempuan sangatlah bagus. Sehingga bisa menjadi dokter militer di pasukan bayangan. Pencapaian yang sangat hebat
Arisha menatap ke arah luar jendela dengan saksama. Menatap salju-salju yang jatuh ke tanah dan semakin lama menutupi seluruh permukaan tanah dengan warnanya yang putih.Dulu sekali sebelum bertemu dengan Dalfon. Arisha tidak suka dengan salju. Bukannya tidak suka karena benci. Melainkan hanya sekedar menghindari. Karena salju bisa membuat badannya sakit. Kalau pun ada tugas negara yang membuatnya harus berurusan dengan salju, maka Arisha mau tidak mau harus menggunakan pakaian tebal dan membawa sebotol minuman panas untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.Tetapi itu semua berubah semenjak bertemu dengan Dalfon. Saat Dalfon masuk ke dalam hutan larangan sebagai pelatih, semua anggota diminta untuk tidur di atas tumpukan salju dengan pakaian yang sangat tipis. Bahkan para anggota laki-laki sama sekali tidak memakai pakaian sedikit pun.Arisha menolak hal itu keras. Karena ia tidak mau diperintah oleh orang yang baru saja datang dan mengambil posisi pelati
Semua orang kaget saat tiba-tiba para pemimpin keluarga muncul di tengah-tengah lapangan. Ada yang takut dan ada yang kagum. Semua orang ingin bertanya tentang bagaimana hasil dari peperangan tersebut. Tetapi mulut mereka tidak bisa berkata-kata. Terbungkam oleh rasa takut yang mereka rasakan.Pasukan bayangan yang tadinya ada di bangunan langsung berdiri secara rapi di hadapan para pemimpin dengan posisi hormat. Yang tentu saja, semua para anggota pasukan itu dipimpin oleh Kaze.Kaze tertegun sempurna saat melihat ada sebuah air mata di pipi Alice. Perempuan terkuat yang ia kenal sekarang sedang terlibat lemah. Dulu Kaze sangat ingin mengalahkan perempuan itu, saat perempuan itu sedang dalam posisi terlemahnya. Tetapi saat melihat perempuan itu lemah, entah kenapa hati Kaze ikut merasa sedih. Seakan perasaan itu mengalir begitu saja ke dalam hati Kaze.Noel yang melihat kedatangan Alice, langsung mendekat. Ia melepaskan jas berwarna hitamnya, lalu menyelimuti t