Dalfon datang ke kediaman Alice membawa sebuah kota berisikan sebuah kembang api. Ia datang secara diam-diam supaya tidak diketahui Alice. Karena memang tujuannya datang ke rumah itu bukan untuk menemui Alice. Melainkan untuk menemui Keenan.
Dalfon tau kalau setiap sudut rumah Alice ada sebuah kamera pengawas. Tetapi rekaman kamera pengawas itu tidak pernah diawasi oleh Alice. Orang yang mengawasi kamera pengawas itu adalah Keenan.
Makanya Dalfon berhenti tepat di satu titik. Sambil melambaikan tangannya ke arah kamera pengawas. Memberikan sebuah tanda bahwa ia akan menunggu Keenan di tanam rumah.
Setelah memberikan isyarat itu, Dalfon pun langsung beranjak pergi ke arah taman rumah. Menunggu kehadiran Keenan sambil menyiapkan sebuah ember yang penuh dengan air untuk memadamkan kembang apinya nanti.
Tidak lama setelah itu, muncullah satu sosok laki-laki yang berdiri tegap di samping Dalfon. Dalfon pun hanya tersenyum saat menyadari bahwa laki-laki itu ada
Dalfon, Adit, Ansel sedang bercerita tentang kejadian tadi saat mereka sekolah. Ada beberapa hal lucu yang tadi terjadi. Mulai dari Adit yang lupa membayar makanan di kantin, sampai Ansel yang ketahuan selingkuh oleh pacarnya.Merek bercerita sambil berjalan memasuki rumah Dalfon. Saking asyiknya mereka berbicara, mereka tidak sadar kalau ada sebuah mobil berwarna merah yang terparkir di garasi rumah Dalfon.Mereka masuk ke dalam rumah Dalfon begitu saja. Seperti biasanya. Mereka yang tadinya sedang sibuk tertawa, langsung berubah menjadi diam saat melihat ada sosok wanita paruh baya sedang duduk di meja makan bersama Jingga.Wanita paruh baya berambut pirang panjang, menggunakan sebuah kemeja putih dan rok hitam sepanjang lutut.Wanita itu adalah Shila. Ibunya Dalfon dan Jingga yang telah lama menghilang dan sekarang tanpa sepatah kata pun kembali lagi menemui Dalfon dan Jingga.Ansel dan Adit pun geram melihat kehadiran wanita itu. Pasalnya
Vedora menatap secara saksama apartemen yang ada di hadapannya. Apartemen itu adalah apartemen yang disewa oleh Dalfon untuk sementara waktu. Ia datang ke apartemen itu karena memang disuruh oleh Dalfon datang ke sana untuk membahas beberapa masalah tentang pil energi.Penjagaan apartemen itu sangatlah ketat. Orang-orang yang mau masuk ke dalam apartemen itu harus menunggu di luar, sampai orang yang menyewa apartemen itu datang dan mengatakan kepada para penjaga kalau memang orang itu adalah tamunya.Vedora sendiri tidak tau alasan kenapa Dalfon menyewa apartemen dengan penjagaan seketat itu. Tetapi ia yakin, dibalik tindakan Dalfon ini, ada sesuatu yang buruk yang sedang terjadi pada Dalfon.Tidak lama setelah Vedora menunggu di ruang tunggu. Datanglah Dalfon. Saat Dalfon datang, para penjaga yang tadi mengawasinya pun kembali ke posisi mereka masing-masing untuk melanjutkan pekerjaannya mereka menjaga pintu masuk apartemen dan para tamu yang baru saja datang.
Ansel mengambil dompetnya yang ada di dalam tas sekolah. Setelah itu, ia berlari menyusul Adit dan Dalfon yang sudah lebih dulu berjalan menuju ke arah kantin sekolah.Jarak antara Ansel dengan Adit dan Dalfon cukup jauh. Karena memang Ansel membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menemukan dompetnya yang terselip di dalam sebuah buku pelajaran.Saat Ansel sudah memasuki area kantin. Ansel tidak melihat ada sesuatu yang aneh terjadi. Kantin yang biasanya dipenuhi oleh orang-orang yang jajan makanan dan duduk di meja-meja yang sudah disediakan, sekarang dipenuhi oleh orang yang sedang bergerombol seperti sedang mengamati sebuah pertandingannya.Ansel yang penasaran pun langsung berjalan menerabas gerombolan orang-orang itu. Untung saja Ansel sudah dikenal sebagai anggota OSIS. Jadi orang-orang yang ada di hadapan Ansel langsung menyingkir, memberikan Ansel jalan untuk berjalan maju.Langkah Ansel terhenti saat sudah berada di barisan terdepan. Di titik itu
Volva sedang ada di kediaman keluarga Virgo. Ia ke sana untuk mengkonsultasikan tentang dirinya yang terluka akibat menahan tendangan dari Dalfon.Kejadian itu sudah sekitar tiga hari yang lalu. Tetapi entah kenapa, sampai sekarang Volva masih merasakan sakit di bagian kakinya. Dan rasa sakit itu, hanya bisa dihilangkan untuk sementara.Rasa sakit yang dirasakan oleh Volva, membuat Volva tidak fokus menjalankan sebuah tugas. Dan itu sangat menghambat tugasnya sebagai pemimpin keluarga Aurora.Vinka sendiri juga kebingungan. Pasalnya kalau memang Volva terkena sebuah tendangan biasa, harusnya cidera yang dialami Volva bisa langsung hilang dengan sekejap. Tetapi kali ini tidak. Membuat Vinka kebingungan harus berbuat apa.Vinka menulis beberapa obat-obatan yang harus diminum oleh Volva untuk beberapa hari ke depan. Vinka harap obat-obatan itu bisa meredakan atau bahkan menyembuhkan cidera yang sedang dialami oleh Volva.Saat Vinka sedang
Ansel tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah Adit memerah karena terkena rayuan dari Lucia. Bukan cuma Ansel yang tertawa, semua orang yang ada di warung juga ikut tertawa saat melihat alat pendeteksi jantung yang telah terhubung dengan Adit menunjukkan bahwa detak jantung Adit berdetak kencang.Membuat Adit mau tidak mau harus dinyatakan kalah dalam pertandingan itu. Dan Lucia berhasil menang.Setelah menerima kekalahannya, Adit membawa Lucia untuk kembali duduk di kursi kosong yang ada di dekat Dalfon dan Ansel.Adit sebisa mungkin bergaya biasa saja, supaya tidak ada yang tau bahwa sekarang ia sedang menahan rasa malu yang teramat besar."Woi, Sel. Lo gantian sana," teriak salah satu orang."Lah, lo rabun? Pacar gua nggak datang bodoh! Masa iya gua godain si Dalfon?! Amit-amit jabang bayi, deh," balas Ansel sambil menunjuk orang yang tadi menyuruhnya."Yang belum tuh cuma lo sama Dalfon doang. Jangan curang dong," sahut salah sat
Raina. Nama itu terus berputar-putar di kepala Ansel. Membuat Ansel tidak bisa fokus saat sedang ada di dalam kelas. Sejak bel masuk berbunyi, ia terus menerus mengingat nama itu. Dan bertanya-tanya siapakah perempuan itu, sampai-sampai bisa membuat Dalfon yang selama ini dikenal sebagai es bisa mengucapkan kalimat sehangat itu.Tentu saja hal itu adalah hal yang sangat jarang terjadi. Malahan itu adalah pertama kalinya. Di hadapan semua orang, Dalfon mengucapkan kalimat yang menunjukkan bahwa Dalfon sayang menyayangi perempuan itu. Hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Membuat mereka yakin kalau memang Dalfon memiliki hubungan khusus dengan perempuan itu. Tetapi apa?Ansel merasa sangat pusing. Karena memikirkan hal itu terus. Satu-satunya hal jawaban yang ia temukan yaitu perempuan itu adalah perempuan yang dulu berdansa dengan Dalfon di acara penutupan Kompetisi Tujuh Sekolah. Dan kemungkinan besar perempuan itu adalah murid dari SMA Bulan.Saat bel
Arasha berlari mengejar seorang laki-laki yang baru saja keluar dari gerbang SMA Angkasa. Dengan tenaga yang cukup kuat, ia mencengkeram lengan laki-laki itu. Membuat langkah laki-laki itu harus terhenti seketika.Pandangan Arasha langsung tertuju pada manik mata laki-laki itu. Dan tindakannya yang menghentikan langkah Dalfon langsung menjadi sorotan semua orang yang ada di depan gerbang SMA Angkasa."Lo ada urusan sama gua?" tanya Dalfon sambil melepaskan cengkeraman Arasha."Iya. Gua mau cari tau tentang identitas perempuan yang tadi lo sebutin," jawab Arasha."Perempuan? Perempuan yang mana?""Yang lo bilang sebagai rahasia keluarga.""Oh, dia. Boleh. Tapi lo harus ngelakuin semua yang gua perintah. Gimana?"Dalfon tersenyum licik. Ia sengaja memberikan syarat itu supaya Arasha merasa tidak sanggup dan menolaknya. Dengan begitu, ia tidak perlu lagi menceritakan tentang kisah Noel kepada Arasha."Baik. Gua bakalan nurutin sem
Dalfon melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi. Benda pertama yang ia pandangi adalah sikat gigi yang ada di dalam sebuah gelas yang terletak di depan cermin.Padahal ia belum menyikat giginya. Jadi seharusnya sikat gigi itu masih dalam keadaan kering. Tetapi ini tidak. Sikat gigi berwarna biru itu basah. Menandakan bahwa sikat gigi itu baru saja digunakan oleh seseorang.Dan sekarang kondisinya yang ada di apartemennya hanya ada dirinya dan Arasha yang sedang bersantai di atas sofa. Membuat dirinya langsung berpikiran bahwa sikat gigi itu habis digunakan oleh perempuan itu.Tanpa pikir panjang, Dalfon mengambil sikat gigi itu. Lalu berjalan ke luar kamar mandi. Ia melangkahkan kakinya ke ruang tengah. Untuk menemui Arasha dan memastikan tentang kecurigaannya."Woi. Sikat gigi lo pakai?" tanya Dalfon sambil mengangkat tinggi sikat giginya."Lah? Itu bukannya lo siapin buat gua? Kan warnanya biru," tanya Arasha balik."Aneh lo!
Arasha, Rachel, Gio hari ini akan dilantik sebagai kepala keluarga baru. Arasha sebagai keluarga Mafuyu, Rachel sebagai kepala keluarga Virgo, dan Gio sebagai kepala keluarga Aurora.Seharusnya jabatan kepala keluarga Vinka diberikan kepada Alyssa. Tetapi dengan alasan pribadi Alyssa menolak keras jabatan itu dan memberikan jabatan itu kepada adiknya.Sedangkan Arasha maju sebagai kepala keluarga karena terpaksa. Ia tidak mempunyai kakak ataupun adik. Jadi satu-satunya orang yang bisa memimpin keluarga Mafuyu hanyalah dirinya. Membuatnya tidak mempunyai pilihan lain selain maju sebagai kepala keluarga baru.Sebenarnya ada Langit. Tetapi tidak mungkin bagi Langit untuk maju. Karena berita tentang Noel yang telah dikeluarkan dari keluarga Mafuyu sudah menyebar di masyarakat. Jadi akan menjadi masalah jika Langit yang maju sebagai penerus.Bicara-bicara tentang Langit. Alice sudah mengizinkan Noel, Keenan, dan Langit untuk menunjukkan diri mereka ke de
Semua orang kembali ke rumah darurat yang telah disiapkan oleh pemerintah. Semua orang ingat kalau mereka berada di sana karena rumah mereka hancur lebur disebabkan oleh serangan teroris. Ingatan mereka masih utuh tentang perang itu. Tetapi ada dua keping bagian ingatan mereka yang menghilang. Yaitu tentang pasukan bayangan dan Dalfon.Tidak ada satu pun orang yang bisa mengingat tentang pasukan bayangan. Dengan begitu, semua identitas anggota pasukan bayangan dan semua rahasia yang ada di kamp pelatihan pasukan bayangan akan aman.Dan tentang Dalfon. Diingatan mereka sama sekali tidak ada kenangan dengan laki-laki itu. Seakan mereka tidak pernah bertemu atau bahkan mengenal laki-laki itu.Bahkan Ansel, Adit, Jingga, dan Lucia yang memiliki hubungan erat dengan Dalfon, sekarang sama sekali tidak bisa mengingat siapakah Dalfon yang sebenarnya. Hilangnya Dalfon dari ingatan mereka disebabkan oleh sihir yang Dalfon langsungkan hari itu. Dan sihir itu adalah s
Semua orang dikumpulkan di lapangan latihan. Sudah terhitung seminggu sejak pada pengungsi mengungsi di kamp pelatihan pasukan bayangan. Dan hari ini adalah hari terakhir pada pengungsi di kamp pelatihan. Karena para petinggi sudah memutuskan untuk memindahkan para pengungsi ke rumah darurat sementara yang letaknya tidak begitu jauh dari kota mereka.Para pasukan bayangan sudah lengkap dengan pakaian militer mereka. Dengan upacara perpisahan, mereka akan mengantarkan kepindahan para pengungsi.Tentu saja ada rasa sedih di benak mereka. Karena mereka sudah lama tidak mendapatkan tamu dari luar hutan. Selama ini mereka hanya ada di dalam hutan tanpa tau bagaimana kehidupan dan berita yang ada di luar hutan. Jadi sekalinya mereka mendapatkan tamu dari luar hutan, ada banyak hal yang mereka ingin lakukan bersama. Tetapi sayangnya waktu mereka sekarang telah usai. Semuanya harus kembali ke tempat mereka masing-masing.Kaze mengucapkan sepatah dua patah kalimat di ata
Ansel dan Adit meminum segelas kopi hangat yang tadi sempat mereka bikin di dapur umum. Mereka menikmati kopi itu di sekitar api unggun. Bukan cuma mereka, ada juga Arasha, Alyssa, Lucia, dan Jingga.Mereka berenam sedang menghangatkan tubuh mereka pada malam hari yang dingin ini. Tanpa pembicaraan yang khusus, mereka duduk dan berbicara seadaanya.Rasa canggung memang terasa di benak Adit dan Ansel. Karena kedua perempuan yang sedang bersama mereka adalah para penerus keluarga besar. Yang artinya kedua perempuan itu adalah perempuan terpandang. Bisa bahaya kalau mereka memberikan kesan yang buruk pada mereka.Sedangkan Jingga dengan Arasha masih seperti biasanya. Masih tidak bisa akur dan saling mendebatkan hal-hal yang kecil. Arasha memang selalu bisa mengalah terhadap kemauan dan pola pikir Dalfon. Tetapi ia tidak mau mengalah untuk perempuan itu. Walau pun semua orang mengatakan kalau perempuan itu adalah adiknya Dalfon, ia tidak akan pernah mau
Malam harinya Dalfon tidak bisa tertidur. Tidurnya pada siang hari sangatlah pulas. Sampai-sampai saat malam hari tiba, ia sudah tidak bisa merasakan mengantuk lagi.Dalfon yang tidak tau harus apa hanya bisa duduk di balik pintu sambil memandangi sepatu kerjanya yang masih terlihat sangat bersih. Padahal setahunya, saat ia terakhir kali ia menggunakan sepatu itu, sepatu itu penuh dengan lumpur. Tetapi kemarin saat ia melihat sepatu itu di dalam kamarnya, sepatu itu sudah sangat bersih seperti sepatu baru.Dalfon langsung menurunkan sepatunya yang sedang ia pegang saat ia merasakan seseorang mendekati gudang tempat ia dihukum. Kalau dari firasat, Dalfon yakin kalau orang itu bukanlah Kaze ataupun Arisha. Karena tidak mungkin ia dibebaskan dari hukuman secepat itu.Dalfon bisa merasakan kalau pintu gedung sedikit bergetar. Tanda kalau orang yang ada di luar sana sudah mulai menyentuh pintu itu. Tetapi sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa kunci gudang aka
Apel selesai. Semua pengungsi diperbolehkan untuk kembali ke pengungsian. Dan ada beberapa orang yang masih bertahan di lapangan hanya untuk menghabiskan waktu mereka lebih lama. Mungkin di pengungsian terasa sangat membosankan. Makanya mereka ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi di lapangan bersama dengan para pasukan bayangan yang kali ini dibebaskan dari tugas.Benar, pasukan bayangan bebas dari tugas. Kalau ditanya kenapa bisa bebas tugas, karena para petinggi sedang sibuk-sibuknya mengurus pembangun kembali kota yang sudah hancur. Sampai-sampai lupa memberikan perintah pada pasukan bayangan.Ada sekelompok pengungsi yang terdiri dari tujuh orang mendekati perwira tinggi yang sedang mengarahkan salah satu anak buahnya untuk segera mempersiapkan sarapan untuk para pengungsi.Kelompok itu terdiri dari Ansel, Adit, Jingga, Alyssa, Arasha, dan Vedora. Ansel menepuk pundak perwira tinggi saat posisi mereka sudah dekat. Perwira tinggi yang saat itu sedan
Vinka menatap seorang laki-laki yang sedang tertidur pulas di atas kasur pasien. Ia adalah pemimpin dari keluarga yang terkenal dengan pengobatannya. Tetapi kali ini ia tidak bisa berbuat apa-apa pada anak laki-laki itu.Yang bisa ia lakukan hanyalah memberikan obat untuk mempercepat proses pengeringan luka yang ada pada tubuh laki-laki itu. Cuma itu saja. Sedangkan kondisi bagian dalam tubuh laki-laki itu sangatlah parah. Saking parahnya, dengan tidak ada kemampuan medis yang dapat menyembuhkannya.Vinka mengalihkan pandangannya ke arah seorang perempuan menggunakan baju militer yang berdiri tepat di depannya. Perempuan itu juga sama sepertinya. Sedang menunggu laki-laki yang ada di dalam ruangan itu siuman.Perempuan yang ada di hadapannya itu adalah Arisha. Arisha memang tidak mempunyai hubungan dengan keluarga Virgo. Tetapi kemampuan medis perempuan sangatlah bagus. Sehingga bisa menjadi dokter militer di pasukan bayangan. Pencapaian yang sangat hebat
Arisha menatap ke arah luar jendela dengan saksama. Menatap salju-salju yang jatuh ke tanah dan semakin lama menutupi seluruh permukaan tanah dengan warnanya yang putih.Dulu sekali sebelum bertemu dengan Dalfon. Arisha tidak suka dengan salju. Bukannya tidak suka karena benci. Melainkan hanya sekedar menghindari. Karena salju bisa membuat badannya sakit. Kalau pun ada tugas negara yang membuatnya harus berurusan dengan salju, maka Arisha mau tidak mau harus menggunakan pakaian tebal dan membawa sebotol minuman panas untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.Tetapi itu semua berubah semenjak bertemu dengan Dalfon. Saat Dalfon masuk ke dalam hutan larangan sebagai pelatih, semua anggota diminta untuk tidur di atas tumpukan salju dengan pakaian yang sangat tipis. Bahkan para anggota laki-laki sama sekali tidak memakai pakaian sedikit pun.Arisha menolak hal itu keras. Karena ia tidak mau diperintah oleh orang yang baru saja datang dan mengambil posisi pelati
Semua orang kaget saat tiba-tiba para pemimpin keluarga muncul di tengah-tengah lapangan. Ada yang takut dan ada yang kagum. Semua orang ingin bertanya tentang bagaimana hasil dari peperangan tersebut. Tetapi mulut mereka tidak bisa berkata-kata. Terbungkam oleh rasa takut yang mereka rasakan.Pasukan bayangan yang tadinya ada di bangunan langsung berdiri secara rapi di hadapan para pemimpin dengan posisi hormat. Yang tentu saja, semua para anggota pasukan itu dipimpin oleh Kaze.Kaze tertegun sempurna saat melihat ada sebuah air mata di pipi Alice. Perempuan terkuat yang ia kenal sekarang sedang terlibat lemah. Dulu Kaze sangat ingin mengalahkan perempuan itu, saat perempuan itu sedang dalam posisi terlemahnya. Tetapi saat melihat perempuan itu lemah, entah kenapa hati Kaze ikut merasa sedih. Seakan perasaan itu mengalir begitu saja ke dalam hati Kaze.Noel yang melihat kedatangan Alice, langsung mendekat. Ia melepaskan jas berwarna hitamnya, lalu menyelimuti t