Home / CEO / Kembalinya Mama Muda Kaya Raya / Di Kapal yang Sama?

Share

Di Kapal yang Sama?

Author: Ayu fatma
last update Last Updated: 2022-07-01 22:14:01

Panas begitu terasa menyengat dipermukaan kulit, beberapa anak berlarian di taman kota. Seorang gadis tengah duduk di kursi taman dengan beberapa belanjaan yang berada di sampingnya. "Thomas kau sangat lama!" sungut Thea kala melihat seorang berstatus sahabatnya keluar dari dalam mobil berwarna biru gelap.

"Maaf ada beberapa pekerjaan mendesak yang harusku urus," ucap pria itu sembari berjalan mendekat ke arah Thea, "Hanya ini?" tanyanya tatkala melihat jumlah barang belanjaan yang Thea taruh di sisi kiri tubuhnya.

"Ya, aku hanya membeli beberapa kebutuhan pokok, terlalu malas bagiku untuk berkeliling mall," jawab Thea lalu berjalan pergi meninggalkan Thomas yang menenteng belanjaannya, Thomas menggeleng pelan, "Kau pikir aku pelayanmu!" erangnya sembari memasukan beberapa belanjaan Thea ke dalam bagasi mobilnya.

"Ada lagi yang kau butuhkan?" tanya Thomas saat setelah ia baru duduk diatas jok mobil, ia memakai seat belt tanpa menolehkan kepalanya ke arah Thea, "Tidak ada, mari pulang. Aku sangat lelah," ucap Thea lalu menyenderkan kepalanya pada jendela mobil.

Thomas merasa ada hal yang berbeda dengan Thea, apakah dia tidak dalam mood yang bagus sekarang? Tangan Thomas terulur untuk menyentuh kepala Thea, namun sebelum tangan itu sampai pada kepala Thea, dia menepis tangannya dengan kasar, membuat Thomas mengeluarkan desisan ngilu karena jari-jarinya terasa sakit.

"Tak usah macam-macam, aku mengatur rambutku selama 20 menit!" bentak Thea lalu memejamkan matanya, pria itu hanya bisa menghembuskan nafas pasrah, Thomas menjalankan mobilnya, sedikit rasa kecewa hinggap di hatinya.

Lima menit perjalanan telah berlalu, Thea membuka mata, pemandangan yang pertama kali dia lihat adalah Thomas yang menyetir mobil dengan wajah serius. "Thomas kau tau?" ucap Thea tiba-tiba membuat Thomas sedikit tersentak, "Kau mengagetkanku! bagaimana jika tadi aku reflek menginjak pedal gas?" tanya Thomas dengan sedikit bentakan.

"Mati!" jawab Thea seolah tanpa beban, membuat Thomas mendecak kan lidahnya pelan. Thomas masih ingin hidup. "Ada yang ingin kau bicarakan?" tanya Thomas, matanya tetap terfokus pada jalanan yang ramai. Banyak orang yang lebih memilih berjalan kaki di kota ini, membuat Thomas harus ekstra hati-hati jika saja ada orang yang menyebrang secara sembarangan. Tidak pada zebra cross.

"Ya, aku ingin sedikit bercerita," ujar Thea dengan helaan nafas panjang di akhir kalimatnya, "Lakukan saja, aku akan mendengarkan!" sahut Thomas cepat.

"Beberapa waktu lalu di pesta salah satu selebritis yang sedang naik daun, aku melakukan berhubungan seksual!" ucap Thea dengan tarikan nafas panjang di awal kalimatnya, "Ya lal- hah!" Mendadak Thomas mengerem mobilnya membuat Thea hampir terbentur jika tidak memakai seat belt.

Biasanya Thomas hanya mendengarkan ocehan Thea tentang betapa jahatnya keluarganya, betapa mereka membedakan antara dirinya dengan keturunan lain. Namun, kali ini berbeda, kalimat pertama yang diucapkan oleh Thea membuat jantung Thomas berantakan.

Ingatan Thomas berpacu pada kejadian beberapa waktu lalu, tentang bagaimana ia berhubungan dengan seorang selebriti. Apakah Thea melakukan itu di tempat yang sama dengannya? Satu kapal?

Thomas menarik nafas panjang, "Hei, bukan- oke simpan ceritamu dulu ... Kita akan bicara lagi nanti!" ucap Thomas lalu kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Pikirannya kacau.

Thomas, menghentikan mobilnya di sebuah cabang cafe miliknya. Lalu berjalan memutar untuk membukakan pintu Thea. Pria yang memakai kaus berwarna biru itu berkata, "Kau bisa jelaskan padaku didalam!" Kemudian pria berusia seperempat abad itu berjalan, meninggalkan Thea yang masih mencoba mengatur napas.

"Kau ingin membunuh," ucapan Thea dipotong oleh Thomas, "Diam sekarang, jelaskan di dalam!" bentak Thomas, aura di sekitar pria itu berubah menjadi lebih dingin dari biasanya, punggung Thea berkeringat.

Thomas berjalan mendekati salah satu karyawan yang bekerja padanya kemudian berucap, "Jangan biarkan siapapun masuk ke ruangan istirahat!" perintahnya yang dibalas anggukan oleh karyawannya, kemudian tanpa aba-aba pria itu menarik lengan Thea masuk kedalam ruangan kantornya.

Sedangkan karyawan tadi nampak syok atas kedatangan bosnya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

•••

"Sekarang katakan padaku, apa yang terjadi sebenarnya!" seru Thomas lalu mendudukkan bokongnya di atas Sofa, diikuti oleh Thea yang kemudian duduk di sebelahnya. Thea berdehem singkat sebelum menjawab pertanyaan dari sahabat kecilnya, "Emm, boleh aku minta segelas air, tenggorokanku terasa kering," ucap Thea membuat Thomas menghembuskan nafas kasar.

Meskipun kesal, pria yang memiliki tubuh lebih tinggi dari Thea itu tetap saja menuruti permintaan Thea, Thomas berjalan ke arah meja kerjanya lalu menghubungi salah satu staf menggunakan telepon kantor.

Saat telepon tersambung Thomas langsung berucap tanpa memperdulikan ucapan lawan bicaranya, "Halo selama-" ucapan karyawan itu yang langsung terpotong oleh Thomas,"Bawakan sebuah dalgona coffee dingin dan ice Americano!" perintahnya lalu mematikan sambungan telepon tanpa menunggu jawaban terlebih dahulu.

Thomas berbalik, lalu berjalan menghampiri Thea dengan sikap yang berbanding terbalik dari biasanya, "Kita akan membicarakan hal tadi setelah pesanan dibawa masuk!" tegas Thomas lalu kembali mendudukkan pantatnya di sofa, di samping Thea yang tengah menahan nafas gusar.

Tangannya berkeringat, sungguh... Ini pertama kali baginya melihat sisi lain dari Thomas, sahabat kecilnya.

Related chapters

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Jujur

    Pintu diketuk membuat dua orang yang masih berdiam diri sepanjang waktu tadi menoleh "Masuk!" perintah Thomas singkat, tak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka. Dari belakang pintu muncul seorang pria dengan pakaian barista yang melekat ditubuhnya.Ruangan kembali hening setelah barista tadi menyelesaikan pekerjaannya. Meninggalkan dua orang manusia yang masih terdiam dengan Thomas yang memandangi Thea, "Jika kau terus memandangiku seperti itu maka kepalaku akan berlubang!" sarkas Thea sembari meletakan minumannya kembali di atas meja. Thomas menyunggingkan senyumnya kala mendengar ucapan Thea, membuat bulu kuduk gadis itu meremang. "Mendekat kemari!" perintah Thomas lembut namun dengan penekanan di akhir kalimatnya. Thea yang sudah pasrah akan takdirnya hanya menurut dan bergeser mendekat ke arah teman kecilnya, "Berhenti menunduk dan lihat wajahku!" nada ucapan Thomas terdengar ketus, lalu tangan kekar pria itu meraih pergelangan gadis yang telah menemani masa pertumbuhannya

    Last Updated : 2022-07-01
  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Pindahan

    Sudah terhitung satu Minggu sejak Thea tinggal di hotel. Hari ini gadis dengan rambut sepinggang itu tengah merapikan barang barang yang akan dia bawa pindah ke tempat tinggal barunya, "Jangan lupa untuk mengemas itu Thomas," ujar Thea sembari menunjuk meja di samping ranjang dan berlalu pergi ke toilet. Lelaki itu hanya menurut dan langsung mengemas barang yang ditunjuk oleh Thea.Saat dia sedang mengemas beberapa perabotan ide jahil muncul di kepalanya, "Hei, bagaimana dengan celana dalammu?" teriak Thomas dengan kekehan kecilnya, berniat menggoda Thea."Aku akan mengemasnya sendiri! jangan sekali-kali kau berniat untuk menyentuhnya, kecuali jika kau sudah siap kehilangan nyawamu saat ini!" teriak Thea dari dalam toilet. Thomas lantas tertawa mengejek, kemudian berjalan menuju sofa, pria berusia 25 tahun itu duduk santai dengan memainkan ponselnya hingga tak sadar ada orang yang tengah memperhatikan perilakunya."Apa yang kau lakukan!" kaget Thomas sedikit membentak, jantungnya ber

    Last Updated : 2022-07-01
  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Cantikku

    Bau alkohol menyeruak didalam sebuah gedung dengan lampu warna-warni yang berpijar secara bergantian. Wanita wanita dengan pakaian terbuka menari sepanjang dentuman music di perdengarkan, "Tropical Mocktail, ukuran pint dengan campuran soda!" pesan seorang gadis dengan wajah malu-malu, ah sepertinya dia baru pertama kali datang ketempat ini.Sudah sejak seminggu Thea bekerja di diskotik yang dikelola oleh Thomas, tak ada yang istimewa, seluruh pengunjung sama seperti orang pada umumnya. "Apa Anda baru pertama kali kemari?" tanya Thea berbasa-basi, "Ya, bersama temanku!" Thea hanya mengangguk menanggapi pernyataan gadis tadi. Gadis itu memakai gaun pendek berwarna kuning, sungguh tampak mencolok di dalam club. Apa dia ingin menarik perhatian pada binatang buas disini?"Apa temanmu juga baru pertama kali kesini?" tanya Thea, "Ah tidak, dia sudah sering ke diskotik, kebetulan dia mengajakku hari ini!" ucapnya membuat Thea mengerutkan keningnya.Thea menggeleng pelan mengusir pikiran bur

    Last Updated : 2022-07-03
  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Penyelamat

    "Apa kau pikir aku akan mendengarkanmu, cantikku?"Perkataan itu seakan menarik usus Thea keluar dari tempatnya. Menjijikan, dia harus segera mencari jalan keluar sekarang!"K-kau siapa?" tanya Thea berusaha mengambil kembali ketenangannya. Alis pria itu berkerut, "Tentu saja aku belahan jiwamu!" ujarnya. Urat-urat merah nampak pada dahi Thea, dasar gila."Apa kau adalah orang yang sama?" tanya Thea. Satu alis pria itu terangkat, tak mengerti maksud Thea. "Apa kau orang yang sama yang menguntitku!" bentaknya, berjalan semakin mundur. Mata pria itu melebar, lalu mengangguk mantap beberapa kali."Dasar gila!" teriak Thea. Ekspresi wajah pria itu menggelap, wajahnya muram. Sebuah kalimat yang ia ucapkan membuat Thea tercengang, "Ya, itu aku. Kau yang membuatku gila! Mengapa kau sangat cantik sialan," rancaunya.Pria itu menarik napas beberapa kali, "Andai aku tampan, kau pasti juga akan memandangku berbeda kan?" hardiknya, "Sialan, kalian para wanita selalu saja memandang uang dan wajah!

    Last Updated : 2022-07-04
  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Diberhentikan dari pekerjaan

    Thea segera menyadari keadaan sekitar, dia membuka matanya. Saat yang pertama kali dia lihat adalah tatapan tajam Thomas, Thea mendadak bisu, tak ada isakan sedikitpun yang keluar dari bibirnya."Apa yang terjadi padamu?" tanya Thomas menatap tajam keadaan Thea. Pupil mata gadis itu bergetar, "A-aku ... " Thea tergagap, tak mampu mengutarakan apa yang terjadi padanya. Thomas yang memiliki temperamen buruk lantas berteriak, memanggil namanya dengan keras."THEA!"Thea tersentak, air mata kembali menetes dari matanya. Thomas tampak menyeramkan, gadis itu semakin menutupi wajahnya dengan selimut. Thomas mengacak rambutnya dengan kasar, urat-urat menonjol dari lehernya."Thea, ayo bicara denganku!" Nada bicaranya berubah menjadi lembut dalam sekejap mata, dengan suara bergetar Thea berucap, "T-tidak mau … k-kau tenangkan dirimu d-dulu!" Thomas mengembuskan napas kasar, berusaha menoleransi sikap Thea yang mengesalkan baginya."Ceritakan semua yang terjadi barusan, tolong. Selain sahabatmu,

    Last Updated : 2022-07-06
  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   pregnant

    Suara pintu diketuk membuat Thea harus terbangun dari istirahatnya, Thea mengucek mata sebentar lalu berjalan menuju pintu utama rumahnya, "Ya!" seru Thea menjawab ketukan pintu."Hai kakak!" suara remaja laki-laki yang baru memasuki masa puber masuk kedalam gendang telinga Thea, "Kenapa Raka, ada yang kau perlukan?" tanya Thea lantaran merasa aneh akan kemunculan anak ini dirumahnya, sebenarnya ia mengira bahwa yang mengetuk pintu rumahnya adalah Thomas. "Apa kau sakit?" tanya Raka berbasa-basi, "Ya, ada apa?" tanya Thea balik. Apakah wajahnya sangat pucat hingga orang yang baru bertemu dengannya menyadari bahwa ia sakit? Raka hanya mengangkat bahunya untuk menanggapi ucapan Thea, kemudian ia menyodorkan sebuah kantung plastik berwarna ungu tepat di hadapan Thea. "Apa ini?" tanya Thea, matanya memandangi wajah Raka lekat. "Tidak tahu," Raka mengalihkan pandangannya dari tatapan curiga Thea ,"buka saja!" seru Raka lalu segera melenggang pergi dari rumah

    Last Updated : 2022-07-07
  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Thea, Mari Bicara.

    Thomas telah menyelesaikan administrasi rumah sakit Thea, beberapa saat lalu dia juga kembali untuk membantu Thea berjalan menuju tempat parkir. Wajah pucat Thea terus membuatnya khawatir, meskipun Thea terus mengatakan bahwa dirinya telah membaik Thomas terus saja mengkhawatirkannya."Thea," panggil Thomas ketika sudah berada di dalam mobilnya, wajahnya kembali ceria saat berada didekat Thea, gadis itu hanya menengok ke arah Thomas tanpa menjawab panggilan sahabatnya."Bagaimana rencanamu selanjutnya?" tanya Thomas, Thea hanya menundukkan kepala tanpa menjawab pertanyaan Thomas, beribu-ribu hal masuk dan terpikir di dalam kepala Thea. "Aku harap kau kembali memikirkan ucapanmu waktu itu," ujar Thomas kemudian melanjukan mobilnya meninggalkan gerbang rumah sakit.Jalanan sore ini cukup lenggang, dengan awan yang bersinar kemerahan Thea terus memandang keluar kaca, matanya menatap dahan-dahan dari pohon besar bergoyang akibat burung yang bertengger di atasnya. Angin

    Last Updated : 2022-07-11
  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Keluar Dari Perterpeon!

    "Terserah, tapi Thea aku berharap kau tidak akan membuat keributan di cafe. Jangan pernah muntah karena morning sickness, itu akan membuat pelangganku kabur!" Thea termenung, Thomas yang dia kenal bukanlah orang yang seperti ini. Biasanya Thomas akan selalu memperhatikannya, lagipula Thomas juga pasti tahu, morning sickness tidak bisa dikendalikan oleh ibu bayi. Thea dengan perasaan yang campur aduk menganggukkan kepalanya, ia harus memaklumi bahwa setiap orang bisa berubah. Mungkin Thomas yang di sampingnya saat ini bukan lagi Thomas yang menjadi kawan semasa kecilnya.•••Thea sampai di rumahnya pada malam hari, Thea langsung membersihkan tubuhnya saat setelah berada di rumah. Rumah yang dibeli dengan uang hasil penjualan asetnya ini benar-benar nampak kumuh. Dinding yang telah mengelupas dan lantai yang berwarna kekuningan sama sekali tak Thea pedulikan. Bagaimanapun juga harga apartemen jelas lebih murah daripada harga rumah, beruntung Thea bisa membeli rumah dengan kondisi yang

    Last Updated : 2022-07-13

Latest chapter

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Weak

    Jam menuju bahwa malam semakin larut, Thea telah berpindah dari balkon menuju sebuah kamar yang ditujukan oleh Yolanda. Sedangkan Yohan kini telah pergi entah kemana. Thea bersiap merebahkan tubuhnya setelah membersihkan tubuhnya tadi.Dalam gelap gadis itu masih terbangun, ia mengedipkan matanya beberapa kali ... berharap agar kantuk datang menghampiri. Tangan Thea terjulur ke atas perutnya, sekarang perutnya mulai membuncit. Gadis itu bersenandung dalam gelap, berharap hal itu dapat membuatnya mengantuk. Namun, nihil ... ia malah menginginkan Yohan berada di sisinya saat ini."Berhenti memikirkan papamu, mama mengantuk!" serunya, ia berbicara dengan bayinya sendiri. Thea terdiam, ia merasa bahwa apa yang baru saja ia lakukan adalah suatu hal yang aneh."Ayo tidur," ajaknya pada bayinya. Thea mulai menata bantal untuk membuat bagian kepalanya lebih tinggi. Gadis itu mulai memejamkan mata.Saat matanya benar-benar telah mengantuk ia merasa melihat

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Yolanda Radcliffe

    Canggung. Sebuah kata yang mampu menjelaskan kondisi Thea saat ini. Gadis itu kini tengah duduk di samping Yohan, mereka berhadapan dengan Yolanda yang menatap kedua sejoli itu dengan tatapan menelisik.Di ruangan ini hanya ada mereka bertiga, para pekerja yang biasanya selalu berada di sekitar Yolanda sudah pergi sedari tadi atas perintah dari Nyonya rumah tersebut."Sekarang bisa kamu jelaskan?" Rupanya Yolanda sudah tak sabar untuk menunggu penjelasan dari Yohan. Yohan mengangkat dagunya, ia menarik napas panjang agar memudahkannya menyelesaikan penjelasannya dalam sekali hentakan napas."Perkenalkan Mom, ini Thea. Aku akan menikah dengannya. Ada beberapa kejadian yang menimpa kami, dan aku memutuskan untuk memilih untuk menikahinya. Aku mohon Mom, tolong jangan menentang pilihanku yang ini," ujarnya dengan wajah datar seakan ini bukanlah hal yang terlalu sulit baginya. Wajah Yolanda tampak syok berat."Menikah?" tanyanya seakan memastikan. Yoh

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Kediaman Radcliffe

    Yohan, nama seorang pria aneh dengan segala misterinya. Thea bahkan sampai sekarang masih tak mengerti apa yang sebenarnya ada di dalam kepala pria itu, dia selalu melakukan segala hal dengan spontanitas ... Thea benar-benar tak bisa menebak langkah apa yang akan dipilih selanjutnya oleh pria itu, seperti saat ini."Kau ... Tinggal di sini, urus seluruh hal yang berkaitan dengan pernikahanku. Tak perlu mewah, cukup dengan pernikahan sederhana dengan mengucap janji di altar," ucap Yohan setelah memerintahkan pada Devan dan notarisnya untuk keluar dari mobil.Saat ini mereka sedang berada di parkiran, tepatnya mereka berdiri tepat di depan mobil milik Yohan."Anda meninggalkan saya, di sini?" tanya Devan memastikan. Yohan mengangguk mantap, lain dengan Devan yang berwajah senang ... notarisnya tak bisa mengendalikan raut wajahnya, mulutnya terbuka kaget tak terima."Apa? Kau tak terima?" tanya Yohan, sungguh mulutnya tak bisa dikontrol. Notarisnya menggeleng, deng

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Pilih Baju Pengantin

    Yohan menghubungi Devan, pria itu meminta flat shoes/sandal wanita untuk dibawakan ke ruangannya. Pria itu berbicara cukup lama, entah apa lagi yang dia minta pada asistennya itu. Setelah beberapa saat ia bicara Yohan baru mematikan ponselnya, pria itu kembali memijat tumit kaki Thea.Pintu diketuk beberapa kali sebelum terbuka, wanita tadi kembali dengan membawa beberapa katalog di tangannya. Awalnya wanita itu terdiam kaget karena melihat atasannya memegang kaki seorang gadis yang tak di kenalnya, tapi ia berusaha untuk profesional dengan tidak memperdulikan hal itu."Permisi, Tuan. Ini beberapa koleksi pakaian pengantin yang toko ini miliki!" ujarnya, ia memberikan buku yang berisikan koleksi foto-foto baju pengantin kepada Thea dan Yohan. Yohan mengangguk, kemudian ia memberikan isyarat untuk wanita itu keluar."Ada yang kau sukai?" tanya Yohan setelah wanita itu benar-benar hilang dari pintu. Thea menengok ke arah Yohan."Sebenarnya apa hal i

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Perjanjian Baru

    Suasana di dalam mobil kembali hening setelah notaris tadi membacakan ulang beberapa poin yang mereka janjikan kemarin, Yohan memberikan beberapa poin tambahan pada perjanjian itu, diantaranya adalah:1. Pihak A (Yohan Radcliffe) bertanggung jawab penuh untuk menafkahi pihak B (Thea) selama masa perjanjian berlangsung.2. Pihak B wajib menerima seluruh hal yang diberikan oleh pihak A selama masa perjanjian berlangsung.3. Setelah masa kontrak berakhir ke dua belah pihak akan tetap berhubungan dengan baik.Thea membaca pembaharuan perjanjian itu dengan tenang, dahinya mengernyit kala mendapati poin ke dua. Gadis itu menatap lekat wajah pria yang tengah mengemudi di sampingnya.Yohan yang sadar bahwa dirinya tengah diperhatikan itu menengok, "Apa?" tanyanya santai. Tangan pria itu bergerak menyetel musik dalam mobilnya, ia memilih menyetel lagu milik mendiang Avicii—the nights."Apa maksudmu aku harus menerima seluruh barang yang kau berikan

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Menuju Rumah Radcliffe

    Thea telah siap dengan pakaiannya beberapa saat lalu, gadis itu mengenakan gaun putih yang memiliki panjang hingga lutut. Rambutnya diikat mengenakan pita agar terkesan rapi."Kenapa, jelek ya?" tanya Thea saat melihat Yohan menelisik penampilannya."Jangan, gini aja. Cantik!" seruan Yohan membuat kecanggungan yang luar biasa di antara mereka berdua. Thea memilih untuk berpura-pura tak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Yohan, gadis itu terus membereskan pakaiannya yang berada di dalam koper."Um, ayo pergi!" ajak Yohan. Thea mengerutkan dahinya bingung."Kemana?" tanya gadis itu tanpa beralih dari pekerjanya. Yohan berjalan masuk ke dalam kamar, ia mendudukkan tubuhnya pada ranjang sembari memperhatikan kegiatan yang tengah Thea lakukan."Rumah keluargaku," jawab Yohan mantap. Thea lantas menghentikan kegiatannya, ia menatap Yohan dengan wajah penuh tanda tanya."Kenapa?" Pertanyaan itu akhirnya terlontar juga dari bibir manis

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Semburan cinta

    "Mau?" tawarnya pada Devan dengan mengacungkan toples selai di tangannya. Devan menggeleng pria itu lalu membuang muka ke arah lain.Yohan berjalan santai ke arah Devan sembari membawa toples selai di tangan kanannya dan sebuah piring berisi dua lapis roti di tangan kirinya. Pria itu mengambil pisau selai di dalam lemari piring yang berada di dekat Devan kemudian mendudukan pantatnya tepat di depan laki-laki itu.Yohan mengoleskan selainya dengan gerakan santai, ia mengabaikan Devan yang tengah menatapnya dengan tajam. Pria itu melirik ke arah Devan sebentar kemudian menaikan satu alisnya ke atas. "Apa?" tanyanya tak sadar diri.Devan tersenyum kaku, "Bukankah tadi ada yang ingin kau katakan, Yohan?" tanyanya kemudian mendatarkan wajahnya, senyuman manisnya hilang begitu saja. Yohan menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan Devan."Lalu? Katakan sekarang!" Devan menekankan kata terakhirnya. Dengan wajah tanpa dosanya Yohan malah melahap roti yang

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   Sarapan.

    Seorang dengan pakaian kurir tengah berdiri di depan rumahnya, di belakangnya terdapat banyak koper besar. Yohan mengingat benda-benda itu sekilas, itu adalah barang-barang milik Thea. Di samping kurir tersebut berdiri orang yang ia kenal dengan akrab, asistennya."Atas nama Yohan Radcliffe?" tanya kurir tersebut ketika pintu telah terbuka. Yohan mengangguk, kurir itu tersenyum kemudian memberikan sebuah berkas yang harus ia tanda tangani sebagai tanda terima."Bawa masuk!" perintah Yohan pada asistennya, pria itu menarik napas dalam dari hidung dan mulutnya sekaligus, ini masih pagi. "Baik Tuan!" serunya dengan senyum yang sangat ramah. Pria itu kemudian melepaskan jasnya, menggulung kemeja miliknya hingga siku kemudian mengangkat koper itu satu persatu untuk masuk ke dalam rumah milik bosnya."Taruh di mana?" tanya Devan sebelum Yohan sepenuhnya menghilang dari balik pintu."Taruh kamar!" jawab Yohan sedikit berteriak. Lagi-lagi Devan

  • Kembalinya Mama Muda Kaya Raya   "Pagi, sayang!"

    Yohan keluar tanpa mengenakan atasan, terpampang jelas perut berototnya yang seperti tumpukan bata. Pria itu hanya melirik sekilas ke arah Thea yang sedang tertidur pulas, ia berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaiannya.Pria itu berjalan mengambil kaos putih dan celana panjang untuk ia kenakan, seluruh tubuhnya sungguh terasa lelah tapi ada banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Pria itu memilih untuk mengambil laptop di ruang kerjanya, tempatnya berada di sebelah kamar tidur. Yohan berencana untuk menyelesaikan pekerjaannya di kamar.Pria itu duduk di sofa yang terletak di balkon, hujan masih belum reda. Pria itu berdiam diri di hadapan laptopnya sembari menatap buliran air yang turun membasahi pekarangan rumahnya. Pikirannya mulai berkelana, banyak hal yang harus ia urus. Tak hanya Thea dan anaknya, Yohan harus mengurusi perusahaan dan keluarganya juga.Sejujurnya, Yohan tak yakin keluarganya mau menerima Thea. Benar bahwa gadis itu pernah me

DMCA.com Protection Status