Hutomo Group.Sandi dan Vrilla menyaksikan harga saham perusahaan mereka anjlok, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan.“Ronald, Hutomo Group benar-benar nggak sanggup menahan pukulan seperti ini. Aku mohon, jangan lakukan ini pada kami ....”Sandi sudah tidak bisa lagi berpura-pura tidak peduli. Kalau ini dibiarkan terus berlanjut, hanya akan ada satu akhir untuk Hutomo Group, yaitu kebangkrutan.Bibir Ronald melengkung membentuk seulas senyum sinis, “Jadi kalian masih berencana untuk bersikeras?”Vrilla bertopang pada meja kerja, kalau tidak tubuhnya pasti sudah jatuh. Dia pun berkata dengan bibirnya yang pucat dan gemetar, “Ronald, bagaimanapun Shania sudah rawat Eddy dan Darren selama empat tahun. Dia sudah berusaha keras. Karena itu, berikan kami jalan keluar.”Senyum di wajah Ronald menghilang dalam sekejap. Dia tiba-tiba berdiri, matanya menatap Vrilla dengan tajam, “Dengan kata lain, kalian berdua juga tahu soal perbuatan Shania?”Vrilla sama sekali tidak tahan dengan aura ya
“Ronald, kalau ada masalah sini hadapi aku. Jangan sentuh mamaku!” Shania berteriak, “Kalau kamu serang Hutomo Group dan orang tuaku lagi, aku akan ....”Shania melihat ke dalam mobil. Seorang anak berusia empat tahun berbaring di kursi belakang. Shania baru saja kehilangan kendali. Dia mendorong Eddy, lalu kepala anak itu membentur batu di pinggir jalan. Setelah itu, Eddy pingsan.Shania benar-benar ketakutan. Dia takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada Eddy. Dia juga takut Ronald akan datang balas dendam padanya lagi. Oleh karena itu, dia ingin segera melarikan diri sejauh mungkin.Namun sekarang, harga saham Hutomo Group sudah anjlok. Saham di tangan Shania telah menjadi kertas tak berguna. Dia bahkan tidak punya dana untuk melarikan diri ke luar negeri.“Eddy ada di tanganku sekarang. Kalau kamu berani serang mamaku dan Hutomo Group, aku akan buat kamu nggak pernah bisa lihat Eddy lagi seumur hidupmu!”Usai berkata dengan marah, Shania langsung menutup telepon. Akan tetapi, dia
Michael membuka pintu kursi belakang dan masuk ke dalam mobil. Dia juga membawa laptopnya, tangannya masih terus mengetik di keyboard. Kemudian, dia berkata dengan suara pelan, “Aku sudah kunci posisi Shania. Dia memang lagi bersama Eddy.”Wajah Rachel menegang. Satu-satunya yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah pergi menyelamatkan Eddy. Dia pun membiarkan Michael ikut dengannya.“Michael, pakai sabuk pengamanmu.”Setelah melihat sabuk pengaman Michael sudah terpasang, Rachel langsung menginjak pedal gas. Mobil dengan cepat melaju keluar dari vila.Empat tahun yang lalu, dia gagal melindungi Eddy dan Darren. Hal itu telah menjadi mimpi buruknya selama empat tahun terakhir. Hari ini, setelah empat tahun berlalu, dia harus melindungi putranya.Jika Shania berani melukai Eddy, maka Rachel akan buat perempuan itu bayar dengan darahnya. Rachel tidak berharap masalah ini akan sampai ke titik itu.Rachel menginjak pedal gas sampai habis. Dia pun menerobos beberapa lampu merah berturut-
“Ronald, aku tahu itu kamu!” Shania berdiri di dalam dan sibuk bicara sendiri, “Aku sudah buat kesalahan empat tahun yang lalu, itu kesalahan yang sangat besar. Aku seharusnya nggak terobsesi untuk pura-pura jadi mama dari anak-anak. Tapi selama empat tahun ini, aku sangat baik pada mereka. Sekalipun aku bohong sama kamu, aku nggak pernah menyakiti Eddy dan Darren. Kenapa kamu lakukan ini padaku? Kenapa kamu lakukan ini pada Hutomo Group?”Rachel yang berdiri di luar tiba-tiba tercengang. Ronald sudah tahu tentang anak-anak? Sejak kapan pria itu tahu?Rachel belum sempat memikirkannya, tiba-tiba dia mendengar suara Shania menjadi lebih gila.“Aku tunggu kamu selama empat tahun. Aku sudah korbankan masa mudaku selama empat tahun untuk kalian. Tapi apa yang kamu lakukan padaku? Kamu nggak pernah anggap aku ada. Kamu nggak pernah berpikir untuk nikahi aku. Keluarga kami juga nggak pernah dapat keuntungan dari kamu. Atas dasar apa kamu perlakukan aku seperti ini?”Shania terus berteriak de
“Kamu benar-benar akan lakukan apa yang aku minta?” Shania melengkungkan bibirnya. Matanya menunjukkan tatapan aneh dan dingin.Rachel pun mengangguk dengan tenang, “Syaratnya kamu harus lepaskan Eddy.”“Oke, selama kamu lakukan apa yang aku suruh, aku pasti akan lepaskan Eddy. Aku pastikan dia nggak akan terluka.” Shania mengusap rambut Eddy dengan tangannya, lalu berkata sambil tersenyum tipis, “Aku nggak sejahat itu sampai ingin ambil nyawamu. Selama kamu hancurkan wajahmu sendiri, aku akan kembalikan Eddy padamu.”Tatapan Shania beralih ke wajah Rachel. Tatapan yang tajam seperti pisau itu seakan-akan ingin mencungkil daging dari wajah Rachel.Sejak kecil sampai dewasa, Rachel selalu menjadi yang paling cantik di sekolah. Ke mana pun Shania pergi, dia selalu diinjak-injak oleh Rachel.Orang-orang dan teman-teman di sekitar Shania selalu mengatakan kalau Rachel lebih cantik dan mempesona setiap kali membicarakan mereka berdua. Sekalipun Rachel tidak muncul di tempat yang sama dengan
Shania mengeluarkan sebilah pisau lagi entah dari mana dan menekankannya ke dagu Eddy.Tangan Rachel tiba-tiba membeku. Barusan, dia berencana untuk melumpuhkan Shania ketika perempuan itu tidak memperhatikan. Tidak disangka, Shania masih memiliki senjata lain di tangannya.Kelihatannya, Rachel hanya bisa menghancurkan wajahnya sendiri dulu. Setelah itu, dia baru bisa memikirkan solusi lain.Rachel mengangkat pisau di tangannya dan hendak menusuk pipinya. Tiba-tiba, lampu putih yang menyilaukan mata datang menerpa.Pintu mobil ditendang hingga terbuka. Kemudian, sosok pria bertubuh tinggi masuk dengan cepat dari pintu masuk. Begitu pria itu masuk, suhu di sekitarnya turun dengan drastis. Seolah-olah ada jaring besar yang tak terlihat menyebar di langit, yang membuat Shania merasa sulit untuk bernapas.Shania memegang Eddy erat-erat dan terus mundur ke belakang, “Jangan mendekat! Ronald, kamu jangan mendekat! Anakmu ada di tanganku!”Ronald berdiri di samping Rachel. Dia langsung mengul
Ini adalah saatnya!Ronald tiba-tiba melangkah maju, tangan kanannya dengan sangat cepat langsung meraih Eddy, persis seperti anak panah yang melesat dari tali busur. Sorot mata pria itu berubah menjadi sangat dingin dan juga cepat.Lengan kanannya membentuk sebuah gerakan melengkung sempurna di udara, lalu menarik kerah baju Eddy dengan kuat dan sangat cepat.Shania tertegun beberapa detik melihat hal tersebut. Namun dengan sangat cepat, fokus perempuan itu langsung teralih ke senjata hitam tersebut. Dia menggulingkan badannya ke samping, detik berikutnya pistol itu sudah berada di dalam telapak tangannya.“Jangan bergerak! Semua nggak ada yang boleh bergerak!”Shania berbaring di lantai sambil mengangkat pistol yang dipegangnya tinggi-tinggi.Eddy terengah-engah sambil meringkuk di dalam pelukan Ronald, bocah laki-laki itu seolah masih bisa merasakan hidup dan matinya yang berada di ujung tanduk. Sorot matanya menatap Rachel yang masih berdiri terpaku di pintu pabrik.Tiba-tiba saja
Jangan-jangan …, Ronald masih membawa orang lain ke sini? Tidak! Langkah kaki ini terdengar sangat familier …, ini adalah Michael!Michael datang!Pasti Michael datang karena mendengar suara tembakan, sehingga dia datang untuk memeriksa keadaan.Bola mata Rachel tiba-tiba melebar.Kalau Michael ke sini, Shania pasti mempunyai pegangan sandera yang lain di tangannya!Rachel sangat ingin berteriak sekeras-kerasnya, agar Michael bisa segera pergi.Namun perempuan itu juga takut hal ini malah akan menarik perhatian Shania.Perhatian Shania hanya terfokus sepenuhnya kepada Rachel, hingga sama sekali tidak menyadari bahwa ada langkah kaki dari luar.Rachel menutup kedua matanya, ketika dia membuka kembali, hati dan pikirannya pun sudah jauh lebih tenang. “Shania, tujuan kamu hanya ingin menghancurkan wajahku ini, ‘kan? Hanya wajah saja, aku nggak akan terlalu peduli, asal kamu jangan melukai orang lain. Biarkan Ronald dan Eddy pergi dari sini lebih dahulu!” ucap perempuan itu sambil berjala