Di malam hari itu sekitar pukul sembilan lewat, Rachel kembali ke kamarnya sendiri untuk menghubungi Irma setelah dia menidurkan Michael dan Michelle. Setiap hari Irma selalu tidur larut malam, dia bahkan masih menonton TV ketika Rachel menghubunginya.“Rachel, ada apa malam begini telepon?” tanya Irma.“Nek, aku mau tanya sesuatu,” kata Rachel, kemudian dia terdiam selama beberapa detik dan berkata, “Shania punya dua anak?”Irma pun ikut diam sejenak, lalu dia menghela napasnya dan menjawab, “Iya, lima tahun lalu dia hamil di luar nikah dan ngelahirin anak kembar. Waktu itu masalah kamu lagi panas-panasnya, jadi papa dan mama tiri kamu nutupin kehamilan Shania. Nggak ada yang tahu selain anggota keluarga Hutomo ….”“Aku boleh tahu siapa nama anak-anaknya?”“Yang gede namanya Eddy, yang kecil namanya Darren. Baru hari pertama lahir, mereka berdua langsung dibawa ke keluarga Tanjaya. Sekarang mereka berdua sudah umur empat tahun. Nenek ketemu mereka juga baru beberapa kali, masih bisa d
Di gambar yang Michelle pegang itu terdapat dua orang anak. Satunya adalah seorang gadis yang mengenakan gaun berwarna pink, dan satunya lagi adalah seorang anak laki-laki yang memakai jaket denim. Hanya dengan melihat sekilas, Rachel sudah tahu kalau kedua anak yang ada di gambar itu adalah Michelle dan Darren.“Ini hadiah yang mau Michelle kasih untuk Darren,” jelas Michael dengan raut wajah yang tenang, tapi sebenarnya dalam hati dia merasa galau.Dari kecil Michael tumbuh besar bersama Michelle, tapi Michelle tidak pernah satu kali pun memberikan hadiah padanya. Rachel juga sedikit bimbang ketika melihat Michelle membawakan hadiah untuk Darren. Kalau dari awal dia tahu Darren adalah anaknya Shania, dia tidak akan membiarkan Michelle akrab dengannya. Yang jadi masalah, kedua anak ini sudah menerima satu sama lain, apabila Rachel merusak hubungan mereka secara paksa, Michelle pasti akan sakit hati ….“Darren pasti senang dapat hadiah dari kamu,” kata Rachel.Rachel pun menyalakan mes
Beberapa kali Hilmi ingin coba menjawab pertanyaan Rachel, tapi dia tidak tahu apa yang harus dia katakan.“Shania kan mama kandungnya Darren. Bisa gawat kalau sampai orang lain tahu hubungan mereka berdua,” kata Rachel.“Ah, Den Darren masih kecil, jadi mungkin dia masih belum ngerti dia harus gimana sama orang tuanya,” jelas Hilmi, “Dari dulu Darren memang sudah nggak suka banget sama Shania, makanya dia nggak pernah manggil Shania ‘mama’. Den Eddy juga nggak pernah manggil Shania dengan sebutan ‘mama’. Kalau orang lain dengar rasanya memang aneh ….”“Eddy anaknya tahu sopan santun, dia mau nganggap Shania sebagai mamanya saja berarti dia mengakui Shania.”“Den Eddy memang baik sama Shania. Setiap tahun dia pasti kasih hadiah ke Shania. Di lantai dua ada kamar yang isinya penuh sama sepatu Shania, semuanya Den Eddy yang beliin. Tapi waktu itu Shania bikin Pak Ronald marah, dan semua sepatunya dibuang .… Pak Ronald sama Den Darren sama-sama benci Shania, cuma Den Eddy doang yang masih
Ronald bukan orang yang suka melarikan diri dari masalah. Dia terpaksa menunda hal ini karena tidak tahu harus bagaimana dia menyampaikannya kepada Rachel. Namun berhubung Rachel sendiri yang mengungkit duluan, berarti memang sudah waktunya Ronald menceritakan semuanya dengan jelas.“Mamanya Eddy dan Darren itu Shania.”Meski sebenarnya Rachel sudah tahu tentang itu sejak dulu, tetap saja hatinya terasa sakit ketika mendengar langsung dari mulut Ronald.“Pantas saja Darren suka sama aku, ternyata karena aku tantenya dia. Anak-anak juga ternyata masih bersaudara, nggak heran mereka cepat akrab,” kata Rachel sambil memasang senyum palsu di wajah. Suara Rachel terdengar sangat halus, tapi Ronald dapat merasakan adanya sindiran yang tersirat di dalamnya.“Lima tahun yang lalu aku dibikin mabuk sama Yohanes. Terus, dia bawa satu cewek ke kamarku. Di kondisi nggak sadar itu aku tidur sama Shania. Setelah itu aku coba nyari dia, tapi dia menghilang begitu saja tanpa jejak kayak asap. Sampai a
Darren terduduk di lantai dengan kedua mata berbinar. Bola matanya memantulkan sosok Rachel yang berada tepat di hadapannya. Dia begitu yakin Rachel pasti akan menggendongnya. Akan tetapi, tanpa sadar Rachel malah mundur menjauhi Darren.Entah mengapa tiba-tiba saja saat itu Rachel membayangkan wajah kedua anaknya yang sudah meninggal ketika baru lahir. Kedua anaknya yang meninggal ketika baru dilahirkan ke dunia itu menjadi mimpi buruk yang selamanya menghantui Rachel. Itulah yang menjadi sumber dari segala penderitaannya ….Atas dasar apa anaknya Shania masih hidup, sementara anaknya sendiri harus mati dengan cara yang mengenaskan? Mengapa dua anak Shania bisa hidup sebagai keturunan keluarga Tanjaya yang dihormati, sedangkan anaknya sendiri tidak dapat melihat betapa indahnya dunia ini dengan mata mereka sendiri?Apa yang selama ini Rachel lakukan? Untuk apa dia memberikan makan dan menganggap anak yang lahir dari rahim Shania selayaknya anak sendiri?! Bagaimana Rachel akan menghada
Wajah Ronald terlihat dingin dan cuek, tapi di saat yang bersamaan, Hilmi menyadari adanya ekspresi tak berdaya di raut wajah sang majikan.Tak berdaya? Apakah Ronald tidak tahu apa yang terjadi? Atau mungkin Ronald tahu apa yang terjadi, hanya saja dia tidak tahu bagaimana mengatasinya?Hilmi mengusap dagunya dan dan mengusap kepalanya. Dia sendiri juga tidak pandai dalam menghadapi wanita. Jika dia bisa merayu wanita, mana mungkin dia masih hidup melajang sampai setua ini ….“Drrt!”Seketika itu ponsel Ronald bergetar karena mendapat panggilan dari Yohanes. Biasanya dia hanya menghubungi Ronald jika ingin bersenang-senang seperti minum-minum dan pergi ke club. Ronald hendak menolak panggilan itu, tapi tiba-tiba jempolnya berhenti. Yohanes, seorang playboy kelas kakap yang namanya sudah dikenal di seluruh Suwanda. Setiap tiga hari ganti pacar baru, jadi dia pasti mengerti soal wanita, dan di dalam lingkaran pergaulan Ronald, tidak ada orang lain yang lebih ahli dalam berurusan dengan
“Kamu juga, sih, yang cari gara-gara ngomong soal dua anak itu. Cewek mana pun pasti nggak mau dengar pacarnya cerita soal mantan, apalagi kala sudah punya dua anak. Kalau sudah kayak gitu, gampang banget buat ngebayangin hal-hal yang nggak masuk akal ….”“Kenapa cewek suka begitu?”“Apa lagi? Ya cemburu, lah!” kata Yohanes, “Semakin satu cewek sayang sama kamu, semakin peduli juga dia sama mantan kamu. Waktu kamu ngomong soal mantan di depan muka dia, dia pasti ngerasa kamu masih sayang sama mantan kamu, wajar kalau dia cemburu. Kalau sudah cemburu, dia pasti marah. Kalau sudah marah, dia nggak bakal mau ngomong sama kamu ….”“Jadi maksud kamu, Rachel sayang sama aku?”“Jelas, lah! Kalau nggak, buat apa dia marah? Ron, dengan kualitas yang kamu punya sekarang ini, kamu lebih dari kata layak buat pacaran sama putri bangsawan. Kenapa aku ngerasa kamu malah nggak percaya diri di depan Rachel?”“Yaah, mau gimanapun juga, Rachel itu kan cewek paling cantik di Suwanda,” imbuh Christopher.“
“Karena Shania adalah ibunya Darren dan Eddy, jadi Mama nggak akan ke rumah keluarga Tanjaya lagi?” tanya Michael dengan serius.Rachel mengerutkan bibirnya dan berkata, “Mama nggak bisa menghadapi putranya Shania dengan hati tenang, jadi kalau Mama nggak pergi, itu lebih baik untuk semua.”“Mereka juga anaknya Om Ronald,” lanjut Michael, “Om Ronald seharusnya cukup special untuk Mama, ‘kan?”Jantung Rachel seolah berhenti berdetak.Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan datar, “Nggak ada yang istimewa. Dia hanya seorang partner.”Ponsel Michael tiba-tiba bergetar di sakunya.Dia mengelap tangannya, membuka ponselnya dan melihat seseorang mengirim email dengan judul “Hasil Tes DNA”.Matanya membeku. Dia membuka email tersebut dan matanya langsung tertuju pada baris teks terakhir.Meskipun semua ini sudah berada dalam ekspektasi, dia masih sulit mempercayainya.Dia mematikan layar ponselnya, mendongak dan bertanya, “Michelle sudah memanggil Om Ronald ‘Papa’ beberapa kali. Ap