“Selamat datang, Pak Yohanes. Silakan masuk,” sapa Ricky dengan ramah dan penuh sopan santun.Yohanes kaget ketika melihat tiba-tiba ada banyak orang mengelilinginya. Dia adalah general manager di Sundoro Group, dan ada satu lantai khusus hanya untuk kantornya, jadi dia pikir mereka ini adalah juga orang-orang dari Aurora Technology.“Dia sudah datang?” tanya Yohanes.Ricky kebingungan dengan pertanyaan itu. Dia? Dia siapa? Jangan-jangan, dia itu adalah mantan pacarnya yang merupakan keponakan jauh paman kakak sepupunya salah satu karyawan yang bekerja di sini?Ricky pun melayangkan kode melalui matanya kepada sekretaris, dan sekretaris langsung kembali ke ruang kantornya untuk memanggil orang yang dimaksud ….Tiba-tiba di saat itu juga pintu lift terbuka, dan Rachel berjalan menelusuri lorong dengan sepatu hak tingginya. Kemunculan Rachel membuat sekretarisnya Ricky terkejut.Yohanes dikenal sebagai playboy kelas kakap. Dalam waktu tiga sampai lima hari dia bisa mendapatkan pacar baru
Yohanes memegangi pinggangnya sambil merintih kesakitan. Dia sudah menduga akan jadi seperti ini, tapi tetap saja dia syok ketika tubuhnya diangkat dan dibanting ke lantai ….“Pak Yohanes nggak apa-apa?” tanya Ricky sambil berusaha membantunya berdiri, “Pinggang Bapak pasti sakit. Di kantorku ada obat gosok, aku bantu gosokkin, ya.”“Kamu yang sakit! Seluruh keluargamu sakit! Berani-beraninya Rachel ngebanting aku, lihat saja nanti!”Penggalan kata-kata terakhir sengaja Yohanes lontarkan untuk menyelamatkan martabatnya. Sambil memegangi pinggangnya, Yohanes berusaha sekuat tenaga untuk berdiri dan berjalan masuk ke lift sambil menyeret kakinya.“Ada apa ini sebenarnya?” ujar Ricky bertanya-tanya.“Pak Ricky juga lihat, ‘kan? Barusan Bu Rachel ngebanting Pak Yohanes ke lantai. Pak Yohanes sampai ngamuk!” kata si sekretaris. “Selain playboy, Pak Yohanes juga terkenal preman. Orang yang bikin dia marah nggak bakal selamat. Habis sudah Bu Rachel! Aku berani jamin Aurora Technology nggak ba
Mendekati jam pulang sekolah, para murid di taman kanak-kanak sudah menggunakan tas sekolah mereka dan menunggu kedua orang tuanya datang menjemput. Bu Jes sedang menunggu piket dan tidak mendengar getaran ponselnya.Mendadak kepala sekolah berjalan masuk dan berkata, “Michael, Michelle, papa kalian datang menjemput kalian.”Kening Michael berkerut. Michelle menoleh dengan cepat.“Pak ….” Dengan cepat Bu Jes berjalan mendekat dan berbisik, “Michelle dan Michael nggak ada papa. Mereka itu hanya ada mama.”Kepala sekolahnya melongo dan berkata, “Masa iya? Papa mereka menunggu di luar.”Bu Jes mengelus dagunya dan mengingat kata ibu kedua anak itu kalau mereka tidak memiliki ayah. Kenapa tiba-tiba bisa muncul seorang ayah?“Pak, saya bawa kedua anak ini keluar dan melihat dulu.” Bu Jes menggandeng keduanya dengan sebelah tangan kiri dan kanannya keluar.Michael mengerutkan keningnya dan mengikuti langkah ibu gurunya keluar. Dia hanya ingin melihat siapa yang menganggap dirinya ayah dari m
Dari balik tubuhnya terdengar suara lelaki asing yang bergema.“Bu Rachel, kenapa buru-buru sekali untuk pergi?”Tony berjalan mendekat selangkah demi selangkah. Rachel merasa seperti ada seekor ular berbisa yang perlahan naik dari telapak kakinya hingga membuatnya merasa gusar dan panik. Dengan suara lembut Rachel berkata,“Michael, bawa adik kamu masuk mobil. Kunci pintunya ya. Mami ada sedikit urusan harus diselesaikan.”Michael menurut dan membawa Michelle masuk ke mobil. Dia mengangkat tangannya dan mengambil foto Tony kemudian menutup pintu mobil. Rachel menghela napas dalam-dalam kemudian membalikkan tubuhnya.“Pak Tony? Kita bicara sebentar,” kata Rachel dengan dingin.Rachel sengaja menjauh karena dia tidak ingin Michael mendengar pembicaraan mereka. Orang di hadapannya ini terlalu buruk dan tidak pantas menjadi ayahnya Michelle dan Michael. Tony menyapukan pandangannya pada dua orang anak yang sedang duduk di dalam mobil.Anak lelaki yang penurut dan anak perempuan yang lucu
Michael menggerakkan kursor komputer dan membaca berita tersebut. Dalam berita itu menjelaskan sosok Tony sebagai lelaki yang sayang istri dan anak. Malam hari ketika lima tahun yang lalu di Empire Hotel lelaki ditambah lelaki itu menyebut dirinya adalah ayah dari Michael dan Michelle.Apakah lelaki itu salah?Michael yang memang pintar dan jenius tenggelam dalam pikirannya sendiri. Kenapa dulu dia tidak melakukan tes DNA saja?Rachel terbangun ketika jam menunjukkan pukul setengah delapan. Kamarnya yang gelap seketika terang benderang ketika dia membuka gorden. Perempuan itu berdiri di balkon kamar dan menghubungi Bu Jes.“Bu Jes, lelaki kemarin itu bukan papanya Michael dan Michelle. Kalau lain kali dia ke sekolah lagi, jangan biarkan dia bertemu dan berinteraksi dengan kedua anak saya.”Guru perempuan itu menyetujui Rachel dan membuat perempuan itu menghela napas lega. Selanjutnya dia harus mencari pengacara yang dapat membantunya. Peperangan kali ini dia tidak boleh kalah!Dia meng
Rachel tersenyum tipis dan berkata, “Lelaki yang ingin dinikahi semua perempuan kota ini? Kalau gitu kamu juga dong? Kalau kakak ipar mendengar ucapan Kakak ini gimana ya?”“Jangan sombong!” kata Siska dengan wajah memerah.“Kalau Kakak boleh menyombong, kenapa aku nggak boleh?” kata Rachel sambil tertawa miring.Ketika membaca komentar orang-orang yang mengatakan Rachel berhasil mendapatkan Ronald, ditambah dengan foto bukti yang terlampir membuat Siska nyaris memuntahkan darah saking emosinya. Siapa perempuan di kota ini yang tidak ingin menjadi istrinya Ronald? Tentu saja termasuk dia!Hanya saja Siska sadar diri dan hanya berani bermimpi saja. Kalau suaminya tahu dia berani mengharapkan orang lain, kemungkinan akan mencari beberapa perempuan lain untuk membalasnya.Rachel menyapu pandangannya pada Siska dan melangkahkan sepatu haknya masuk ke dalam ruangan Roy.Rachel sendiri tidak peduli dengan semua gosip yang sedang beredar karena berita tentang dirinya sangat banyak. Kalau dia
Rachel meletakkan gelasnya dan tenggelam dalam pikirannya. Ternyata Tony menemukan pengacara yang paling hebat di kota Suwanda, maka Rachel akan menemukan pengacara yang sama di kota Manggara.Asalkan ada uang maka semuanya bisa dilakukan.Rachel buta akan dunia firma hukum. Dia mencoba mencari tahu melalui media internet dan mendapatkan nomor teleponnya. Perempuan itu mencoba menghubungi telepon tersebut.“Apa?! Lawan kamu mencari Rusni untuk jadi pengacaranya? Kalau gitu maaf, kami nggak ada pengacara yang bisa melawan Rusni, silakan Anda cari pengacara yang lainnya saja.”Rusni adalah temannya Roy tadi. Dengan tenang Rachel bertanya, “Kalau gitu kamu tahu siapa yang kira-kira lebih hebat dari Rusni?”“Tentu saja tidak ada! Dia itu orang nomor satu di dunia hukum. Baru berusia 20-an tahun saja sudah membangun firma hukum paling besar di Suwanda. Aku salah satu penggemarnya! Kalau mau bandingkan dengan Rusni, maka hanya ada Andre. Kamu kenal Andre? Pengacara ternama yang terkenal berm
Rachel didorong hingga berada di pertengahan lautan manusia. Bahkan dia tidak diberikan kesempatan untuk maju ke depan. Orang-orang di sana sungguh sangat ramai sekali, dia tidak mungkin bisa bertemu dengan Andre jika begini caranya.Perempuan itu hanya bisa memandangi Andre yang masuk ke dalam lobi dengan mata yang mengerjap berkali-kali. Ketika dia tengah memikirkan cara, ponselnya yang ada di saku berbunyi. Dia melirik sekilas dan melihat nomor telepon asing dari kota Manggara. Rachel menerima telepon tersebut dengan kening berkerut bingung.“Bu Rachel, aku sudah menemukan pengacara yang terkenal di Suwanda untuk membantu aku melewati persidangan. Untuk proses selanjutnya kamu langsung komunikasi dengan pengacara aku saja.”Suara Toni terdengar dari seberang telepon. Dia kembali berkata, “Oh iya, kata Pak Rusni kalau orang tua ada hak untuk bertemu dengan anak-anaknya. Arti lain berarti aku ada hak untuk bertemu dengan putra putriku. Besok aku akan ke sekolah untuk menjemput mereka,