Selena tidak sengaja memblokir nomor ponsel Michael. Bahkan sepertinya Selena tidak akan mungkin memblokir nomor ponsel Michael jika dia tahu nomor ponsel itu adalah milik Michael. Hal ini membuat Michael bisa bernapas dengan lebih lega. Kemudian dia membereskan alat-alat pengobatan yang dia gunakan tadi lalu mencuci tangannya dan memperhatikan keadaan di dalam apartemen Selena. Apartemen ini tidak terlalu besar, tapi bersih dan rapi. Semua barang-barang yang ada di sini tertata dengan rapi, termasuk peralatan rumah tangga. Hal ini membuat Michael merasa seperti berada di rumahnya sendiri. Tatapan mata Michael tiba-tiba saja jatuh di beberapa lukisan yang menggantung di atas tembok. Beberapa lukisan itu adalah lukisan buatan tangan yang dibingkai dengan sangat cantik. Isi lukisan itu adalah sketsa wajah seseorang yang terlihat bukanlah sebuah lukisan seorang profesional. Namun, tetap saja garis-garis yang diguratkan di lukisan itu terlihat tegas dan memiliki makna yang dalam. “Itu …
Selena menatap Michael dengan tatapan penuh pesona dan bingung di saat yang bersamaan setelah mendengar jawaban dari laki-laki itu. Mereka berdua tidak terhitung berkencan? Kalau begitu hubungan apa yang ada di antara mereka berdua ini?Apa mungkin Michael menganggap hubungan mereka berdua seperti seorang pemuda kaya raya yang memelihara seorang bintang muda? Apa mungkin mereka berdua hanya saling menggoda dan tidak berkencan? Michael anggap apa Selena ini? Suasana hati Selena berubah rumit. Ada kemarahan yang bergejolak terpendam di dalam hatinya. Namun, tiba-tiba saja Michael melontarkan kalimat yang membuatnya luluh sebelum Selena sempat melontarkan kemarahannya. “Sekarang jangan pikirkan soal kencan dulu. Karena kita akan bertemu dengan orang tua kita masing-masing,” ujar Michael mantap. Selena hanya bisa terdiam. Suasana hatinya saat ini bagaikan sebuah roller coaster yang naik dan turun. Bertemu orang tua? Kenapa mereka berdua langsung melompat ke tahap itu? Jadi, Selena aka
Michael mengangkat tangannya lalu melangkah mundur. Namun, ada senyuman yang tersirat dari matanya. Kesalahpahaman di antara mereka berdua akhirnya bisa terselesaikan dengan baik. Walaupun cara yang dilakukannya lebih lugas dan tegas, yang terpenting masalah ini benar-benar sudah selesai. Dia juga tidak perlu membawa terlalu banyak barang ataupun terlalu banyak berpikir seperti apa yang dilakukan oleh Eddy. Padahal yang dibutuhkan perempuan sebenarnya adalah sikap lugas dan tegas dari pasangan mereka. Dia bisa melangkah maju selama pihak lain tidak menolaknya. Dia juga bisa langsung membawa pasangannya itu pulang selama pasangannya memberikan respons yang baik terhadapnya. Seperti apa yang dilakukan Michael sekarang. Dia bisa bergegas membawa Selena pulang ke rumahnya ketika mereka baru 3 kali bertemu. Malam sudah semakin larut ketika Selena selesai mengeringkan rambutnya. Bagaimanapun juga, Michael dibesarkan di dalam keluarga yang mengerti sopan santun dan budi pekerti, jadi dia t
Nana sudah mempersiapkan beberapa uang receh sebelum dia pergi keluar. Dia mengendarai sebuah mobil untuk pergi meninggalkan area pemukiman elite. Kemudian dia masuk ke area kereta bawah tanah untuk memulai perjalanan bahagianya. Dia yakin, ayahnya pasti tidak akan pernah berpikir kalau Nana akan menggunakan kereta bawah tanah betapa pun pintar ayahnya. Nana langsung menelepon Kevin setelah dia sampai tempat yang ditujunya. Namun, dia mendengar suara Kevin yang mengangkat panggilan teleponnya dari arah belakang. “Halo!” seru Nana kegirangan ketika dia berbalik dan langsung menemukan sosok Kevin di belakangnya. “Ssstt!” Kevin langsung memberikan isyarat agar Nana segera diam lalu mengambil ponsel Nana untuk memutus jaringan ponselnya. Kemudian Kevin menarik Nana dan memeluknya lalu mereka masuk ke dalam kerumunan orang untuk pergi menuju tempat yang lebih rahasia. Nana tidak pernah merasa seantusias ini di dalam hidupnya. Dia benar-benar gembira dan penuh semangat. “Kevin, kita lag
“Nana, aku dengar kamu mau mengembangkan kariermu, jadi aku dan Pak Yoko sudah membuat ringkasan dari beberapa film yang menurut kami bagus. Apa kamu mau melihatnya?” tanya Fanny. Nana langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih serius seraya berkata, “Oke, makasih sudah membantuku.”Fanny dan Yoko saling berpandangan lalu mulai menceritakan ringkasan film yang sudah mereka siapkan.“Saat ini, ada 5 naskah yang sudah kami pegang yang menurut kami cukup bagus. Ada 3 naskah drama dan 2 naskah film. Kelima naskah ini menurut kami cukup bagus jika dilihat dari tim produksi, karakter, jalan cerita dan hubungan antar pemerannya.”“Naskah film yang kami pilih ini adalah film sastra yang disutradarai oleh sutradara terkenal dan dipersiapkan untuk menerima penghargaan. Salah satu filmnya adalah film tribute yang dimainkan oleh banyak aktor veteran. Film yang satunya lagi adalah sebuah film mata-mata yang membutuhkan kemampuan akting luar biasa agar bisa mendalami peran dengan sangat baik
Nana langsung membaca naskah film mata-mata itu dengan penuh kegembiraan setelah mendapat dukungan dari Kevin. Namun, Fanny menatap Nana dengan wajah sedih. Laki-laki ini bukan hanya akan menyakiti Nana, tapi juga Fanny. Sekarang, Fanny harus memikirkan cara agar tidak ada perundungan secara diam-diam ke depannya. Selain itu, Fanny juga tidak tahu apa mungkin sang sutradara bisa menghadapi petir di siang bolong seperti ini. “Kamu nggak usah khawatir dengan sutradaranya,” ujar Kevin berusaha untuk menenangkan keadaan.“Aku akan menawarkan kerja sama sebagai kesepakatan tentang masalah ini,” lanjut Kevin. Mata Fanny langsung berbinar setelah mendengar perkataan Kevin. Status Kevin di dunia hiburan memang luar biasa. Dia adalah seseorang yang memiliki status tinggi dan seorang aktor top yang selalu berhasil membuat semua film yang dimainkannya sukses. Dia sudah lama menjadi seorang dewa di industri hiburan dan sekarang dia semakin mengukir tinggi namanya di industri ini. Fanny yakin ka
Tantangan adalah sebuah pertumbuhan dan terobosan. Oleh karena itu Nana sangat bersemangat akan naskahnya ini. Dia tidak ingin berpaling ke naskah lainnya setelah melihat naskah yang sangat menantang ini.“Kak Fanny, kamu bisa beritahu ke sutradaranya agar memberikanku kesempatan mengikuti audisi. Aku nggak akan menggunakan jalur belakang dan akan memperjuangkan peran ini sesuai dengan kemampuanku,” ujar Nana penuh antusias. Walaupun Nana tidak pernah mengenyam pendidikan akting seperti aktris lainnya yang memiliki teknik dan pengalaman akting yang tidak terhitung jumlahnya, Nana akan berusaha sekuat tenaganya menempatkan diri ke dalam peran tersebut sekaligus menafsirkan karakternya dengan sangat mendalam. Dia sangat yakin kalau dirinya bisa menghayati perannya dengan baik.Dia teringat akan perannya sebagai Egris dalam film The Golden Age. Dia mengorbankan segalanya untuk meraih impiannya saat itu. Sekarang, tekadnya juga sudah bulat untuk memainkan perannya sebagai tokoh utama dala
Darren mendengus marah lalu berkata, “Nana, kamu benar-benar keterlaluan! Kamu lagi mencoba membuat Papa dan Mama marah, ya? Kamu nggak memikirkan kami juga? Laura itu kan orangnya sensitif banget. Aku khawatir dia nggak akan mau datang ke acara makan malam besok karena masalah ini. Kamu tuh benar-benar membuatku kesal dan sedih!”“Jadi, Kak Darren datang ke sini bukan karena mengkhawatirkanku, tapi karena Laura?” tanya Nana sinis. “Bukan begitu,” balas Darren. “Oke, cukup! Mama sih nggak apa-apa, tapi Papa sangat marah. Apa kamu siap menghadapi kemarahan Papa?” ujar Eddy setelah melihat kedua orang kekanak-kanakan ini mulai bertengkar. “Lebih baik Papa marah besar sama aku sekarang daripada besok dia menganiaya Kevin dan Kak Anji. Aku nggak tega kalau Papa terus memojokkan Kevin. Aku akan bilang sama Papa kalau Papa harus memperlakukan Kevin dengan baik kalau nggak aku akan kabur bersama Kevin,” ujar Nana penuh tekad. Eddy tertawa pelan setelah mendengar perkataan Nana yang terden