Sekitar satu setengah jam kemudian, seluruh anggota keluarga Tanjaya duduk di depan meja makan. Nana dan Darren terlihat sudah tidak bisa lagi menahan nafsu mereka untuk menyantap makanan yang terhidang di meja makan. Kedua orang itu dengan cepat mengambil sendok dan garpu lalu menyantap makanan yang ada di hadapan mereka dengan sangat lahap. Anggota keluarga yang lain masih berusaha untuk tetap menjaga keanggunan mereka. Namun, gaya makan mereka tetap terlihat berbeda dari biasanya. Karena kecepatan makan mereka lebih cepat daripada biasanya. “Wah, enak banget!” seru Nana sambil mengunyah daging di mulutnya.Kemudian dia kembali berkata, “Ma, masakan Mama jauh lebih enak daripada koki-koki terkenal itu. Aku sudah lama nggak makan masakan Mama.”Rachel tersenyum tipis sambil memasukkan daging ikan ke dalam mangkuk Nana seraya berkata, “Makanlah yang banyak kalau kamu memang suka. Makanan baik untuk tubuhmu.”Nana memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya tanpa rasa sungkan sedikit pun
Michael juga ikut berkata dengan nada jijik, “Ingusnya menempel di baju orang tuaku!”“Nggak apa-apa! Papa dan Mama nggak akan benci sama aku. Bagaimanapun juga aku adalah anak yang sangat perhatian sama orang tuaku,” balas Darren sambil tersenyum. “Kamu tuh sudah besar. Dasar nggak tahu malu,” ujar Ronald sambil melirik Darren. Walaupun Ronald melontarkan kata-kata penuh sindiran, dia tetap tidak mendorong Darren untuk menjauh dengan nada suara yang terdengar manis di telinga. “Kenapa kamu nggak bisa tumbuh dewasa, sih?” tanya Rachel sambil tersenyum. Tawa keluarga itu berlangsung cukup lama sampai akhirnya mereka teringat kembali akan makanan mereka yang lezat. Mereka semua kembali ke kursi masing-masing lalu melanjutkan makan setelah semua gelak tawa itu usai. Keluarga itu tidak lupa membicarakan tentang urusan bisnis ketika makan malam mereka hampir usai. “Ma, Pa, ada hal yang mau aku bicarakan dengan kalian. Aku … mau menikah,” ujar Eddy dengan nada suara gugup. “Menikah?!”
Semua orang tertawa terbahak-bahak setelah mendengar perkataan Darren. “Darren, kamu harus menunggu sampai kamu dewasa baru kamu bisa membicarakan soal pernikahan. Kamu ini kan masih kecil,” ujar Rachel sambil tersenyum. Bagi mereka, Darren masih seperti seorang anak kecil. Mungkin dia berpikir semua orang tampak bergembira setelah Eddy menyatakan kalau dia ingin menikah. Oleh karena itu, dia juga ingin menambah kebahagiaan dalam keluarganya. “Nggak, kok! Aku sudah dewasa dan bukan anak kecil lagi!” gumam Darren kesal. Kemudian dia menarik pakaian Rachel seraya berkata dengan nada manja, “Ma, aku juga benar-benar mau menikah. Aku juga sudah punya pacar, loh. Nama pacarku Laura. Aku dan dia punya visi dan misi yang sama. Kami berdua benar-benar serasi.”Rachel dan Ronald sangat terkejut setelah mendengar perkataan Darren yang sangat serius. Jadi, Darren bersungguh-sungguh dengan perkataannya ini? Lalu siapa Laura?Anak bodoh ini tidak mungkin berbohong, kan?Ronald dan Rachel salin
“Apa?!” Seluruh anggota keluarga Tanjaya dibuat terkejut dengan pernyataan Michael.“Hah?!” Tidak terkecuali Nana. Michael pasti sedang asal bicara sekarang. Rachel tiba-tiba tersenyum lalu berkata, “Nana, apa kamu punya calon yang cocok buat Kak Michael?”Namun, Ronald justru mengerutkan keningnya lalu berkata dengan nada kesal, “Kamu nih masih kecil, kenapa sih isi otakmu cuma percintaan saja? Lebih baik kamu banyak-banyak belajar dan berbisnis. Semua itu jauh lebih penting daripada percintaan.”Nana hampir menangis setelah mendengar perkataan tajam ayahnya lalu dia pun berkata, “Aku nggak ….”Kemudian Nana menatap ke arah Michael yang terlihat sama sekali tidak peduli dengannya. Akhirnya, Nana memicingkan matanya lalu mengeluarkan taringnya seraya berkata, “Aku ingat kalau aku punya calon yang cocok untuk Kak Michael.”Seluruh anggota keluarga Tanjaya yang lain benar-benar terkejut dengan jawaban Nana. “Siapa perempuan itu, Nana? Gimana Perempuan itu menurutmu? Apa Kak Michael m
Ronald sempat terdiam lalu berkata, “Apa kamu yakin kalau Michael akan benar-benar patah hati?”Berdasarkan pemahaman Ronald tentang sosok Michael, anak ini pastinya sudah mengumpulkan banyak informasi tentang gadis itu. Jadi, hampir tidak mungkin gadis itu bisa menolak Michael. “Aku yakin dia pasti hancur kalau sampai patah hati! Walaupun dia kelihatannya kuat dan cuek, tapi nyatanya dia adalah laki-laki berhati lembut. Dia pasti hanya akan diam dalam kepedihannya kalau sampai dia merasakan patah hati. Dia pasti nggak akan bilang apa pun sama orang lain, termasuk kita” balas Rachel sedih. Ronald merasa sedikit bingung. Entah mengapa, sosok Michael di mata Rachel dan di mata Ronald benar-benar jauh berbeda. Jadi, apa yang harus mereka lakukan sekarang?Menurut pandangan Ronald, Michael pastinya akan membalas orang yang sudah menghancurkan hatinya dan tidak akan menikmati luka itu sendirian dalam diam. Michael memang anaknya yang berhati lembut, tapi anak itu juga merupakan yang palin
Nana dan Michelle langsung memasang wajah gelap untuk menunjukkan kesedihan mereka. Namun, Ronald justru terlihat senang seakan dia ingin mengatakan kalau kedua anak perempuannya lebih baik tidak menikah karena ayahnya akan selalu menjaga mereka. “Sudahlah, sekarang Mama hanya perlu menunggu kabar baik dari Eddy dan Darren,” ujar Rachel sambil mengusap kepalanya. Kemudian perempuan paruh baya itu menghela napasnya lalu kembali berkata, “Michael, Mama juga nggak akan maksa kamu ….”Wajah Michael seketika berubah gelap. Ibunya tercinta yang penuh kasih sayang sekarang sudah tampak putus asa padanya dan Michael bisa melihat semua itu dari ekspresi wajahnya. Michael buru-buru menyeka bibirnya dengan serbet lalu tersenyum kecil seraya berkata, “Pa, Ma, aku sudah selesai makan. Aku mau keluar dulu sebentar karena ada urusan yang harus aku urus.”Nana mengedipkan matanya ke arah Michelle seakan berkata, “Kak Michael marah dan mau melarikan diri.”Michael menatap Nana lalu berkata kepada ga
Diblokir?Michael menatap ponselnya dengan tatapan kosong di bawah lampu jalanan yang merefleksikan tubuhnya di atas tanah. Apa yang dipikirkan Selena? Apa dia menolak Michael?Michael langsung mengerutkan bibirnya dengan wajah tidak berdaya. Rachel pasti bisa melihat kebingungan di mata Michael kalau saja perempuan itu ada di sini dan melihat ekspresi putranya. Michael memang merupakan seorang laki-laki sombong yang tidak pernah menerima kegagalan seumur hidupnya sejak dia kecil seperti apa yang Rachel katakan tadi. Namun, sekarang dia merasa sangat tertekan dan tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Dia tidak tahu bagaimana cara untuk menghadapi situasi seperti ini. Michael bisa saja meretas ponsel Selena lalu mengeluarkan nomor ponselnya dari pemblokiran Selena. Hal itu adalah pekerjaan yang sangat mudah bagi seorang Michael. Namun, Michael tidak ingin melakukannya. Walaupun Michael adalah seseorang yang suka mendominasi, tetap saja dia masih memiliki harga diri. Selain itu, dia
Jantungnya berdegup dengan sangat cepat sampai terasa menyakitkan. Itu Michael! Dia benar-benar muncul di depan pintu apartemen Selena! Selena hendak bergegas membuka pintu. Namun, tiba-tiba dia langsung mengurungkan niatnya setelah melihat penampilannya yang acak-acakan dengan hanya mengenakan jubah mandi dan rambut yang basah. Dirinya benar-benar tidak layak untuk bertemu siapa pun dengan penampilan seperti ini. Wajahnya langsung memerah dan panas dalam sekejap mata. “Sebentar … tunggu sebentar, ya!” seru Selena lalu bergegas masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian dan mengeringkan rambutnya. Kamarnya berada di sebelah kanan, sedangkan pengering rambut ada di kamar sebelah kiri. Dia benar-benar panik dan pusing selama beberapa saat. Tidak lama kemudian, pintu apartemennya kembali diketuk dengan ritme yang lebih cepat dan tergesa-gesa seakan menggambarkan perasaan orang yang sedang mengetuknya saat ini. Selena berdiri panik dan hampir saja ingin menangis. Sudahlah! Dia akan mene