Namun, Kevin tetap bersikap tenang dan tidak gegabah. Keanu langsung memicingkan matanya setelah melihat sikap tenang Kevin lalu berkata, “Cepat! Jangan lama-lama! Jangan tunda reuni penuh kasih sayang antara paman dan keponakannya ini!”Keanu ingin agar anak buahnya bisa membongkar bom-bom itu dengan lebih cepat. Sebenarnya, para pengawal di belakang Keanu terlihat enggan untuk menjalankan perintah atasannya itu. Namun, mereka tidak berani menolak perintah Keanu dan tetap menjalaninya dengan cepat. Tidak lama kemudian, keadaan di paviliun yang sangat ramai berubah kosong dalam sekejap mata. Bahkan mereka juga menyeret Samantha dan Jason yang tidak sadarkan diri di atas lantai agar bisa segera keluar dari paviliun. Sekarang hanya tersisa Keanu, Kevin, Darren serta Nana di dalam paviliun. “Sayang, kamu bantu aku awasi mereka, ya,” ujar Kevin dengan lembut sambil menatap Nana. Nana menggelengkan kepalanya sambil menatap Kevin dengan mata besarnya. Dia sadar kalau Kevin ingin mengelu
Di luar hotel, Nana berada di dalam mobil yang sudah didesain khusus anti peluru dan senjata termal lainnya. Walaupun semua tempat sudah ditelusuri dan bom yang ada sudah berhasil dijinakkan, ada kemungkinan Keanu melakukan rencana lainnya karena dia datang ke tempat ini dengan penuh persiapan. Darren tidak akan membiarkan adiknya mengambil risiko sebesar itu untuk terus berada di dalam hotel, jadi dia menyuruh adiknya untuk diam di dalam mobil anti peluru. Orang-orang berlarian keluar dari dalam hotel dengan penuh semangat. Sebelumnya, mereka tidak tahu kalau nyawa mereka hampir saja melayang karena bom yang hampir meledak. Orang-orang itu bergegas masuk ke dalam mobil mewah milik mereka masing-masing. Yoko sebenarnya ingin menunggu di depan pintu, tapi akhirnya dia memilih untuk masuk ke dalam mobil keluarga Tanjaya. Karena ada terlalu banyak orang yang mengenalnya berlalu-lalang di dalam dan luar hotel. “Apa kamu yakin Keanu akan menepati perjanjian tantangan itu?” tanya Darren t
Penampilan orang yang berada tepat di luar mobil terlihat mirip sekali dengan Kevin. Namun, aura yang dia miliki terasa jauh berbeda dari Kevin. Kevin memiliki kesan seseorang yang pendiam dan sendu. Namun, orang ini memiliki aura yang sangat kuat seakan dirinya bisa dengan mudah menekan siapa pun orang yang diinginkannya.Orang itu menganggukkan kepalanya ke arah Nana dan Darren dengan maksud memberikan salam kepada mereka lalu bertanya kepada Yoko, “Di mana Kevin?”“Pak Kevin masih ada di paviliun hotel. Beliau sedang bertarung dengan Keanu …. Pak Kevin sendiri yang menantang Keanu untuk bertarung ….”“Kurang ajar! Kalau begitu, kamu harus tinggal di ruang terlarang selama 3 bulan!” seru Wilson dengan raut wajah dingin menakutkan. Wajah Yoko seketika berubah pucat. Namun, dia sama sekali tidak membantah. Dia hanya mengangguk seraya berkata, “Baik!”Wilson hendak melangkah masuk ke dalam hotel ketika dia tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Nana. “Kamu mau ikut?” t
Saat ini, wajah Kevin berlumuran darah disertai dengan ekspresi wajah yang menakutkan. Tatapan matanya kosong seakan tidak ada cahaya kehidupan di matanya yang tampak memerah. Keinginan membunuh yang besar adalah satu-satunya hal yang terlihat di mata Kevin. Kevin sepertinya sudah kehilangan akal sehatnya sampai tidak ada lagi cahaya yang tersisa di kedua matanya. Matanya yang buas dan menyeramkan langsung membuat siapa pun teringat akan binatang buas yang terperangkap di dalam kandang selama beberapa hari dan sangat ingin menyantap mangsa dengan lahapnya. Nana tertegun melihat keadaan Kevin. Kekasih hatinya yang tulus dan sedikit pemalu ternyata adalah orang yang sama dengan orang yang tampak haus akan darah dan menyeramkan ini. Nana tahu kalau kondisi kejiwaan Kevin memang berada di tingkat yang cukup parah. Namun, dia menyadari betapa parahnya kondisi Kevin sampai akhirnya dia menghadapi kejadian ini untuk pertama kalinya. Kevin sama sekali tidak terlihat layaknya orang normal.
Ekspresi wajah Kevin terlihat enggan untuk mengikuti perkataan Nana. Di satu sisi, dia merasa bingung, tapi di satu sisi dia juga tidak ingin mengecewakan Nana. Oleh karena itu, dia melangkah mendekati Nana selangkah demi selangkah. Wajah Nana langsung terlihat sangat gembira ketika melihat Kevin yang mulai meresponsnya dengan positif. Namun, tiba-tiba terdengar suara dari samping mereka tepat ketika Kevin hendak menyentuh tangan Nana. “Kevin, awas!”Kevin langsung berbalik, tapi tubuhnya ditendang sampai terjatuh oleh sosok itu sebelum dia sempat melihat dengan jelas sosok yang menendangnya dan ternyata sosok itu adalah Keanu. Keanu bangkit dari atas lantai lalu menendang Kevin dengan tendangan melayangnya. Kemudian dia bergegas menghampiri Nana dan berusaha untuk mencengkeram gadis itu. “Nana!” seru Darren yang baru saja tiba.Dia hampir saja kehilangan suaranya ketika melihat Nana akan dicengkeram oleh Keanu. Nana bergegas mundur ketika melihat sosok yang mendekatinya dengan
“Pak … Pak Kevin!”“Itu Pak Kevin! Cepat, kita harus membantunya!”Bawahan keluarga Orlando langsung berteriak kaget lalu bergegas menghampiri pinggir balkon. Wilson menoleh dan menjatuhkan peralatan yang ada di genggamannya lalu berkata dengan nada tidak percaya, “Ke … Kevin?”Kevin memanjat gedung dengan keadaan tubuh yang berlumuran darah. Para bawahan keluarga Orlando bergegas membantu Kevin dan menariknya sampai laki-laki itu terbaring di atas lantai balkon dalam keadaan selamat. Mata Wilson memerah dengan kegembiraan yang tidak bisa digambarkan di dalam hatinya. Namun, seseorang dengan cepat melewatinya ketika Wilson baru saja ingin menghampiri Kevin dan memeluknya. Sosok itu langsung melompat dan memeluk Kevin dengan sangat erat. Sosok itu adalah Nana. Kevin terlihat membalas pelukan Nana dengan memeluk gadis itu erat-erat, sekalipun kesadarannya belum sepenuhnya kembali. Nana menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Kevin penuh kelegaan.Darren benar-benar takjub dengan sosok
“Kemarilah! Kita akan menyelesaikannya dengan cara keluarga Tanjaya,” ujar Eddy tegas. Darren sangat kaget ketika mendengar perkataan kakaknya. Dia langsung mengangkat kepalanya lalu berkata, “Kak … Kak Eddy ….”Hilmi sudah mengeluarkan sebuah kotak kuno lalu mengeluarkan sebuah tongkat yang sangat kokoh dari dalam kotak kuno itu. Tongkat sekokoh itu pastinya bisa mematahkan tulang seseorang kalau dipukulkan ke tubuh orang itu. “Darren, kamu nggak patuh sama perkataan Kakak. Bahkan kamu bawa Nana ke negara itu dan meminta Michelle untuk menutup-nutupi masalah ini dari Kakak. Kamu sadar kan kalau kamu sudah membawa dirimu dan Nana dalam bahaya yang sangat besar setelah terlibat dengan keluarga Orlando di sana? Sekarang, kamu katakan sama Kakak. Apa kamu pantas dihukum atas perbuatanmu itu?” ujar Eddy dingin dengan kemarahan yang mendalam dari setiap kata yang terlontar dari mulutnya. Tubuh Darren langsung gemetaran dengan wajah yang memucat setelah mendengar perkataan kakaknya. Ini a
Kedua kakak beradik itu duduk di atas sofa sambil menunggu hasil pemeriksaan Nana di dalam kamar. Eddy jarang sekali merokok, tapi dia pernah kecanduan rokok ketika dirinya putus dari Nadira. Setelah itu, dia tidak pernah lagi menyentuh rokok. Namun, hari ini dia kembali menyalakan rokoknya. Dia menjepit rokok itu dengan kedua jarinya memperlihatkan abu rokok yang terbakar berwarna merah menyala. Kemudian Eddy menghisap dan menghembuskan asap rokok itu lalu menatap Darren yang saat ini terlihat sangat berbeda dari biasanya. Darren terlihat seperti kehilangan jiwanya. Dia tidak lagi terlihat bersemangat dan sulit diatur seperti sebelumnya. Hati Eddy terasa sakit ketika melihat perubahan sikap Darren. Dia selalu ingin agar adik-adiknya bisa hidup dengan bebas dan tidak terbebani dengan tanggung jawab keluarga. Namun, sepertinya sekarang dirinya sendirilah yang telah memaksa Darren untuk merasakan tekanan tanggung jawab itu. Apa mungkin adik-adiknya bisa lebih terbuka dan tidak takut