“Itu benar-benar Kak Eddy?” Nana bergumam sendiri, “Aku yang buta atau ada yang salah dengan mataku?”Kakak tertua mereka biasanya sangat tegas di depan orang luar. Tatapan matanya yang tinggi dapat membuat para petinggi di perusahaan ketakutan. Sekarang Eddy malah membeli bunga mawar merah di pinggir jalan, bahkan berdiskusi serius dengan penjualnya?Jika seseorang mengambil foto pemandangan tersebut dan diposting ke grup perusahaan, mungkin itu akan menyebabkan kehebohan besar di kalangan karyawan. Citra bos mereka yang dingin telah hilang.Tepat ketika Nana benar-benar memikirkan hal tersebut, tiba-tiba terdengar suara cekrek di dekatnya. Dia spontan menoleh ke arah datangnya suara, matanya yang berbentuk almond itu seketika melebar.Nana melihat Darren yang aneh, Michael yang tegas dan pendiam, serta kakaknya yang dingin dan lembut saat ini sedang melakukan hal yang sama. Ketiganya mengangkat ponsel mereka dan sibuk mengambil foto orang di lantai bawah.Nana, “???”“Kak Darren, Kak
Serigala dan anjing manis, pria yang menjemput Michelle memiliki dua sifat yang sangat bertolak belakang dan dapat berganti dengan mudah.Hanya saja, kakak tercintanya itu agak bodoh dalam hubungan. Michelle sama sekali tidak menyadari hal itu. Hehehe, Nana senang bukan main.“Nana.” Michael tiba-tiba memanggil adiknya dengan nada dingin dan serius, “Kamu masih kecil, nggak boleh pacaran. Mereka yang dekati kamu dengan motif tersembunyi harus diusir jauh-jauh. Tunggu kamu dewasa nanti, kami yang akan periksa orang itu cocok untuk kamu, nggak. Mengerti?”“Hah?” Nana tercengang sejenak, lalu dia mengangguk dengan patuh, “Oh.”Darren juga menoleh dan menatap Nana. Entah apa yang ada dipikiran Darren, jarang-jarang dia bisa terlihat serius, seperti sedang memikirkan sesuatu. Dia menatap Nana dengan lekat tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Nana mulai gemetaran, entah kenapa dia merasa seperti jadi sasaran kakak-kakaknya. Dia terkekeh dan berkata, “Aku nggak mengerti, jadi mau tanya. Kapan
Eddy datang, tapi dia tidak datang sendirian. Di belakangnya ada Nadira, lebih tepatnya Nadira dibawa paksa ke sini oleh Eddy.Eddy membawa Nadira duduk di kursi. Eddy tampak tenang juga tidak tahu malu saat menghadapi tatapan penuh gosip dari adik-adiknya. Akan tetapi, wajah Nadira dipenuhi rasa malu. Setelah mengangguk sopan kepada Darren dan yang lainnya, dia membuang muka dan tidak menghiraukan Eddy.Eddy yang melihat sikap Nadira tidak hanya tidak marah, pria itu malah melengkungkan bibirnya membentuk seulas senyum tipis. Darren dan Nana mengacungkan jempol secara bersamaan.Musik pengantar mengalun, penampilan Michelle akan segera dimulai. Para penonton sudah duduk dan menantikannya.Nana awalnya juga menunggu dengan serius. Tiba-tiba, dia merasa seolah-olah ada orang yang sedang menatapnya. Dia menoleh secara refleks dan melihat ke sudut di mana tatapan itu berasal. Akan tetapi, dia tidak menemukan apa pun.Pencahayaan di sana cukup minim, samar-samar bisa melihat barisan penont
Di luar tempat konser, orang-orang berlalu lalang tanpa henti. Mobil Kevin terjebak di tengah sekelompok mobil. Mobilnya melaju dengan cepat ke kejauhan.Di belakang mereka, ada beberapa mobil berwarna hitam yang tidak mencolok sedang mengikuti mereka di sepanjang jalan.“Kevin, orangnya keluarga Tanjaya.”Raut wajah Kevin tampak dingin. Dia sedang mengetik kode di laptopnya dengan cepat. Begitu mendengar perkataan Yoko, dia bahkan tidak mendongakkan kepala. Dia hanya berkata dengan dingin, “Lewat jalan sungai, singkirkan mereka.”Jalan pinggir sungai dekat dengan pusat kota yang ramai. Saat ini, kondisi jalan sudah hampir penuh sesak. Untungnya, sopir keluarga Orlando sangat berpengalaman, apalagi mereka telah melakukan persiapan sebelum datang ke sini. Mereka telah memeriksa rute sekitar dengan sangat jelas. Di setiap ruas jalan dipenuhi dengan mobil.Saat ini, mobil Kevin melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi dan berbahaya. Dia memanfaatkan kerumunan untuk berganti mobil dan me
Pertanyaan Michael langsung membuat perhatian semua orang tertuju pada Nana. Eddy adalah orang pertama yang bertanya, “Nana, ada apa ini?”Darren dan Michelle juga mendekati si adik bungsu, dengan sorot mata yang jelas khawatir dan bertanya-tanya.Nana merasa gugup hingga mengepalkan tangannya dengan erat karena ditatap seperti itu oleh kakak-kakaknya. Dia bahkan tidak berani mengangkat kepalanya.Apa yang harus Nana lakukan? Haruskah dia memberitahu kakak-kakaknya tentang tebakannya? Orang itu benar-benar mirip dengan Kevin.Akan tetapi, bagaimana mungkin saat ini Kevin bisa muncul di sini? Jika Nana benar-benar mengatakan hal itu, apakah kakak-kakaknya akan menyelidiki Kevin lagi dan lagi? Apakah hal itu akan menambah banyak masalah untuk Kevin?“Nana, kamu harus katakan yang sebenarnya padaku.” Michael berkata dengan wajah serius, “Orang itu jelas bukan orang biasa. Keterampilan meretasnya hampir setara denganku, yang berarti di belakangnya pasti ada kekuatan yang sangat besar. Oran
Konser Michelle akan berlangsung selama tiga hari, dan ini baru hari pertama. Michelle tidak tinggal bersama keluarganya, melainkan kembali ke tim untuk berlatih dan membiasakan diri.Nana duduk di sofa dengan tangan menopang dagunya, menyaksikan Eddy dan Nadira kejar-kejaran di luar, menyaksikan Darren bertarung dengan rekan satu timnya secara online untuk meraih kejayaan dan kemenangan. Kemudian, dia juga menyaksikan Michael yang terus terobsesi dengan pekerjaannya.Nana menghela napas panjang, dia merasa sangat bosan.“Aku mau ke tempat Kak Michelle, mau lihat-lihat di sana.” Usai berkata, Nana mengambil tasnya dan berjalan keluar dari ruangan.Di belakangnya, Michael mengangkat kepalanya dari dokumen yang dibacanya. Sekilas sorot matanya menjadi tajam.Setelah keluar dari hotel, Nana menoleh ke belakang sebentar. Setelah memastikan tidak ada yang mengikutinya, dia pun menghela napas lega. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan ke Yoko.Kevin datang ke sini, tidak mung
Saat Nana tengah dalam keadaan linglung, Kevin tiba-tiba bergerak. Dia mundur ke belakang dan menurunkan pinggiran topinya. Dia hanya berbisik, “Hati-hati kalau jalan.”Usai berkata, Kevin hendak pergi. Nana cepat-cepat mencekal tangan pria itu. Kevin jelas terkejut dengan tindakan Nana, dia spontan berbalik untuk melihat Nana.“Ah, maaf ....” Nana baru teringat kalau Kevin benci disentuh orang.Nana menjadi sedikit canggung. Akan tetapi, perhatian Kevin sama sekali tidak tertuju pada tangan Nana yang memegang tangannya. Karena begitu Kevin menoleh ke belakang, ekspresinya seketika menjadi waspada.Mata Nana juga mengikuti arah pandang Kevin, dia pun melihat beberapa sosok berlari mendekat dengan cepat dari kegelapan.“Gawat!” seru Nana.Orang-orang itu adalah pengawal keluarganya. Pantas saja Darren dan Michael mengizinkannya keluar. Ternyata mereka diam-diam mengutus orang untuk mengikutinya.Kevin juga jelas telah menyadari kehadiran mereka. Dia menarik tangannya dan bersiap untuk p
Di bawah Nana, Kevin menggunakan tubuhnya sendiri sebagai bantalan untuk melindungi Nana.“Ka ... uh!”Baru saja Nana hendak bicara, Kevin tiba-tiba memegang bagian belakang kepalanya dan menekannya ke sisi leher pria itu.Suara berat yang familiar itu bergema di samping telinga Nana, “Tunggu sebentar, mereka lagi di luar.”Nana seketika berhenti bergerak. Wajahnya panas bukan main, rasanya seperti hampir terbakar. Apakah Kevin tahu posisi mereka saat ini begitu ambigu?Bibir Nana langsung mencium leher Kevin. Kevin bisa merasakan dengan jelas sentuhan sejuk di kulitnya. Denyut nadi berdetak tepat di sebelah Nana, terus berdetak kencang, kuat dan bertenaga, langsung mengenai jantung Nana.Tubuh Kevin tiba-tiba menegang. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan aura dingin dan kewaspadaan. Akan tetapi, Nana tahu dengan jelas betapa panasnya napas Kevin dan betapa detak jantung pria itu membuatnya merasa tenteram di balik penampilan Kevin yang dingin dan keras.Ada suara langkah kaki yang kacau