Setelah kembali ke hotel, Nana masih merasa seperti melayang di udara, tidak mampu menginjakkan kakinya di tanah. Kevin baru saja ... menciumnya. Pria itu menciumnya ....Aroma sejuk dan menyegarkan di tubuh pria itu serasa masih melekat di hidung Nana. Dia masih bisa merasakan ciuman Kevin yang panas dan mendominasi, serta kegilaan dan kekuatan yang pria itu gunakan saat mengisap bibir dan lidahnya.Nana baru pertama kali mengalami hal seperti ini. Sekujur tubuhnya terasa lemas, sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menahan. Untung saja, Kevin tersadar kembali tepat pada waktunya. Setelah mencium Nana, Kevin pun mengantarnya kembali ke hotel.Nana sedang berbaring di tempat tidur, wajahnya masih terasa sangat panas. Itu adalah ciuman pertamanya. Dia tidak menyangka hal itu akan begitu menyenangkan dan tidak terlupakan.Nana takut dia tidak akan pernah bisa melupakan perasaan di momen itu selamanya. Nana menarik selimut dan menutupi kepalanya, dia terlalu malu untuk bertemu dengan
Mata Nana seketika melebar. Dia langsung membuka pintu tanpa sempat berpikir panjang lagi. Di depan pintu, Eddy, Darren dan Michael sedang menatapnya secara bersamaan.“Nana sayang, akhirnya kamu mau keluar.” Eddy menarik Nana dan melihat sekelilingnya, lalu bertanya, “Tadi di luar kamu bertemu dengan siapa? Pengawal bilang kamu dibawa lari oleh seorang pria liar? Apa yang terjadi?”“Nggak, kok! O-omong kosong!” Nana tergagap, “Mereka salah lihat!”Apa maksudnya dengan pria liar? Kevin jelas-jelas pria yang tampan dan baik. Selain itu, jelas-jelas dia yang membawa Kevin pergi. Apa maksudnya dia dibawa lari? Nana adalah putri keluarga Tanjaya, dia masih punya harga diri!“Kami nggak punya waktu untuk berdebat denganmu. Aku akan kasih kamu satu jam untuk susun kata-katamu dan pikir baik-baik bagaimana jawab pertanyaanku.” Usai berkata, Darren langsung pergi bersama Michael.Sebelum pergi, Michael mengulurkan jari telunjuknya dan menunjuk Nana, lalu berkata, “Semakin lama semakin nakal, y
Pada saat Kevin mengucapkan kata-kata itu, ekspresinya serius dan perasaan begitu tegang. Awalnya Kevin tidak berani dekat dengan Nana karena penyakitnya, sehingga dia menahan dan menyembunyikan semua perasaannya yang membara.Pada akhirnya, Nana yang mengambil langkah pertama dalam perkembangan hubungan mereka. Gadis yang selalu berada di lubuk hatinya kini datang dan menyatakan perasaannya dengan waswas, bahkan Nana merasa minder hingga takut Kevin akan merasa terbebani.Hati Kevin terasa sakit setiap kali memikirkan kejadian tadi. Mengapa dia bisa begitu pengecut sehingga membiarkan Nana mengucapkan kata “suka” lebih dulu?Apakah Nana merasa kecewa dan sedih ketika dia mendekati Kevin selangkah demi selangkah, tapi Kevin malah menjauh dan melarikan diri? Kevin malah membiarkan perempuan paling berharga baginya mengalami begitu banyak hal. Kevin merasa dirinya pantas mati.Nana saja berani mengambil langkah ini dan menyinari Kevin seorang diri, jadi mengapa Kevin harus takut untuk me
Bagaimana mungkin Nana bisa menolak? Dia hanya ingin menggunakan seluruh keberaniannya untuk berlari ke arah Kevin.Keduanya resmi menjalin hubungan, Nana merasa seperti ada gelembung-gelembung kecil berwarna merah muda beterbangan di sekelilingnya. Dia merasa seperti sedang berada di kubangan madu, senang bukan main.Kevin memberitahu Nana secara singkat tentang rencananya untuk pulang lebih awal. Nana baru tersadar dan berkata, “Oh ya, kamu jangan biarkan kakak-kakakku tahu keberadaanmu. Kalau nggak, mereka semua akan berubah menjadi orang jahat yang akan pisahkan kita berdua.”Nana paling memahami “feodal kuno” serta “otokrat” kakak-kakaknya.“Jangan takut,” kata Kevin dengan santai, nada bicaranya sangat dingin, “Nggak ada yang bisa memisahkan kita.” Tidak ada yang bisa mengambil Nana darinya, termasuk keluarga Nana sendiri.“Hmm, yang penting kita tetap low profile dulu, kalau bisa sembunyi ya sembunyi dulu,” kata Nana. Dia tiba-tiba mengerutkan keningnya dan berkata, “Hari ini ka
Setelah mendengar perkataan Nana, Michelle tidak bisa bersikap tenang lagi. Dia menatap adiknya dengan kaget dan berkata, “Nana, kamu tahu apa yang sedang kamu bicarakan?”Nana mengulangi perkataannya dengan serius, “Kak, aku sudah punya pacar, serius.”“Ba-bagaimana kamu bisa ....” Michelle menahan diri cukup lama hingga akhirnya berkata, “Baru berapa umur kamu, Na?”“Aku sudah dewasa,” kata Nana. “Selain itu, pikiranku saat ini sangat jernih dan mandiri. Aku sama sekali nggak dibutakan. Aku bertemu seseorang yang sangat aku sukai. Kebetulan dia juga sangat menyukai aku. Jadi kita pun jadian.”“Tapi ....” Michelle tidak tahu harus berkata apa. Sikap tenangnya sudah hancur, wajahnya penuh dengan kebingungan dan ketidakpercayaan.“Kenapa justru kamu?” gumam Michelle.Michelle tidak akan terkejut kalau itu kakak-kakaknya. Akan tetapi, justru adiknya yang berpacaran lebih dulu. Di mata Michelle, Nana jelas masih seorang putri kecil yang butuh perhatian dan kasih sayang keluarganya. Mengap
“Tidak boleh sentuh orang asing, juga nggak boleh ada perubahan suasana hati yang terlalu besar?” Nana bergumam pelan, teringat kembali adegan di mana sebelumnya Kevin selalu menghindarinya.“Ternyata ....” Itukah alasan sebenarnya mengapa Kevin menghindarinya?Jadi sejak awal Kevin sudah menyukainya, tapi Kevin memilih untuk menjauh demi melindungi Nana?“Nana, kakak nggak setuju kamu pacaran dengan orang berbahaya seperti itu.” Michelle menggenggam tangan adiknya dan berkata dengan serius, “Kamu tuan putri kesayangan kami. Kamu berpikiran sederhana, baik hati, polos. Kamu nggak cocok untuk orang yang rumit seperti dia.”“Kak ....” Nana tersadar, dia pun berkata dengan linglung, “Kakak tahu, nggak? Aku yang ungkapkan perasaanku lebih dulu, aku yang kejar dia. Sebelum ini, dia selalu menghindar dari aku. Waktu aku terjun ke industri hiburan dan ditindas orang lain, dia yang selalu melindungi aku. Tapi dia terus menjauh dari aku. Kakak tahu nggak kenapa?”“Karena dia nggak mau aku terlu
Nana berjalan keluar dari bandara. Dia mencari mobil Kevin sambil sesekali melihat ponselnya.“Aneh, bukannya dia bilang ada di sini?” gumam Nana. Begitu berbalik, dia menabrak dada bidang yang hangat. Aroma pada tubuh pria itu begitu familiar, sehingga Nana bisa langsung mengenalinya.“Ke ....” Nana terkejut dan spontan berseru. Namun, sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Kevin sudah menutup bibirnya.Kemudian, pria itu mengangkat jarinya dan berkata, “Ssst.”Nana langsung mengangguk cepat. Sepasang matanya yang jernih dan berkilau menatap Kevin dengan lekat. Saat ini Kevin sedang menyamar. Dia memakai topi hitam, pinggiran topinya ditarik hingga sangat rendah, juga memakai masker berwarna hitam dan menutupi seluruh wajahnya.Akan tetapi, Nana masih bisa melihat kegembiraan yang saat ini terpancar di mata Kevin. Sama seperti dirinya, Kevin juga merasa sangat bahagia. Setelah mengetahui hal itu, Nana langsung menunduk dan tersenyum manis.“Aku akan bawa kamu keluar,” kata Kevin denga
Ekspresi Yoko perlahan-lahan menjadi lebih rileks, dia pun mengemudikan mobil dengan kecepatan stabil dan meninggalkan bandara.Meskipun Nana yang duduk di belakang merasa tidak enak hati, dia tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke arah Kevin. Dilihat dari samping, pria itu memiliki garis wajah yang tegas, dingin dan bermartabat. Kevin benar-benar tampan hingga membuat orang ingin berteriak.Mata Nana berkilau hingga seperti berbintang. Seolah bisa merasakan tatapan Nana yang panas, Kevin pun menoleh dan menatap langsung ke mata Nana. Nana seketika menutupi wajahnya dengan tangan dan tertawa pelan.Apakah dia benar-benar pacaran dengan Kevin? Kevin telah menjadi pacarnya. Ini benar-benar seperti mimpi yang membuatnya bangun sambil tersenyum.Nana merasa begitu senang, Kevin juga melengkungkan bibirnya, “Kenapa? Sesenang itu?”“Aku merasa senang begitu melihat kamu,” kata Nana sambil terkekeh.Kevin tertegun sejenak, kedua daun telinganya spontan memerah. Kevin mengepalkan