Di luar tempat konser, orang-orang berlalu lalang tanpa henti. Mobil Kevin terjebak di tengah sekelompok mobil. Mobilnya melaju dengan cepat ke kejauhan.Di belakang mereka, ada beberapa mobil berwarna hitam yang tidak mencolok sedang mengikuti mereka di sepanjang jalan.“Kevin, orangnya keluarga Tanjaya.”Raut wajah Kevin tampak dingin. Dia sedang mengetik kode di laptopnya dengan cepat. Begitu mendengar perkataan Yoko, dia bahkan tidak mendongakkan kepala. Dia hanya berkata dengan dingin, “Lewat jalan sungai, singkirkan mereka.”Jalan pinggir sungai dekat dengan pusat kota yang ramai. Saat ini, kondisi jalan sudah hampir penuh sesak. Untungnya, sopir keluarga Orlando sangat berpengalaman, apalagi mereka telah melakukan persiapan sebelum datang ke sini. Mereka telah memeriksa rute sekitar dengan sangat jelas. Di setiap ruas jalan dipenuhi dengan mobil.Saat ini, mobil Kevin melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi dan berbahaya. Dia memanfaatkan kerumunan untuk berganti mobil dan me
Pertanyaan Michael langsung membuat perhatian semua orang tertuju pada Nana. Eddy adalah orang pertama yang bertanya, “Nana, ada apa ini?”Darren dan Michelle juga mendekati si adik bungsu, dengan sorot mata yang jelas khawatir dan bertanya-tanya.Nana merasa gugup hingga mengepalkan tangannya dengan erat karena ditatap seperti itu oleh kakak-kakaknya. Dia bahkan tidak berani mengangkat kepalanya.Apa yang harus Nana lakukan? Haruskah dia memberitahu kakak-kakaknya tentang tebakannya? Orang itu benar-benar mirip dengan Kevin.Akan tetapi, bagaimana mungkin saat ini Kevin bisa muncul di sini? Jika Nana benar-benar mengatakan hal itu, apakah kakak-kakaknya akan menyelidiki Kevin lagi dan lagi? Apakah hal itu akan menambah banyak masalah untuk Kevin?“Nana, kamu harus katakan yang sebenarnya padaku.” Michael berkata dengan wajah serius, “Orang itu jelas bukan orang biasa. Keterampilan meretasnya hampir setara denganku, yang berarti di belakangnya pasti ada kekuatan yang sangat besar. Oran
Konser Michelle akan berlangsung selama tiga hari, dan ini baru hari pertama. Michelle tidak tinggal bersama keluarganya, melainkan kembali ke tim untuk berlatih dan membiasakan diri.Nana duduk di sofa dengan tangan menopang dagunya, menyaksikan Eddy dan Nadira kejar-kejaran di luar, menyaksikan Darren bertarung dengan rekan satu timnya secara online untuk meraih kejayaan dan kemenangan. Kemudian, dia juga menyaksikan Michael yang terus terobsesi dengan pekerjaannya.Nana menghela napas panjang, dia merasa sangat bosan.“Aku mau ke tempat Kak Michelle, mau lihat-lihat di sana.” Usai berkata, Nana mengambil tasnya dan berjalan keluar dari ruangan.Di belakangnya, Michael mengangkat kepalanya dari dokumen yang dibacanya. Sekilas sorot matanya menjadi tajam.Setelah keluar dari hotel, Nana menoleh ke belakang sebentar. Setelah memastikan tidak ada yang mengikutinya, dia pun menghela napas lega. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan ke Yoko.Kevin datang ke sini, tidak mung
Saat Nana tengah dalam keadaan linglung, Kevin tiba-tiba bergerak. Dia mundur ke belakang dan menurunkan pinggiran topinya. Dia hanya berbisik, “Hati-hati kalau jalan.”Usai berkata, Kevin hendak pergi. Nana cepat-cepat mencekal tangan pria itu. Kevin jelas terkejut dengan tindakan Nana, dia spontan berbalik untuk melihat Nana.“Ah, maaf ....” Nana baru teringat kalau Kevin benci disentuh orang.Nana menjadi sedikit canggung. Akan tetapi, perhatian Kevin sama sekali tidak tertuju pada tangan Nana yang memegang tangannya. Karena begitu Kevin menoleh ke belakang, ekspresinya seketika menjadi waspada.Mata Nana juga mengikuti arah pandang Kevin, dia pun melihat beberapa sosok berlari mendekat dengan cepat dari kegelapan.“Gawat!” seru Nana.Orang-orang itu adalah pengawal keluarganya. Pantas saja Darren dan Michael mengizinkannya keluar. Ternyata mereka diam-diam mengutus orang untuk mengikutinya.Kevin juga jelas telah menyadari kehadiran mereka. Dia menarik tangannya dan bersiap untuk p
Di bawah Nana, Kevin menggunakan tubuhnya sendiri sebagai bantalan untuk melindungi Nana.“Ka ... uh!”Baru saja Nana hendak bicara, Kevin tiba-tiba memegang bagian belakang kepalanya dan menekannya ke sisi leher pria itu.Suara berat yang familiar itu bergema di samping telinga Nana, “Tunggu sebentar, mereka lagi di luar.”Nana seketika berhenti bergerak. Wajahnya panas bukan main, rasanya seperti hampir terbakar. Apakah Kevin tahu posisi mereka saat ini begitu ambigu?Bibir Nana langsung mencium leher Kevin. Kevin bisa merasakan dengan jelas sentuhan sejuk di kulitnya. Denyut nadi berdetak tepat di sebelah Nana, terus berdetak kencang, kuat dan bertenaga, langsung mengenai jantung Nana.Tubuh Kevin tiba-tiba menegang. Seluruh tubuhnya dipenuhi dengan aura dingin dan kewaspadaan. Akan tetapi, Nana tahu dengan jelas betapa panasnya napas Kevin dan betapa detak jantung pria itu membuatnya merasa tenteram di balik penampilan Kevin yang dingin dan keras.Ada suara langkah kaki yang kacau
Setelah kembali ke hotel, Nana masih merasa seperti melayang di udara, tidak mampu menginjakkan kakinya di tanah. Kevin baru saja ... menciumnya. Pria itu menciumnya ....Aroma sejuk dan menyegarkan di tubuh pria itu serasa masih melekat di hidung Nana. Dia masih bisa merasakan ciuman Kevin yang panas dan mendominasi, serta kegilaan dan kekuatan yang pria itu gunakan saat mengisap bibir dan lidahnya.Nana baru pertama kali mengalami hal seperti ini. Sekujur tubuhnya terasa lemas, sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menahan. Untung saja, Kevin tersadar kembali tepat pada waktunya. Setelah mencium Nana, Kevin pun mengantarnya kembali ke hotel.Nana sedang berbaring di tempat tidur, wajahnya masih terasa sangat panas. Itu adalah ciuman pertamanya. Dia tidak menyangka hal itu akan begitu menyenangkan dan tidak terlupakan.Nana takut dia tidak akan pernah bisa melupakan perasaan di momen itu selamanya. Nana menarik selimut dan menutupi kepalanya, dia terlalu malu untuk bertemu dengan
Mata Nana seketika melebar. Dia langsung membuka pintu tanpa sempat berpikir panjang lagi. Di depan pintu, Eddy, Darren dan Michael sedang menatapnya secara bersamaan.“Nana sayang, akhirnya kamu mau keluar.” Eddy menarik Nana dan melihat sekelilingnya, lalu bertanya, “Tadi di luar kamu bertemu dengan siapa? Pengawal bilang kamu dibawa lari oleh seorang pria liar? Apa yang terjadi?”“Nggak, kok! O-omong kosong!” Nana tergagap, “Mereka salah lihat!”Apa maksudnya dengan pria liar? Kevin jelas-jelas pria yang tampan dan baik. Selain itu, jelas-jelas dia yang membawa Kevin pergi. Apa maksudnya dia dibawa lari? Nana adalah putri keluarga Tanjaya, dia masih punya harga diri!“Kami nggak punya waktu untuk berdebat denganmu. Aku akan kasih kamu satu jam untuk susun kata-katamu dan pikir baik-baik bagaimana jawab pertanyaanku.” Usai berkata, Darren langsung pergi bersama Michael.Sebelum pergi, Michael mengulurkan jari telunjuknya dan menunjuk Nana, lalu berkata, “Semakin lama semakin nakal, y
Pada saat Kevin mengucapkan kata-kata itu, ekspresinya serius dan perasaan begitu tegang. Awalnya Kevin tidak berani dekat dengan Nana karena penyakitnya, sehingga dia menahan dan menyembunyikan semua perasaannya yang membara.Pada akhirnya, Nana yang mengambil langkah pertama dalam perkembangan hubungan mereka. Gadis yang selalu berada di lubuk hatinya kini datang dan menyatakan perasaannya dengan waswas, bahkan Nana merasa minder hingga takut Kevin akan merasa terbebani.Hati Kevin terasa sakit setiap kali memikirkan kejadian tadi. Mengapa dia bisa begitu pengecut sehingga membiarkan Nana mengucapkan kata “suka” lebih dulu?Apakah Nana merasa kecewa dan sedih ketika dia mendekati Kevin selangkah demi selangkah, tapi Kevin malah menjauh dan melarikan diri? Kevin malah membiarkan perempuan paling berharga baginya mengalami begitu banyak hal. Kevin merasa dirinya pantas mati.Nana saja berani mengambil langkah ini dan menyinari Kevin seorang diri, jadi mengapa Kevin harus takut untuk me