Shania menghela napas lega.Dia akan menjadi menantu di keluarga Tanjaya di masa depan, jadi dia tidak ingin berurusan dengan hal-hal seperti ini.Karena ayahnya mau turun tangan, dia pun tidak perlu ikut campur lagi.Keluarga Hutomo bergerak cepat. Pada pukul enam pagi keesokan harinya, konferensi pers telah dipersiapkan.Sandi Hutomo tampil di depan kamera dengan penampilan seorang ayah yang penuh kasih sayang. Dia tidak tidur sepanjang malam, wajahnya kuyu dan kusut. Dia sudah mendapat simpati dari sebagian orang, bahkan sebelum dia membuka mulutnya.“Rachel adalah putri kandungku, anak pertamaku, dan cinta padanya nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Lima tahun lalu, dia membuat kesalahan besar. Aku sangat marah dan mengurungnya selama beberapa bulan agar dia intropeksi diri. Itu memang salahku ... tapi, kalau kalian memikirkannya dari sudut pandang seorang ayah, kamu pasti bisa mengerti ....”“Kemudian, dia membakar rumah keluarga Hutomo, menyebabkan Hutomo Group mengalami ker
Setelah konferensi pers, opini publik terhadapnya di internet benar-benar membaik.Harga saham yang jatuh parah sebelumnya perlahan mulai pulih.Segalanya tampaknya berjalan sesuai yang dia inginkan ....Namun, dalam waktu kurang dari setengah jam, sebuah video memecah ketenangan yang tidak seharusnya ada itu.Pengguna internet yang telah mengikuti gosip mereka juga mengutarakan pendapat mereka.“Ya Tuhan, ini sudah zaman kapan. Bisa-bisanya dia membayar orang untuk membunuh Rachel. Berani sekali dia!”“Orang-orang itu jelas-jelas pengawalnya Shania. Tujuan mereka adalah membunuh Rachel!”“Untung saja Rachel cerdas dan menangkap Shania untuk dijadikan sandera. Kalau nggak, dia pasti akan mati di pemakaman itu.”“Kalau dia bisa bersikap sekejam ini ke darah dagingnya sendiri, bukankah dia bisa lebih kejam dalam menghadapi pesaingnya di pasar?”“Hutomo Group telah berkembang menjadi sangat besar. Mereka pasti menggunakan banyak cara yang kejam untuk mencapainya. Hutomo Group seharusnya d
Setelah sekian lama, terdengar suara yang tenang namun masih kekanak-kanakan dari seberang telepon, “Ma, ada urusan penting apa? Kenapa mencariku?”“Eddy, hanya kamu yang bisa membantu Mama sekarang. Mama benar-benar nggak punya cara lain ....”Shania menutup mulutnya dengan tangan. Air mata mengalir di wajahnya.Dia terisak sambil berkata, “Hutomo Group dijadikan sasaran oleh orang jahat. Sekarang ada banyak sekali berita negatif tentang Hutomo Group di internet, dan harga sahamnya sudah turun sampai nilai terendah. Kalau begini terus, Hutomo Group bisa bangkrut ....”Saat dia mengatakan itu, dia mendengar suara jari mengetik di atas keyboard di ujung telepon.Setelah beberapa saat, suara yang tenang itu terdengar lagi, “Ma, Hutomo Group memiliki pondasi yang kuat, nggak mungkin akan bangkrut karena kejadian seperti ini. Semua rumor negatif yang ada di Internet sekarang ini dikarenakan oleh sebuah video rekaman CCTV berdurasi 54 detik. Apa orang yang ada di video ini Mama?”“Bukan Mam
Tanjaya Group mengejutkan semua orang dengan mengumumkan partner kerja sama mereka yang untuk proyek baru.Ketika Hutomo Group sedang berada dalam krisis seperti ini, Tanjaya Group justru malah memilih untuk bekerja sama dengan mereka. Hal ini membuat semua orang tidak menyangka.“Harga saham Hutomo Group sudah turun sampai hampir ke nilai terendah, mengapa Tanjaya Group memilih perusahaan seperti mereka?”“Kedua perusahaan ini belum pernah bekerja sama sebelumnya. Kenapa mereka jadi bekerja sama di saat seperti ini? Ini namanya Tanjaya Group sedang membantu Hutomo Group, kalau nggak Hutomo Group pasti akan hancur.”“Hutomo Group terlalu beruntung!”“Orang-orang di keluarga Hutomo memang licik, bisa-bisanya mendapatkan bantuan dari keluarga Tanjaya.”“Kalau seperti ini, siapa yang berani mencari gara-gara dengan keluarga Hutomo sekarang?”“Lupakan saja. Ayo pergi!”Dalam waktu setengah hari, harga saham Hutomo Group kembali normal, seolah-olah apa yang terjadi semalam tidak pernah terj
Michael berbaring di pangkuan Rima dan berkata dengan suara lembut, “Michelle cuma suka makanan yang dimasak Mama. Dia kurusan selama beberapa hari di rumah keluarga Winata kemarin.”Rima tertawa, “Kalau Nenek nggak membiarkan mamamu masak, apa Nenek akan dianggap orang jahat?”“Nggak, aku Cuma mau Nenek juga mencicipi masakan Mama. Benar-benar enak.” Michael mengejapkan mata, “Coba saja, Nenek akan tahu sendiri nanti.”“Michael, kamu anak yang baik!” Rima mengelus kepala Michael dengan penuh kasih sayang.Anak yang baru berusia empat tahun ini tidak hanya bisa menjaga adik perempuannya, tetapi juga bisa membantu Rachel dalam banyak urusan pekerjaan.Anak yang hangat ini membuat orang sangat menyukainya.Rachel sedang menyiapkan makanan di dapur.Kedua anaknya ini lahir prematur dan kesehatan mereka lebih buruk dari anak-anak lainnya ketika mereka masih kecil. Mereka juga tidak makan dengan baik ketika harus makan yang sehat dan bergizi, makanya Rachel mulai belajar memasak.Sebelum be
Golden Sun adalah sekolah TK untuk orang berada, yang bangunannya besar seperti kastil.Shania menggandeng Darren untuk masuk ke dalam, tapi tangannya dihempaskan oleh anak itu.Sorot mata Shania sekilas terlihat dingin, tapi dia segera menyembunyikannya dan berkata, “Darren, ini keputusan papamu. Kenapa kamu marah padaku?”“Kamu lihat dari mana kalau aku marah?” Darren mendengus dingin, “Aku hanya nggak mau kamu menyentuhku.”“Kamu!” Shania sangat marah, sampai hampir kehilangan kesabarannya.Dia menarik napas dalam-dalam, “Kamu sebaiknya bersikap baik dan jangan menimbulkan masalah. Kalau nggak, aku nggak tahu bagaimana harus menjelaskannya pada papamu nanti.”“Cuma mau mengurus berkas untuk masuk sekolah, kan? Memang aku bisa buat masalah seperti apa?” kata Darren dengan tidak sabar, “Cepat tandatangani, aku akan menunggumu di luar.”“Kalau begitu, kamu sebaiknya menunggu baik-baik di sini. Kalau kamu berani kabur, papamu juga nggak akan membiarkanmu begitu saja.”Shania berbalik ba
Dunia sempit sekali. Bisa-bisanya dia bertemu dengan anak pria itu di tempat seperti ini.Namun, ini tidak ada hubungannya dengan anak itu.Michael terus mendorong ayunan yang diduduki Michelle.Lima menit kemudian, Darren berlari mendatangi Michael dengan banyak mainan di tangannya, “Mainan ini untukmu.”Michael mengerutkan kening, “Apa maksudmu?”“Aku akan memberimu mainan-mainan ini, sebagai gantinya kamu meminjamkan Michelle untuk bermain denganku,” ujar Darren tegas sambil mengangkat dagunya.Semua mainan itu adalah mainan yang sering dia mainkan di sekolah. Satu mainan pesawat saja sudah bernilai puluhan juta. Bu Guru bilang mainan-mainan itu sangat mahal, jadi beliau tidak pernah memperbolehkan anak-anak lain untuk memainkannya.Dia tidak percaya kakaknya Michelle tidak tertarik dengan semua mainan ini.Namun, Michael tidak hanya tidak tertarik sama sekali, sorot matanya juga berubah dingin, “Adikku ini manusia, bukan mainan.”Seperti ada hawa dingin yang keluar dari tubuhnya ke
Prosedur pendaftaran untuk Michael dan Michelle sudah selesai. Keesokan harinya jam tujuh pagi, Rachel mengantar kedua anaknya pergi ke sekolah.“Michael, jaga adikmu baik-baik. Kalau ada apa-apa, telepon Mama. Mengerti?”Michael mengangguk dengan patuh, “Ma, nggak apa-apa, pergilah. Aku akan menjaga Michelle dengan baik.”Rachel menyentuh kepala kedua anaknya, lalu melangkah pergi.Setelah punggung ibunya menghilang di balik gerbang sekolah, Michael menggandeng tangan Michelle dan masuk ke dalam.Sebagai murid pindahan di tengah semester, mereka berdua dimasukkan ke kelas sembilan. Wali kelas mereka adalah seorang guru perempuan muda yang masih berusia awal dua puluhan bernama Jessy.Begitu melihat dua anak yang begitu lucu, Bu Jessy langsung menyukai mereka, “Wah, kamu pasti Michael dan ini pasti adikmu Michelle, ‘kan?”Michael menjawab dengan sopan, “Halo, Bu Guru. Namaku Michael. Ini adik perempuanku, Michelle. Mulai sekarang, kami adalah murid di kelas sembilan. Mohon bantuannya y