Share

Bab 89

Penulis: Meminger
Tama

Pagi itu, aku terbangun dengan sakit kepala yang luar biasa, lalu aku mengingat semalam mabuk-mabukan tidak terkira. Aku sangat frustrasi kemarin sampai aku berakhir bertengkar dengan Fia lalu pergi ke bar untuk minum-minum supaya aku bisa melupakan masalahku dan sekarang aku memiliki sakit kepala yang menyebalkan sebagai konsekuensinya.

“Sakit sekali, aduh,” gumamku pada diri sendiri, berguling di kasur dengan kepalaku masih di keningku, tapi aku langsung membeku ketika aku mendengar suara perempuan cekikikan di sampingku.

“Astaga, apakah kamu selalu seperti itu? Kamu terlihat jelek sekali,” kata perempuan itu, masih tertawa.

Aku dengan cepat menoleh ke arah suara itu, benar-benar takut. “Suzy? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanyaku. Badannya tertutupi oleh selimut mulai dari dadanya. Salah satu sikunya tertanam di kasur sambil menyandarkan kepalanya di tangannya, menatapku dengan posisi itu seolah dia juga baru bangun.

“Apa maksudmu? Apakah kamu akan mengatakan bahwa kamu t
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kembalilah Padaku   Bab 90

    ”Apakah itu sudah cukup?” tanyaku, menginginkan dia meninggalkan aku sendirian.“Hm, sudah cukup untuk sekarang,” katanya setelah menghitung uangnya dan memasukkannya ke tasnya.“Apa maksudmu untuk sekarang?” tanyaku, tapi dia mengejutkan aku dengan sebuah ciuman yang cepat sampai aku tidak bisa menghindarinya lalu beranjak pergi dari kamar hotel itu, meninggalkan aku yang masih terguncang dan terjatuh.Aku menatap ranjang yang berantakan itu dan kilatan memori dari semalam di antara aku dan Suzy muncul di benakku, membenarkan semua perkataannya. Aku menutup mataku erat-erat dan mengumpat pada diriku sendiri, menggaruk kepalaku. Astaga! Apa yang kulakukan?Aku meraih ponselku dan mendapati banyak pesan dan panggilan tidak terjawab dari Fia. Dia pasti mengkhawatirkan aku, anak malang. Aku malah bersikap seperti bajingan padanya semalam. Ditambah, aku tidak tahu apa lagi yang harus kulakukan. Aku tidak ingin menghancurkan pernikahanku dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku ji

  • Kembalilah Padaku   Bab 91

    FiaSeperti yang kuduga, Tama tidak tidur di rumah semalam. Dia pergi keluar untuk minum-minum karena dia marah padaku dan meninggalkan aku sendirian di rumah mengkhawatirkannya. Aku bahkan hampir tidak tidur semalaman karena menunggunya pulang. Semua pesan dan teleponku tidak dibalas sama sekali dan aku tidak bisa melacaknya karena dia telah mematikan GPS-nya.Namun keesokan harinya, hatiku sedikit tenang ketika mendapati pesan darinya yang mengatakan bahwa dia akan pulang. Dua puluh menit kemudian, aku melihat mobilnya parkir di luar dari jendela dan dia turun dari mobil lalu masuk ke dalam rumah.“Hai,” katanya ketika dia melihatku. “Maafkan aku, seharusnya aku tidak pergi meninggalkanmu kemarin. Bisakah kamu memaafkan aku?” tanyanya.Aku ingin berteriak padanya dan mengatakan padanya bahwa aku membencinya dan aku ingin dia pergi, tapi satu-satunya yang kulakukan adalah berlari ke arahnya dan memeluknya dengan erat dan menangis karena lega. “Aku sangat mengkhawatirkanmu.” Aku ter

  • Kembalilah Padaku   Bab 92

    LauraPagi itu, aku terbangun karena suara putriku yang memanggilku. Kami telah kembali ke Bogor dan Jason tidak bisa tidur di rumahku semalam karena banyak hal yang perlu dia selesaikan di Jakarta. Karena dia telah tinggal di Bekasi selama hampir satu bulan, dia harus kembali dan menyelesaikan urusannya yang tertunda di perusahaan keluarganya di Jakarta, tempat dia pergi.Jadi, malam itu aku harus tidur sendirian dan sekarang putriku sedang membangunkanku. “Mama, bangunlah,” pintanya dengan tangannya di sekitarku.Aku pun cekikikan seraya pelan-pelan membuka mataku. “Sayang, tidak perlu membangunkanku sepagi ini hari ini. Tahun ajarannya belum dimulai,” kataku padanya, mengelus surai hitamnya yang sehitam milik ayahnya.“Baiklah. Namun, Mama, di mana Ayah Ricky? Aku mencari-carinya di seluruh rumah tapi tidak bisa menemukannya,” katanya dengan tampang sedih.Senyumanku menghilang dan aku menghela nafas pasrah sebelum menjawab. “Dia mungkin sedang pergi juga, sayang,” kataku dan An

  • Kembalilah Padaku   Bab 93

    Laura“Apakah kamu akan melakukan prosedur inseminasi buatan?” tanyaku, menatap temanku. Dia dan aku sedang berbelanja di toko baju. Jason telah mengundangku untuk makan malam romantis malam ini, jadi aku ingin memberinya kejutan dengan gaun baru.“Iya, kami akan melakukannya. Tama sedang mencari klinik yang bagus untuk itu,” kata Fia sambil tersenyum tipis. Fia terlihat cantik sekali dengan rambut pendeknya yang seleher, mata yang indah, dan hidung yang mungil. Dia adalah teman yang penyayang dan setia dan walaupun dia jarang membicarakan masalah pernikahannya, terkadang bisa terlihat dengan jelas bahwa hubungannya dengan Tama sedang tidak berjalan dengan baik. Kehidupan pernikahan memang tidak selalu semulus jalan tol.Sebagai contoh, semua beban yang dia pikul sendiri tentang tidak bisa hamil membuatnya kelelahan. Aku hanya ingin semua hal berjalan dengan lancar baginya.“Memang ada klinik bagus yang bisa membantumu untuk melakukannya,” kataku, memberikan dukungan.“Aku tidak sa

  • Kembalilah Padaku   Bab 94

    Laura“Apakah kamu akan mengatakan padaku kenapa benakmu ada di tempat yang lain atau apakah kamu akan terus berpura-pura bahwa itu tidak penting?” tanya Jason, memelukku dari belakang dan mengendus leherkuSetelah makan malam, dia membawaku ke apartemennya untuk menikmati sisa malam. Hari itu sudah sangat larut dan aku baru saja menelepon pengasuh yang sedang menjaga anakku untuk bertanya apakah dia baik-baik saja, apakah dia telah makan malam, dan apakah dia sekarang sudah tidur. Aku sedikit khawatir memikirkannya karena Anna tidak bisa bermalam sendirian dengan seseorang yang baru saja dia kenal, tapi pengasuh itu mengatakan bahwa putriku bersikap dengan baik dan telah tidur cepat, yang membuat kekhawatiranku sedikit mereda, tapi masih sedikit gugup.“Apakah ada masalah dengan putri kita?” tanya Jason lagi dan aku menghela nafas pelan, pemandangan kota di luar sana terlihat di hadapanku karena aku sedang berada di lobi apartemennya, menatap pemandangan malam di luar.“Anna baik-b

  • Kembalilah Padaku   Bab 95

    ”Aku tidak mengelak hal itu, tapi dia selalu menghargaiku dan selalu berada di sisiku walaupun aku menolaknya. Dia selalu tahu untuk menungguku dan menghargai keputusanku,” jelasku.Jason mendengus seolah dia tidak menyukai itu. “Pria itu hanya melakukan itu dan sudah menjadi seorang pahlawan?” ejeknya.Aku menengadah kepalaku dan menatapnya. “Jika hanya itu yang bisa kamu lakukan, iya, dia akan menyerah,” kataku dan berbalik darinya, beranjak ke kasur supaya aku bisa berbaring dan tidur.“Aku bisa menjadi jauh lebih baik darinya, jika itu yang kamu suka, Laura,” desak Jason, menghampiriku.“Apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan menawarkanku uang dan uang lagi, seperti yang selalu kamu lakukan?” tanyaku dengan sarkastis.“Kamu meremehkan semua usaha yang sedang kulakukan untuk mengembalikan kepercayaanmu,” katanya.“Bagaimana jika aku mengatakan padamu kalau semua ‘usaha’ yang kamu lakukan itu sia-sia dan tidak ada artinya bagiku? Jason, tidak ada hal yang kamu lakukan yan

  • Kembalilah Padaku   Bab 96

    LauraKami berdiskusi panjang malam itu karena banyak yang harus kita perbincangkan, jadi terkadang diskusinya memanas dan terkadang lebih tenang. Diriku sekarang yang telah berubah dan berdiskusi dengannya mungkin membuat Jason takut, tapi aku ingin memperjelas padanya apa pandanganku terhadap beberapa hal yang, dulu, aku lebih memilih untuk diam saja untuk menyenanginya.Keesokan harinya, aku terbangun dan mendapati wajahnya berjarak hanya beberapa sentimeter dariku, menatapku dengan keramahan dan kekaguman. “Kamu cantik sekali,” bisiknya, meletakkan jarinya ke tulang pipiku dan mengelusnya. Aku menghela nafas ketika aku merasakan sentuhannya dan menutup mataku lagi. “Aku tahu ini tidak mudah bagimu,” tambahnya.“Memang tidak mudah,” kataku, sedikit terengah-engah. Terkadang, aku memikirkan apakah aku telah melakukan hal yang benar dengan kembali bersamanya. Apakah aku terlalu gegabah? Apakah dia benar-benar berubah ataukah dia hanya melakukan semua ini untuk membuatku kembali pada

  • Kembalilah Padaku   Bab 97

    ”Anna, kemari, Nak,” pintaku pada anakku, memanggilnya dengan tangan yang terbuka. Jantungku berdegup dengan liar, takut akan apa yang bisa wanita itu lakukan pada anakku.“Dia cantik sekali, Mama. Dia terlihat seperti boneka,” kata anakku, terpana oleh kecantikan Kinan, membuatnya tertawa mendengar pujian itu.“Kumohon, Nak… Kemarilah,” panggilku lagi dengan suara yang gemetaran, tapi anakku tidak mendengarkan aku, masih terkesima oleh penampilan Kinan.“Ibumu memanggilmu, sayang,” kata Kinan pada Anna, membuat gadis itu menoleh padaku sambil terkesiap dan berlari ke arahku. Aku memeluknya dengan protektif dan langsung menjauhinya dari wanita itu. Anna adalah harta karunku yang paling berharga dan aku tidak akan membiarkan Kinan berada di dekatnya.“Tolong bawa dia ke atas dan jangan biarkan dia pergi sampai aku memperbolehkannya,” pintaku pada pengasuh Anna seraya menyerahkan anakku padanya dan menunjuk ke arah tangga. Pengasuh itu mengangguk dan beranjak ke lantai atas sambil me

Bab terbaru

  • Kembalilah Padaku   Bab 485

    Laura“Jadi, Lau, apakah kamu berhasil berbicara dengan putrimu?” tanya Fia ketika aku kembali setelah pergi sebentar untuk menelepon Anna di balkon tempat pijat mewah itu.“Oh, iya. Aku sudah berbicara dengannya,” jawabku sambil menghela napas lega seraya kembali duduk. “Dia hanya disibukkan oleh tugas aljabar. Pasti itulah mengapa dia tidak bisa membalas teleponmu, Abel,” kataku pada gadis yang sedang bersama kami. Dia dan Anna sangat dekat, jadi dapat dipahami kenapa dia sangat mengkhawatirkan putriku.“Lihat? Sudah kubilang kamu tidak perlu terlalu khawatir,” kata Fia, terkekeh pelan.Namun, Abel masih terlihat ragu. “Entahlah, Bibi Laura. Anna terasa sangat aneh hari ini,” ujar gadis itu dengan bimbang.“Aneh? Apa maksudmu dengan itu?” Aku mengernyit, kebingungan.“Aku tidak tahu.” Dia mengangkat bahunya. “Dia bersikap aneh, dia bahkan putus dengan Ciko,” katanya.“Oh, sungguh?” Aku terkejut mendengarnya, aku tidak dapat menyangkalnya.Aku mengingat percakapan yang Anna da

  • Kembalilah Padaku   Bab 484

    Laura“Jadi, Layla dan Gideon bercerai?” Fia terkejut ketika dia menanyakan itu. Dia dan aku sedang berada di ruang tunggu di tempat pijat, mengenakan mantel mandi ungu muda dan meminum anggur bersoda. Seperti yang disetujui, setelah aku selesai bekerja, Fia dan aku pergi ke spa. Jadi, dia dan aku bergosip seperti biasa.Aku mengangguk setelah menyesap minumanku. “Iya, mereka bercerai. Lalu, ternyata itu sudah cukup lama,” tambahku.Temanku terkesiap dengan mulut yang membulat. “Ya ampun, aku benar-benar tidak menyangkanya,” komentarnya. “Bukankah Layla-lah yang terus berkata bahwa dia menikah dengan bahagia dan bahwa pernikahan dia sempurna? Lihatlah apa yang terjadi pada orang-orang yang terus menyombong.” Dia tertawa kecil, membetulkan rambutnya yang sekarang lebih panjang, mengenai dadanya.“Kurasa masalahnya sebenarnya adalah orang yang Layla putuskan untuk nikahi,” kataku, mengerutkan hidungku.“Kamu membicarakan tentang pertanda-pertanda buruk itu, ‘kan?” tebak Fia.“Benar

  • Kembalilah Padaku   Bab 483

    LauraAku tidak percaya bahwa Layla Raharjo, yaitu Layla Nalendra, ada di hadapanku, memohon padaku untuk kembali bekerja di Hextec bersamaku. Maksudku, dialah yang meninggalkan itu semua untuk menikah dan pergi ke Surabaya dan memulai kehidupan baru di sana dengan suaminya. Bertahun-tahun kemudian, di sinilah dia, meminta untuk kembali dan bekerja di sini lagi.“Namun, kenapa kamu meminta ini, Layla? Apakah kamu sudah tidak tinggal di Surabaya lagi?” tanyaku, benar-benar terkejut.Dia menggelengkan kepalanya. “Tidak juga,” jawabnya. “Sudah beberapa saat sejak aku meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta. Aku tinggal di rumah nenekku, tapi sekarang aku merasa siap untuk kembali bekerja.” Dia mengangguk seakan-akan dia memiliki keinginan baru untuk hidup sekarang.“Pernikahanmu berakhir, ya?” Kata-kata itu tidak keluar sebagai pertanyaan, karena aku sudah tahu betul raut wajah orang yang kesakitan di dalam—Layla memiliki raut wajah itu.Dia mengangguk, tersenyum dengan lemah. “

  • Kembalilah Padaku   Bab 482

    Laura“Layla! Lama tidak berjumpa,” kataku dengan gembira, beranjak menghampiri untuk memeluknya saat dia memasuki ruang kerjaku.“Oh, Laura, aku sangat merindukanmu,” katanya sambil tersenyum untukku seraya dia membalas pelukanku. Aku benar-benar tidak memiliki permasalahan dengannya karena aku selalu menyukai dia. Dia adalah orang yang baik sekali padaku kendati segala hal yang telah terjadi.“Aku juga merindukanmu,” kataku seraya aku memandangnya. “Kamu menghilang dan tidak datang kemari lagi. Aku bahkan mengira Surabaya sudah mencurimu dari kami.”Dia tertawa mendengarnya, menggelengkan kepalanya. “Tidak ada satu hal pun dan siapa pun yang bisa membuatku melupakan Jakarta,” katanya.“Yah, itu adalah hal yang menyenangkan untuk diketahui, kuakui.” Aku tersenyum dan kemudian menunjuk ke arah sofa di samping jendela ruang kerjaku yang seluruhnya berkaca dari lantai sampai langit-langit dengan gorden yang ditarik ke samping, sehingga membiarkan cahaya matahari dan udara segar mema

  • Kembalilah Padaku   Bab 481

    Laura“Kamu mau makan apa untuk makan malam hari ini? Fetucini dengan jamur atau tenderloin dengan kentang?” tanya Jason padaku di ujung telepon lainnya. Dia terdengar bersemangat untuk mempersiapkan makan malam untukku dan itu membuatku senang.“Em, aku suka tenderloin, tapi aku juga ingin fetucini. Aduh, ya ampun, aku harus bagaimana sekarang?” Aku menghela napas sambil berbicara padanya di telepon. Aku sedang berada di tempat kerjaku sambil fokus pada pekerjaanku dan, pada saat yang sama, berbicara dengan suamiku di telepon.“Aku bisa buatkan dua-duanya kalau kamu mau,” usul Jason setelah terkekeh.“Aduh, seharusnya aku pilih satu saja,” gumamku. Jason terkekeh lagi.“Ini bukan salahmu, kamu hanya tidak dapat menahan masakanku, jadi sulit untuk memutuskan. Kamu tahu aku mahir dalam segala hal yang kulakukan,” sombongnya, seperti biasa.“Hm, karena kamu bersikeras, aku ingin dua-duanya,” kataku padanya, tersinggung.“Astaga, aku tahu kamu senang menghukumku, ‘kan, wanita? Namu

  • Kembalilah Padaku   Bab 480

    AnnaMalam itu, Panca dan aku bersenang-senang bersama. Kami menjahili Paman Juan dan tunangannya, hal-hal yang tidak benar-benar menyakiti mereka, tapi itu merenggut kedamaian mereka. Misalnya, menuangkan minyak zaitun ke dalam anggur Paman Juan, menambahkan garam pada potongan kue pernikahannya, meletakkan bantal kentut di tempat duduknya, dan ketika dia duduk, dia membuat suara kentut yang konyol yang membuat semua orang menertawainya, dan hal-hal semacamnya.Itu sangat menyenangkan bagiku. Meskipun itu belum cukup bagi Panca, melihat Paman Juan mengalami semua hal-hal menyebalkan itu sudah membuatnya lebih gembira. Namun, kami tertangkap di penghujung pesta. Karena kami hanyalah dua anak-anak, tidak ada yang menganggapnya serius. Ayahku dan Paman Juan meneriaki kami dan bilang mereka akan menghukum kami, jadi Panca dan aku berlari untuk bersembunyi ketika para orang dewasa sedang mengomel tentang kami.“Itu luar biasa! Gila,” seru Panca sambil tertawa ketika kami berhasil melari

  • Kembalilah Padaku   Bab 479

    AnnaIni semua dimulai ketika aku berusia 11 tahun dan Panca Mardian ingin membunuh ayah tirinya.“Apakah ayahmu punya pistol?” tanyanya ketika dia dan aku sedang bersembunyi di langit-langit ruang dansa, tempat pernikahan Paman Juan dan ibunya diadakan.“Apa?” Sesaat, kukira aku salah dengar, jadi aku bertanya.Dia menatapku, mata cokelat tuanya mencolok. Dia masih praremaja, tapi dia sudah sangat misterius dan membuatku penasaran. “Aku butuh pistol untuk membunuh ayah baruku,” ungkapnya padaku.“Paman Juan? Kenapa kamu ingin melakukan itu? Dia adalah orang yang baik,” jawabku dengan marah.Dia menggerutu jijik dan kembali melihat ke lantai bawah. Para orang dewasa sedang berbincang dengan satu sama lain, menikmati pesta pernikahannya. “Pria itu mengirimkan ayahku ke penjara,” kata Panca, kata-katanya penuh oleh amarah.“Namun, itu adalah pekerjaan dia. Paman Juan adalah seorang polisi. Dia memasukkan orang-orang jahat ke dalam penjara,” kataku padanya, sedikit takut ketika aku

  • Kembalilah Padaku   Bab 478

    AnnaSaat guruku pergi setelah kelasnya berakhir, anak-anak di ruang kelas mulai membuat suara gaduh seperti biasa ketika mereka berbincang dengan satu sama lain. Aku masih tidak bisa percaya bahwa anak yang duduk di belakangku benar-benar Panca Mardian, jadi aku berbalik ke arahnya karena aku sudah memiliki sesuatu untuk dibicarakan, yaitu tentang tugas yang telah diberikan oleh guru aljabar kami.“Kamu mau mengerjakan tugas ini bagaimana? Kita bisa bertemu di mana?” tanyaku padanya, tapi dia hanya mengangkat bahunya sambil mencorat-corat buku tulisnya.“Terserah kamu saja. Aku tidak peduli,” jawabnya, tidak menatapku sama sekali. Dia benar-benar tidak mengenaliku dan aku tidak dapat memercayainya.Astaga, dia telah banyak berubah, dia telah bertumbuh begitu besar. Apa yang telah terjadi padanya selama bertahun-tahun kami jauh dari satu sama lain? Apakah dia telah membuat teman-teman baru? Apakah dia bahkan sudah punya pacar sekarang?Namun, aku terkesiap pelan ketika aku melihat

  • Kembalilah Padaku   Bab 477

    AnnaAku memutuskan untuk mengabaikan segala hal yang sedang kupikirkan dan fokus saja pada jadwalku. Aku sejauh ini adalah siswa terbaik di kelasku. Aku selalu berdedikasi dan bekerja keras. Aku tidak pernah diomeli. Guru-guru menyukaiku karena aku adalah siswa teladan untuk pada siswa lainnya. Itulah sebabnya mereka telah memilihku sebagai perwakilan kelas. Selain itu, akulah yang paling tahu bagaimana caranya memimpin dan bagaimana caranya mewakili kelas, karena itulah mereka sangat memercayaiku.Jadi, hari ini pun tidak ada bedanya. Ketika guru-guru masuk dan mengajar kami, aku selalu melihat diriku sebagai orang pertama untuk mengajukan diri untuk segala hal, selalu menyelesaikan pertanyaan paling sulit dalam matematika dan pelajaran lainnya yang ditakuti dan tidak disukai semua orang. Aku menantang diriku sendiri untuk selalu menjadi yang terbaik. Aku ingin membuat semua orang bangga karena aku akan menggunakan potensiku untuk menjadi lebih baik daripada orang tuaku dan membuat

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status