Share

Bab 430

Author: Meminger
Laura

Ketika sudah malam, teman-teman kami harus pulang ke rumah mereka, jadi kami mengantar mereka ke garasi sambil kami berpelukan dan berpamitan.

“Aduh, sudah larut sekali. Bagaimana kalau kamu bermalam di sini saja?” saranku saat aku memeluk Fia dengan penuh kasih sayang.

Dia terkekeh. “Kurasa yang kamu sangat inginkan adalah Tama, aku, dan anak-anak untuk pindah ke sini sekali untuk selamanya, ‘kan, dasar gadis konyol?” jawabnya sambil tertawa kecil.

Aku mengangkat bahu. “Itu akan menyenangkan. Anak-anak akan senang tinggal bersama,” komentarku dengan gembira.

“Meskipun usulanmu sangat menggoda, Lau, kami punya mansion dan harta yang perlu diurus juga, barangkali kamu lupa,” jawab Tama saat dia meletakkan anak-anak di kursi belakang mobil mereka.

“Aduh, dia jahat sekali. Ketahuilah bahwa aku mempertimbangkan usulan itu,” kata Fia sambil memutar bola matanya dan membuat kami tertawa.

Anna dan Abel juga berpelukan dan berpamitan. Kemudian, Keluarga Kusuma memasuki mobil merek
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kembalilah Padaku   Bab 431

    JasonSaat itu masih dini hari, Laura dan aku sedang tidur berpelukan dengan nyaman. Cahaya di kamar redup dan membantu kami tidur lelap, jadi aku bisa melihat siluet istriku dan merasakannya di dalam pelukanku. Dia tertidur begitu dekat denganku hingga aku merasa berdosa jika menjauh darinya sekarang.Aku membelai wajahnya yang cantik dan menawan, mengecup keningnya. Lalu, aku bangkit dengan perlahan supaya tidak membangunkannya. Meskipun begitu, dia berujung menggerutu sambil tertidur, tidak suka aku bergerak menjauh dan meninggalkan kekosongan di tempat tidur.“Aku akan segera kembali, sayang. Aku hanya akan memeriksa anak-anak,” gumamku seraya aku mengenakan jubah dan meninggalkan kamar tanpa membuat banyak suara. Aku sudah terbiasa melakukan itu, memeriksa anak-anak ketika mereka masih tidur.Aku pertama-tama pergi ke kamar si kembar, tempat mereka tidur di tempat tidur mereka masing-masing. Stefan memakai selimut dan tidur dengan benar, tapi Daniel tidak bisa diam bahkan keti

  • Kembalilah Padaku   Bab 432

    MelanieDi malam yang sama, aku merasa Albert menggoyangkan pundakku dengan pelan seraya dia memanggil namaku. Kebingungan, aku terbangun menatapnya. “Ada apa?” Aku mencoba mencari tahu, tanpa memahami, kenapa dia membangunkanku di pagi buta.“Maaf membangunkanmu di pukul seperti ini, tapi aku perlu berbicara denganmu,” katanya padaku, terlihat gelisah.Setelah perbincangan kami sebelumnya, dia dan aku belum berbicara lagi. Dia belum meninggalkan rumah untuk, entahlah, pergi ke luar bersama teman-temannya dan minum-minum atau semacamnya. Malah, dia pergi ke ruang bermain gim nya dan terus diam di dalam sana, memainkan komputernya hingga larut. Dia bahkan belum meninggalkan ruangan itu untuk makan malam, jelas-jelas marah padaku karena hal-hal yang telah kukatakan tentang dia dan sahabatnya.Aku tidur sendirian, kesal padanya dan pada diriku sendiri juga, karena aku takut aku terlalu berlebihan dan itu semua hanyalah pikiran gila yang ada di dalam benakku, tentang Max menaksir Alber

  • Kembalilah Padaku   Bab 433

    Laura“Kenapa semuanya menangis di sini? Apa yang terjadi?” tanyaku dengan khawatir saat aku memasuki kamar si kembar. Daniel berteriak-teriak, membuat keributan. Para pengasuh bahkan tidak dapat menahan dia.“Dia memukulku, Mama!” kata Daniel seraya dia menangis, menunjuk adiknya, yang berada di sisi ruangan lainnya, memegangi sebuah mainan sambil mengerutkan wajahnya, mencoba menahan tangisnya.“Astaga … kenapa kamu melakukan itu, Stef?” tanyaku padanya.“Aku ingin bermain dengan Spider-Man dan dia tidak mau membiarkan aku,” jawab anak itu, wajah kecilnya terlihat sangat marah.“Namun, Spider-Man itu punyaku,” jawab Daniel, menangis lebih keras.Aku menghela napas. Saat itu masih pagi sekali dan hari itu sudah dimulai seperti itu. Aku memegang kedua tangan mereka, mendekatkan mereka. “Kalian tidak boleh bertengkar, bertengkar itu tidak baik. Anak-anak baik tidak bertengkar. Bagaimana kalau anak-anak Mama bermain bersama Spider-Man bersama alih-alih bertengkar, hm?” usulku denga

  • Kembalilah Padaku   Bab 434

    Laura“Turun untuk makan juga dia tidak boleh?” tanya ibuku begitu aku membukakan pintu untuknya. Aku sedang berada di kamar si kembar, menghabiskan waktu bersama Stefan setelah ayahnya menghukumnya. Jason sudah berangkat kerja pada saat itu.Aku menghela napas sambil tersenyum kecil. “Dia akan makan di kamarnya hari ini. Perintah ayahnya,” jawabku padanya. Anak itu sudah tertidur, jadi setelah beberapa saat, dia akan melupakan kejadian sebelumnya hari ini.“Meskipun sulit melihatnya sesedih itu, kalian melakukan hal yang benar,” katanya, mengangguk dan mengkhawatirkan cucunya. “Ketika kita mengurus anak kembar, kita harus berhati-hati untuk selalu mempertahankan semuanya tetap sama karena mereka akan selalu membandingkan diri dengan satu sama lain, hal-hal kekanak-kanakan,” katanya. Aku pun mengangguk, berpikir dia benar.“Kita selalu mencoba melakukan itu, tapi kali ini kakek mereka berakhir menawarkan mereka mainan yang berbeda. Kurasa dia bahkan tidak berniat untuk menyebabkan

  • Kembalilah Padaku   Bab 435

    Laura“Astaga! Aku tidak percaya ini!” seru Fia di ujung telepon lainnya. “Jadi, si Max itu menaksir suamimu? B*rengsek sekali!”Dia dan aku sangat terkejut ketika Melanie memberi tahu kami tentang perselisihan yang baru-baru ini dia alami dengan Albert.“Iya, ternyata begitu,” jawab gadis itu di ujung telepon lainnya, terdengar sedikit frustrasi. Fia, dia, dan aku sedang melakukan panggilan telepon grup yang hanya berisikan kami bertiga selama beberapa saat. Kami sedang bergosip tentang hal-hal yang baru saja terjadi.Melanie telah bergabung dengan kami berkat Albert dan sejauh ini sangat menyenangkan. Melanie adalah gadis yang hebat dengan prinsip-prinsip yang berpendidikan baik. Mudah untuk berinteraksi dengannya dan menghabiskan waktu bersamanya, sangat mudah sehingga tidak sulit bagi Fia dan aku untuk mengadopsi dia sebagai teman baru kami.Terkadang, kami akan bertelepon seperti ini, hanya berkomentar tentang hari kami, bertanya pada satu sama lain untuk nasihat yang nakal,

  • Kembalilah Padaku   Bab 436

    LaylaHubunganku dengan Gideon dimulai dengan cukup spontan. Siang itu, bertahun-tahun yang lalu, Laura, bosku pada saat itu, telah memintaku untuk pergi ke apartemen mantan pacarnya untuk mengambilkan barang-barangnya dari sana karena dia tidak mau berhubungan dengan Gideon lagi.Aku, sebagai karyawan yang baik, benar-benar menyukai bosku, dan memahami hubungannya yang frustrasi dan menyaksikan dari samping karena hubunganku dengan Laura selalu bagus, memutuskan untuk menerima permintaannya dan kemudian pergi ke apartemen bersama mantan pacarnya.Begitu aku tiba di sana, aku berusaha tidak menunjukkan seberapa besar ketertarikanku pada pria itu begitu dia membukakan pintu untukku. Laura memiliki selera pria yang bagus yang tidak terbantahkan. Gideon dan Jason sama-sama sangat tampan, terlebih lagi luar biasa kaya dan sangat dikejar orang-orang. Sore itu, Gideon membukakan pintu untukku dengan hanya mengenakan celana saja. Dia tidak memakai atasan dan memancarkan maskulinitas, jadi

  • Kembalilah Padaku   Bab 437

    LaylaGideon Nalendra ingin aku meninggalkan dia sendirian, tapi aku memberi tahu diriku sendiri aku tidak akan menyerah terhadapnya. Jadi, keesokan harinya, ketika aku pergi ke kantor Hextec untuk bekerja, Laura bahkan tidak mencurigai apa yang telah terjadi di antara aku dan pria yang mengejarnya.“Oh, Layla. Maaf, kudengar Gideon bersikap sedikit kasar padamu kemarin. Dia mengirimkan barang-barangku kemarin dan bilang dia tidak membutuhkan kamu di sana,” katanya, meminta maaf padaku, berpikir dia telah membuatku terlihat seperti orang yang kurang beruntung karena Gideon bersikap kasar padaku. Dia tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi di antara aku dan dia.Aku tidak akan menyerah terhadap Gideon semudah itu, jadi aku berhasil mendapatkan informasi kontak pribadi Gideon dari ponsel Laura dan kemudian meneleponnya. Aku akan terus bersikeras hingga dia menyadari bahwa aku adalah wanita yang tepat untuknya.“Halo? Siapa ini?” tanyanya begitu dia mengangkat telepon.“Ini Layla,”

  • Kembalilah Padaku   Bab 438

    Layla“Apa-apaan yang kamu lakukan di sini? Apakah kamu barangkali mengikutiku?” tanya Gideon padaku begitu aku berhasil memasuki toilet tempat dia berada. Dia sedang mencuci wajahnya di wastafel di depan cermin.“Aku menyadari kamu anehnya banyak diam, kamu pasti sangat sedih,” kataku padanya, lalu dengan pelan-pelan menutup pintu.Dia dengan cepat mengangkat tangannya, ingin menghentikan aku. “Tidak! Jangan tutup pintunya!” Namun, itu sudah terlambat, aku sudah menutup pintunya. “Si*l. Apa yang kamu pikir kamu lakukan? Itu mustahil di sini, Laura ada di luar,” ujarnya dengan ragu-ragu, sangat gelisah.“Tidak apa-apa, dia tidak melihatku. Tidak ada yang melihatku,” kataku sambil menghampirinya, memeluknya, dan mulai menciumnya.“Jangan di sini, si*lan. Aku sudah bilang aku tidak bisa mengambil risiko kehilangan Laura.” Dia dengan enggan ingin mendorongku menjauh.“Namun, kamu bahkan tidak memiliki dia sedari awal,” kataku, mendesaknya dan menekan tubuhku ke tubuhnya lagi. “Tingg

Latest chapter

  • Kembalilah Padaku   Bab 451

    Albert sedih. Hancur, malah. Dia tidak bermaksud untuk bersikap kasar pada Max, tapi dia sangat kebingungan dan dia tidak paham kenapa Max masih mengungkit masa lalu. Dia sedang berjalan sendirian di tengah malam, tidak ingin tahu apakah dia sudah tersesat atau tidak. Jika dia tersesat, ya sudah, dia tidak peduli lagi.Ada taman di dekat sana, jadi dia memutuskan untuk duduk di salah satu bangku supaya, setidaknya sendirian, di heningnya malam, jauh dari rumah, dia bisa menangis, meratapi, dan memikirkan tentang bagaimana caranya keluar dari lubang tempat dia sedang terjebak sekarang.Namun, dia melihat seorang pria muda lebih cepat darinya dan beranjak duduk di bangku lebih dulu. Meskipun pria muda itu tidak menyadarinya, dia tidak menyukainya, jadi dia menghampirinya.“Hei, kawan. Aku melihat bangku ini lebih dulu,” ujarnya pada pria itu.Tetap terdiam, pria itu mengamati pendatang baru, sementara Albert masih berdiri, menunggu orang itu meninggalkan bangku itu.“Apakah aku bena

  • Kembalilah Padaku   Bab 450

    “Perhatikan caramu berbicara padaku!” balas Max. “Itu bukan karena Albert mendukungmu di sini bahwa aku harus bertahan denganmu. Perset*n denganmu! Apakah kamu mengisi mulut itu untuk menyebutnya kencan teater, dasar tukang khayal? Dia bahkan tidak menyukaimu sedari awal. Kamu harus membetulkan badut itu di sana untuk membuatnya cemburu. Kasihan sekali kamu, mau kamu ada di sampingnya ataupun tidak, itu tidak berarti apa-apa bagi dia.”“Apakah kalian berdua sedang membicarakan aku?” tanya Albert, sedikit kebingungan.“Iya!” jawab gadis berambut merah yang sedang bersama Rick. “Jelas sekali.”“Ini semua karena gadis aneh di sana menyukaimu, Albert,” bentak Kim, menunjuk ke arah Max. “Sejak dulu. Mungkin itulah sebabnya dia menjadi seorang laki-laki—untuk melihat apakah dia bisa mendapatkan perhatianmu dengan cara yang aneh.”“Apa hubungannya genderku dengan semua omong kosong ini? Aku ini laki-laki, ya!” bentak Max dengan murka. Albert bangkit berdiri, memegangi lengan Kim.“Tarik

  • Kembalilah Padaku   Bab 449

    Albert“Abel? Abel.” Dia bisa mendengar suara Max yang samar-samar memanggilnya seakan-akan dia sedang berada di bawah air. Albert membenamkan wajahnya di antara kedua kakinya, sedang putus asa. “Rick dan yang lain sudah khawatir. Apakah kamu akan keluar dari toilet atau tidak?” Max masih membanting-banting pintu bilik.“Aku akan ke …,” ujarnya, tapi mulutnya tidak dapat bersuara pada awalnya, jadi dia berdeham dan berbicara dengan lebih lantang sekarang. “Aku akan ke sana.”Tidak lama, dia pun meninggalkan bilik. Max ada di depan cermin, sedang membetulkan rambutnya. Beberapa pria sedang keluar-masuk di kamar mandi pria klub itu yang canggih itu ketika Max melihat Albert melalui cermin, berbalik ke arahnya, dan menyentuh wajahnya dengan kedua tangannya. Tangannya yang hangat mengenai kulit wajah Albert yang dingin. Dengan cahaya terang dari kamar kecil di sana, Albert bisa melihat lagi betapa tampannya Max. Mata Max berbinar-binar saat dia menatap mata Albert.“Apakah kamu sungguh

  • Kembalilah Padaku   Bab 448

    “Williams Muda,” ujar salah satu pemegang saham. “Aku memahami posisimu, tapi apa yang menjamin kami bahwa perubahan radikal ini tidak akan membawa kehancuran bagi perusahaan?”Beberapa pemegang saham mengekspresikan persetujuan mereka mengenai masalah itu, kegaduhan mulai terdengar di sana.“Saya jamin, kami telah meneliti proyek ini selama berbulan-bulan, batas untuk kesalahannya sangat kecil.”“Kenapa kami harus memercayaimu? Lagi pula, ini berhubungan dengan miliaran rupiah,” ujar seseorang, jadi Ernest bangkit berdiri.“Hadirin sekalian, masalah ini harus didiskusikan dengan lebih tenang dan lebih banyak waktu. Kita tidak bisa menyetujui segala hal sekarang. Jadi, dalam satu kuarter, kita akan putuskan lagi apakah proyek ini akan diterima atau tidak. Untuk sekarang, rapatnya ditutup.”Orang-orang masih gaduh seraya mereka memindahkan kertas-kertas, membawa folder mereka dan pergi, masih membicarakan topik yang baru saja dibicarakan.Rick, teman Albert, berjalan menghampiriny

  • Kembalilah Padaku   Bab 447

    “Jangan naif. Kamu tahu seberbahaya apa dunia ini. Kita tidak boleh hanya berniat untuk melakukan hal baik, tapi melaksanakannya juga.”“Aku juga begitu, tapi tidak dengan niat baik.” Albert pergi keluar dari sana dengan terburu-buru sehingga Max tidak dapat mengejarnya.Terkadang, dia tidak tahan dengan Max dan semua orang di dunia. Ada hal-hal sangat sederhana yang dia ingin bisa lakukan tanpa harus menyuruh seseorang melakukannya untuknya. Kurangnya privasi adalah puncaknya. Dia tidak bisa menahannya lagi. Dari balkon kompartemen studio kosong, Albert terus melihat ke bawah sana, menyadari orang-orang bergerak di jalanan untuk menjalankan kehidupan mereka masing-masing. Albert terkadang hanya ingin memiliki kebebasan seperti yang mereka miliki. Dia hanya ingin menjadi salah satu orang-orang itu. Ponselnya bergetar dengan Max meneleponnya. Lagi pula, masih ada hal-hal yang harus dia lakukan dalam jadwalnya.Siang itu, Albert mempresentasikan usulannya untuk inovasi di perusahaan.

  • Kembalilah Padaku   Bab 446

    Kebenaran pahit di balik layarAlbert suka mengemudi mobilnya sendiri, jadi begitu mereka memasuki mobil, dia menyalakan mesin, roda-rodanya meluncur dengan lancar di atas jalanan Jakarta. Max dalam diam memainkan ponselnya sementara Albert mengemudi dengan lancar.“Kenapa kamu tidak terima tawaran ibuku saja dan langsung tinggal di mansion Williams?” kata Albert. “Maksudku, kamu hampir sudah menjadi bagian dari keluarga, tidak masuk akal kamu masih tinggal sendirian.”“Apakah kamu pernah mempertimbangkan bahwa aku suka dan ingin tinggal sendirian?” jawab Max dengan sarkastis.“Kamu bahkan tidak tinggal di apartemenmu, kamu selalu ada di rumah. Aku sudah tidak bisa menghitung berapa kali kamu tidur di sana, dasar bodoh. Jelas-jelas, kamu ingin tinggal bersama kami.” Itu benar, bahkan pakaian Max bisa ditemukan di kamar Albert.“Aku tidak mau membicarakan itu.“Hei, kamu bahkan tidak mau menjelaskannya padaku?” Dia menghela napas dengan lantang dan dramatis.“Karena aku tidak ing

  • Kembalilah Padaku   Bab 445

    “Tidak bisakah kamu batalkan akademinya, Nalendra?”“Lagi, Williams? Kenapa tidak tutup tempatnya saja sekalian?” jawabnya dengan tegas.“Wah, kamu keras sekali hari ini, ya?”“Seperti batangku!”“Seperti apa?” Itu adalah suara Emily Raya Williams, ibu Albert, yang menatap mereka dengan penasaran. Mereka baru saja tiba di ruang makan. Di tengah-tengah begitu banyak pelayan mansion yang sibuk dengan tugas pagi mereka, Albert dan Max tidak menyadari bahwa wanita itu sudah duduk di sana, menunggu ditemani supaya dia bisa mulai sarapan.“Seperti …,” Max terbata-bata, malu. Lagi pula, dia tidak bisa mengulang kata kasar yang biasanya dia lontarkan pada putra wanita itu.“Seperti barang barunya, Bu.” Albert dengan cepat membantu temannya dengan senyuman lembut yang diarahkan kepada ibu tersayangnya. Dia menghampirinya dan mencium pipinya. “Selamat pagi, ibuku yang cantik,” katanya.Wanita itu membalas kasih sayang putranya dan mengundang mereka untuk duduk bersamanya. Max juga duduk s

  • Kembalilah Padaku   Bab 444

    Kisah Williams muda dimulai bertahun-tahun yang lalu, ketika dia masih tidak dapat memahami ayahnya dan kehidupan rumit yang dia jalani sebagai miliarder berpengaruh.Ketika Albert terbangun di pagi itu, dia berguling-guling di ranjang besarnya dengan malas, sudah membayangkan bagaimana harinya akan berlalu—membosankan seperti biasa. Dia bangkit sambil menggeram, beranjak membersihkan dirinya, dan mengambil kesempatan untuk berendam dengan santai. Garam mandi membuat tempat itu senyaman ranjangnya. Setelah beberapa menit, dia berhenti di depan cermin besar di dalam kamar mandinya di depan wastafel untuk membasuh wajahnya.Dia mengamati wajahnya. Rambutnya masih basah, ada lingkaran hitam menutupi matanya karena tidak tidur dengan teratur, mata kehijauannya terlihat lelah, dan bibirnya gemetar, masih memandang bayangannya di cermin. Kehidupan itu terlalu melelahkan baginya dan dia baru berusia 25 tahun. Itu berarti dia ingin bepergian keliling dunia, menikmati masa mudanya yang singka

  • Kembalilah Padaku   Bab 443

    LauraAku mengamati Layla pergi dan hatiku hancur. Aku tidak bisa mengatakan bahwa dia adalah sahabatku, tapi setelah waktu yang kami habiskan, bekerja bersama dan mengembangkan perusahaan ini, tentu saja aku merasakan keterikatan emosional dengannya. Lagi pula, aku sedang membicarakan Layla.Kemudian, aku menghela napas pasrah, merasa kasihan tentang apa yang sedang dia lalui. Aku tahu dia benar-benar mencintai Gideon, tapi apa gunanya gairah dan cinta jika itu tidak terbalas dan jika hubungan itu beracun?Bukannya aku tidak mau melihat dia bahagia dengan pria yang dia cintai, tapi masalahnya adalah Gideon lebih menghancurkan Layla dibandingkan membantunya. Namun, segala hal yang harus kulakukan sudah kulakukan. Aku sudah memberikan saranku. Jika Layla tidak mau mendengarnya, maka itu bukan masalahku lagi. Aku hanya bisa menyesal melakukan itu.“Dia benar-benar mengatakan hal-hal itu padamu di depan istrinya sendiri?” komentar Jason, terlihat terkejut. Saat itu sedang jam makan si

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status