Share

274. Tak Seindah yang Dibayangkan

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 20:52:40

Delisa turun dari mobil sambil mengamati sekeliling, perasaannya bercampur antara bingung dan kecewa. Alex menurunkan koper dan barang-barang Delisa dengan sigap, karena dia harus segera kembali ke kantor. Masih banyak pekerjaan yang harus dia lakukan.

Saat Delisa hendak melontarkan pertanyaan lagi, pintu gerbang bangunan di depannya terbuka, dan seorang perempuan berambut panjang rapi muncul dengan senyuman ramah.

“Delisa, ya?” tanya perempuan itu, memastikan.

“Iya, saya Delisa. Dengan siapa ya?” Delisa tampak ragu mengungkap namanya, hingga dia langsung balik melontarkan pertanyaan.

“Saya Nadya, teman Lila.” Nadya melangkah semakin mendekat ke arah Delisa berada. “Kata Lila dan Pak Sean kamu akan tinggal di sini, dan meneruskan kamar kost yang akan saya tinggal,” ucap Nadya dengan lembut.

Tangan Nadya sudah meraih koper Delisa untuk dibawa masuk. Tetapi tangan Delisa meraihnya, tatap mata Delisa memindai bangunan di depannya, yang tidak sesuai dengan harapan saat dia merencanakan un
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Ngarep bgt nieh di ulet keket...blm apa² sudah membayangkan yang enak² tampa mau berusaha
goodnovel comment avatar
Anto Sabiq
Belum cari2 lowongan pekerjaan yg sesuai kemampuan,, belom cari kos2 an dadakan muter2, belom bayar kos2 an juga...!!!! Dirimu masih harus bersyukur,, setidaknya MBAK LILA MU SUDAH SEDIKIT MEMBANTU MERINGANKAN...!!!! Heran, INAYAH EMA NYA LILA, ada Ibu modelan kaya gitu...!!!!! HUUFFTTT
goodnovel comment avatar
Anto Sabiq
Syukurin... harus tau diri, berusaha sendiri, dengan kemampuan sendiri...!!!! setidaknya sudah di jembatani oleh MBA LILA MU, Jadi ga BERAT2 AMAT...!!!! bersyukur Delisa masih di kasih kemudahan!! Karna, fakta nya hidup di Jakarta, walaupun punya TITEL S1, ITU GA SEMUDAH MEMBALIKKAN TELAPAK TANGAN ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   275. Surat Lamaran

    Di depan laptop yang dipinjam dari Nadya, Delisa sibuk menulis surat lamaran di meja kecil di dalam kamar kosnya. Sesekali ia menggigit bibirnya, tampak berpikir keras untuk menyusun kata-kata yang tepat. Di sudut lain kamar, Nadya sedang berdiri di depan cermin. Dia mengenakan gaun elegan berwarna krem dan menyempurnakan riasan wajahnya dengan lipstik merah muda yang lembut. “Mbak Nadya, apa Mbak yakin aku bakal diterima di Mahendra Securitas?” tanya Delisa tanpa menoleh, matanya masih terpaku pada layar laptop di depannya. Nadya menoleh sebentar dari cermin, senyum kecil terulas di wajahnya. “Tentu saja yakin. Kamu hanya perlu percaya padaku, Lisa,” jawab Nadya santai sambil merapikan rambutnya yang digelung rapi. Delisa mendesah pelan, masih merasa ragu. Dia tidak tahu jika dia akan melamar kerja di perusahaan milik keponakannya yang masih bayi. Pengelolaan akan dipegang oleh Sekar, sampai Lila siap bekerja, dan tentu keadaa Brilian memungkinkan untuk ditinggal kerja. Sete

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   276. Tugas untuk Nadya

    Mobil yang dikendarai Rangga perlahan memasuki pekarangan rumah mewah yang dihuni oleh Sekar. Lampu-lampu taman menyala, menyorot keindahan lanskap yang tertata rapi.Di teras, Sekar sudah menunggu dengan senyum hangat di wajahnya. Seperti sedang menunggu anak kandungnya sendiri.Nadya dan Rangga segera turun dari mobil. Nadya merapikan lagi penampilannya, seolah dia akan bertemu dengan ibu mertua yang menuntut kesempurnaan pada menantunya.“Mampir di mana saja kalian?” tanya Sekar terdengar penuh tuduhan. Bahkan saat Nadya sudah berada di hadapannya Sean menelisik leher jenjang Nadya mencoba mencari sebuah tanda di sana.Rangga hanya tertawa renyah melihat tingkah Sekar. Sementara itu Nadya yang bisa menyaksikan keakraban Rangga dan Sekar yang terlihat lebih dekat dan natural daripada Sean dan Sekar yang terlihat penuh ketegangan.“Namanya juga perempuan, Bu. Harus dandan dulu biar sempurna,” Rangga membalas dengan tawa kecil, melirik Nadya yang langsung mencubit lengannya pelan.Sek

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   277. Ujian Sepulang dari Makan Malam

    Dalam perjalanan pulang dari rumah Sekar, suasana di dalam mobil terasa hangat dan santai. Jalanan malam cukup lengang, hanya terdengar suara mesin mobil dan obrolan ringan antara Rangga dan Nadya.“Menurut kamu, Delisa itu tipe cewek yang bagaimana?” Rangga bertanya sambil melirik Nadya yang duduk di sampingnya, berharap pertanyaannya tidak menimbulkan salah paham di hati calon istrinya.Nadya menghempaskan punggungnya ke jok sambil membuang napas secara kasar. “Jauh banget sama Lila. Mereka seperti tumbuh di dunia yang berbeda.”Nadya tertawa kecil, mengingat kejadian yang melibatkan dirinya dengan Delisa hari ini.“Jujur, aku setuju sama Bu Sekar. Delisa itu terlihat sangat ambisius, seperti tidak peduli caranya apa yang penting tujuannya tercapai. Tapi ada sisi lugu juga, terutama waktu dia tahu dia harus tinggal di kosku.”Rangga mengangkat alis, penasaran. “Oh ya? Dia gimana?”“Dia kelihatan kaget banget waktu lihat kosnya. Berkali-kali dia nanya, ‘Bener di sini? Apa nggak salah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   278. Seperti Pengantin Baru

    Malam itu di kamar Sean dan Lila yang hangat dan tenang, Lila menatap Brilian yang tidur nyenyak di boks bayi. Tubuh mungilnya bergerak sedikit, tetapi tetap terlihat nyaman. Sean mendekat dan memeluk tubuh Lila dari belakang. Senyum menghiasi bibirnya melihat putranya yang tumbuh dengan baik.“Pengertian banget anak Papa,” ucap Sean dengan penuh kebanggaan, lalu melabuhkan kecupan di punggung Lila.Lila tertawa kecil. Selain karena merasa geli dengan sentuhan Sean, Lila juga tahu apa yang dipikirkan suaminya malam ini.“Sepertinya efek imunisasi tidak terlalu berpengaruh, dari tadi dia tidak rewel dan demam.”“Maaf, tadi tidak bisa menemani imunisasi.” Suara Sean terdengar penuh penyesalan. Sebagai seorang ayah, sebenarnya Sean ingin selalu hadir dalam tumbuh kembang putranya.“Papanya kan kerja, cari uang yang banyak untuk nyenengin keluarga.” Lila menoleh menatap wajah Sean, hingga sebuah kecupan lembut di dahi tidak bisa dia hindari.“Mamanya Brilian mau disenengin dengan cara lai

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   279. Jangan Menambah Beban Hidupnya!

    Waluya baru saja menyelesaikan transaksi dengan salaj satu pedagang telur. Wajahnya terlihat sumringah dengan hasil panen hari ini. Tetapi ketika suara tinggi Inayah mengetarkan gendang telinganya, Waluya sadar, ini bukan pertanda baik.Belum sempat Waluya membersihkan diri setelah dari kendang, dia sudah harus menghadapi amarah besar sang istri.“Pak! Apa kamu tahu kalau dari kemarin handphone Lila tidak bisa dihubungi?” Suara Inayah melengking, tangan di pinggang dan sorot matanya tajam.Waluya mendesah pelan, berusaha tetap tenang. “Mungkin dia sedang sibuk. Kamu tahu sendiri, anakmu itu punya bayi yang butuh banyak perhatian.”“Tapi Delisa baru saja meneleponku!” Inayah menyela dengan nada keras. “Dia bilang Lila menempatkannya di tempat kos yang nggak layak sama sekali. Apa itu cara Lila menunjukkan rasa sayang ke adiknya sendiri?”Waluya menghela napas panjang, meletakkan keranjang telurnya di meja. “Dengar dulu, Bu. Mungkin ini bukan sepenuhnya salah Lila. Kamu tahu, rumah yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   280. Keras Kepala

    Delisa melangkah keluar dari taksi online dengan percaya diri. Penampilannya tampak rapi, mengenakan blazer krem yang dipadukan dengan rok pensil hitam. Ia menegakkan punggungnya saat memasuki lobi kantor Sean terlihat penuh percaya diri.Tatap mata Delisa menelusuri kemewahan interior ruangan itu, berharap bisa bekerja di perusahaan besar milik saudara iparnya. Jika ini terwujud, tentu bukan hanya membuat kedua orang tuanya bangga, tetapi juga teman-teman yang pernah merendahkannya akan merasa iri dan terpukul.Dengan senyum ramah, ia menghampiri meja resepsionis. "Selamat pagi. Saya Delisa, adiknya Pak Sean. Saya ingin bertemu dengannya."Resepsionis, seorang perempuan muda dengan seragam formal, membalas senyum Delisa dengan sopan. "Selamat pagi, Bu Delisa. Mohon maaf, apakah Anda sudah membuat janji sebelumnya dengan Pak Sean?"Delisa mengerutkan kening. "Saya memang belum membuat janji, tapi saya ini adiknya, lho. Saya yakin dia pasti akan mau menemui saya."Menghadapi sikap arog

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   281. Sikap Tegas Sean

    Alex melangkah cepat menuju ruang rapat, napasnya mulai memburu. Ia tahu dirinya terlambat, dan itu semua karena perbincangannya dengan Delisa di lobi.Saat mendekati pintu kaca ruang rapat, ia melihat Sean dan Rangga sedang berjalan masuk. Panik, Alex mulai berlari kecil, berharap bisa mengejar mereka sebelum rapat dimulai."Pak Sean! Pak Rangga!" panggil Alex dengan suara yang sedikit terengah.Sean dan Rangga berhenti di depan pintu, berbalik menghadap Alex. Keduanya menatapnya dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan, tatap mata keduanya dingin hingga membuat Alex semakin gugup.“Maaf, Pak, saya terlambat,” ucap Alex cepat, mencoba menjelaskan tanpa ditanya. Namun, baik Sean maupun Rangga tidak berkata sepatah kata pun.Mata Sean yang tajam menatap Alex seperti menembus dirinya. Rangga hanya melirik sekilas, lalu mengangkat alis dengan ekspresi datar. Keduanya kemudian masuk ke ruang rapat tanpa memberikan respons.Alex merasa perutnya mengerut. Tatapan mereka lebih menusuk daripa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   282. Apa Niatnya?

    Sekar duduk nyaman di sofa empuk, memangku Brilian yang tampak tenang dalam balutan selimut hangat. Sepanjang sore, Sekar terus berbicara dengan cucunya, menatap wajah mungil itu dengan penuh kasih sayang."Kamu tahu, Brili? Oma sekarang yang urus perusahaan kamu," ucap Sekar dengan lembut. Sesekali, bayi itu membalas dengan gumaman khas bayi, seolah berusaha merespons."Oh, pintar sekali cucu nenek ini!" seru Sekar dengan penuh kebahagiaan, mencium kening Brilian dengan lembut. “Oma akan membuat perusahaanmu semakin besar. Dan saat kamu besar nanti, kamu yang akan membuatnya semakin mendunia.”Lila muncul dari dapur, membawa secangkir teh hijau hangat yang menjadi favorit ibu mertuanya. Dengan senyuman, dia meletakkan teh itu di meja kecil di samping Sekar sebelum duduk di sofa dekat mereka.Sekar menoleh sebentar menatap Lila dengan senyum di bibirnya. "Terima kasih, Lil. Lihat wajah Brili, dia seperti magnet yang menarik kebahagiaan," ucap Sekar dengan binar bahagia di matanya.Set

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15

Bab terbaru

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   417. Paling Miskin

    Sean tersenyum tipis, lalu menggenggam tangan istrinya. “Apa pun hasilnya, aku hanya ingin kamu dan bayi-bayi kita sehat. Itu yang paling penting.”Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang, membiarkan harapan itu tetap ada, namun tanpa terlalu terikat padanya.Lila menatap Sean penuh haru. Di dalam hatinya, ia merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia. Seorang gadis sederhana yang tumbuh dalam keluarga biasa, kini berada di sisi pria sebaik Sean. Ia tidak hanya menikahi laki-laki yang mencintainya dengan tulus, tetapi juga seseorang yang selalu menjadikannya prioritas dalam hidupnya.Namun, kenyataan yang lucu adalah bahwa di dalam keluarga Wismoyojati, Sean justru menjadi yang paling ‘miskin’. Bukan dalam arti sebenarnya, tetapi dalam kepemilikan aset. Sekar, dengan ketegasan dan kecermatannya, sudah membagi saham perusahaan tanpa memanjakan putranya sendiri.Sekar masih memegang kendali dengan lima puluh persen saham, memastikan bahwa perusahaan tetap berada di jalur yang bena

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   416. Berharap Kejutan

    Sean yang sejak tadi mendengar dengan saksama langsung menggenggam tangan Lila, merasakan kecemasan yang mulai mengalir dari istrinya.“Tapi kondisi Lila dan bayi sehat, kan, Dok?” tanya Sean memastikan bahwa tidak ada yang perlu mereka khawatirkan lebih jauh.Dokter Amira mengangguk. “Benar. Semua hasil pemeriksaan sejauh ini sangat baik. Berat bayi dalam rentang normal, tekanan darah Lila juga stabil, tidak ada indikasi komplikasi. Yang perlu kita perhatikan adalah menjaga agar semuanya tetap seperti ini sampai waktu persalinan tiba.”Lila menunduk sejenak, mencerna semua yang dikatakan oleh dokter. Ia mengerti, tetapi di dalam hatinya, ada sedikit kekecewaan.Bukan tentang adu nyali merasakan proses persalinan normal seperti kebanyakan ibu lainnya, tetapi Lila memiliki sejarah buuk dengan persalinan secara caesar.“Jadi, yang paling penting sekarang adalah memastikan Lila tidak terlalu lelah, tetap menjaga pola makan, dan menghindari stres.” Dokter Amira melanjutkan kalimatnya deng

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   415. Jalan yang Tidak Mungkin

    Sekar berdiri di tengah ruangan, tatap matanya menyapu seluruh karyawan Mahendra Securitas yang telah berkumpul. Suaranya tegas namun tetap bersahabat saat dia melontarkan pertanyaan."Apakah kalian mengenal Marina Adriana?"Sejenak suasana hening, lalu beberapa karyawan lama saling berpandangan sebelum akhirnya mengangguk dengan mantap. Nama itu bukanlah nama asing bagi mereka. Rina, begitu mereka biasa memanggilnya, adalah sosok yang pernah menjadi bagian dari keluarga besar Mahendra Securitas.Sekar tersenyum kecil, lalu melanjutkan dengan nada lebih santai, "Nah, kalau begitu, izinkan aku memperkenalkan suaminya."Sekar menoleh ke arah Ryan yang berdiri di sampingnya. "Yang berdiri di sampingku ini adalah Ryan Aditya Mahendra, suami dari Marina Adriana. Dan mulai hari ini, dia yang akan menggantikan posisi Lila sebagai pemimpin di Mahendra Securitas."Tawa meriah langsung memenuhi ruangan. Tidak hanya karena cara Sekar memperkenalkan Ryan, tetapi juga karena Ryan sendiri bukanlah

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   414. Babak Baru Kehidupan

    Lila menghela napas panjang sambil merapikan meja kerjanya. Semua dokumen penting sudah disortir, file-file tersusun rapi, dan barang pribadinya mulai dikemasi. Esok hari, Ryan sudah akan menggantikan posisinya.Saat itu, pintu ruangannya diketuk. Lila menoleh dan melihat Ryan berdiri di ambang pintu. Mereka saling menatap sejenak sebelum Lila melempar senyum dan memberi isyarat agar adik iparnya itu masuk.Di hadapan banyak orang, mereka bisa bersikap biasa saja. Profesional, seperti dua rekan kerja yang hanya berbagi tanggung jawab. Namun, saat hanya berdua, kecanggungan itu muncul begitu saja.Ryan berjalan mendekat, melihat meja yang hampir kosong. “Jadi, ini hari terakhirmu di sini,” ucap Ryan yang mencoba bersikap santai kala berhadapan dengan Lila.Lila mengangguk. “Ya. Besok semua yang ada di sini sudah menjadi tanggung jawabmu.”Ryan menatap sekeliling. Ia berusaha mengendalikan perasaannya. Bukan tentang masa lalu dirinya yang sudah pernah berada di posisi Lila, tetapi tenta

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   413. Janji Ryan

    Anggap saja nekat, Sekar kembali melakukan pertemuan dengan Tetapi pertemuan mereka tidak seprivate pertemuan-pertemuan terdahulu. Mereja hanya melakukan pertemuan sambil makan siang di sebuah restoran yang tidak jauh dari kantor Ryan.Wajah Sekar tetap tampak serius seperti biasanya, mencerminkan kegelisahan yang sudah ia tahan sejak pagi. Senyum sumir terukir di bibir Sekar saat Ryan duduk tepat di hadapannya.“Kau sudah urus pengunduran dirimu?” tanya Sekar tanpa basa-basi.Ryan mengangkat kepala, melihat Sekar yang tampak terburu-buru. Ia menghela napas sejenak sebelum menjawab, “Tinggal menunggu serah terima saja. Masih ada beberapa tanggung jawab yang harus kuselesaikan.”Sekar menatapnya lekat, seakan memastikan bahwa Ryan benar-benar serius dengan keputusannya.“Tapi aku pastikan awal bulan nanti aku sudah bisa ke Mahendra Securitas,” lanjut Ryan dengan nada meyakinkan.Seketika ketegangan di wajah Sekar mereda. Ada kelegaan di matanya, meskipun ia berusaha untuk tidak terlalu

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   412. Trauma yang Mengancam

    Sean menyendiri di ruang kerja, bukan karena banyaknya pekerjaan yang belum dia selesaikan, tetapi ada beban pikiran lain yang sulit dia singkirkan. Dan dia tidak ingin Lila mengetahuinya.Sekar yang sedang mengambil air minum di dapur melihat lampu ruang kerja putranya belum juga padam. Hal itu membuatnya penasaran hingga ingin melihat dan mengetahui apa yang sedang dilakukan putranya saat tengah malam begini.Sekar berjalan pelan menuju ruang kerja Sean. Ia melihat putranya duduk di belakang meja, bahunya sedikit membungkuk, tatapan matanya kosong menatap layar laptop yang bahkan belum menyala.“Sean?” panggil Sekar lembut.Sean mengangkat wajahnya, sedikit terkejut melihat ibunya berdiri di ambang pintu. “Ma?”Sekar melangkah masuk, menaruh gelas air yang dibawanya di meja. “Kamu belum tidur?”Sean menghela napas, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. “Belum ngantuk.”Sekar mengamati wajah putranya yang terlihat lelah, bukan karena pekerjaan, tetapi karena sesuatu yang mengganggu

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   411. Kekecewaan Brilian

    Setelah mobil terparkir sempurna di garasi, Lila masih terlihat ragu untuk turun. Rasa takut itu belum sepenuhnya pergi dari hati Lila. Dia tidak ingin mengecewakan anak dan ibu mertuanya.Sean mematikan mesin mobil, lalu meletakkan tangannya di atas perut istrinya. “Jangan membuat kehadiran mereka seperti tidak diterima. Aku yakin kita semua sangat menyayanginya.”Lila mengangguk samar. Saat Sean akan membuka pintu, Lila menahan tangannya seolah tidak ingin keluar.“Beri aku kekuatan,” ucap Lila sambil mengangkat dagunya, dengan senyum menggoda.“Manja banget mama yang satu ini.” Tanpa ragu, Sean melabuhkan satu kecupan yang mendalam. “Kamu harus tanggung jawab untuk melanjutkan semua ini nanti malam.”“Tapi aku harus banyak istirahat, lho.”“Aku yakin kamu akan beristirahat dengan lebih baik, setelah semua tanggung jawabmu selesai.”“Sean ….”Sean bergegas keluar tanpa mempedulikan rengekan Lila. Bukan karena tidak peduli, dia hanya tidak ingin menerkam istrinya di garasi saat hari

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   410. Obat Kecewa

    Sean menggenggam erat tangan Lila saat mengemudikan mobil, sesekali melirik istrinya yang duduk diam di sampingnya. Lila menatap keluar jendela, dan Sean bisa melihat sudut matanya yang mulai basah.Hatinya mencelos. Lila jarang menangis tanpa alasan.Sean menghela napas, lalu menepikan mobil ke bahu jalan. Dia mematikan mesin, lalu berbalik menghadap istrinya.“Sayang, ada apa?” tanya Sean lembut meski dia sudah tahu alasan sebenarnya yang membuat istrinya menangis.Lila menggeleng, menundukkan wajahnya. Tapi Sean tahu lebih baik. Dia meraih bahu istrinya dan menariknya ke dalam pelukan.“Maaf...” suara Lila terdengar lirih, hampir tak terdengar.Sean mengerutkan kening. “Maaf untuk apa?”Lila mengusap matanya yang mulai basah. “Aku tahu ini konyol, tapi... aku merasa mengecewakan. Aku berharap ada anak perempuan di antara mereka. Aku ingin ada satu anak perempuan di rumah kita.”Sean tersenyum kecil, lalu mengangkat dagu Lila, menatap mata istrinya dengan penuh kelembutan. “Sayang,

  • Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal   409. Di Luar Kendali

    Jika Ryan sedang merencanakan akan memiliki anak lagi, berbeda dengan Sean yang sedang berbahagia dengan kehamilan kembar Lila.Pagi itu, Lila sedang merapikan dasi Sean. Perutnya yang semakin membesar cukup menghalangi pekerjaan mudah itu. Bukan karena jarak yang semakin menjauh, tetapi lebih karena sean yang sering menunduk dan terus memainkan tangan di perutnya yang mengganggu konsentrasinya.“Kapan pemeriksaan berikutnya?” tanya Sean yang terlihat sudah tidak sabar.“Minggu depan,” jawab singkat Lila, yang terpaksa menyingkirkan tangan Sean dari perutnya.Karena merasa geli, Lila sampai salah mengikatkan dasi. Sesuatu yang sebenarnya sudah hafal di luar kepala.Kehamilan Lila yang kini memasuki bulan kelima membuat semakin penasaran dengan jenis kelamin bayi kembar mereka.“Bukankah pemeriksaan besok sudah bisa melihat jenis kelamin mereka?”Lila hanya menjawab dengan deheman, saat dia menyelesaikan kegiatan mengikat dasi sampai rapi."Aku yakin mereka perempuan," kata Sean penuh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status