Share

BAB 38: Tegar

Author: Asayake
last update Last Updated: 2023-04-19 14:25:57

“Petri tunggu,” panggil Wony.

Petri menghentikan langkahnya dan menghadap Wony, anak itu terlihat masih tidak terlalu nyaman dengan keberadaan Wony meski wanita itu sudah tinggal cukup lama di rumahnya. Sikap Wony yang seperti nyonya besar, sangat berbanding balik dengan ibunya yang selalu mengajarkan kesederhanaan.

Keberadaan Wony di rumahpun tidak memiliki kontribusi apapun meski semua orang berpikir jika dia akan menjadi calon ibu yang sempurna untuk Petri. Sayangnya Petri tidak pernah sekalipun mendapatkan kasih sayang dari Wony karena wanita itu sepanjan waktu sibuk mempercantik diri lalu berbelanja.

Satu-satunya hal yang membuat Petri tidak pernah protes atas kedatangan Wony karena Ellis, Petri menyayangi Ellis dan merasa sedikit tidak kesepian sejak Ellis ada di rumah.

Ellis sudah seperti adiknya sendiri.

“Ada apa?” tanya Petri.

“Apa kau sudah mendengarkan apa yang sudah aku bicarakan dengan John?” tanya Wony berhati-hati dan penuh ketelitian memperhatian setiap ekspresi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Muhamad Térys Radytia Darmawan
buset, gue nangis ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 39: Rencana Jahat

    Napas Leary tertahan di dada, anak itu mundur seketika penuh ketakutan sampai membuat kaki dan tangannya gemetar tidak bertenaga. “Jangan takut, aku utusan teman ibumu, maaf datang terlambat,” ucap pria asing itu menenangkan ketakutan Leary. Alih-alih tenang, Leary kian mundur hendak berlari, dia tidak percaya siapapun selain ibunya, semua orang jahat kepadanya, termasuk semua orang yang selama ini selalu datang bertamu ke rumah, mereka hanya ingin menyakiti Olivia. “Kau masih takut padaku?” tanya pria itu mencoba mendekat. Refleks Leary menghalangi wajahnya dan terjatuh ke belakang, suara napasnya terdengar kasar dan tersenggal. “Jangan sakiti saya.” “Tenanglah,” pria itu membungkuk berhadapan dengan Leary dan menangkap kedua tangannya agar berhenti menutupi wajahnya yang kini sudah basah oleh air mata. Dengan takut Leary melihat pria asing berekspresi dingin itu, tangan kekar pria itu terulur mengajak bersalaman. “Aku tidak akan menyakitimu, namaku Morgan Hemilton, nanti kau b

    Last Updated : 2023-04-21
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 40: Tiga Pembunuh Bayaran

    Tungku perapian menyala menciptakan kehangatan, Leary duduk di lantai beralaskan karpet kecil tempat biasa dia tidur di bawah meja. Leary memakan makanan yang sudah dia kumpulkan di lantai dan dimasukan kembali ke dalam toples. Leary terlihat menikmatinya ditemani dengan segelas susu hangat yang dibuat oleh Morgan. Leary memperhatikan Morgan yang kini terlentang setengah tertidur di atas sebuah kursi. Pria bertubuh tinggi besar dan memiliki tato di sisi lehernya itu ternyata orang baik, tidak semenyeramkan ekspresi dingin di wajahnya dan auranya yang gelap. Morgan tidak banyak bicara, namun dia tidak ragu menawarkan makanan hangat untuk Leary dan menyiapkan air hangat untuknya mandi agar tidak sakit, Morgan juga memenuhi semua bak agar Leary tidak kesulitan mengambil air. “Paman sudah tidur,” panggil Leary pelan. “Kau butuh bantua lain?” sahut Morgan. Leary menggeleng pelan dan tersenyum lebar. “Saya lupa belum berterima kasih kepada Paman. Terima kasih sudah menjaga saya, saya

    Last Updated : 2023-04-22
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 41: Penyerangan

    “Siapa kalian, kenapa masuk rumah ini seenaknya?” tanya Morgan pada ketiga pria asing yang berdiri di hadapannya. “Bung, dimanapun kami berada, itu bukan urusanmu,” jawab Scott memperingatkan dengan senyuman sombongnya. “Dimana pemilik rumah ini?” tanya William tanpa basa-basi. “Ada urusan apa? Jika ada urusan, kalian bisa mengatakannya kepadaku,” jawab Morgan terlampau tenang. Myles berdecih kesal, pria itu saling melempar pandang dengan William untuk memutuskan apa yang harus mereka lakukan sekarang karena orang yang mereka cari tidak ada di tempat. William segera menarik keluar kapaknya untuk memperingatkan Morgan agar tidak banyak bicara, begitu pula dengan Scott yang mengeluarkan pisaunya. William mendekati Morgan, dengan berani dia menunjuk dada Morgan dengan ujung kapak di tangannya, kilatan tajam di matanya menyiratka sebuah tanda bahaya jika Morgan berani macam-macam. “Sekarang kau beritahu saja, di mana wanita pemilik rumah ini, bekerjasamalah dengan baik atau kau aka

    Last Updated : 2023-04-23
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 42: Perjuangan Olivia

    Jam di dinding sudah menunjukan pukul tiga dinihari. Wony menjatuhkan tubuhnya ke ranjang, melepas lelahnya setelah menemui teman William dan kembali melakukan transaksi. Malam ini Wony bisa tidur dengan tenang karena dia sudah mengirim lebih banyak orang untuk menghabisi Olivia dan anaknya. Sudut bibir Wony terangkat, wanita itu menyeringai puas menantikan besok pagi yang mungkin akan membuat dirinya sibuk karena Petri meninggal. Terbayang dalam pikiran Wony setelah Petri tiada, mungkin Darrel akan terjebak dalam kesedihan, dan pada saat itu Wony akan memanfaatkan kesedihan Darrel agar bisa mendapatkan perhatiannya. “Aku akan menyiapkan pemakaman terbaik untuk anak jalang itu,” bisik Wony dengan tawa senangnya. “ Senyuman Wony kian lebar, mengingat jika selesai sudah masalahnya malam ini, Wony tinggal tertidur dengan pulas dengan penuh ketenangan. Perlahan Wony menarik selimut dan memejamkan matanya, wanita itu tertidur pulas. *** Hujan yang turun membuat langkah tertatih Oli

    Last Updated : 2023-04-25
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 43: Membunuh Wony

    Belum sempat Olivia kembali berdiri, bayangan pergerakan orang datang kembali membuat Olivia waspada dan bergeser mundur agar orang yang datang tidak menyadari keberadaannya. Tenaga Olivia sudah sangat terkuras habis, dia tidak boleh gegabah dan harus melakukan tindakan yang lebih tepat jika ingin melumpuhkannya. Dibawah kegelapan malam yang dingin, Olivia terus memperhatikan pergerakan orang asing yang datang menyusul. Pupil mata Olivia melebar begitu dia tersadar akan sesuatu hanya dengan melihat siluet wajah orang asing yang datang itu. Rambutnya yang berwarna perak, dan bayangan wajahnya yang terlihat dari sisi langsung bisa dikenali Olivia jika orang asing yang menyusul datang itu bukanlah lawannya. Olivia mundur secara perlahan begitu pria asing itu pergi menuju kamar Wony, bukan ke kamar Petri. Pergerakan pria misterius itu terlihat seperti angin, dia bergerak cepat dan tenang, dia membuka jendela kamar Wony dengan bantuan pisau. Begitu jendela kamar Wony terbuka, dia mele

    Last Updated : 2023-04-26
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 44: Tawaran yang Memberatkan

    Dua buah mobil jeep bergerak cepat pergi ke sebuah kediaman seseorang dengan pengawalan yang ketat. Olivia dibawa pergi untuk menemui seseorang yang sudah cukup lama tidak dia temui lagi sejak setengah tahun yang lalu. Begitu turun dari mobil, Meysan tetap mengawal diikuti oleh beberapa orang lainnya yang berjalan di belakang. Olivia berjalan tertatih-tatih dengan kruk menahan sakit dari kakinya yang kini sudah tidak mengenakan kaki palsu lagi, wajah wanita itu terlihat pucat pasi karena kedinginan dan lelah yang berlebihan setelah sepanjang waktu tidak beristirahat. Meysan membawa Olivia ke dalam sebuah ruangan tamu yang nyaman dan hangat, di sana Olivia akhirnya kembali berhadapan dengan Oxfo, peminpin kelompok pasukan khusus swasta yang selama ini mempekerjakan Olivia. “Lama tidak bertemu, Alice,” sapa Oxfo memanggil nama asli Olivia yang sebenarnya. Olivia tidak menjawab wanita itu mendekat tertatih-tatih dengan tongkatnya dan memilih duduk di sebrang, memperhatikan Oxfo yang

    Last Updated : 2023-04-28
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 45: Pengorbanan Olivia

    Oxfo mengedikan bahunya. “Jika kau menolak, sampai kapanpun, kau akan berada dalam buruan dan aku akan tetap memisahkanmu dari keluargamu sampai kau mau buka suara,” jawab Oxfo tanpa keraguan. “Ingat Olivia, yang memburumu, bukan hanya aku, jika kau membuka suara kepadaku, dan jika setelahnya ada seseorang yang membunuhmu, setidaknya kau sudah mengambil keputusan yang terbaik untuk anakmu. Rahasia besar yang kau miliki tidak ada bedanya dengan sebuah masalah. Sekarang pilihanmu hanya dua, mati meninggalkan masalah untuk putrimu, atau kau mati dengan masalah yang kau bawa.” Olivia kembali dibuat bungkam terjebak dalam penawaran dan keadaan yang pahit. Jika Olivia menolak tawaran Oxfo, dia takut akan meninggal tanpa berhasil mengembalikan semua assetnya dan membuat Leary menanggung masalah yang dibuat Olivia. Di sisi lain, jika Olivia menerima tawaran Oxfo, dia tidak memiliki ruang lagi untuk bisa bertemu dengan keluarganya, Olivia juga harus mengorbankan satu kakinya lagi. Tidak ad

    Last Updated : 2023-04-29
  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 46: Kesedihan di Pagi Hari

    “Aku harus pergi, kau tidak perlu takut lagi karena kini tidak akan ada orang asing yang datang untuk mengganggu dan menyakitimu lagi,” kata Morgan. “Paman akan pergi ke mana?” “Aku harus pergi untuk urusan yang lain, nanti aku akan kembali lagi untuk bertemu dengan ibumu.” Seperti itulah kata-kata berpamitan Morgan sebelum dia dan anak buahnya pergi, jauh sebelum fajar muncul. Wilayah London, Bristol hingga Liverpool dikuasai oleh kelompok mafia klan Benvolio. Morgan, sebagai bagian dari kelompok mafia Hemilton, meski dia memiliki kekuasaan di negaranya sendiri, Morgan tidak bisa masuk ke dalam wilayah mereka seenaknya begitu saja, terlebih lagi klan Hemilton dan Benvolio tidak memiliki hubungan yang baik dalam waktu sepuluh tahun terakhir ini. Morgan harus pergi setelah memastikan jika Leary berada dalam keadaan yang baik-baik saja. Cuaca di pagi hari itu terlihat cerah ketika Leary terbangun, ketakutan yang membumbung di hatinya semalam sirna begitu saja. Leary merasa seperti

    Last Updated : 2023-04-30

Latest chapter

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   SELESAI

    Langit terlihat memerah, dalam waktu beberapa menit lagi akan benar-benar tenggelam. Leary duduk di rerumputan melihat banyaknya daun semanggi yang tumbuh subur.Gadis kecil itu terlihat merenung teringat Petri yang pernah dia beri daun semanggi.Petri, entah mengapa Leary ingin lebih dekat dengannya dan terus memikirkannya. Leary gelisah melihat Petri yang terlihat bersedih.“Apa yang kau lakukan di sini? Masuklah,” titah Chaning yang datang menyusul, sekilas pria itu melihat jauh keberadaan Ferez yang masih menunggangi kudanya di pacuan.Wajah Leary terangkat, menatap lekat Chaning yang kini disinari sinar matahari sore. Pria itu terlihat kuat, indah dan hangat, sehangat matahari sore.Leary tidak bersuara, namun anak itu terus menatap Chaning dalam diam, Leary bergumul dalam pikirannya mencoba untuk merangkai sesuatu untuk diungkapkan.“Kenapa?” tanya Chaning yang menyadari sesuatu.Leary segera berdiri. “Paman, apa boleh saya berteman baik dengan Petri?” tanya Leary terdengar seper

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 6

    Ferez berjalan sendirian keluar dari kantin sekolah, beberapa saat yang lalu dia sempat pergi ke kelas Leary untuk memastikan keadaannya karena ingin tahu keadaannya. Ferez tidak menemukan keberadaannya, dia sempat berpikir Leary pergi ke kantin sekolah, namun ternyata Leary juga tidak ada.Cukup jauh Ferez melangkah akhirnya dia sampai di taman sekolah, tidak membutuhkan waktu lama untuknya mencari Leary karena kini perhatiannya langsung tertuju pada gadis kecil itu yang kini tersenyum melambaikan tangannya pada Petri yang beranjak pergi meninggalkannya.Ferez juga melihat Duke yang kini tengah berdiri di bawah pohon, Ferez tidak habis pikir dengan keputusan ayahnya yang mengirim Duke dibandingkan pengawal lainnya. Padahal Duke memiliki fisik yang mencolok dibandingkan dengan Romero.Tanpa pikir panjang Ferez segera pergi menghampiri Leary.“Ferez,” sapa Leary dengan senyuman lebar terlihat senang.“Bagaimana kelas pertamamu?” tanya Ferez seraya duduk, namun tatapannya yang tajam it

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 5

    “Apa boleh saya duduk di sini?” tanya Leary memberanikan diri.Sekali lagi Petri menarik napasnya dalam-dalam, dan berkata, “Duduklah.”Leary memutuskan untuk duduk di samping Petri, sementara Duke berdiri menunggu di bawah pohon sambil berbicara dengan seorang anak laki-laki yang meminta tolong kepadanya karena bolanya menyangkut di dahan pohon.Leary dan Petri duduk berdampingan, keduanya terlihat terjebak dalam kecanggungan meski hatinya saling memiliki rasa penasaran dan bertanya-tanya ingin tahu kabar masing-masing.Petri melirik Leary yang kini membuka bekal makanannya di atas pangkuannya. “Kau mulai sekolah hari ini?”Leary mengangguk dengan senyuman.“Bagaimana perasaanmu?” tanya Petri lagi.“Luar biasa, saya sangat senang.”Petri ikut tersenyum meski jauh di dalam lubuk hatinya dia merasa sedikit iri karena tidak bisa pergi bersama ke sekolah dengan adiknya, malahan kini mereka berdua tampak seperti dua orang asing yang sedang mengobrol.Leary mengambil roti isi yang dibuat o

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 4

    Noah menopang dagunya memperhatikan gurunya tengah berbicara di depan, perhatiannya sempat teralihkan pada Petri yang tengah membaca buku. Sejak kejadian hari itu, Petri menjadi jarang sekolah, dia harus menanggung banyak tanggung jawab dan lebih mementingkan untuk belajar khusus bisnis dibandingkan dengan sekolah umum untuk anak-anak seusianya.Keadaan Darrel tidak kunjung membaik dan dia terus mendapatkan perhatian khusus, bisa dikatakan mungkin kini keadaan jauh lebih buruk. Beruntung Adelle sering datang membantu Petri dikala dia kesulitan. Kini kediaman keluarga McCwin sudah kosong tidak berpenghuni, Petri lebih memilih tinggal bersama Andrew yang sampai saat ini masih setia kepadanya meski sudah mengundurkan diri.Karena kejadian di hari itu, Petri sempat tidak sekolah selama satu bulan, dia harus mendapatkan banyak bimbingan agar bisa melewati masa traumanya.Kini, Petri yang cerdas dan selalu kompetitif dalam belajar sudah berubah, dia lebih banyak diam dan menyendiri, menja

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Esktra Part 3

    Chaning dan Liebert duduk dalam ketegangan, kehadiran kedua pria itu membuat seseorang guru yang mengurus administrasi pendaftaran sekolah sempat dibuat diam dan tersenyum canggung.Hari kemarin seseorang bertubuh tinggi besar dangan wajah bertato yang datang memberikan semua berkas keperluan, dan kini yang datang menjadi wali adalah dua pria bertubuh besar.Chaning dan Liebert berpenampilan rapi, namun aura mematikan mereka tetap saja tidak bisa dihindarkan. Terlebih, sebelumnya Russel pernah bertemu dengan Chaning yang pernah mendaftarkan Ferez.Nama Benvolio sangat begitu jarang digunakan, dan nama itu dikenal sebagai nama klan besar keluarga mafia.“Kita pernah bertemu sebelumnya, Anda orang tuanya Ferez?” ucap Russel berbasa-basi, padahal sebelumnya dia sudah dihubungi secara khusus oleh petinggi sekolah bahwa akan ada tamu penting yang akan medaftar anaknya sekolah.Chaning mengangguk samar.Russel berdeham pelan sambil menyeka keringat dingin di keningnya. “Jadi, anak atas nama

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 2

    “Aku paman kandungnya, aku akan menjadi walinya,” Liebert angkat bicara ditengah-tengah sarapan pagi yang akan dimulai.Pagi ini Chaning dan Liebert tengah berdiskusi mengenai sekolah pertama Leary, nampaknya diskusi itu sedikit terganggu karena Chaning dan Liebert sama-sama ingin menjadi wali Leary.Chaning menengok seketika, pria itu mendorong piring makanan untuk Ferez. “Apa kau sudah lupa? Sekarang aku menjadi ayah angkatnya secara sah, secara garis besar aku lebih berhak menjadi walinya.”Kening Liebert mengerut samar, pria itu tampak tidak setuju dengan apa yang telah Chaning katakan kepadanya. “Ayah angkat di atas kertas, Leary masih memanggilmu paman.”“Memangnya kenapa? Saat kecil, Ferez juga memanggilku Chaning dibandingkan dengan sebutan ayah. Lagi pula, Leary lebih dekat denganku.”Liebert tersenyum miring, pria langsung bersedekap sombong. “Oh ya? Jika kalian sangat dekat, apa kau tahu keahilannya?”“Apa maksudmu? Aku lebih tahu tentang dia dibandingkan denganmu,” debat C

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   Ekstra Part 1

    Empat bulan kemudian..Leary terbaring dalam kegelisahan, gadis kecil itu terlihat beberapa kali melihat baju seragam sekolahnya yang digantung di depan lemari. Besok adalah hari pertama dia akan sekolah, Leary sangat gugup dan berdebar hebat tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi besok.Keadaan Leary sudah pulih sejak tiga bulan yang lalu, namun karena dia masih kesulitan berbicara dan takut dengan orang asing, butuh waktu lama untuknya bisa pulih seperti sekarang.Kini, Leary telah kembali menjadi anak yang penuh semangat dan selalu ceria. Sejak tinggal di rumah Chaning, secara perlahan Leary mendapatkan lebih banyak keberaniannya berkat dorongan semua orang.Chaning maupun Liebert, mereka berdua memang tidak begitu bisa bersikap manis dan lembut seperti orang lain. Namun, mereka berdua mampu memberikan banyak kenyamanan dan rasa aman untuk Leary, mereka berdua selalu menumbuhkan rasa percaya diri Leary agar dia berhenti berpikiran buruk lagi dengan orang-orang yang ada di se

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   END

    Desa Bibury, tempat yang telah Leary tinggalkan, tempat kenangan terakhir Olivia hidup, kini berada di depan mata. Leary berdiri terpaku, berdiri di tengah-tengah rumah kecil sederhana dan kumuh. Pandangannya mengedar melihat ke penjuru tempat, merasakan kembali kenangan indah dirinya bersama ibunya dulu.Leary mengusap dadanya, merasakan sesuatu perasaan yang kosong kini terasa kembali penuh hanya dengan membayangkan wajah Olivia, mencium sisa-sisa aromanya yang masih tertinggal.Di tempat ini, Leary melewati masa indah terakhirnya bersama ibunya. Leary melangkah pelan dalam tuntunan Chaning, mendekati sebuah tungku perapian. Di tempat itu, Olivia menghembuskan napas terakhirnya dalam pelukan Leary. Leary masih ingat, dia memeluk tubuh Olivia yang semula hangat berubah dingin, Leary yang sudah berjanji untuk menjadi anak yang kuat menahan air matanya hingga hembusan napas terakhir Olivia, hingga detak jantung terakhirnya, Leary menangis tanpa suara agar Olivia tidak mendengarnya.

  • Kembali bersama Putri yang Kau Buang   BAB 108: Perdamaian

    Leary terduduk di kursi rodanya dengan sebuah pakaian yang tebal, gadis kecil itu tidak berhenti memandangi Liebert yang sejak tadi menyisir rambutnya, membantu mengenakan pakaian tebal hingga membantu mempersiapkan kepergian mereka karena pulang dari rumah sakit.Suara ketukan di pintu terdengar, tidak terduga Petri berdiri di ambang pintu. Ini untuk pertama kalinya Petri keluar usai kejadian itu, kini konisi Petri sudah mulai stabil berkat bantuan dokter. Petri berdiri tertunduk terlihat ragu untuk menatap.“Apa aku dibolehkan masuk?” Tanya Petri terdengar pelan nyaris tidak terdengar.Liebert sempat terdiam, pria itu lebih dulu melihat reaksi Leary. Jika Leary ketakutan, maka Liebert akan menolak.Melihat Leary yang terlihat tenang, Liebert akhirnya segera berdiri. “Masuklah,” jawab Liebert memberi izin.Petri mencoba memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan menatap Liebert, orang sudah menembak kaki ayahnya dengan kejam. Namun entah mengapa, tidak ada kebencian di dalam ha

DMCA.com Protection Status