Share

Bab 43

Penulis: Kennie Re
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-14 21:38:32

“Bryan, hentikan! Kau bisa sakit jika terus melakukan hal ini!” cegah Edward ketika Bryan hendak menenggak minuman di gelasnya. Entah sudah berapa gelas yang ia minum sejak dirinya tiba di kelab. Namun, Bryan tak peduli. Bahkan perkataan Edward pun tak ada satu pun yang masuk ke telinganya.

“Jangan mencegahku, Ed. Aku sedang menikmati hidup dan merayakan hadiah dari Tuhan untukku.”

“Apa maksudmu? Kau sedang sakit, Bryan. Kau harus ingat itu. Apakah kau memang sengaja ingin mati, huh?!”

Bryan menghentikan tawanya yang sejak tadi membahana. Ia sedang menertawai diri sendiri yang bernasib malang setelah kehilangan cinta sejati, ia sebentar lagi akan kehilangan nyawa. Maka apa lagi yang harus ia lakukan selain merayakan kesialan hidupnya?

“Seharusnya sekalian saja ia mencabut nyawaku saat itu. Benar, kan?” racaunya lagi.

Edward memang kesal melihat sikap Bryan yang tak pernah berubah. Ia akan membiarkan dirinya jatuh sejatuh-jatuhnya sebelum akhirnya sadar dan bangkit. Namun sering kali, ia sudah kehilangan waktu saat itu. Dan kali ini, Edward tak akan membiarkan hal itu terulang lagi.

Banyak hal yang harus Bryan jaga, tetapi ia tak juga menyadari itu.

“Ryan mengatakan kalau aku menderita autoimun. Ck! Persetan dengan apa pun jenis penyakit itu, aku tak peduli. Aku memintanya untuk segera mencari cara agar aku bisa bertahan hidup lebih lama. Aku akan kembali mencari Shienna dan menemukannya.”

“Jika kau memiliki niat seperti itu, maka hentikan ini. Kau harus bertahan hidup lebih lama jika kau ingin bertemu dengan Shienna.”

Bryan mendengkus dan tertawa lagi. “Aku hanya bercanda, Ed. Apakah kau berpikir mudah menemukan wanita bandel itu, huh? Kau tahu, jika ia sudah memutuskan untuk pergi, seluruh dunia bahkan tak akan tahu di mana keberadaannya. Itulah sebabnya selama enam tahun kemarin aku tak berhasil menemukannya sampai nasib berbalik dan menyatukan kami secara tak sengaja.”

“Maka hal itu akan terjadi lagi. Percayalah. Karena itu, bangunlah, Bryan, dan lakukan sesuatu untuk segera menemukan Shienna. Aku yakin ia pergi hanya untuk menenangkan diri dan setelah itu kalian akan kembali bersama.”

Bryan tak menjawab, melainkan tertegun untuk beberapa saat dan membiarkan angannya memikirkan Shienna dan hanyut di dalamnya. Ia merindukan Shienna hingga nyaris gila dan rela mati asalkan bisa bertemu dan menikmati hidup di detik-detik terakhir kehidupannya.

“Andai kami bisa bertemu kembali, aku berjanji tak akan membiarkannya terluka. Tak akan ada seorang pun yang boleh menyakitinya, termasuk diriku sendiri. Andaikan—“ Bryan tak melanjutkan kalimat karena ia sudah tak sadarkan diri.

Edward hanya memandangi sahabatnya itu dengan tatapan prihatin dan kemudian membantunya berdiri untuk membawanya pulang.

Akan tetapi, baru saja hendak melangkah keluar dari kelab, seorang wanita muncul dan meminta Edward untuk merebahkan Bryan di sofa.

“Apa yang kau lakukan terhadapnya, huh? Apakah kau tahu kalau ia tidak boleh mengonsumsi banyak minuman beralkohol? Dia baru saja menerima donor ginjal beberapa tahun lalu dan tidak seharusnya kau membiarkannya seperti ini!” omel wanita yang membuat Edward merasa tak suka.

Ia tahu benar kalau Bryan juga tidak menyukai wanita itu, tetapi apa yang membaut wanita itu datang dan seolah memang dengan khusus hadir untuk Bryan?

“Aku sudah menghentikannya tapi—“

“Sudahlah! Kau memang bawahan yang tidak becus! Jangan mentang-mentang kau adalah sahabat Bryan lantas kau boleh menjalankan tugas dengan sesukamu. Ayah Bryan pasti akan sangat murka jika mengetahui putranya menderita seperti ini!”

Wanita itu kemudian menoleh dan memberi isyarat pada beberapa pria yang berdiri di balik punggungnya.

“Bawa Bryan kembali ke rumahnya,” titahnya.

“Tunggu, Amara! Kau tidak berhak membawanya karena keselamatan dan keamanan Bryan adalah tanggung jawabku. Tak peduli dia dalam keadaan sadar atau tidak, dia ada dalam pengawasanku!”

“Apakah kau meragukanku? Apa yang kau pikirkan, huh? Apakah kau berpikir aku akan membunuhnya?” tanya Amara ketus. Ia lalu mendekatkan wajah pada Edward. “Aku bahkan sangat mencintainya. Menyakiti apalagi membunuhnya, sama sekali tak ada dalam benakku. Kecuali kalau kau yang tengah berencana melakukan itu.”

Edward tak menjawab tetapi mengepalkan tangan karena perkataan Amara telah mengusiknya. Amara memang tidak akan membunuh Bryan, tetapi Edward yakin kalau wanita itu akan melakukan segala cara untuk mendapatkan Bryan seutuhnya.

Ia cemas kalau wanita itu akan melakukan tindakan di luar batas.

“Lepaskan dia, atau aku akan panggilkan pengawal untuk mengusirmu!” gertak Edward yang mulai tak tahan dengan sikap sok jagoan dan sok peduli dari Amara.

Edward sangat mengenal Amara dan sepak terjangnya menghancurkan kehidupan keluarga Bryan, karena itu, sejak Bryan memintanya untuk menjadi asisten pribadinya, Edward berjanji tak akan biarkan Amara menyentuh Bryan dan keluarganya.

“Kau bisa menggertak juga rupanya. Baiklah. Aku tak suka mencari gara-gara dengan orang rendahan sepertimu. Bawalah dia hingga tiba di apartemennya dengan aman. Aku tak segan untuk melaporkanmu ke polisi jika kau tidak melakukannya.”

***

Edward meninggalkan Bryan di penthousenya dalam keadaan aman. Pelayan dan petugas keamanan telah ia kerahkan untuk berjaga agar tak ada seorang pun yang masuk dan menemui Bryan kecuali Shienna.

Ia memutuskan untuk bergegas pergi dan kembali ke apartemennya yang berada di lantai sepuluh. Bryan memberikan apartemen itu untuknya agar Edward bisa sigap kapan pun Bryan membutuhkannya.

Sepeninggal Edward, seorang wanita datang ke penthouse dan memeriksa kondisi Bryan yang tengah terlelap di kamarnya. Wanita itu melepaskan pakaian kerja Bryan dan membersihkan tubuhnya sebelum masuk ke dalam selimut yang sama dengan Bryan.

Bryan sempat membuka mata sejenak dan bergumam lirih. Ia menyebut satu nama yang tak pernah hilang dari ingatannya dan wanita itu tersenyum saat mendengar igauan Bryan.

“Aku di sini, sayang,” ucapnya sebelum kemudian Bryan memutar tubuh dan menindih tubuhnya. “Apa yang kau lakukan? Kau begitu lemah setelah menenggak minuman, jadi sebaiknya kau tidur dan beristirahat.”

“Aku merindukanmu. Aku takut kalau aku tertidur, aku tak akan menemukanmu esok hari. Aku tidak ingin kau meninggalkanku lagi, Shienna.”

Kegelisahan Bryan seolah tak hanya milik Bryan seorang melainkan juga wanita itu. Tampak raut wajah wanita itu berubah muram, kemudian dengan segera, ekspresi itu ia pudarkan dari wajahnya, berganti senyum ceria karena telah bertemu dengan pria yang ia cintai.

“Katakan padaku kalau ini bukan mimpi,” gumam Bryan sembari mengucek matanya. “Aku tidak bermimpi. Ini benar kau. Kau ada di sini. Berjanjilah untuk tidak lagi meninggalkanku.”

“Aku tak pernah pergi selama kau tetap menyimpanku dalam hatimu.”

Wanita itu kembali tersenyum dan membiarkan Bryan mengecup bibirnya dan memberikan sentuhan yang membangkitkan gairah terpendam keduanya. Bryan yang tak mengenakan pakaian, melepaskan helai demi helai pakaian yang masih melekat di tubuh wanita itu.

“Aku menginginkanmu, Shie. Sangat menginginkanmu.”

“Aku milikmu, Bryan. Lakukan apa pun yang kau mau terhadapku. Aku akan memberikan segalanya untukmu.”

Bryan tersenyum dan kembali memberikan sentuhan cinta pada wanita itu, mengecup bibir dan tiap inci kulit mulusnya. Ia menghentikan kecupan di bagian sensitif yang berlekuk dan mulai memainkan lidahnya di sana.

Wanita itu meloloskan desah dan erangan lirih setiap kali Bryan mengulum atau menjilat bagian itu.

Keduanya tak sabar dan dengan satu gerakan, keperkasaan Bryan sudah berhasil memasuki milik wanita di bawahnya dan ia mulai bergerak seiring irama, begitu pula dengan wanita itu yang memberikan gerakan seiring gerakan Bryan.

Selama beberapa menit, ruangan yang semula dingin dan sempat membuat Bryan menggigil, perlahan menghangat bahkan memanas. Dua sejoli yang tampak melepas kerinduan, saling mengisi satu sama lain dengan perasaan penuh cinta.

Bryan mempercepat gerakannya, sesuai permintaan wanita itu yang menginginkan mereka mencapai puncak kenikmatan bersama dan demikianlah yang terjadi.

Kamar Bryan tak lagi sepi seperti malam-malam sebelumnya. Malam ini, suara erang dan desah penuh nikmat memenuhinya dan membuat Bryan yang telah menumpahkan segala miliknya pada wanita itu, mengecupi bibir wanita itu sekali lagi sebelum membawanya masuk ke dalam dekapan dan terlelap dengan perasaan bahagia yang membuncah.

Bab terkait

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 44

    Bryan membuka mata perlahan dan merasakan kepalanya yang berdenyut sekaligus pengar. Ia tak segera beranjak dari ranjang, melainkan mengingat apa yang telah terjadi malam tadi.Ia menilik tubuhnya yang tak mengenakan sehelai pun pakaian dan teringat malam tadi ia dan Shienna telah menghabiskan malam penuh cinta dan gairah dan saatnya Bryan untuk memastikan kalau malam tadi ia tidak bermimpi. Anehnya, perasaan Bryan sekarang justru begitu pilu. Seolah hari ini tak akan ia temukan lagi sosok Shienna yang semalam membuatnya berhasil melepaskan kerinduan mendalam yang tak pernah bisa ia ungkapkan karena tak pernah berhasil menemukan istrinya itu. Perlahan dan ragu, Bryan menoleh untuk memastikan malam mereka adalah kenyataan, tetapi ia justru menemukan kegilaan dan drama lain yang tak bisa ia percayai. Bukan Shienna yang tengah berbaring di sampingnya tanpa mengenakan busana, melainkan wanita lain. Wanita yang tak pernah ia harapkan untuk datang dan muncul di hadapannya terlebih dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 45

    Bryan tertegun dengan tatapan tertuju pada pemandangan menyesakkan di hadapannya. Shienna tampak begitu ceria, tersenyum bahagia, dan sesekali membiarkan pria di hadapannya menggenggam tangannya. Bryan meremas garpu yang sejak tadi berada dalam genggamannya dan hendak bangkit untuk menuju ke sana. Amarah Bryan membuncah. Dalam benak dan pikirannya kini adalah Shienna dengan sengaja meninggalkannya menderita dan terus berusaha mencarinya, sementara dirinya justru bersenang-senang dengan pria lain. Bryan tak mengenal siapa pria itu. Artinya, dia hanyalah orang yang baru saja masuk ke kehidupan Shienna. Sayangnya, Bryan telah salah. “Mengapa wajahmu begitu muram? Apakah ada masalah?” tanya pria yang kini telah melepaskan genggaman dari tangan Shienna. Shienna menggeleng dan kembali menyunggingkan senyum, menyeruput milkshake di dalam gelasnya hingga tersisa separuhnya. “Apakah kau yakin akan keluar dari rumah Jennie? Ia pasti akan senang jika kau tetap tinggal di sana.” Shienna mendes

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 46

    Urusan dengan pekerjaan telah ia selesaikan dan Shienna kini mengemudikan mobil menuju ke sebuah tempat yang sejak beberapa hari lalu ingin ia kunjungi. Ia mempercepat laju kendaraan dan bergegas turun ketika mobilnya telah berada di halaman parkir di basement sebuah bangunan yang tak kalah megah dengan kantor milik Bryan. Shienna berdiri di depan meja front desk untuk meminta waktu bertemu dengan seseorang, tetapi pegawai tersebut memintanya untuk menunggu. “Apakah kau tidak tahu siapa aku? Bosmu sangat mengenalku yang artinya kau akan mendapat masalah kalau menghalangi tujuanku bertemu dengannya,” tutur Shienna yang mulai tak sabar. “Maafkan kami Nona Miller, tetapi Tuan Hashimoto sedang ada meeting yang mungkin akan selesai satu jam lagi. Jika berkenan, silakan menunggu di lobi. Kami akan mempersilakan Anda masuk jika Tuan Hashimoto sudah selesai.” “Aku tidak butuh izin kalian!” Shienna menegaskan dan mulai memutar tubuh lalu masuk ke dalam lift yang terbuka, berkumpul bersama p

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 47

    Tak mungkin Shienna tidak mengenali pria yang kini berdiri tak jauh darinya. Bahkan andai sekadar suara langkah kakinya pun, Shienna sangat mengenalnya, begitu juga aroma tubuhnya, suaranya, embusan napasnya.Semuanya tentang Bryan sudah seperti bagian dirinya yang tak mungkin tidak ia kenali. Tak akan mungkin akan ia lupakan begitu mudah. Shienna tertegun kala melihat siapa yang sudah berdiri mematung dan tak mengalihkan tatapan darinya. Keduanya seolah kehilangan kata yang telah tersusun rapi yang mereka rencanakan untuk katakan jika mereka bertemu kembali. Nyatanya, tak ada satu pun yang memulai pembicaraan meski hanya sekadar umpatan. Shienna menatap Bryan dengan sepasang bola mata yang telah basah, sementara Bryan nyaris tak bisa menahan diri untuk tidak menghambur dan meraih Shienna ke dalam dekapannya. Namun, ia mengepalkan tangan untuk menahan dorongan itu. Ia tak ingin menakuti sang istri yang baru saja bertemu setlah sekian lama pergi. Lagi pula, Shienna telah bersama pri

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 48

    “Nona Miller, apakah kau bisa datang ke kantor?” tanya sebuah suara di saluran seberang yang membuat Shienna menepikan mobil. Ia menyimak perkataan wanita itu dan kemudian bergegas melajukan kendaraannya menuju ke kantor yang sebelumnya telah wanita itu sebutkan. “Mengapa wanita itu memintaku untuk datang ke kantor? Bukankah ia mengatakan estimasi terjualnya rumah itu sekitar dua minggu? Ini baru satu minggu berlalu, apakah ia ingin membatalkan perjanjian?” Shienna bergumam sembari terus memusatkan perhatian pada kemudi dan jalanan lengang di hadapannya. Tak berapa lama, ia tiba di kantor agen properti yang membantunya menjualkan rumahnya. Ia bergegas turun dari mobil dan menemui wanita itu. Rupanya, kabar baik yang ingin ia sampaikan pada Shienna. “Ada seseorang yang telah membeli rumahmu, dan langsung melakukan pembayaran full. Namun, baru hari ini aku sempat mencairkan dananya. Apakah kau ingin membawanya dalam bentuk cek atau ingin aku mentransfer ke rekening bank-mu?” Shienna

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 49

    “Aku tak mungkin mengatakan kalau akulah pemilik D’Maestro yang sebenarnya. Aku takut Shienna akan merasa kalau aku sedang mengasihaninya. Aku akan mengatakannya, tetapi tidak sekarang. Aku ingin bisa lebih dekat dengannya tanpa membuatnya merasa kalau aku sedang mengasihaninya,” ujar Jonathan, sebelum kemudian berbalik hendak pergi. “Tunggu! Jadi apa tujuanmu mendekatinya?” “Karena aku mencintainya. Sejak lama. Dan baru kali ini aku mendapat kesempatan untuk lebih dekat dengannya. Karena itu, aku tak ingin menyiakan kesempatan ini.” Jonathan kali ini benar-benar keluar dari ruangan dan ia cukup terkejut saat melihat Shienna yang hendak pergi. Sementara itu, Shienna masih tertegun untuk beberapa saat ketika mendengar percakapan antara Jonathan dan Damien yang membuatnya meradang. Ia percaya pada Jonathan, tetapi pria itu justru membohonginya. Meski dengan tujuan baik, tak ada inisiatif untuk melakukan kejahatan terhadapnya, tetapi Shienna tak suka dengan kebohongan. Apa pun alasann

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 50

    Shienna tiba di rumah sakit dan memeriksa kondisi Jennifer yang perlahan membaik. Dokter mengatakan kalau sayatan di pergelangan tangannya tidak terlalu dalam sehingga tidak berefek fatal. Namun, ia meminta Shienna untuk tetap mengawasi karena kemungkinan kejadian serupa akan terulang jika semua orang lengah. Jennifer masih belum membuka mata, menurut psikiatri yang juga bertugas untuk memantau kondisinya, Jennifer mengalami gejala stres akut akibat apa yang terjadi padanya.Tim kesehatan jiwa akan terus memantau kondisinya hingga membaik sampai bisa memutuskan apakah akan tetap melahirkan bayinya atau memilih aborsi sebagai jalan tengah. Shienna memandangi sahabatnya dengan rasa iba, menggenggam tangan Jennifer yang dingin dan menghela napas berat. “Aku tahu kau adalah wanita yang kuat, J. Tapi tak apa jika kau mengeluhkan kerasnya hidup padaku. Tak mengapa jika kau mengatakan segalanya padaku, jangan pernah pikirkan kondisiku yang tidak seberapa ini. Kau selalu ada untukku, maka i

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 51

    Jennifer dan Shienna didera keterdiaman untuk beberapa saat sebelum keduanya kembali bicara. Shienna menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dan Jonathan sehingga mereka berdua berselisih paham. Jennifer akhirnya memiliki keberanian untuk berbicara tentang pengalaman pahitnya. “Aku cemas kalau Jo melakukan tindakan bodoh. Aku sudah mencegahnya, tetapi ia bersikeras untuk mendatangi Jun. Kau tahu sendiri betapa gilanya pria itu.” “Jangan cemaskan Jo. Sebaiknya kau tetap menjaga kesehatanmu agar kau segera pulih. Masalah Jo, biar aku nanti yang akan bicara dengannya,” jawab Shienna yang kemudian meraih ponselnya yang berdering sejak tadi. Ia memberi isyarat pada Jennifer untuk menunggu sebentar sementara ia menerima panggilan. Shienna mengaktifkan pengeras suara ketika mendengar bahwa peneleponnya adalah dari kantor polisi. Keduanya menyimak apa saja yang disampaikan oleh petugas polisi yang membuat Jennifer semakin cemas. Ia tak bisa menahan air matanya dan sekujur tubuhnya sek

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19

Bab terbaru

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 74

    “Apa yang terjadi padamu, Shie? Ayo kita kembali ke kamar, berpeganganlah.” Bryan menggendong sang istri yang tak lagi memiliki daya untuk melawan, bahkan untuk menghindar ketika sekali lagi aroma tubuh Bryan mengusiknya.Ia pasrah saja ketika Bryan membaringkannya di ranjang dan segera meraih ponsel untuk menghubungi Ryan Karl.“Ya, Bryan. Kawanku itu sudah dalam perjalanan. Ia mengabari beberapa menit lalu. Tunggulah.”Belum selesai pembicaraan keduanya, salah satu pelayan mengetuk pintu dan mengabarkan bahwa ada seorang dokter yang sudah menunggu di luar. Bryan meminta pelayan untuk mempersilakan dokter masuk dan segera melakukan pemeriksaan.“Apakah kau mengalami mual dan muntah hampir setiap hari?” tanya dokter sembari menempelkan stetoskop di dada Shienna dan memeriksa denyut nadinya.“Ya. Bahkan seperti setiap saat. Aku tidak menyukai aroma yang kusukai sebelumnya dan kurasa hasrat seksualku menurun sejak itu. Entahlah,” jawab Shienna sembari melemparkan tatapan pada sang suami

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 73

    Bryan masih memikirkan nasib Amara setelah orang suruhan Edward mengepung dan menabrak mobil yang ia kemudian hingga terbakar. Namun, belum ada kabar lanjutan terkait peristiwa tersebut sehingga Edward mengambil kesimpulan kalau Amara pasti sudah tewas di tempat.Sementara itu, Shienna belum mengetahui apa pun mengenai hal itu. Bryan tak ingin sang istri menjadi gelisah dan berpikiran yang tidak-tidak terhadap Edward.“Mengapa kau tampak gelisah sejak tadi?” tanya Shienna sembari memeluk Bryan dari belakang. “Apakah Ed mengabarkan sesuatu yang buruk?”“Ya. Namun, aku tidak sedang memikirkan hal itu. Aku hanya membayangkan bagaimana jika kita memiliki bayi lagi?” tanya Bryan yang terus memandangi Shienna dengan tatapan penuh cinta.Shienna tak lagi takut untuk memiliki bayi, tetapi sanggupkah ia jika hanya anak mereka yang akhirnya menemaninya melewati masa tua?Bukankah itu ide bagus, memiliki sesuatu yang berasal dari Bryan agar ia bisa terus mengenang lelaki tercintanya jika ia perg

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 72

    Dua bulan kemudian ... Shienna dan Bryan sudah pulih pasca menjalani operasi. Bryan tampak jauh lebih baik dan Ryan telah menyatakan kalau ia dalam kondisi yang prima. Banyak wejangan yang Ryan berikan untuknya, agar lebih menghargai apa yang ia miliki, termasuk kesehatan. Akan tetapi, ada hal yang tidak ia katakan pada Bryan melainkan hanya pada Shienna. “Mengenai kondisi ginjal dan organ lain, bisa kukatakan tak ada masalah. Namun, hasil tes menunjukkan kalau lupus yang ia derita masih aktif dan aku menyarankan agar ia tetap menjalani tritmen dengan obat-obatan.” “Apakah itu tidak akan mempengaruhi keadaan ginjalnya? Secara logika, ginjalnya tak lagi sama dengan miliknya yang sebenarnya, terlebih setelah menjalani operasi. Artinya, kondisinya akan memburuk sewaktu-waktu, kan?” Raut wajah Shienna mulai menegang. Terlebih setelah melihat respon dari Ryan, tubuhnya serasa tak bertulang. “Maksudmu, dia tetap akan pergi?” Keterdiaman Ryan membuat Shienna mengambil kesimpulan sendiri

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 71

    Bryan akhirnya setuju dan segera menghubungi Edward dan pria itu datang bersama Jennifer. Di antara mereka tak ada satu pun yang bicara selama menunggu operasi Bryan dan Shienna berjalan lancar. Perawat keluar dari ruang operasi beberapa kali, saat itulah Edward menanyakan kabar Shienna dan Bryan.Beberapa jam berlalu, lampu di bagian atas pintu operasi menyala dengan warna hijau yang artinya operasi telah selesai. Edward bangkit dan segera menemui dokter yang baru saja keluar dari ruangan. Ryan dan beberapa dokter spesialis yang membantu jalannya operasi, tampak tergesa kemudian hanya Ryan yang akhirnya berhenti sejenak untuk menjawab kegelisahan sahabatnya.“Bagaimana kondisinya, Ryan?” tanya Edward dengan raut cemas yang tak bisa ia sembunyikan. Ini kali kedua Bryan melakukan operasi dan hal itu selalu sukses membuatnya begitu cemas.“Operasi berjalan lancar, kita tinggal menunggu Bryan dan Shienna siuman.”“Tolong tempatkan mereka di satu ruangan, itu akan mempercepat pemulihan k

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 70

    Shienna berada di atas brankar yang bergerak cepat dalam kondisi setengah sadar. Ia sempat pingsan untuk beberapa waktu setelah dokter datang dan menemukannya bersimbah darah dengan sebilah pisau lipat menancap di pinggang sebelah kanan.Ia bisa melihat lampu terang menyorot dan membuat matanya merasakan silau. Ia memejamkan mata sejenak, tak kuasa menahan perih dan nyeri di pinggang serta mata yang terasa berat.“Shienna, buka matamu. Tetaplah sadar. Shienna!” Suara itu terus ia dengar memanggil namanya. Ia tak tahu di mana dirinya berada, tetapi sekilas, ia tahu kalau Ryan-lah yang ada di dekatnya.“Bryan ...” gumam Shienna dengan suara lirih. “Di mana suamiku?”“Aku akan segera mengabarinya.”Ryan hendak pergi, tetapi Shienna segera meraih lengan jasnya. “Tolong, jangan katakan apa pun padanya. Lakukan operasi pencangkokan sekarang tanpa memberi tahukan kondisiku padanya. Bisa, kan?”“Uhm, Shie—““Kumohon, kumohon ... aku akan bertahan. Aku janji. Tapi Bryan tak akan mendapat kesem

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 69

    Bryan sudah meminta orang kepercayaannya untuk memeriksa loker sesuai yang Shienna informasikan dan menemukan banyak hal di sana. Namun, ia setuju untuk membiarkan semua file dan benda-benda milik Jun tetap aman dengan penjagaan tersembunyi. Ia harus memastikan terlebih dahulu kalau Jun akan membebaskan Edward dari tuntutannya.Jun pada akhirnya menarik tuntutan atas Edward dengan mengatakan bahwa ia telah salah menuduh Edward sementara yang terjadi padanya adalah murni sebuah kecelakaan. Ia juga membayar seorang petinggi polisi yang menangani kasus tersebut agar membebaskan Edward dari jerat hukum.Edward hari ini diputuskan untuk bebas bersyarat. Jennifer menjemput Edward, tetapi ia dan Bryan enggan pergi karena ada masalah lain yang harus mereka selesaikan. Meski Jun telah menarik tuntutannya, tetapi kasus yang akan mereka laporkan rupanya berhubungan dengan Jun.“Aku menemukan benda ini di penthouse Shienna dan di kamar ibuku. Aku tidak bisa memastikan ini milik siapa karena terl

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 68

    Semua mata terbelalak dan tertuju pada wanita yang berdiri di hadapan Bryan. Tak ada luka yang terlihat, tetapi kemudian ia memegangi salah satu bagian tubuh yang mengucurkan darah segar.Nyaris limbung dan tersungkur, Bryan gegas meronta membebaskan diri dari pria yang memeganginya, lantas menghambur demi menopang tubuh sang istri.“Shienna!” Ia memanggil nama itu dengan perasaan cemas, memeriksa di mana bagian tubuh Shienna yang terkena tembakan, tetapi menemukan hanya lengan yang terluka. Ia melepaskan jaket dan membungkus luka tersebut. “Pegang ini kuat-kuat, oke?”Ia melepaskan Shienna yang bisa duduk dengan baik karena tak ada luka serius yang membuat Bryan bisa mengurus hal lain yang sudah seharusnya ia lakukan sejak tadi.Ia menghambur ke arah Jun, mencengkeram batang tenggorok lelaki itu dan membuatnya nyaris kehabisan napas.“Seharusnya aku menghabisimu sejak dulu, bajingan! Aku membiarkanmu hidup karena pelacurmu yang pandai berdusta itu. Ia tampaknya begitu memanjakanmu, s

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 67

    Shienna tiba di rumah lamanya, karena ia meninggalkan Bryan pagi-pagi sekali dan saat ia masuk ke rumah, ia tak menemukan siapa pun selain beberapa wanita yang tengah melakukan pekerjaan di dapur basah yang ada di bangunan belakang.Ia memeriksa ruangan lain, tetapi nihil. Tak ada tanda-tanda keberadaan Bryan di mana pun.“Apa Anda mencari Tuan Sanders, Nyonya?” tanya salah satu pelayan yang memerhatikan Shienna mondar-mandir dengan wajah bingung sejak tiba di rumah.“Ya. Apakah kau tahu dia di mana? Apakah ia meninggalkan pesan untukku?”“Tuan Sanders hanya mengatakan kalau ia sedang ada keperluan dan meminta Anda untuk makan siang lebih dulu. Ia akan segera kembali jika semua urusan telah selesai.”Mendengar perkataan pelayan, Shienna justru semakin cemas. Masalah apa yang tengah Bryan hadapi sehingga ia sama sekali tidak mengabari. Bryan juga tidak menghubungi Shienna, padahal ia pasti panik saat tak menemukan Shienna di mana pun, tetapi mengapa ia tidak membombardirnya dengan pang

  • Kemakan Sumpah Mantan (INDONESIA)   Bab 66

    Mobil Bryan berhenti di halaman sebuah bangunan yang seharusnya tidak asing bagi Shienna. Namun, Bryan sengaja menutup mata Shienna sejak awal, karena tak ingin sang istri mengetahui ke mana tujuan mereka.Bryan membantu Shienna turun dan berjalan hingga tiba di sebuah pelataran yang sebelumnya hanyalah lahan kosong dan kini beberapa pegawai konstruksi tengah melakukan pembangunan gedung megah yang Bryan yakin akan membuat Shienna gembira jika mengetahuinya.Ia membuka penutup mata Shienna dan menunjukkan bangunan yang sudah mencapai 70% pembangunan dan tak lama lagi akan selesai. Bryan sudah meminta pekerja konstruksi untuk menyelesaikan dengan segera, karena ia tak bisa menjamin dirinya akan bertahan lebih lama.Shienna bungkam kala melihat apa yang ada di hadapannya. Bangunan lain yang pernah ia rencanakan akan ia bangun, meski tak yakin untuk tujuan apa, kini sudah hampir sepenuhnya berdiri.Ia menoleh pada Bryan yang masih menyunggingkan senyum, puas melihat mata sang istri berka

DMCA.com Protection Status