Keluargamu bukan KeluargakuPart 30Pov Kania"Iya. Kata Ibu tadi siang dia pergi sama calon suaminya untuk foto prewedding. Tapi pas magrib tiba-tiba Siska telpon sambil menangis dan teriak-teriak minta tolong," lanjut Mas Seno lagi. Aku dan Sonya saling pandang, mungkin pikiran kami sama-sama memikirkan hal yang sama. Siska di culik."Terus gimana? Siska ada bilang apa lagi?" tanyaku lagi."Kata Ibu dia cuma teriak-teriak sambil menangis. Minta tolong, sambil bilang kita ditipu, kita ditipu, gitu aja sih," jawab Mas Seno lagi yang membuatku semakin yakin kalau Siska sebenarnya memang ditipu oleh laki-laki itu. Pantas saja dari tadi dia juga berusaha menghubungiku."Terus sekarang Mas Noval di mana?" tanyaku lagi pada Mas Seno dan Sonya."Dia udah pergi ke kantor polisi. Untuk buat laporan," jawab Sonya cepat."Tetap saja tidak bisa. Polisi hanya akan memproses informasi orang hilang setelag dua kali 24 jam," seruku lagi sehingga membuat keadaan semakin tegang.Ibu sama sekali belum
Keluargamu bukan KeluargakuPart 31POV Noval"Kemana lagi aku harus mencari Siska," gumamku ketika sedang menyetir mobil. Saat ini pikiranku sangat kacau karena masalah yang datang bertubi-tubi.Belum habis masalah karena aku sudah dipecat oleh Reno. Ditambah lagi dengan permintaan cerai dari Kania. Sialan si Vivi, bukannya menutup aib kami. Dia malah menjadi saksi untuk Kania di depan semua orang. Dia sangat egois, mempertahankan rumah tangganya sendiri dengan cara merobohkan rumah tanggaku dan Kania.Aku belum rela sepenuhnya jika Kania meminta cerai. Karena menurutku, selama ini aku sudah menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab. Uang bulanan penuh, nafkah lahir batin. Apalagi yang kurang? Padahal dialah yang seharusnya minder, karena sampai detik ini belum juga bisa memberikan aku keturunan.Nafasku tersengal-sengal seperti orang kelelahan jika mengingat semua sikap orang tuanya Kania padaku. Mereka seolah menganggap aku sebagai sampah dan beban bagi anaknya. Belum lagi Reno
Keluargamu bukan KeluargakuPart 32POV Noval"Kita laporkan saja ke polisi. Ini kasus penipuan," usul Sonya."Iya. Kita laporkan ke polisi. Kalau perlu dia aku bunuh sekalian. Jangan sampai kamu menikah dengan penipu seperti dia," geramku."Tapi, Mas….""Tapi apa? Kamu masih ingin membelanya?" hardikku marah."Aku hamil…."Deg!Perkataan Siska barusan seperti hantaman besar yang berhasil merobohkan tubuhku. Aku tau Siska tidak main-main dengan ucapannya. Jujur saat ini aku sama sekali tidak bisa berkata-kata. Tidak ada yang bisa aku lakukan kecuali diam. Bagaimana bisa Tuhan memberikan keluarga kami cobaan yang bertubi-tubi seperti ini. Apa salah kami?Tangis Ibu kembali pecah saat mendengar pernyataan Siska. Ibu berkali-kali hampir pingsan jika tidak dipegang oleh Sonya. Sedangkan Siska masih sibuk menangis meratapi nasibnya yang sangat buruk. Mas Seno dengan Kania masih diam, mungkin mereka sama sepertiku. Tidak tau harus berbuat apalagi."Kenapa kamu begitu murahan!" bentakku kare
Keluargamu bukan KeluargakuPart 33POV Noval"Noval, cepat jelaskan apa maksud Kania barusan!" tegas Ibu sambil berkacak pinggang."Kamu nggak bercanda kan, Kania?" tanya Mas Seno lagi memastikan."Tentu saja tidak, Mas. Aku bahkan sudah mempunyai bukti atas perselingkuhan mereka. Juga menghadirkan wanita itu sebagai saksi, jika perlu aku juga akan menyuruhnya membawa anak mereka nanti di persidangan," jawab Kania santai sambil melipat tangan di depan dada. Sangat sombong."Diam kamu, Kania. Jangan asal bicara, kamu masih istriku sekarang dan sampai kapanpun itu," hardikku marah. Bukannya takut, Kania malah tersenyum mengejek melihatku tegang.Seharusnya dia takut karena aku memarahinya, tapi nyatanya Kania sama sekali tidak gentar. Apa dia akan membongkar semuanya malam ini. Tapi jika Ibu tau, bagaimana."Jadi kamu selingkuh dari Kania, Noval?" tanya Mas Seno menatapku tidak percaya. Aku tau ada matanya menyiratkan kekecewaan. Tapi aku bisa apa, hubunganku dengan Vivi lebih dulu ter
Keluargamu bukan KeluargakuPart 34POV KaniaDulu Mama pernah bilang. Jika kita sedang marah, maka tidurlah. Karena setelah bangun dari tidur, hati kita tidak akan sekacau sebelumnya. Tapi hari ini, kata-kata Mama tidak lagi benar. Setelah aku bangun dari tidur, aku semakin membenci takdir hidup ini. Rasanya ini sungguh tidak adil, kurang apa aku untuk Mas Noval sehingga dia dengan tega mengkhianati hubungan kami.Tadi malam setelah aku pulang dari rumah Ibu. Aku mengunci semua pintu rumah, sehingga jika Mas Noval pulang. Dia tidak bisa masuk ke dalam rumah. Aku benar-benar sedang tidak ingin bertemu dengannya. Semalam juga aku langsung mencari semua berkas-berkas yang aku anggap penting. Niatku untuk pergi dan lepas dari Mas Noval sudah bulat.Tapi semalam saat aku sedang mengumpulkan semua berkas, aku menemukan kembali kebohongan Mas Noval. Ada beberapa notes yang tertempel di berkas kerjanya. Dan itu dari Winda, Sekretarisnya di kantor. Aku pikir Mas Noval hanya mengkhianatiku den
Keluargamu bukan KeluargakuPart 35Pov KaniaSejak memutuskan pergi dari rumah yang aku tempati dengan Mas Noval. Gairah hidupku seakan kembali. Jika dulunya selera makanku berkurang, berbeda dengan sekarang. Makanku lebih banyak dari biasanya."Bentar lagi kayaknya Papa sama Mama bakalan ngeluarin uang banyak deh," ucap Bang Ruli saat kami sedang sarapan.Bang Ruli sudah pulang sejak hari aku pindah ke sini. Dia pulang sendirian, karena istrinya menolak untuk pulang. Karena dia masih ingin melepas rindu dengan keluarganya di sana. Sedangkan Bang Ruli tidak bisa meninggalkan pekerjaan dengan waktu yang lama.Bang Ruli sekarang sudah menggantikan posisinya Papa. Karena kondisi kesehatan Papa yang bermasalah. Jadi Bang Ruli mengambil alih semuanya."Uang buat apa maksud kamu?" tanya Papa bingung. Aku dan Mama juga menunggu jawaban yang diberikan oleh Bang Ruli."Ya buat beli baju lain untuk Kania, lihat aja tuh dia makannya banyak banget. Bentar lagi pada nggak muat itu baju dia semua,
Keluargamu bukan KeluargakuPart 36Pov Kania"Kamu oke, Kania?" tanya Bang Reno. Saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju ke kantor."Lebih baik saat masih bersama dia, Bang," jawabku yang disambut tawa oleh Bang Reno. Aku juga ikut tertawa saat mengingat jawabanku barusan."Baguslah. Itu artinya kamu sudah bisa melepaskan ingatanmu dari dia," balas Bang Reno lagi sambil tetap fokus ke jalanan. Pagi ini jalanan terasa sedikit lenggang, mungkin karena ini akhir pekan. Jadi banyak orang kantor yang libur bekerja.Tapi tidak dengan nasibku hari ini. Aku harus tetap bekerja walaupun di hari Sabtu. Karena pekerjaan sangat banyak terpaksa kami harus ikut lembur. Apalagi Pak Bara orangnya sangat disipilin. Jadi aku harus siap kapanpun dia menyuruhku pergi. Seperti pagi ini, aku harus tetap berangkat ke kantor karena ada pekerjaan dengan perusahaannya Bang Reno."Kamu kok bisa sih kenal sama Noval dulunya?" tanya Bang Reno lagi setelah beberapa menit kami terdiam."Dulu itu aku bekerja j
Keluargamu bukan KeluargakuPart 37Pov Kania"Iya, Kania sengaja pacaran dengan saya. Agar proses perceraian mereka cepat. Karena sudah tidak ada lagi kecocokan diantara mereka. Sekarang cobalah diam, dan layani kami dengan baik jika kamu tidak mau kehilangan pekerjaan ini," sanggah Pak Bara yang membuatku melongo. "Memangnya Anda siapa berani memecat saya?" tanya Siska menantang."Saya pemilik cafe ini," jawab Pak Bara lagi yang membuat Siska terkejut. Wajahnya langsung pucat, aku hanya bisa tersenyum melihat wajahnya yang tegang.Aku tidak menyangka kalau Pak Bara akan berkata demikian. Karena selama ini aku tidak pernah cerita tentang hubunganku dengan Mas Noval. Hanya saja dulu ketika aku dan Pak Bara ke kantornya Bang Reno. Dia pernah melihat aku menangis sambil keluar dari ruangannya Mas Noval. Entah jika Bang Reno ada cerita tentang itu pada Pak Bara."Mau pesan apa?" tanya Siska ketus. Dia tetap melayani kami, walaupun dengan wajah ditekuk. Aku juga sama sekali tidak menyang
Keluargamu bukan KeluargakuPart 50 POV Kania"Kania, kamu baca berita hari ini nggak?" tanya Bang Ruli ketika kami sedang sarapan. Aku menggeleng pelan menjawab pertanyaan Bang Ruli barusan. Karena memang aku tidak menonton Televisi dan juga tidak membaca koran pagi ini."Memangnya berita apa, Ruli?" tanya Mama penasaran."Iya nih. Jangan jahil tapi ya. Beritanya harus yang serius dan juga up to date!" seruku menatap Bang Ruli tajam. Karena aku sudah kapok dikerjain terus sama Bang Ruli. Apalagi dia pernah bohong tentang Bang Reno yang sudah menikah.Bang Ruli dan yang lainnya ikut tertawa karena bisa melihat aku seperti trauma dengan berita yang diberi sama Bang Ruli. Begitu juga istrinya, dia lah yang paling tau bagaimana jahilnya suami tercintanya itu. Kata Kakak ipar, dia mencintai Bang Ruli karena dia humoris. Tapi menurutku, dia jahil."Iya, dijamin dah berita ini up to date!" jawab Bang Ruli sambil tersenyum lebar. Aku terus menyuapkan nasi ke dalam mulut. Sudah lama sekali a
Keluargamu bukan KeluargakuPart 49POV NovalAku meringis kesakitan ketika tendangan kaki Ilham mengenai perutku. Jeritan Vivi tidak ditanggapi oleh Ilham. Dengan beringas Ilham mengambil tongkat bisbol yang ada di dinding kamarnya. Aku menelan ludah yang terasa pahit, sepahit nasibku hari ini."Mas, jangan, Mas. Sadar!" teriak Vivi memegangi Ilham yang sedang dikuasai amarah."Diam. Karena aku lagi sadar, makanya aku melakukan ini. Oh atau kamu msu ikut bergabung dengan laki-laki itu?" tanya Ilham sambil menyeringai lebar. Dia sangat menyeramkan. Lebih menyeramkan daripada setan yang pernah aku jumpai dalam mimpi.Perlahan Vivi melepaskan cengkraman tangannya dari Ilham. Sial, rupanya dia tidak mau membelaku."Tunggu. Kamu jangan salah paham. Aku baru saja sampai ke sini. Yang menikmati tubuh istri kamu bukan aku. Tapi dua laki-laki tadi, kamu pasti jumpa sama kedua laki-laki tadi di luar bukan? Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanyakan Dino kapan aku sampai ke sini. Jangan berti
Keluargamu bukan KeluargakuPart 48POV Kania"Huft…." Aku membuang nafas panjang ketika sudah berjalan di bandara. Tidak terasa nyatanya aku sudah pergi selama tiga tahun dari Indonesia. Bukan waktu yang sebentar memang, namun itu bisa memulihkan hatiku yang pernah patah. Jiwa yang pernah layu dan juga raga yang sangat lelah.Aku memutuskan untuk mengambil kesempatan melanjutkan pendidikanku di Swedia. Tempat dimana aku membuka lembaran baru dalam hidupku. Aku meninggalkan semuanya di sini, kenangan, impian dan harapan. Dan kini aku sudah kembali. Semoga hidupku menjadi lebih baik sekarang."Kaniaaa…." Terdengar suara teriakan Mama dan Papa yang sedang menunggu kedatanganku. Mereka bersorak senang dengan binar bahagia terpancar dari wajah tuanya. Mereka sampai membawa spanduk kecil dengan tulisan 'We Miss You Kania. Welcome back.' Aku sampai terpingkal melihat wajah kesal Bang Ruli yang berdiri mematung di samping Mama dan Papa memegang spanduk kecil itu."Mama… Papa… Kania kangen ba
Keluargamu bukan KeluargakuPart 47POV NovalHari ini tepat tiga tahun aku berpisah dari Kania. Hubungan yang selama ini aku jaga mati-matian, tapi harus kandas di tengah jalan. Aku sebenarnya tidak pernah membayangkan akan berpisah dari Kania. Hanya saja takdir membuatnya pergi dariku. Aku masih menatap foto pernikahan kami yang sampai saat ini masih terpajang di kamar. Ibu sebenarnya sudah menyuruhku untuk membuang saja foto itu. Tapi aku terlanjur jatuh ke dalam cintanya Kania.Dia wanita yang sangat cantik. Jika kalian menyuruhku untuk menggambarkan bagaimana rupa Kania. Kalian bisa bayangkan saja tubuhnya semampai dengan hidung mancung tapi kecil. Kulitnya putih cerah dan sangat bersih. Bibirnya yang merah alami, membuatnya semakin menawan. Tidak ada yang bisa menandingi Kaniaku, termasuk Vivi. Dia itu menawan, gadis ceria, tegas.Hanya saja entah kenapa dulu aku sampai tergoda olehnya. Dengan alasan anak, dia selalu menggodaku dan meminta uang dari setengah gajiku. Tentu saja s
Keluargamu bukan KeluargakuPart 46POV Kania"Kania Azzahra. Kenapa kamu meninggalkan saya?" tanyanya yang membuat dadaku kembali merasa nyeri."Itu sudah berlalu. Dan tidak penting untuk saya jawab," balasku pelan sambil menunduk ke bawah."Tapi bagi saya itu penting. Sangat penting, tolong jawab. Dan buat saya untuk membenci kamu!" teriaknya yang membuatku tergugu.Rasanya ingin sekali aku menjawab sambil berteriak, kalau aku terpaksa.Elkan Rayasa, dia adalah laki-laki pertama yang pernah singgah di hatiku dulu. Empat tahun yang lalu aku dan dia pernah menjadi sepasang kekasih. Dimana semua teman-temanku sangat iri dengan hubungan kami yang selalu hangat. Tidak pernah ada pertengkaran diantara kami. Jika pun ada, akulah yang akan sedikit marah dan setelag dia membujuk kami akan baik kembali.Elkan adalah Abang letingku di kampus. Kami bertemu dan akrab setelah acara sambutan mahasiswa baru. Kami sama-sama mengambil mata kuliah bisnis. Makanya kami saling mendukung satu sama lain.
Keluargamu bukan KeluargakuPart 45POV Kania"Ya nggak papa. Kan Kania aja nggak keberatan kok," balas Bang Reno santai. Aku menepuk jidat."Dia cuma sekretaris," balas Pak Bara kesal."Yaudah kalau gitu, kamu pindah ke meja Abang aja yuk," ajak Bang Reno sambil tersenyum ke arahku."Berani kamu ninggalin saya?" tanya Pak Bara lagi padaku. Ya Tuhan, anugerahkan hamba jurus menghilang.Belum juga aku menjawab tawaran dari Bang Reno, tiba-tiba saja ada yang datang menyapa kami."Selamat malam, Pak Bara. Senang sekali rasanya bisa bertemu di sini malam ini," sapa seseorang yang sangat aku kenal. Untuk mengalihkan pandangan, akhirnya aku memilih untuk meminum jus yang di sediakan di atas meja."Selamat malam, Pak Elkan. Saya juga sangat senang sekali bisa ikut tender yang Anda adakan malam ini," balas Pak Bara sok ramah. Wajah dingin itu tidak henti-hentinya memancarkan senyum."Wah, ada Pak Reno juga. Selamat malam Pak Reno, semoga suka ya sama jamuan makan malamnya. Ini salah satu menu
Keluargamu bukan KeluargakuPart 44POV KaniaSetelah melakukan perjalanan yang melelahkan, akhirnya kami sampai di hotel yang sudah aku booking jauh-jauh hari. Aku sengaja menyewa hotel di sini karena di hotel itu tempat kami melakukan pertemuan nanti.Belum lagi hotel ini adalah salah satu hotel terbaik di sini. Pak Bara yang menyuruhku untuk memesan hotel yang viewnya langsung menghadap ke arah laut. Dia juga sengaja menyuruhku untuk membooking kamar yang mempunyai balkon. Banyak sekali memang permintaannya."Kamar kita bersebelahan ya, Pak. Nanti kalau butuh apa-apa bisa langsung ketuk pintu," ucapku pada Pak Bara saat kami sudah sampai di depan kamar."Iya, kapan pertemuan pertama kita?" tanya Pak Bara padaku."Nanti malam jam tujuh, Pak. Ada beberapa dokumen yang harus bapak pelajari. Karena pertemuan kita kali ini sedikit susah," balasku yang membuat kening Pak Bara berkerut.Para pelayan hotel terus melakukan tugasnya, yaitu memasukan koperku dan Pak Bara. Aku memilih masuk ke
Keluargamu bukan KeluargakuPart 43Malam ini Kania sedang bersiap-siap untuk pergi ke Bali besok. Dia mempersiapkan semua baju dan juha beberapa alat kosmetik yang dia rasa perlu dibawanya. Tidak lupa juga dia menyiapkan beberapa baju kerja untuk ke sana. Karena kata Pak Bara mungkin mereka akan menginap selama tiga hari di sana."Gak sekalian bawa koper aja?" Suara Ruli yang tiba-tiba masuk. Kania sempat terlonjak kaget dengan kehadiran Ruli yang tiba-tiba. Dia merutuki diri karena lupa menutup pintu tadi."Di sana bakalan lama, Bang. Tiga hari, jadi aku nggak mungkin lah bawa baju dua pasang," jawab Kania santai. Dia tidak terpengaruh dengan sindiran Abangnya itu.Ruli melangkah lebih dalam ke kamar Kania. Dia memilih duduk di sisi ranjang yang berwarna kuning. Warna kesukaan di empunya."Bagaimana dengan Reno?" tanya Ruli yang membuat Kania menghentikan aktivitasnya. Dia terdiam beberapa detik, tangan yang semula ingin memasukkan baju ke dalam tas terhenti."Memangnya kenapa denga
Keluargamu bukan KeluargakuPart 42Hai semuanya Untuk memudahkan aku menceritakan semuanya secara keseluruhan.Aku berniat untuk mengganti dari POV 1 ke POV Author.Selamat membaca dan terimakasih sudah setia membaca ceritaku.Cerita ini akan aku gratiskan sampai tamat.Namun mungkin setelah tamat, aku akan memasang koin🙏POV Author"Jadi itu makanan dari Pak Reno?" tanya Bara pada Kania dengan tatapan tajam. Kania menelan ludah dengan susah payah. Pasalnya dia tidak menyangka jika sikap atasannya akan berlebihan seperti ini."I-iya, Pak. Dan ini adalah makanan kesukaan saya," jawab Kania sambil terus menatap makanan yang ada di dalam boks putih. Ingin sekali dia langsung melahapnya, hanya saja tatapan mata Bara semakin membuatnya bergidik ngeri."Itu artinya Pak Reno membohongi saya," gumam Bara hampir tak terdengar."Mungkin Bang Reno salah dengar. Dia pikir mungkin Bapak menanyakan makanan yang tidak saya suka," jawab Kania sembarang. Bara yang mendengar itu kembali melihat Kani