Sementara itu, di suatu tempat yang digunakan untuk sebuah pertemuan rahasia.Suara gelas yang bergemuruh mengisi udara ketika empat pria yang berpakaian rapi sedang bersulang kemudian kembali duduk di sekitar meja konferensi, membahas usaha bisnis terbaru mereka. Mereka semua mengenakan jas mahal dan memberikan penjelasan tentang kesuksesan mereka di dunia bisnis ini."Jadi, para tuan-tuan, coba jelaskan satu persatu rencana kita kedepannya. Ini biar saya mengerti dan lebih jelas," kata pria pertama, yang mengunakan dasi motif salur."Kita membuat perusahaan shell untuk mencuci uang, lalu mengalirkannya ke rekening luar negeri. Dari sana, kita bisa berinvestasi dalam bisnis yang sah sambil menjaga tangan kita tetap bersih. Bukankah begitu?" tanyanya kemudian."Ya, itulah gagasan dasar kita," menjawab pria kedua dengan dasi hitam polos."Kita hanya perlu memastikan kita memiliki orang yang tepat di tempat untuk membuat semuanya berjalan lancar," terangnya kemudian sambil melihat ketig
John tetap bungkam sejenak, tapi akhirnya menjawab dengan suara rendah, "Baiklah, saya akan memberikan informasi yang saya punya, tapi hanya jika Anda bisa memberikan perlindungan kepada saya dan keluarga saya."Linda langsung mengangguk setuju, dan mereka mulai berbicara. John menjelaskan segala hal yang dia ketahui tentang keempat pria itu, termasuk siapa yang merekam percakapan mereka dan bagaimana itu semua terjadi."Tolong berikan waktu untuk mengumpulkan pikiran saya dan memikirkan apa yang harus saya lakukan," kata John dengan suara gemetar.Linda meresponsnya dengan mengangguk, mengerti dengan maksud yang diinginkan pria tersebut. "Baiklah, saya akan memberikan waktu padamu. Namun, pastikan Anda memberikan semua informasi yang benar kepada kami. Karena jika tidak, konsekuensinya bisa sangat berat."Setelah itu, Linda meninggalkan John dan kembali ke markasnya. Dia bertemu dengan Romy dan memberikan bukti dan keterangan baru yang dia dapatkan dari John."Saya pikir kita sudah d
Si pria itu mencibir lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong celananya. Ardilla sangat terkejut melihatnya. Ia melihat sebuah sapu tangan yang ditepuk-tepukkan, kemudian menyerahkannya pada Ardilla."Apa itu?" tanya Ardilla yang merasa sangat heran."Kenapa kamu pura-pura tidak tahu? Kau sendiri yang merencanakan semuanya, tapi malah mengkhianati kami!"Ardilla terkejut ketika ia melihat ada sebuah logo pada sapu tangan tersebut. Ia mengenali logo tersebut sebagai salah satu perusahaan keamanan terkenal di daerah mereka. Ternyata, pria ini adalah salah satu pekerja dan itu jelas pada apa yang dibawanya tadi."Tunggu dulu!" tiba-tiba Ardilla mengeluarkan ponsel di dalam tasnya dan menelepon Linda untuk memastikan kebenaran cerita yang disampaikan oleh pria tersebut.Tanpa menunggu terlalu lama, Linda pun menelepon kembali dan menjelaskan kepada Ardilla bahwa pria tersebut memang bekerja untuk perusahaan keamanan terkenal, tapi bukan untuk kasus ini. Sepertinya orang ini tidak berh
"Aku tidak tau pasti, tapi satu hal yang aku harus lakukan adalah menemukan petunjuk dan menghubungkan setiap kejadian yang ada di rumah ini dengan kasus pembunuhan orangtuaku," ujar Ardilla dengan tegas."Kau, yakin?" tanya Romy menyakinkan.Linda yang juga merasa bahwa ia terlibat dalam kasus ini, berbicara, "aku juga akan membantumu, Ardilla. Kita akan mencari tahu apa yang terjadi di rumah keluarga Herlambang ini, dan siapa yang bisa membantu menyediakan petunjuk yang kamu butuhkan."Ketiga orang itu kemudian berpencar guna memulai mencari tahu lebih banyak tentang rumah keluarga Herlambang dan menghubungkan semua kejadian yang terjadi dengan kasus pembunuhan orangtuanya.Mereka mencari di ruang bawah tanah, di loteng, dan bahkan merangkak ke dalam plafon rumah besar nan mewah ini. Mereka mencari setiap sudut dan celah untuk menemukan petunjuk, hingga akhirnya mereka menemukan sebuah kamar rahasia di bawah tangga menuju bawah tanah."Apa ini?" tanya Ardilla memandang dua rekannya
Setelah mencari di seluruh rumah, Ardilla akhirnya menemukan foto keluarga lengkap yang terpajang di ruang tamu. Ardilla menunjuk pada foto tersebut."Keluarga Herlambang yang tersisa hanyalah Aprianto Herlambang dan putranya, Ian Herlambang lalu putranya Ian Herlambang, Hardianto Herlambang. Tidak ada yang lain? Lalu, Tuan Muda Ryanoir, di mana? Tapi ... kenapa kau bertanya tentang hal itu, Ryan?"Ryan menelan ludah, atas pertanyaan Ardilla. Ia takut terungkap, tapi lega karena foto Ryanoir tidak terpajang di foto keluarga Herlambang.Kemungkinan, foto itu dibuat saat Ryanoir sudah menikah dengan Selly sehingga tidak lagi tinggal di rumah ini. Ryan berusaha untuk tetap tenang dan menjawab dengan suara yang tidak bergetar, agar terlihat menyakinkan."Tidak, tidak ada alasan khusus, Ardilla. Saya hanya ingin tahu siapa yang harus kita hadapi dalam akan mengungkapkan kebenaran tentang pembunuhan orangtuamu." Akhirnya Ryan bisa memberikan jawaban."Aku mengerti, Ryan. Kitakan melakukan i
Ryan berusaha meredakan ketegangan dengan memberikan jawaban, meskipun ia tahu bahwa Ardilla adalah seorang gadis yang sangat cerdas, tapi sayangnya belum bisa mengetahui bahwa Ryanoir sebenarnya adalah dia - Ryan."Mungkin dia tidak ingin membuat dirinya menjadi pusat perhatian, Ardilla. Kita tidak tahu alasan apa yang membuat Tuan Muda Ryanoir merahasiakan identitasnya," ujar Ryan dengan tenang.Ardilla memandang Ryan dengan tatapan yang tajam, mencoba untuk membaca kebohongan yang mungkin tersembunyi di balik kata-katanya. Apalagi setahu gadis itu, Ryan kerja untuk keluarga gelanggang. Jadi, bisa dipastikan Ryan tahu seperti apa tampang dan wajah Tuan Muda muda tersebut.Ryan tersenyum tipis, kali ini ia berhasil menjawab pertanyaan gadis itu dengan sopan dan tidak menyebutkan namanya. Tapi ia tetap harus waspada karena apa saja bisa terjadi, termasuk terbongkarnya rahasia identitas dirinya yang sebenarnya adalah Tuan Muda Ryanoir itu sendiri."Tidak ada foto atau lukisan yang terp
Di lain tempat, Ardilla berusaha untuk merapikan dirinya dan mencoba untuk mengerti apa yang baru saja terjadi.'Bagaimana dia bisa melakukan ini padaku? Padahal aku selalu percaya padanya...' pikir Ardilla dengan sedih, tapi tangannya bergerak menuju ke arah bibirnya sendiri.Dia merasa ketakutan dan trauma dengan tindakan Ryan yang sepertinya kejam terhadapnya, karena memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Ia merasa seperti kehilangan kendali atas dirinya sendiri, tapi degup jantungnya tidak bisa berkhianat jika ia merasa ada sesuatu yang aneh kini ia rasakan.Sementara itu, Ryan merasa sangat menyesal dengan tindakannya. Ia berusaha untuk mengoreksi kesalahannya dan mencari cara untuk meminta maaf kepada Ardilla.Ryan menunggu hingga pagi tiba dan kemudian pergi ke kamar Ardilla. Ia ingin meminta maaf dan menjelaskan bahwa ia tidak bisa mengendalikan dirinya saat itu."A-ku, minta maaf untuk yang ..." Ryan tidak melanjutkan kalimatnya, sengaja menggantung."Sudahkah kamu baik-ba
Di tempat lain, beberapa orang yang menjadi anggota sekte sesat tersebut melakukan meeting. Mereka merencanakan sesuatu yang berbahaya bagi dunia dan itu bukan hanya satu bidang, tapi di segala bidang.Saat ini, mereka - para peserta anggota sekte sesat, telah berhasil mengumpulkan diri mereka di dalam sebuah ruangan di tengah sebuah gedung tua dan terbengkalai di pinggiran kota. Ruangan itu tertutup rapat dan hanya ada sedikit cahaya yang masuk dari sela-sela jendela yang retak dan tertutup debu.Para anggota sekte itu sendiri terlihat tidak stabil, dengan mata yang tidak bisa ditebak dan wajah yang terlihat cemas. Beberapa dari mereka terlihat kelelahan setelah melalui ritual-ritual khusus yang telah dilaksanakan mereka selama berhari-hari.Suasana di dalam ruangan sangat mencekam dan menakutkan, dengan udara yang penuh dengan aura mistik yang tak terdefinisikan. Beberapa di antara para peserta bahkan tampaknya sudah mulai kehilangan kendali diri, dengan suara-suara desah nafas yang