Share

Berkalung Risau

Reynal berkalung risau. Malam telah larut, namun matanya tak kunjung terpicingkan. Betapa tidak, Prasti ada di pelupuk matanya. Reynal kemudian bangkit dari tempat tidur dan kembali duduk di ruangan khususnya.

Ruang khusus ini tempat Naldi Jamain alias Reynal banyak menghabiskan waktu ketika malam telah tiba. Sebuah ruangan yang sangat mewah, bersih dan dilengkapai banyak buku. Mulai dari buku agama, manajemen informatika, ekonomi, sain, kesehatan dan buku motivasi.

Ruangan juga memiliki banyak alat komunikasi canggih dalam berbagai merek. Umumnya produk luar negeri

Reynal kemudian termenung di kursi ruangan itu. Kedua sikunya menumpu ke meja untuk menopang dagunya. Di depannya, ada meja dan di atas meja tampak sehelai kertas putih. Di kertas itu ada tulisan yang dibuat Reynal beberapa jam yang lalu.

Tulisan itu berisi pengaduan Reynal pada Tuhan, tentang kenyataan dirinya.

“Tuhan, aku hambamu, tetap menunggu mutiara hikmah dari takdir yang Engkau tetapkan untuk diriku. Engkaulah zat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status