"Ayo di makan,jangan lihatin saya nanti kamu jatuh cinta." Ucapnya santai. Mata ku melotot mendengar ucapannya.Tak menyangka seorang pak Arkan yang di kenal tegas serta dingin dan pelit senyum bisa juga menggombal seperti ini.Memutar bola mataku saat melihat ke arah pak Arkan yang masih menatapku lalu mengedikkan dagunya ke arah makanan ku menyuruh ku untuk makan. Selesai dengan makanan berat melanjutkan memakan dessert yang sedari tadi terlihat sangat menggoda ini.melihat pak Arkan yang kembali fokus dengan handphonenya tanpa menyentuh redvelvet di depannya itu,yang terlihat menggoda."Kalau mau di makan saja." Ucapnya tanpa mengalihkan fokusnya dari layar handphonenya.Sepertinya pak Arkan punya mata banyak bisa tau kalau aku menginginkan dessertnya.Ku ambil sedikit ujungnya dan menyuapi nya ke dalam mulut ku,"Mmm,lezat." Gumam ku.Entah kenapa tangan ini tiba-tiba mengambil potongan kue itu lalu menyodorkannya ke depan mulut pak Arkan.Pak Arkan yang kaget lalu meliha
Tiba-tiba bisa jadi lebih dekat dengan perempuan itu,perempuan yang ku perhatikan belakangan ini,perempuan yang membuatku terkesan sejak awal pertemuan dengannya, kejadian tempo hari di kampus tempat ku mengajar jadi awal diriku bisa lebih dekat lagi dengannya,entah mengapa saat berada dekat dengannya membuat hatiku tak merasa sepi,ada rasa bahagia dan nyaman saat sedang bersama dengannya ini. Mama pun merasakan hal yang sama saat pertama kali bertemu dengan Annisa mama langsung menyukai Annisa,awalnya diriku dan hatiku menolak kehadirannya,tapi mama selalu meyakinkan ku untuk mulai membuka hatiku lagi.Apakah bisa diriku menghapus bayang-bayang masa lalu ku ini,percaya kembali tuk memulai sebuah hubungan baru,entahlah.------- Setiap hari selalu menyempatkan diri untuk menjenguknya di rumah sakit,sehari tak melihatnya ada rasa yang kurang dalam diri ini.apa lagi sejak kak Armand mengatakan aku adalah calonnya dari Annisa di depan keluarganya dan kak Armand menjelaskan apa yang te
Melihat wajahnya yang selalu ceria tak ku sangka Annisa memendam banyak lukanya seorang diri.saat bersama dengannya aku bisa menjadi diriku sendiri,padahal sebelum bertemu dengan Annisa diriku menjadi pribadi yang tertutup dan acuh kepada orang-orang setelah kejadian di masa lalu itu,mengingat kejadian di masa lalu itu hampir saja merusak usahaku untuk memulai membuka hati dan menatanya kembali saat tak sengaja bertemu kembali dengan salah seorang yang ikut andil menyebabkan kejadian itu.--------- Selesai menghabiskan makanan berat di meja kami mulai memakan dessert yang di pesanku tadi,ada waffle dan redvelvet.Annisa mengambil waffle sementara aku mengalah memakan redvelvet,belum sempat memakannya handphone di saku ku terus berdering,Romi mengirimkan beberapa pesan yang harus segera ku balas,sekilas ku lirik Annisa dengan ekor mataku sedang memandangi redvelvet yang berada di depanku dengan mata berbinar seperti menginginkan nya."Kalau mau di makan saja." Ucapku dengan ma
Akhirnya setelah beberapa bulan selesai juga skripsi ku dan siap untuk ikut sidang,pak Arkan banyak banget bantu aku.Kedekatan ku dengan pak Arkan pun makin dekat terutama dengan mamanya pak Arkan,kami jadi sering jalan bareng,shoping bareng,nyalon bareng juga,aku jadi merasakan lagi kasih sayang dari seorang ibu,mamanya pak Arkan amat sangat menyayangiku,bukan hanya mamanya saja,papanya pak Arkan pun bisa menerima ku. Sore itu pak Arkan datang ke rumah meminta izin untuk mengajak ku makan malam di restoran kesukaan ku sekaligus restoran nya pak Arkan bersama dengan Romi,yang baru ku ketahui dari mamanya pak Arkan saat kami mampir untuk makan setelah seharian berbelanja,pantas saja waktu itu setelah makan pak Arkan melenggang pergi begitu saja.Melangkah bersama memasuki restoran ini,pak Arkan membawaku ke bagian atas dari restoran ini yang sudah di sulap menjadi tempat yang paling romantis,sudah ada 2 buah kursi dan meja lengkap dengan makanan dan minuman di atasnya,lampu-la
Setelah lamaran malam itu,hubungan kami semakin dekat,mamanya pak Arkan yang paling bahagia mendengar berita ini,"Akhirnya mama sebentar lagi punya menantu" begitu ucapannya dan berharap agar kami segera menikah.Menikah,jujur belum terpikirkan sedikit pun tentang itu,setelah wisuda nanti maunya tetap mengajar dan melanjutkan S2 mungkin.Pak Arkan pun sudah ada pembicaraan mengarah ke situ,untuk waktunya kapan aku pun tak tahu hanya menunggu saja komando darinya.Sejujurnya aku masih mau mengenalnya lebih lagi secara kan perkenalan kita pun belum lama tapi kembali lagi kalau sudah jodohnya datang kita tidak bisa menolak nya bukan..... Soal responnya kak Armand dan mba Mita mereka menyerahkan semua keputusan kepada ku katanya,"Kamu yang menjalani,kamu tau apa yang baik buat kamu" Ucap kak Armand saat aku memberitahukan lamaran pak Arkan.Untuk ayah,aku belum mau bilang soal pak Arkan mungkin nanti saja,sudah hampir sebulan ini aku belum mengobrol banyak dengannya.----------Persiapa
Hari wisuda pun tiba,lusa aku dan teman-teman ku akan melakukan Wisuda bersama,antusiasme kami menyambut hari itu tiba dengan hati yang bahagia.Hari ini aku akan mengambil kebaya pesanan ku untuk wisuda di butik langganan mamanya pak Arkan,beliau pun turut serta dalam menyiapkan keperluan wisuda ku ini,membawaku ke salah satu butik langganannya untuk memesankan satu set kebaya untuk ku.Pak Arkan sudah menunggu ku di ruang tamu sedang mengobrol dengan kak Armand."Sudah siapa?" Tanya pak Arkan saat melihat ku mendekat ke arahnya."Sudah." Jawabku,lalu duduk di sebelahnya sembari menyomot pisang goreng buatan mba Mita."Kamu ga ada malunya Nis,di samping kamu siapa itu,ga ada jaim-jaimnya." Ucap kak Armand memarahiku."Saya sudah kebal kak." Kata pak Arkan meledek ku."Ga illfeel kamu liat kelakuan Annisa?" Tanya kak Armand yang ikut menyindir ku."Engga lah pak Arkan nerima aku apa adanya,iya ga pak?" belaku lalu menoleh ke pak Arkan memintanya mengiyakan ucapan ku.Pak Arkan ha
"Tanpa aku bilang iya ini udah membuktikan juga kan?" Jawab ku menunjukkan cincin yang sudah tersemat di jari manis ku.Pak Arkan berdiri lalu tertawa dengan jawaban ku,dan memeluk ku."Uuuhhh.. ga seru ah." Ucap Dinda dengan nada kecewa dan di susul suara riuh dari yang lainnya."Jadi kalian sudah di tahap ini?" Tanya ayah yang terkejut."Mohon maaf om,sebelumnya saya memang sudah melamar Annisa,hari ini saya melamar Annisa kembali di hadapan keluarga Annisa dan juga keluarga saya." Ucap pak Arkan menjelaskan kepada ayah."Nisa yang minta di rahasiakan dulu yah." Ucapku ikut menjelaskan kan juga."Ayah ga masalah sayang,yang terpenting kamu bahagia." Jawab ayah lalu memelukku."Makasih yah." Jawabku membalas pelukannya.Dari balik pelukan ayah aku melihat raut wajah kebencian dari mata Rahmah dan bu Ajeng,apa sih maunya mereka,mas Angga sudah mereka ambil,ga akan ku biarkan mereka mengambil lagi apa yang ku punya sekarang.--------Pak Arkan mengajak kami makan ke restoran nya ini,ru
Sudah seminggu aku membantu kak Armand di perusahaan ayah,membantu kak Armand mengelola perkebunan teh milik almarhumah ibuku,dulunya perkebunan ini di warisi kakek dari ibuku lalu di kelola ayah di kembangkan menjadi seperti sekarang,setelah kak Armand lulus S1 kak Armand di percaya ayah menggantikannya mengurus perusahaan sembari tetap melanjutkan sekolah S2 nya.Dan sekarang kak Armand memaksa ku untuk ikut mengelola perusahaan ini.Awalnya aku menolak karena ingin mencari pengalaman di tempat lain dulu,tapi kak Armand terus memaksa di tambah dukungan dari pak Arkan yang ikut tak membolehkan ku bekerja di tempat lain,karena kami akan menikah di akhir tahun ini,sekitar 3 bulanan lagi.Persiapan pernikahan pun mama dan mba Mita yang mengurusnya,aku dan pak Arkan hanya memberi sedikit pendapat karena tak mau ambil pusing mengurusinya.Aneh kan untuk sebagian pasangan pengantin mereka sangat antusias mempersiapkan pernikahan sendiri,tapi berbeda untuk ku dan pak Arkan karena ingi
Keesokan paginya Annisa pun telah sadar sesuai interupsi dari Dokter. Melihat Annisa mulai sadar pak Arkan lekas menggenggam kembali tangan Annisa dan mengelusnya."Sayang." Panggil pak Arkan,menggenggam tangan Annisa, dan sebelah tangannya mengusap kepala Annisa lembut.Annisa yang mulai sadar saat membuka kedua matanya langsung melihat ke arah pak Arkan dan tampak terkejut lalu menarik tangannya yang di genggam pak Arkan."Mama mana?" Tanya Annisa yang lebih mencari mamanya dari pada suaminya sendiri."Mama pulang dulu,nanti kembali lagi ke sini." Jawab pak Arkan menatap kedua mata Annisa."Panggil suster Nisa mau ke kamar mandi." Annisa berkata sembari mencoba bangun dari tidurnya,tapi gagal karena rasa sakit di perutnya."Aawwwhh." teriaknya tertahan."Saya bantu,kamu belum boleh bangun." Pak Arkan mengangkat badan Annisa dan membawanya ke dalam kamar mandi.Annisa hanya diam saat pak Arkan mengangkatnya dan membawanya ke kamar mandi,mau menolak pun percuma karena kondisi badannya
Pukulan itu akhirnya terhenti ketika pak Arthur melihat sang istri sudah lemas karena ulahnya."Papa kecewa sama kamu Arkan,apa yang kamu perbuatan hingga mencelakai menantu dan calon cucu papa." Ucap papa menghampiri bu Ayunda yang terduduk di kursi."Stop pa." Tangis bu Ayunda di pelukan sang suami."Maafkan papa ma,papa emosi." Sesal pak Arthur. "Kalau sampai terjadi sesuatu,jangan pernah anggap saya ini papa kamu lagi." Ucap pak Arthur."Papa kecewa dengan kebodohan yang kamu lakukan,kalau saja Romi tak papa paksa untuk bercerita mungkin kamu dengan bodohnya mau menikahi perempuan yang jelas-jelas sudah membuat hidup mu hancur hanya demi harta." Sarkas pak Arthur mengeluarkan kekecewaannya."Pak Arthur saya mewakili istri dan keluarganya memohon maaf atas apa yang telah di perbuat, saya pun kecewa atas apa perbuatan mereka, saya akan membawa mereka kembali, sekali lagi saya memohon maaf pak." Ucap Hermawan suami dari Dira."Bawa mereka pergi dari hadapan saya." pak Arthur berkata
Annisa masih berada di dalam ruangan unit gawat darurat,pak Arkan nampak pucat dengan perasaan tak menentu setelah mengetahui kalau Annisa sedang hamil,pak Arkan menyesal dengan apa yang telah dia perbuat terhadap Annisa. Dia bersumpah tak akan pernah memaafkan dirinya sendiri kalau sampai terjadi sesuatu dengan Annisa dan calon anaknya itu.Pak Arkan duduk di kursi di depan unit gawat darurat menunggu kabar dari dalam,wajahnya sudah penuh dengan luka memar akibat di pukuli pak Arthur papanya tadi begitu sampai di rumah sakit setelah di hubungi bu Ayunda mamanya pak Arkan.__________Setelah mengatakan Annisa hamil bu Ayunda berlari menghampiri Annisa yang akan di angkat oleh beberapa suster yang akan di bawa menuju ruang unit darurat.Pak Arkan yang terlebih dahulu mengangkat badan Annisa membawanya sedikit berlari menuju ruangan gawat darurat,pikirannya sudah sangat kacau sekali.Di belakangnya, di ikuti mamanya yang tak kalah paniknya dengan pak Arkan, sambil tangannya meng
Aku benar-benar menumpahkan air mata ku di pelukan mama,mama dengan eratnya tak melepaskan pelukannya,dengan sabarnya mama menunggu ku untuk menceritakan apa yang sedang terjadi denganku dan pak Arkan.Tangisan ku pun berhenti tapi tetap berada di pelukan hangatnya mama, enggan sekali tuk melepaskannya, ini sangat nyaman. Aku tak seberuntung anak-anak di luar sana yang bisa merasakan pelukan hangat seorang ibu setiap saat,menyesal sangat amat menyesal karena tak memanfaatkan waktu dengan berharga tuk selalu memeluk ibuku dulu.Tapi sekarang aku merasakan amat sangat beruntung bisa mendapatkan dan di pertemukan dengan ibu mertua yang amat sangat baik,pengertian dan selalu ada untuk ku serta kehangatannya yang membuat ku nyaman seperti sekarang ini,beliau dengan sabar menunggu ku untuk bercerita."Sudah tenang sayang?" Tanyanya mengusap kepalaku lembut dan tersenyum,senyuman mama ini menghangatkan hatiku."Sudah ma." Aku mengangguk."Ceritakan sama mama apa yang terjadi dengan k
Sampai pagi pun Annisa masih belum pulang juga,mama pun menginap semalam karena mengkhawatirkan Annisa.Selesai sarapan aku kembali ke lantai atas untuk mencari info dari orang-orang ku yang ku tugaskan mencari Annisa kemarin,mereka belum menemukan tanda-tanda keberadaan Annisa.Terdengar suara mobil Annisa masuk ke halaman rumah,gegas ku langkahkan kaki turun ke lantai bawah menuju pintu depan ternyata mama sudah berada di sana.Terlihat sekali wajah Annisa yang muram."Nisa sayang,mama khawatir." Ucap mama lalu memeluk Annisa."Nisa baik-baik aja ma." Jawab Annisa lalu membalas pelukan mama.Aku yang berada di belakang mama tak di hiraukan nya."Boleh Nisa ke kamar ma?" Pintanya setelah melepaskan pelukan mereka."Boleh sayang." Jawab mama tersenyum mengelus kedua pipi Annisa.Annisa berjalan dengan menundukkan kepala melewati ku yang berdiri mematung saat Annisa melewati ku begitu saja."Nisa." Aku memanggilnya saat Annisa akan menaiki tangga menuju kamar kami."Iya." Jawabny
Semenjak kejadian hari itu selalu ada saja yang menjadi alasan bu Dina memintaku untuk bertemu dengan Dira,karena hanya dengan diriku ini Dira bisa menjadi tenang.Dira pun tak segan dan tak merasa risih menunjukkan kemanjaannya di hadapanku padahal dia tau aku sudah menikah karena melihat cincin di jari manis ku, dan menanyakan tentang Annisa lewat bu Dina."Mas, akhirnya kamu datang juga, aku nungguin dari tadi." Ucapnya saat melihat ku datang ke apartemen nya atas permintaan bu Dina.Dira menarik ku menuju sofa yang berada di ruang TV apartemennya,mendudukkan ku dan dia pun duduk di samping ku dengan tangannya yang terus menggandeng tanganku tanpa risih sedikit pun,justru aku yang merasa sangat risih sekali,pernah suatu waktu aku menjauh dari tempat duduk nya dan melepas kan rangkulannya tapi ternyata Dira tak Terima dan memasang wajah sedihnya."Mas, lihat ini hasil USG kemarin,kamu sih ga bisa antar aku USG." Ucapnya cemberut dan menunjukkan hasil USG bayinya.Aku hanya me
Beberapa bulan yang lalu saat Annisa dan ayah di rawat di rumah sakit aku tak sengaja bertemu dengan bu Dina sedang berada di kantin rumah sakit,duduk terdiam seorang diri. Entah mengapa kaki ini melangkah menuju ke arahnya,dan mendekatinya."Bu, sedang apa?" Sapa ku.Bu Dina sempat terkaget melihat ke arah ku."Ibu sedang minum kopi." Jawabnya yang sedikit aneh."Boleh saya duduk." ijin ku."Silahkan nak." bu Dina mempersilakan."Siapa yang sakit bu?" Tanyaku seraya mendudukkan diri di kursi di hadapan bu Dina."Hhmm... i-tu... itu Dira yang sakit." Jawabnya ragu dan gugup."Dira,sakit?" Tanyaku kaget,bukannya Dira sedang di luar negeri ikut suaminya,ah.. mengingatnya sedikit membuat hati berdenyut sakit.Bu Dina hanya mengangguk."Sakit apa?" Tanyaku lagi penasaran."Di-a, Dia hampir keguguran." Jawabnya terbata."Keguguran,Dira sedang hamil bu?" Tanyaku."I-iya sudah 4 bulan." Jawab bu Dina."Bukannya Dira Sedang berada di luar negeri bu? " Kenapa jadi penasaran seperti ini.
Selesai makan malam,aku berpamitan ke kamar terlebih dahulu, aku ingat untuk segera meminum vitamin yang dokter berikan tadi dan meminum susu, untungnya tadi setelah dari klinik aku pergi ke swalayan untuk mencari susu hamil dan menemukan susu dalam kemasan siap minum jadi bisa meminumnya langsung, aku menyembunyikan nya di dalam tasku bersama dengan vitamin dari dokter.Saat sedang menonton TV di dalam kamar, pak Arkan masuk ke dalam kamar mendekati ku."Boleh saya di sini?" Ucapnya."Silahkan." Jawab ku cuek.Pak Arkan duduk di kasur di samping ku."Kita harus bicara." Ucapnya menatapku."Bicara saja." Jawabku masih acuh menatap layar TV. "Lihat saya Nisa." Pintanya menarik tanganku."Ngomong aja, Nisa dengerin." Ucapku menarik tanganku yang di genggamnya.Terdengar pak Arkan menarik napasnya."Yang kamu lihat di cafe tak seperti apa yang kamu pikirkan,saya tak ada hubungan apa pun dengan perempuan itu, dia hanya masa lalu saya." Jelasnya tapi tak cukup membuatku puas.Pak Ar
GARIS DUA.. Mulutku menganga tak percaya, ku tutup mulutku lalu terisak.Di saat seperti ini kenapa engkau hadirkan dia. Tangis ku pecah tak kuasa menahan beban berat ini,badan ku meluluh ke lantai, duduk dan memeluk kedua lutut ku.Bukan aku tak bersyukur atas kehadiran janin di dalam perut ku tapi kondisinya yang tidak tepat saat ini,pak Arkan yang membohongi ku, apa dia akan menerima janin yang ada di kandungan ku. Setelah tangis ku mereda, ku putuskan untuk mandi dan bersiap untuk pulang.Ya.. setelah memikirkan semuanya aku memutuskan untuk pulang dan mencari tau siapa perempuan yang sedang bersama pak Arkan kemarin di cafe.sebelum pulang ku putuskan untuk memeriksakan kehamilan ku terlebih dahulu,ingin mengetahui kondisinya,sengaja mencari klinik bersalin yang biasa saja karena ingin merahasiakan nya untuk sementara waktu."Selamat ibu,usia kandungan anda sudah memasuki minggu ke 5." jelas dokter tersenyum. "Terimakasih dok,bagaimana kondisinya?" Tanyaku."Janinnya sehat, ib