"Setelah mengganti pakaiannya Citra pun menuju ruang makan, di sana sudah ada Danu, Sekar dan juga Bi Murni.
Keluarga ini memang memperlakukan asisten rumah tangganya seperti keluarga sendiri, bi Murni bebas duduk makan bersama mereka hal ini juga yang membuat bi Murni begitu nyaman bekerja pada keluarga Citra."Maaf ya nunggu lama." kata Citra kemudian duduk di samping bi Murni.
"Gak apa-apa kok Non, bibi ambilkan nasi nya yah?"
"Eeh.. jangan bi, biar Citra ambil sendiri aja masa sudah besar masih di layani."
Danu dan Sekar pun hanya tersenyum, mereka ber empat mulai menyantap makan malamnya.
"Bi Murni, habis ini bibi langsung istirahat aja ya." ucap Sekar sambil meletakan sendok dan garpu di atas piringnya.
"Lho kenapa bu? Bibi belum beres-beres cucian piring."
"Urusan ini biar Citra aja, bibi kan udah seharian ini kerja beres-beres rumah dan masak sekarang bibi lebih baik istirahat." jawab Citra.
"Benar apa kata Citra bi."
"Tapi pak."
"Sudah bibi istirahat, ini perintah lho bi." jawab Sekar sambil mengajak bi Murni ke kamarnya.
Citra pun segera membawa piring-piring kotor itu ke dapur dan mulai mencucinya, satu persatu ia mulai membersihkan piring itu.
Setelah selesai ia pun kembali menuju kamar tidurnya.*Kamar Citra*
Kamar bernuansa abu-abu itu tak begitu besar namun semua barang yang ada tertata rapi, membuat siapa saja yang masuk akan merasa nyaman berada di sana.
Citra mengambil ponselnya, gadis itu membuka beberapa notif pesan dari teman-teman kuliahnya
"Cit, minggu depan main yuk!"
"Citra, gue Regar lo apa kabar?"
"Hey ibu bos, kerja di mana sekarang?"
Citra pun mulai sibuk membalas satu persatu pesan yang di terima nya itu, hingga tak berapa lama ponselnya pun berdering.
đRegan is coming...
"Hallo.."
"Hallo, Citra gue ganggu lo ya?"
"Nggak kok, ada apa Re?"
"Gak ada apa-apa sih, cuma pengen nelfon lo doang hehe."
"Dasar lo kurang kerjaan, gue pikir ada apa."
"Abis gue bingung."
"Bingung kenapa?"
"Lo aja bingung apa lagi gue."
"Ish.. lo mah ya bener-bener."
"Haha.. lo lagi apa? Gue ganggu gak?"
"Lagi tiduran aja, enggak santai aja lah. Lo sendiri lagi apa?"
"Sama juga sih."
"Oh iya gue baru inget, lo paham gak sih sama yang di bilang bu Indira tadi? Kok gue belum paham ya."
"Yang habis meeting itu kan? Jadi maksudnya tuh gini..."
Regan dan Citra pun mulai membahas masalah pekerjaan via telefon, Regan juga menjelaskan dengan detail perihal pertanyaan Citra yang belum mengerti.
"Jadi dia minta salinannya aja, setelah itu kirim via E- mail gitu Cit."
"Oh iya-iya gue paham sekarang, kok kalo lo yang jelasin gue lebih paham ya? Bu Indira kayaknya terlalu berbelit-belit deh."
"Haha ada-ada aja lo, udah tidur sana udah malem."
"Hoaam.. iya nih bener, gue juga udah ngantuk lo juga tidur! Thanks ya penjelasannya."
"Oke, sama-sama Cit."
Tutt.. tutt.. telfon pun di putus Citra meletakan ponselnya di atas meja, setelah itu ia menarik selimutnya dan memejamkan matanya untuk tidur.
***
Hari ini Citra ingin berangkat lebih awal, ia juga melewatkan sarapan pagi nya bersama Sekar dan Danu.
"Yah, Bu. Citra pamit dulu."
"Lho? Gak sarapan dulu?" tanya Danu yang di benarkan oleh Sekar.
"Iya, sarapan dulu sayang jam masuk kantor juga masih lama kan?"
"Citra sarapan di kantor aja deh, maaf ya Bu, Yah kalian hati-hati ya berangkatnya!"
Setelah berpamitan Citra segera berjalan menuju halaman depan rumahnya, gadis itu telah memesan sebuah taxi online untuk mengantarkannya.
Tak butuh waktu lama taxi itu pun datang, Citra segera naik dan mobil itu pun pergi membawa Citra menuju kantornya.
Pagi ini Citra memang sengaja ingin berangkat lebih awal, ia hanya ingin mengerjakan tugas-tugasnya lebih cepat karna sore nanti ia akan bertemu dengan Siska teman kuliahnya dulu.
*30 menit kemudian*
Citra turun dari mobilnya dan segera berjalan masuk menuju Lobby, dalam perjalanannya itu ia selalu memperlihatkan senyuman dan menyapa setiap orang yang ia temui.
"Pagi pak!"
"Eh pagi mba Citra, tumben udah dateng."
"Iya nih mau kerjain kerjaan lebih awal, soalnya nanti mau ada janji sama temen."
"Oh gitu, semangat mba."
"Semangat juga buat pak Agus!"
Setelah beramah tamah, Citra pun berjalan menuju Lift gadis itu menekan tombol lantai 7 di mana ruangannya berada di sana.
Tak butuh waktu lama Lift pun kini sudah berhenti di lantai 7. Suasana masih terlihat sepi hanya ada OB yang sedang membersihkan meja kerja para karyawan.
"Pagi mas Daus." sapa Citra ketika duduk di meja kerja nya, wanita itu pun mulai menyalakan komputernya.
"Pagi juga mba Citra, tumben pagi banget datengnya." jawab OB yang bernama Daus.
"Iya mas, biar bisa pulang agak cepat hehe."
"Oh gitu, ya sudah saya bikinkan teh ya mba?"
"Gak usah mas, nanti saya buat sendiri makasih sebelumnya."
"Baik deh mba, semangat ya kerja nya."
"Siap mas!"
Citra pun kini mulai sibuk menatap layar komputernya itu, beberapa E- Mail masuk pun satu persatu di cek nya.
Sedang asiknya mengirim laporan-laporan, Citra pun dikagetkan dengan kedatangan Regina dan Nala."Hayo lagi ngapain!" ucap Regina sambil menepuk pundak Citra, membuat gadis itu pun terkejut.
"Astaga! Mba Regina, ngagetin aja deh."
"Citra lo dateng jam berapa?" tanya Nala.
"Hehe.. 30 menit yang lalu Mba." jawab Citra.
"Hah? Gue aja masih dandan malah masih tidur kali." sahut Nala sambil tertawa.
"Kamu kenapa datengnya lebih awal? Apa kita ada file yang urgent ya?" tanya Regina bingung.
"Enggak kok Mba, ini inisiatif Citra aja soalnya Citra mau pas pulang nanti gak di buru-buru sama kerjaan gitu. Maksudnya mau di selesain hari ini."
"Emangnya kamu mau ada acara?" tanya Nala.
"Rencananya pulang kerja Citra mau ketemu temen SMA."
"Oh pantes, ya udah kamu lanjut aja saya mau cari sarapan dulu kamu udah sarapan? Atau mau titip apa gitu sama saya?"
"Gak usah mba nanti saya bisa sendiri, saya gak mau merepotkan mba Regian. Gak apa-apa mba duluan aja."
"Ya udah saya sama Nala ke bawah dulu."
Citra pun hanya mengangguk ia kembali fokus pada berkas-berkas yang ada di hadapannya ini, sesekali ia mengusap perutnya yang mulai terasa lapar.
"Aduh laper juga."
Tanpa di sadari Regan berdiri di belakangnya, pria itu sedari tadi mendengarkan pembicaraan Citra dan juga Regina.
Pria itu juga berinisiatif membelikan semangkuk bubur dan membuatkan teh hangat untuk Citra."Makan dulu Cit." titahnya kemudian meletakan mangkuk dan teh itu di meja kerja Citra.
"Aduh kok repot-repot sih Re, makasih banyak tapi.."
"Udah makan, gue juga mau makan kok."
Regan menunjukkan mangkuknya yang berisi bubur ayam itu, kemudian mulai melahapnya."Makasih lo baik banget sama gue."
"Santai aja Cit, ayo makan nanti keburu dingin."
Citra mengangguk, ia pun mulai menyantap bubur ayam itu.
Citra merasa sangat beruntung ia bisa mendapatkan teman-teman yang begitu baik padanya.Beberapa bulan kemudian aktifitas Citra pun tampaknya semakin padat, terkadang ia harus pulang larut malam karna harus mengikuti pameran di beberapa lokasi. Seperti hari ini, gadis itu di jemput oleh Danu di depan kantornya ia sengaja menjemput Citra karna khawatir dengannya. "Ayah udah lama?" tanya Citra ketika sudah berada di dalam mobil. "Belum kok, tadi kamu sama siapa? Akrab banget kayaknya." "Yang mana yah?" "Yang laki-laki itu." "Oh itu Regan, temen kerja Citra dia orangnya baik sama seperti yang lain." "Kamu betah kerja di sini?" "Betah kok yah, mereka semua baik sama Citra. Citra juga seneng kerja sama mereka." "Syukurlah kalau begitu, kalau ada apa-apa cerita sama ayah ya?" "Siap bos!" Mobil yang dikemudikan Danu pun perlaha
Regan duduk di samping tempat tidur Citra, ia dengan setia menunggu Citra yang masih belum sadarkan diri. "Regan, Mba titip Citra bisa?" tanya Regina. "Iya, Mba. Kalian balik lagi aja Citra biar saya yang jaga." jawabnya dengan terus memandangi gadis itu. Regan dan David saling berpandangan, mereka mempunyai pertanyaan yang sama. Sepertinya Regan mencintai Citra, ini bisa terlihat dari sorot matanya yang begitu mengkhawatirkan keadaan Citra. "Ya udah, titip Citra ya nanti kita balik lagi ke sini." ucap David kemudian keluar bersama dengan Regina. Regan terus memandangi gadis itu, walau kata Dokter Citra baik-baik saja tapi ia tetap saja mengkhawatirkan kondisi Citra. Perlahan-lahan mata gadis itu terbuka, membuat Regan sedikit lega. "A-aku di mana?" "Citra? Lo udah sadar!" Citra
Setelah makan malam Citra pun pamit untuk beristirahat, hari ini ia merasa tubuhnya sangat lelah. "Yah, bu. Citra ke kamar dulu ya." "Iya nak, kamu hari ini kelihatannya capek banget ya?" "Emm.. iya bu lumayan deh pekerjaan hari ini." jawabnya berbohong, ia tak ingin Sekar dan Danu mengetahui kejadian di mana Citra sempat pingsan. "Ya sudah kamu istirahat,ayah sama ibu juga sebentar lagi mau tidur." "Iya yah." Citra berjalan menuju kamar tidurnya, ia sampai lupa belum mengecek ponselnya sedari tadi. "Hape ku di mana ya? Aduh lupa deh."Citra mencari ponselnya di atas meja namun tak ditemukan, akhirnya ia membuka tasnya dan menemukan ponselnya di sana. "Huh ternyata masih di tas." "Ehh.. kok banyak banget chat, telfon juga lagi." Citra langsung mengecek beberapa pesan yang ia
Hari ini Regan mengajak Citra untuk berjalan-jalan di sebuah mall yang cukup terkenal di kota ini, mereka pun kini sedang berkeliling."Lo ngajak gue ke sini?" tanya Citra bingung."Iya, emang kenapa?" jawab Regan."Ngapain emangnya kita ke sini?""Main aja, cuci mata pusing tau ketemunya komputer lagi komputer lagi, kalo gak mas Daus lagi mas Daus lagi.""Hahaha.. bisa aja deh lo." jawab Citra sambil tertawa kecil.Mereka pun berjalan-jalan mengitari mall itu, hingga Regan melihat ada sebuah arena bermain. Ia pun mengajak Citra untuk masuk ke dalamnya."Eh Cit, ada TimeZone ke sana yuk!""Ih kayak anak kecil aja lo.""Udah ayo!"Regan pun menarik tangan Citra, Regan pun kemudian membeli beberapa koin untuk dirinya dan juga Citra."Lo mau main yang mana?" tanya Re
Regan Harits Mahardika pria berusia 24 tahun itu terlahir dari keluarga yang cukup berada, ayah dan ibunya adalah seorang pengusaha yang cukup terkenal.Ayahnya telah melarang Regan untuk bekerja, ia mengajak Regan untuk mengurusi beberapa bisnisnya namun pria itu menolak. Ia ingin bekerja dan mendapatkan uang dengan caranya sendiri, ia juga tak ingin bergantung dengan orang tuanya.Hal ini lah yang akhirnya membuat Regan bekerja di perusahaan Pioneer Grup.Regan sendiri adalah anak pertama dari 2 bersaudara, ia memiliki adik perempuan bernama Tiara yang masih duduk di bangku sekolah menengah akhir.Kisah cintanya sejak dulu tak pernah berjalan mulus, terakhir kali ia berpacaran dengan wanita bernama Siska. Namun wanita itu malah menyakiti hati Regan, sejak saat itu Regan merasa lelah berpacaran hingga akhirnya ia bertemu dengan Citra.Gadis itu akhirnya mampu membuat Regan terpikat, parasnya ya
Sore yang cerah ini, Citra pakai untuk berjalan-jalan sejenak. Sambil menikmati segelas teh tarik yang baru saja ia beli di pinggir jalan, beberapa waktu bekerja di sini belum pernah Citra berjalan-jalan ia hanya ingin melihat ada apa saja di sini."Ternyata banyak tukang makanan di sini." gumam Citra sambil terus berjalan, hingga ia bisa melihat ada sebuah toko buku yang terletak di sebrang jalan."Wah ada toko buku! Mampir dulu deh, ayah juga masih lama jemputnya." batin Citra bermonolog, Citra pun menghabiskan minumannya dan segera membuangnya ke tempat sampah. Dengan hati yang gembira Citra berjalan menyusuri trotoar yang cuku ramai, sesampainya ia di depan zebra cross Citra memandang ke arah kiri dan kanan berusaha memastikan tak ada kendaraan yang melintas.Langkah kakinya pun mulai menapaki jalanan beraspal itu, hingga Citra sudah berada di tengah jalan suara klakson mobil pun terdengarTiiinnn..!! Tiiinn...!!C
Seorang dokter muda baru saja keluar dari ruangannya, dokter itu bernama Kevin Antarez.Pria berusia 25 tahun itu memiliki wajah yang tampan, tubuhnya yang tegap dan tinggi membuat semua kaum hawa yang melihat akan jatuh hati padanya."Dokter Kevin!" panggil seorang suster bernama Sinta."Ada apa sus?" tanya Kevin ketika suster yang bernama Sinta itu menghampirinya."Saya hanya mau memberi tahu, bahwa sudah tidak ada pasien yang akan kemotherapy hari ini.""Oh ya baiklah sus, kalau begitu saya mau siap-siap untuk pulang.""Baik, saya permisi dulu Dok.""Silahkan sus!"Setelah suster itu pergi Kevin pun kembali masuk ke dalam ruangannya, pria itu melepas jas putihnya dan menggantungkannya di balik pintu.Sesaat ia memandang foto keluarga yang terpajang di atas meja kerjanya, keluarga itu hanya berisi Kevin, Ayah dan Ibunya."Seandainya mama masih di sini, Kevin akan senang banget." gumamnya bermonolog, ia pun meraih ta
Regan berjalan-jalan sambil menikmati waktu luangnya, sebelum berangkat bekerja ia memang sengaja menyempatkan diri hanya untuk menikmati pemandangan pagi ini.Kesibukkannya di kantor membuat Regan jarang memiliki waktu untuk bersantai, pria itu berdiri di taman komplek perumahannya berkali-kali ia menghirup udara segar pagi ini."Kalau rumah gue deket sama Citra, mungkin setiap hari udah gue ajak dia ke sini." batin Regan bermonolog, ia duduk di kursi taman sambil memperhatikan setiap insan yang berada di taman ini.Tak lama, Ponselnya pun berdering menandakan ada sebuah telfon masuk.đTiara is calling..."Halo.""Halo kak, di mana sih? Ayo berangkat nanti aku telat!""Lagi di taman.""Astaga! Buruan pulang!""Iya bawel."Tutt.. tuut.. tutt.. sambungan telfon pun terputus, Regan pun bangkit dari kursinya dan berjalan meninggalkan taman itu. Kalau bukan
Regan memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah berpagar putih.Tak lama seorang gadis dengan rambut panjang terurai pun muncul, ia berjalan ke arah mobil dan membuka pintu mobil."Udah lama ya Re?" tanya gadis itu yang tak lain ialah Nara.Regan pun menggelengkan kepalanya dan menyuruh Nara untuk segera masuk ke dalam mobil."Enggak kok Na, ayo masuk kita jalan sekarang!"Gadis itu pun mengangguk sambil tersenyum kemudian ia duduk di kursi yang berada di samping Regan.Pria itu pun segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang."Kita mau kemana sih Re?""Jalan-jalan.""Iya tapi jalan-jalan kemana?""Ada deh nanti juga tau." balas Regan membuat Nara semakin penasaran di buatnya."Kan lo mah gitu selalu deh rahasia-rahasiaan.""Udah tenang aja, gue gak akan bawa lo ketempat yang macem-macem. Intinya nanti lo pasti akan suka."Regan tersenyum sambil menatap ke arah Nara, gadis itu bisa melihat Regan yang sekarang sudah jauh berbeda saat pertama kali ia bertemu dengannya."Hemm.
Jam makan siang telah usai setengah jam yang lalu.Hari ini Kevin pun tidak memiliki jam praktek sampai sore seperti biasanya, maka dari itu Kevin pun segera membereskan meja kerja nya dan berniat pulang."Ajak jalan-jalan Citra dulu kali ya? Selagi saya mempunyai waktu untuknya. Siapa tau dia senang."ucap Kevin kemudian mengambil ponselnya dan mengetik sebuah pesan untuk Citra.["Citra.. setengah jam lagi saya sampai di rumah, kamu siap-siap. Saya mau ajak kamu keluar."]Send!Pesan pun terkirim. Kevin melepaskan jas putihnya dan menyimpannya di balik pintu. Ia mengambil tasnya dan kemudian bergegas pergi dari ruangannya itu.Sementara di satu sisi kini Citra sedang berada di kamar tidurnya, ia baru saja membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Kevin."Haduh pake baju apa ya? Kevin kalau ajak keluar selalu aja mendadak, bikin orang gak ada persiapan aja."Citra terus berdiri di depan lemari bajunya, ia terus memandangi baju-bajunya itu. Namun ia bingung harus memakai baju apa.Hin
Hari ini Citra bangun dengan perasaan yang bahagia.Hal ini pun menjadi tanda tanya Sekar dan juga Danu, ia bisa melihat raut wajah Citra yang tak seperti biasanya."Selamat pagi ayah, ibu!""Pagi sayang!""Anak ayah ceria banget kayaknya?" tanya Danu namun Citra hanya tersenyum sambil duduk di kursi. Ia lantas menyantap roti bakar yang sudah di sediakan Sekar untuknya."Kamu kenapa Nak?" tanya Sekar penasaran. Tak biasanya Citra terlihat begitu bahagia."Gak kenapa-kenapa kok bu.""Oh ibu tau kamu udah jadian kan sama Kevin?""Bener kamu pacaran sama Kevin nak? Kok ayah gak tau?"Dengan malu-malu Citra pun bercerita bahwa ia memang telah berpacaran dengan Kevin. Dan Kevin telah berjanji akan menerima apapun keadaannya itu."Emm.. iya yah, bu. Citra sama Kevin udah pacaran. Tapi baru kok.""Apapun pilihan kamu ayah cuma bisa doakan yang terbaik.""Ibu sama ayah hanya pesan jaga diri kamu dimana pun kamu berada.""Siap yah, bu. Citra pasti akan dengarin semua nasehat ayah dan ibu."kat
Citra sudah menjalani pengobatan kurang lebih selama 2 tahun lamanya.Dan selama itu pula Kevin selalu menemani Citra. Hubungan mereka pun kini semakin terjalin mesra.Kevin sudah tak canggung lagi jika bersama Citra.Seperti malam ini, sehabis mengantar Citra untuk chek up rutin. Kevin mengajak gadis itu untuk mengisi perutnya di sebuah resto yang tak jauh dari rumah sakit."Citra, apa kamu keberatan kalau saya ajak kamu makan dulu?""Emm.. enggak kok Vin.""Ya udah kita makan dulu ya?"Citra pun mengangguk setuju, Kevin segera mengemudikan mobilnya menuju tempat makan yang ia tuju.Tak butuh waktu lama. Mobil berwarna putih itu pun tiba.Kevin segera memarkirkan mobilnya dan mengajak Citra untuk turun dan masuk ke dalam."Cit. Ayo kita turun, kamu juga pasti udah laper kan?""Iya. Ayo, Vin."Sesampainya di dalam Kevin dan Citra segera memesan, setelah memesan sambil menunggu mereka pun mengobrol beberapa hal yang terjadi hari ini."Vin..""Kenapa?""Gak nyangka aku masih hidup sampe
Seharian ini Regan dan Nara menghabiskan waktunya untuk berdua.Kali ini mereka sedang menikmati secangkir kopi hangat di bawah gemerlapnya bintang dan sinar rembulan."Re?""Apa Na?"Regan menoleh ke arah samping, Nara sedang tersenyum ke arahnya. Gadis itu begitu cantik, wajar saja jika akhirnya Regan menyukainya."Makasih ya buat hari ini, harusnya waktu libur lo itu di pake untuk istirahat. Tapi malah ngajak gue buat jalan-jalan.""Ah santai aja Na, lagi pula gue yang mau kan? Dan gue juga seneng jalan-jalan apalagi kalau ada yang temenin gini. Jadi seru aja gitu." balas Regan."Kenapa lo baik banget sih Re?""Maksud lo Na?""Perlakuan lo itu bisa bikin lo dimanfaatin.""Hemm.."Regan terdiam, Nara kembali melanjutkan ucapannya itu."Lo ngerti kan maksud gue apa Re? Gue harap ketika nanti lo cari pasangan, lo jangan berlebihan. Takutnya lo cuma dimanfaatin dan akhirnya bikin lo sakit hati untuk kesekian kalinya.""Iya-iya gue paham ko Na, makasih udah di ingetin. Lagi pula benar a
Citra meminum habis jus buah strawberry buatan Sekar, udara yang panas membuat tenggorokannya terasa haus.Sudah beberapa bulan ia tak pernah mendapatkan kabar dari Regan, pria itu juga seperti menjauhi dirinya.Ada perasaan sedih yang ia rasakan, pasalnya Regan satu-satunya teman pria yang begitu perhatian terhadap dirinya."Apa kabar ya Regan? Gue jadi kangen deh sama dia, biasanya dia tuh yang paling bawel sama gue selama sakit. Sekarang malah lost contact begini." gumamnya sambil memandang ke arah luar jendela kamarnya.*FlashBack On*Lo ngajak gue ke sini?""Iya, emang kenapa?""Ngapain emangnya kita ke sini?" "Main aja, cuci mata.Pusing tau ketemunya komputer lagi komputer lagi, kalo gak mas Daus lagi mas Daus lagi.""Hahaha.. bisa aja deh lo.""Eh Cit, ada TimeZone ke sana yuk!""Ih kayak anak kecil aja lo.""Udah ayo!""Lo mau main yang mana?" "Main basket dulu kayaknya seru!""Oke, ayo!""Balapan yuk siapa yang paling banyak cetak gol?""Ayo! Siapa takut." "Hebat juga lo.
Hari ini Regan terlihat sangat tampan, pagi-pagi sekali ia sudah mandi dan bersiap-siap di kamarnya.Hal ini karna siang nanti Regan ingin mengajak Nara untuk berjalan-jalan bersamanya. Ia begitu terlihat bahagia, sejak malam ia terus memilah-milah pakaian apa yang pas untuk ia pakai ketika sedang bersama Nara.Dan pilihannya jatuh pada celana chino berwarna cokelat dan kemeja lengan pendek berwarna abu-abu, tak lupa ia menyisir rambutnya agar terlihat rapi. Belum lagi beberapa kali ia menyemprotkan parfum kesayangannya."Nah kan kalau gini keren, gak akan malu Nara jalan sama gue." ucapnya sambil berkaca di depan cermin, Regan memang terlihat begitu tampan. Wajahnya yang putih dan badannya yang tinggi membuat ia pantas memakai pakaian apapun.Ia melirik ke arah jam tangan yang melingkar di lengannya."Baru jam 08.00." Tak lama pintu kamarnya pun diketuk, suara Tiara pun terdengar dari balik pintu. Gadis itu mengajak Regan untuk segera sarapan pagi bersama."Tok.. tok.. tok..""Kak?
Regan tersenyum sambil menatap layar ponselnya, sejak pulang dari kantornya Regan langsung masuk ke dalam kamarnya dan berdiam diri di sana.Rupanya ia sedang berkomunikasi dengan Nara lewat pesan singkat. Hal itu rupanya membuat Regan tampak senang.Tiara yang melihat perubahan kakaknya itu pun langsung menghampiri Regan, pasalnya sudah beberapa hari ini Regan lebih senang menghabiskan waktu di dalam kamarnya."Kakak!""Apa? Masuk aja.""Kakak ngapain?" tanya Tiara yang berjalan mendekati Regan yang sedang duduk di sofa, pria itu menoleh ke arah Tiara sebentar dan kembali fokus ke layar ponselnya."Gak ngapa-ngapain dek.""Kakak aneh tau gak sih akhir-akhir ini." kata Tiara sambil duduk di sebelah kakaknya itu, mendengar ucapan Tiara Regan langsung merubah posisinya menghadap ke arah Tiara dan bertanya pada gadis itu."Maksud kamu? Aneh kenapa?""Iya aneh, kakak sekarang lebih banyak diam di kamar. Terus kalau aku perhatiin suka senyum-senyum sendiri, kakak kenapa?""Ahhh Tiara tau!!
Kedekatan Citra dan Kevin kini semakin terjalin erat, sifat Kevin yang begitu perhatian pada Citra pun membuat Citra sepertinya menaruh hati pada pria itu.Begitupun sebaliknya Kevin merasa nyaman bersama Citra, sesekali ia pun menyempatkan untuk datang menjenguk Citra.Seperti siang ini Kevin dan Citra sedang makan siang bersama di rumah Citra, keadaan Citra yang belum begitu pulih membuat Kevin sengaja membawakan makanan untuknya."Kamu benar gak ada pasien hari ini?" tanya Citra sambil memasukan potongan kentang ke dalam mulutnya, ia menatap serius ke arah Kevin. Pemuda yang sedang memakan burgernya itu pun melirik ke arah Citra."Enggak. Lagi pula ini jam makan siang.""Maafin aku ya..""Maaf untuk apa?""Selama ini aku selalu repotin kamu, aku selalu bergantung sama kamu. Padahal aku tau kamu itu sibuk, aku bahagia sekaligus bersyukur banget bisa kenal kamu Vin." ujar Citra tersenyum memandang ke arah Kevin, pria itu pun menatap lembut ke arah Citra. Tidak masalah baginya jika ha