Regan berjalan-jalan sambil menikmati waktu luangnya, sebelum berangkat bekerja ia memang sengaja menyempatkan diri hanya untuk menikmati pemandangan pagi ini.
Kesibukkannya di kantor membuat Regan jarang memiliki waktu untuk bersantai, pria itu berdiri di taman komplek perumahannya berkali-kali ia menghirup udara segar pagi ini."Kalau rumah gue deket sama Citra, mungkin setiap hari udah gue ajak dia ke sini." batin Regan bermonolog, ia duduk di kursi taman sambil memperhatikan setiap insan yang berada di taman ini.Tak lama, Ponselnya pun berdering menandakan ada sebuah telfon masuk.đTiara is calling..."Halo.""Halo kak, di mana sih? Ayo berangkat nanti aku telat!""Lagi di taman.""Astaga! Buruan pulang!""Iya bawel."Tutt.. tuut.. tutt.. sambungan telfon pun terputus, Regan pun bangkit dari kursinya dan berjalan meninggalkan taman itu. Kalau bukanSudah beberapa kali Citra merasakan sakit di kepalanya, namun ia enggan memeriksakan kondisinya itu.Menurutnya itu akibat Citra yang terlalu kelelahan. Seperti pagi ini Citra kembali merasakan sakit di kepalanya, beruntunglah di saat seperti ini Regan selalu berada di dekatnya. "Lo kenapa? Pusing lagi?" tanya Regan mendekati Citra, wanita itu pun hanya mengangguk dan memijit pelipisnya. "Sedikit." "Kita periksa ke dokter aja ya? Emang lo gak ke siksa gitu ngerasain pusing terus?" tanya Regan. "Gak perlu Re, gue cuma kecapean aja nanti juga sembuh sendiri. Gue mau teh hijau buatan lo dong, boleh ya?" ucap Citra sambil memandang ke arah Regan, ia sengaja mengalihkan pembicaraannya. "Hmm... Ya udah, bentar gue buatin." 10 menit kemudian Regan datang dengan membawa 2 cangkir teh hijau, dan meletakannya di atas meja. "Nih buat lo putri keong!" "Ish! Kok putri keong?" "Lo aja manggil gue pa
Sore ini Regan sudah rapi, ia memakai kemeja lengan panjang berwarna coklat dan celana jeans hitam. Pria itu sangat tampan membuat siapa saja akan terpikat."Kak mau ke mana?" tanya Tiara yang memperhatikan kakaknya itu."Keluar.""Tumben? Keluar ke mana? Ikut dong!""Jangan sekarang, kakak keluar sama temen kakak.""Siapa? Cewek ya temennya?""Hmm..""Pacar kakak?""Bukan.""Terus?" tanya Tiara lagi."Kepo deh kamu, udah ah kakak mau jalan dulu."Regan pun berjalan keluar kamarnya, ia meninggalkan Tiara yang masih berdiam diri di sana."Pasti lagi jatuh cinta tuh!" gumam Tiara kemudian berjalan menuju kamar tidurnya.Setelah mendapatkan alamat rumah Citra, Regan pun segera bergegas mengemudikan mobilnya.Pria itu tampak senang, hal itu terlihat dari raut wajahnya yang selalu memancarkan senyuman."Mungkin
Jam telah menunjukkan pukul 21.00 WIB. Regan pun mengajak Citra untuk segera pulang, karna hari sudah malam dan ia tak ingin Citra sakit karna udara malam ini yang cukup dingin."Cit, udah puas keliling pasar malamnya kan?""Hmm.. udah sih.""Kalo gitu pulang yuk! Gue udah janji sama bokap lo gak akan ajak lo sampe larut malam, dan ini udah jam 9 malam berarti waktunya gue harus antar lo pulang." jelas Regan menatap ke arah Citra."Sebenarnya gue masih pengen di sini, tapi benar juga kata lo ini udah malem. Gue juga takut nanti malah lo jadi kena marah ayah gue.""Masalah itu mah gak mungkin dan gue juga gak mikirin, yang gue pikirin itu kesehatan lo." Regan melepas jacketnya dan memakaikannya pada Aira."Eh kok?""Udaranya dingin Cit, gue takut lo sakit. Pake aja jaketnya." kata Regan sambil tersenyum, gadis itu pun membalas senyuman Regan."Ya udah kita pulang ya?""Iya, ayo!"Regan dan Citra bangkit dari
"Kakak! Ini udah siang kenapa masih tidur aja sih?"tanya Tiara dengan suara nyaringnya itu, Regan yang merasa terusik pun langsung membuka matanya."Adik kakak yang cantik! Ini kan hari minggu, jadi tolonglah izinkan kakakmu yang tampan ini untuk beristirahat sejenak."jawab Regan memandang ke arah Tiara."Kakak tuh kayak orang abis ronda aja deh, buruan bangun ih makan dulu nanti kalo sakit aja rewel deh!"Regan pun merubah posisinya menjadi duduk, adiknya yang satu ini memang paling perhatian terhadapnya."Iya-iya bawel, ini kakak bangun. Udah sana kamu keluar dulu.""Nanti kakak tidur lagi kalau aku keluar!"jawab Tiara sambil merebahkan tubuhnya."Astaga! Kakak mau mandi dulu Tiara! Udah sana keluar dulu.""Iya-iya! Awas tidur lagi!"Regan pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tingkah laku adiknya itu, ia pun bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.15 menit kemudian
Tubuh Regan terasa menggigil, ia merasa kepalanya sakit dan perutnya mual.Mungkin ini efek tadi sore kehujanan dan ia belum mengisi perutnya sama sekali sedari pagi. Tiara masuk ke dalam kamar Regan, gadis itu pun duduk di tepi ranjang bermaksud ingin membangunkan kakaknya untuk makan malam. "Kakak! Kakak bangun! Libur kok tidur mulu sih."kata Tiara, namun pria itu tak kunjung bangun Tiara pun mencoba mengguncangkan tubuh Regan. "Kakak bangun dong! Ayo kita makan malam!" Tiara membuka selimut yang menutupi seluruh tubuh Regan, ia bisa melihat wajah pucat kakaknya dengan keringat yang membasahi dahinya. "Kakak sakit?"gumam Tiara kemudian menempelkan tangannya di dahi Regan, ia bisa merasakan tubuh Regan yang panas. "Ya ampun! Kakak demam!" "Mama!! Kakak sakit!"teriak Tiara memberitahu, tak lama Nita pun masuk ke dalam kamar Regan dan mengecek anaknya itu. "Kenapa sayang?" "Kakak demam."
Dua hari sudah Regan beristirahat di rumah, namun pria itu masih belum menunjukkan tanda-tanda membaik.Malah saat ini, Regan merasa kepalanya sangat pusing, tubuhnya terasa sakit."Argh.. kenapa sakit banget badan gue!"keluh Regan yang berada di atas tempat tidurnya itu, Regan bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar kamarnya.Ia ingin meminta bantuan Tiara untuk membelikan obat."De!""Tiara!"Panggil Regan sambil berjalan menuruni anak tangga."Iya kak, sebentar!"Regan merasa sudah tak tahan lagi, kepalanya semakin berat, tubuhnya semakin terasa sakit.Pandangan matanya pun menjadi buram hingga kesadaran Regan menghilang."Eeehhh!!""Kakak!"Regan jatuh tepat di depan Tiara, beruntunglah Tiara dengan sigap menahan tubuh pria itu."Astaga kakak! Mama! Ka Regan pingsan!"teriak Tiara dengan paniknya, hingga Danang dan Nita datang menghampiri mereka."Ya allah!""Reg
Regan merasa tak percaya bahwa gadis di sebelahnya adalah Citra, ia tak menyangka jika Citra ternyata perduli pada nya."Cit, makasih ya lo udah mau jenguk gue.""Iya sama-sama, sejak lo gak masuk gue ngerasa kehilangan tau gak sih? Biasanya gue dateng udah ada teh hijau di meja."balas Citra sambil tertawa kecil membuat Regan pun ikut tertawa."Tenang sebentar lagi gue bakalan masuk kerja lagi kok.""Jangan maksain Re, lo harus fokus sama kesehatan lo dulu. Jangan mikirin kerjaan.""Kalo gue mikirin lo gimana Cit?"tanya Regan membuat Citra terdiam."Becanda yaelah! Tegang amat?"tanya Regan yang mengetahui perubahan wajah Citra."Lo mah emang paling bisa, masih sakit aja masih ngejailin gue terus!""Gak apa-apa dong itu namanya keren!"Citra dan Regan pun larut dengan beberapa obrolannya itu, hingga waktu pun terus berjalan hari sudah semakin sore membuat Citra harus segera pulang."Re, gue pamit
Setelah beberapa hari menjalani perawatan di rumah sakit, hari ini Regan pun sudah bisa beraktifitas seperti biasanya.Pria itu tengah bersiap-siap untuk berangkat bekerja, sebelum bekerja ia pun menyempatkan dirinya untuk sarapan bersama keluarganya."Pagi semua!""Pagi sayang!""Pagi kak!""Kamu benar mau masuk kerja?"tanya Danang yang baru saja selesai membaca koran."Benar pah, Regan udah sehat kok!""Tapi ingat jangan sampe kelelahan, jangan telat makan, jaga pola makan kamu di sana." kata Nita mengingatkan."Iya-iya, Regan pasti ingat kata-kata mama dan papa."Mereka ber empat pun mulai menyantap sarapan pagi nya, suasana hangat selalu tercipta di keluarga ini."Kakak! Mama kakak tuh!"ucap Tiara yang kesal karna telur kesukaannya itu malah di santap oleh Regan."Regan... Kamu tuh senang banget jahilin adiknya." kata Nita memandang ke arah ke dua anaknya itu."Biarin ma, ab
Regan memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah berpagar putih.Tak lama seorang gadis dengan rambut panjang terurai pun muncul, ia berjalan ke arah mobil dan membuka pintu mobil."Udah lama ya Re?" tanya gadis itu yang tak lain ialah Nara.Regan pun menggelengkan kepalanya dan menyuruh Nara untuk segera masuk ke dalam mobil."Enggak kok Na, ayo masuk kita jalan sekarang!"Gadis itu pun mengangguk sambil tersenyum kemudian ia duduk di kursi yang berada di samping Regan.Pria itu pun segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang."Kita mau kemana sih Re?""Jalan-jalan.""Iya tapi jalan-jalan kemana?""Ada deh nanti juga tau." balas Regan membuat Nara semakin penasaran di buatnya."Kan lo mah gitu selalu deh rahasia-rahasiaan.""Udah tenang aja, gue gak akan bawa lo ketempat yang macem-macem. Intinya nanti lo pasti akan suka."Regan tersenyum sambil menatap ke arah Nara, gadis itu bisa melihat Regan yang sekarang sudah jauh berbeda saat pertama kali ia bertemu dengannya."Hemm.
Jam makan siang telah usai setengah jam yang lalu.Hari ini Kevin pun tidak memiliki jam praktek sampai sore seperti biasanya, maka dari itu Kevin pun segera membereskan meja kerja nya dan berniat pulang."Ajak jalan-jalan Citra dulu kali ya? Selagi saya mempunyai waktu untuknya. Siapa tau dia senang."ucap Kevin kemudian mengambil ponselnya dan mengetik sebuah pesan untuk Citra.["Citra.. setengah jam lagi saya sampai di rumah, kamu siap-siap. Saya mau ajak kamu keluar."]Send!Pesan pun terkirim. Kevin melepaskan jas putihnya dan menyimpannya di balik pintu. Ia mengambil tasnya dan kemudian bergegas pergi dari ruangannya itu.Sementara di satu sisi kini Citra sedang berada di kamar tidurnya, ia baru saja membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Kevin."Haduh pake baju apa ya? Kevin kalau ajak keluar selalu aja mendadak, bikin orang gak ada persiapan aja."Citra terus berdiri di depan lemari bajunya, ia terus memandangi baju-bajunya itu. Namun ia bingung harus memakai baju apa.Hin
Hari ini Citra bangun dengan perasaan yang bahagia.Hal ini pun menjadi tanda tanya Sekar dan juga Danu, ia bisa melihat raut wajah Citra yang tak seperti biasanya."Selamat pagi ayah, ibu!""Pagi sayang!""Anak ayah ceria banget kayaknya?" tanya Danu namun Citra hanya tersenyum sambil duduk di kursi. Ia lantas menyantap roti bakar yang sudah di sediakan Sekar untuknya."Kamu kenapa Nak?" tanya Sekar penasaran. Tak biasanya Citra terlihat begitu bahagia."Gak kenapa-kenapa kok bu.""Oh ibu tau kamu udah jadian kan sama Kevin?""Bener kamu pacaran sama Kevin nak? Kok ayah gak tau?"Dengan malu-malu Citra pun bercerita bahwa ia memang telah berpacaran dengan Kevin. Dan Kevin telah berjanji akan menerima apapun keadaannya itu."Emm.. iya yah, bu. Citra sama Kevin udah pacaran. Tapi baru kok.""Apapun pilihan kamu ayah cuma bisa doakan yang terbaik.""Ibu sama ayah hanya pesan jaga diri kamu dimana pun kamu berada.""Siap yah, bu. Citra pasti akan dengarin semua nasehat ayah dan ibu."kat
Citra sudah menjalani pengobatan kurang lebih selama 2 tahun lamanya.Dan selama itu pula Kevin selalu menemani Citra. Hubungan mereka pun kini semakin terjalin mesra.Kevin sudah tak canggung lagi jika bersama Citra.Seperti malam ini, sehabis mengantar Citra untuk chek up rutin. Kevin mengajak gadis itu untuk mengisi perutnya di sebuah resto yang tak jauh dari rumah sakit."Citra, apa kamu keberatan kalau saya ajak kamu makan dulu?""Emm.. enggak kok Vin.""Ya udah kita makan dulu ya?"Citra pun mengangguk setuju, Kevin segera mengemudikan mobilnya menuju tempat makan yang ia tuju.Tak butuh waktu lama. Mobil berwarna putih itu pun tiba.Kevin segera memarkirkan mobilnya dan mengajak Citra untuk turun dan masuk ke dalam."Cit. Ayo kita turun, kamu juga pasti udah laper kan?""Iya. Ayo, Vin."Sesampainya di dalam Kevin dan Citra segera memesan, setelah memesan sambil menunggu mereka pun mengobrol beberapa hal yang terjadi hari ini."Vin..""Kenapa?""Gak nyangka aku masih hidup sampe
Seharian ini Regan dan Nara menghabiskan waktunya untuk berdua.Kali ini mereka sedang menikmati secangkir kopi hangat di bawah gemerlapnya bintang dan sinar rembulan."Re?""Apa Na?"Regan menoleh ke arah samping, Nara sedang tersenyum ke arahnya. Gadis itu begitu cantik, wajar saja jika akhirnya Regan menyukainya."Makasih ya buat hari ini, harusnya waktu libur lo itu di pake untuk istirahat. Tapi malah ngajak gue buat jalan-jalan.""Ah santai aja Na, lagi pula gue yang mau kan? Dan gue juga seneng jalan-jalan apalagi kalau ada yang temenin gini. Jadi seru aja gitu." balas Regan."Kenapa lo baik banget sih Re?""Maksud lo Na?""Perlakuan lo itu bisa bikin lo dimanfaatin.""Hemm.."Regan terdiam, Nara kembali melanjutkan ucapannya itu."Lo ngerti kan maksud gue apa Re? Gue harap ketika nanti lo cari pasangan, lo jangan berlebihan. Takutnya lo cuma dimanfaatin dan akhirnya bikin lo sakit hati untuk kesekian kalinya.""Iya-iya gue paham ko Na, makasih udah di ingetin. Lagi pula benar a
Citra meminum habis jus buah strawberry buatan Sekar, udara yang panas membuat tenggorokannya terasa haus.Sudah beberapa bulan ia tak pernah mendapatkan kabar dari Regan, pria itu juga seperti menjauhi dirinya.Ada perasaan sedih yang ia rasakan, pasalnya Regan satu-satunya teman pria yang begitu perhatian terhadap dirinya."Apa kabar ya Regan? Gue jadi kangen deh sama dia, biasanya dia tuh yang paling bawel sama gue selama sakit. Sekarang malah lost contact begini." gumamnya sambil memandang ke arah luar jendela kamarnya.*FlashBack On*Lo ngajak gue ke sini?""Iya, emang kenapa?""Ngapain emangnya kita ke sini?" "Main aja, cuci mata.Pusing tau ketemunya komputer lagi komputer lagi, kalo gak mas Daus lagi mas Daus lagi.""Hahaha.. bisa aja deh lo.""Eh Cit, ada TimeZone ke sana yuk!""Ih kayak anak kecil aja lo.""Udah ayo!""Lo mau main yang mana?" "Main basket dulu kayaknya seru!""Oke, ayo!""Balapan yuk siapa yang paling banyak cetak gol?""Ayo! Siapa takut." "Hebat juga lo.
Hari ini Regan terlihat sangat tampan, pagi-pagi sekali ia sudah mandi dan bersiap-siap di kamarnya.Hal ini karna siang nanti Regan ingin mengajak Nara untuk berjalan-jalan bersamanya. Ia begitu terlihat bahagia, sejak malam ia terus memilah-milah pakaian apa yang pas untuk ia pakai ketika sedang bersama Nara.Dan pilihannya jatuh pada celana chino berwarna cokelat dan kemeja lengan pendek berwarna abu-abu, tak lupa ia menyisir rambutnya agar terlihat rapi. Belum lagi beberapa kali ia menyemprotkan parfum kesayangannya."Nah kan kalau gini keren, gak akan malu Nara jalan sama gue." ucapnya sambil berkaca di depan cermin, Regan memang terlihat begitu tampan. Wajahnya yang putih dan badannya yang tinggi membuat ia pantas memakai pakaian apapun.Ia melirik ke arah jam tangan yang melingkar di lengannya."Baru jam 08.00." Tak lama pintu kamarnya pun diketuk, suara Tiara pun terdengar dari balik pintu. Gadis itu mengajak Regan untuk segera sarapan pagi bersama."Tok.. tok.. tok..""Kak?
Regan tersenyum sambil menatap layar ponselnya, sejak pulang dari kantornya Regan langsung masuk ke dalam kamarnya dan berdiam diri di sana.Rupanya ia sedang berkomunikasi dengan Nara lewat pesan singkat. Hal itu rupanya membuat Regan tampak senang.Tiara yang melihat perubahan kakaknya itu pun langsung menghampiri Regan, pasalnya sudah beberapa hari ini Regan lebih senang menghabiskan waktu di dalam kamarnya."Kakak!""Apa? Masuk aja.""Kakak ngapain?" tanya Tiara yang berjalan mendekati Regan yang sedang duduk di sofa, pria itu menoleh ke arah Tiara sebentar dan kembali fokus ke layar ponselnya."Gak ngapa-ngapain dek.""Kakak aneh tau gak sih akhir-akhir ini." kata Tiara sambil duduk di sebelah kakaknya itu, mendengar ucapan Tiara Regan langsung merubah posisinya menghadap ke arah Tiara dan bertanya pada gadis itu."Maksud kamu? Aneh kenapa?""Iya aneh, kakak sekarang lebih banyak diam di kamar. Terus kalau aku perhatiin suka senyum-senyum sendiri, kakak kenapa?""Ahhh Tiara tau!!
Kedekatan Citra dan Kevin kini semakin terjalin erat, sifat Kevin yang begitu perhatian pada Citra pun membuat Citra sepertinya menaruh hati pada pria itu.Begitupun sebaliknya Kevin merasa nyaman bersama Citra, sesekali ia pun menyempatkan untuk datang menjenguk Citra.Seperti siang ini Kevin dan Citra sedang makan siang bersama di rumah Citra, keadaan Citra yang belum begitu pulih membuat Kevin sengaja membawakan makanan untuknya."Kamu benar gak ada pasien hari ini?" tanya Citra sambil memasukan potongan kentang ke dalam mulutnya, ia menatap serius ke arah Kevin. Pemuda yang sedang memakan burgernya itu pun melirik ke arah Citra."Enggak. Lagi pula ini jam makan siang.""Maafin aku ya..""Maaf untuk apa?""Selama ini aku selalu repotin kamu, aku selalu bergantung sama kamu. Padahal aku tau kamu itu sibuk, aku bahagia sekaligus bersyukur banget bisa kenal kamu Vin." ujar Citra tersenyum memandang ke arah Kevin, pria itu pun menatap lembut ke arah Citra. Tidak masalah baginya jika ha