Setelah mendengar kata-kata wanita tua ini, Davin mulai mengamati dengan seksama ke wajah wanita tua ini, kemudian ingatan Davin kembali ke masa kecilnya saat dia pernah diajak oleh Gerald Wong untuk menemui wanita tua ini dan keluarganya."Kamu Nenek Key dari Shanghai, Neneknya Xiao Yu kan?""Wah, ternyata kamu masih mengingat aku, walaupun kita sudah lama tidak bertemu," kata Nenek Key sambil tersenyum ramah."Tentu saja aku masih mengingatmu, Nenek Key. Oh iya, yang aku tahu, nenek adalah teman baik ayahku sejak lama tapi, kenapa kamu biarkan perusahaanmu ikut menyerang kami?" tanya Davin tidak puas."Hahaha, bisnis is bisnis. Lagipula, pada saat memutuskan untuk menyerang kalian itu, suaraku kalah karena aku bukan pengambil keputusan satu-satunya di dalam perusahaan," kata Nenek Key sambil mengerling ke arah rekan-rekannya yang saat ini sedang bersamanya," sehingga aku tidak bisa menghalangi perusahaanku menyerang perusahaan kalian," lanjut Nenek Key."Oke, tidak apa-apa. tapi, se
Setelah melakukan video call dengan dua perusahaan lainnya dan berhasil mendapatkan kepercayaan mereka dan mendapatkan janji mereka untuk membuat suatu aliansi kerjasama antara 3 perusahaan, sekarang ini Davin sedikit merasa lega karena beban masalah yang dialaminya mulai ada jalan keluarnya.Setelah itu, Davin kembali ke laptopnya dan kembali memeriksa data-data menyangkut 2 perusahaan raksasa itu, Smith Group dan One Piece Group untuk memastikan perusahaan mana yang akan diajak kerjasama dengan aliansi tiga perusahaan yang baru saja David bentuk dan karena melihat banyak ketamakan di dalam sejarah dan sepak terjang Smith grup yang begitu kental dengan kekerasan, maka Davin memutuskan untuk melakukan kerjasama dengan One Piece saat nanti mereka menghubungi aliansi 3 perusahaan dan akan diajak Davin untuk berperang melawan hegemoni Smith Grup nantinya.Davin baru pulang saja jam sudah menunjukkan jam 1 tengah malam, saat masuk ke kamarnya, Davin menemukan Vania sudah tertidur bersama
Sebagai tuan rumah, Davin yang sampai lebih dulu di Crown Royal Hotel, hotel yang juga merupakan milik Keluarga Wong yang merupakan salah satu hotel termahal di Hongkong yang juga berada di kawasan The Pearl.Davin sudah menyiapkan sebuah ruang khusus yang mewah dan eksklusif untuk pertemuan segitiga antara dirinya, wakil dari Wandi Group dan wakil dari Kaiserslautern Group.Sambil menunggu, Davin menanyakan perkembangan kepada para anak buahnya lewat telepon. Davin bertanya kepada A Hua yang kebagian tugas untuk mendampingi pengawalan kepada Andreas Briegel yang datang ke sini sendiri mewakili Kaiserslautern Group dan menurut A Hua, sampai saat ini keadaan masih terkendali, dari bandara A Hua sudah memimpin pengawalan kepada Andreas Briegel, walaupun Andreas Briegel juga membawa pengawalannya sendiri.Setelah itu, Andre juga bertanya kepada Wilson yang menjadi pemimpin pengawalan kepada wakil dari Wandi Group dan ternyata wakil dari Wandi Group itu, hanya diwakili oleh Nenek Key bers
"Aku punya mata-mata dimana-mana dan sejak pagi mata-mataku itu sudah mengirimkan info-info penting dari para pemimpin negara yang selama ini menjadi boneka Smith Group atau melakukan kerjasama dengan Smith Group dan aku menemukan banyak sekali pemimpin-pemimpin itu yang jenuh diperlakukan sebagai boneka atau selalu ditekan oleh Smith Group," kata Davin menjawab pertanyaan Andreas."Jadi, mereka akan berontak?" tanya Andreas."Kalau ada kesempatan, ya. Mereka akan berontak pada para elite Smith Group yang selama ini mengendalikan mereka. Hanya saja, memang mereka butuh kepastian untuk itu, karena itu, setelah One Piece Group mendekati kita, mendekati aliansi tiga grup perusahaan kita, saat itulah aku akan mendekati para pemimpin boneka Smith Grup itu dan meminta mereka untuk berpihak kepada kita," tandas Davin."I like this." Andreas mengangkat jempolnya kearah Davin dan mengangguk-anggukkan kepalanya."Jadi, jangan khawatir. Semuanya telah berada dalam rencanaku, sesudah ini, kalau k
Davin masih sangat takjub dengan apa yang sebenarnya terjadi di lingkungan dalam Wandi Group, karena selama ini, Davin mengandalkan Nenek Key untuk menjadi orang dalam yang pro kepada Dinasti Group tapi ternyata malah nenek ini yang selalu menentang Dinasti Group sehingga saat ini Davin masih heran dengan cerita dari Xiaoyu ini."Kamu boleh memeriksa data-data perusahaan kami tentang voting yang terjadi kalau kamu tidak percaya, aku akan membuka akses supaya orangmu bisa masuk sampai ke dalam untuk mencari data soal voting yang dilakukan oleh Wandi Group itu, tapi yang mau aku tekan-tekan disini adalah, apapun strategimu nanti yang akan kamu jalankan, jangan terlalu mempercayai nenekku, aku tidak tahu apa alasannya tapi sejak awal, dia selalu berpihak kepada Smith Grup--" Xiaoyu segera menghentikan kata-katanya karena saat itu, Nenek Key sedang datang mendekati posisi Xiaoyu dengan Davin."Hihihi, aku lihat, kalian berdua kembali akrab seperti waktu kalian kecil dulu. Aku ingat waktu
"Benar, tuan muda. Aku berhasil menemukan bukti-bukti keterlibatan antara Nenek Key itu dengan Howard Livingstone, salah seorang petinggi Smith Grup," kata Melvin sambil matanya masih tetap di layar laptop."Bukti-bukti gimana?" tanya Davin."Aku berhasil menemukan bukti-bukti pertemuan mereka di beberapa tempat, ada yang di Singapura, ada yang di London dan ada yang di Chicago.""Kapan pertemuan mereka ini?""Pertemuan-pertemuan yang terjadi belakangan ini sekitar 4 bulan ini, aku juga sudah masuk ke dalam data-data rahasia dari Wandi group dan aku menemukan video-video saat terjadi voting sebelum penyerangan terhadap Dinasti Grup dan sesudahnya, tepatnya voting yang semalam.""Aku ingin, kamu perlihatkan padaku video itu," kata Davin kepada Melvin. Melvin mulai membukakan sebuah video yang memperlihatkan sebuah acara voting. Dalam acara itu diperlihatkan 7 orang sedang menghadap sebuah meja, 6 diantaranya sudah tua, 5 diantaranya lelaki dan 1 orang wanita yaitu Nenek Key. Sementara
Detik demi detik berlalu dan terasa sangat lambat bagi Davin, Davin duduk di seberang sana menatap ke arah Melvin yang sedang duduk di depan laptop menunggu kabar dari One Piece Group. Davin memang sengaja membuat ultimatum bernada seperti ancaman kepada Leroy, pemimpin dari One Piece Group supaya One Piece Group tahu kalau Davin memiliki kekuatan, tapi tak urung, Davin juga agak ragu, Davin agak takut kalau One Piece Group yang nampaknya sudah mulai didekati oleh Smith Group lebih memilih untuk koalisi dengan Smith Group.Davin menatap jam tangannya, saat ini adalah menit terakhir dari batas 20 menit yang diberikan Davin tadi dan sampai saat ini Melvin belum memberikan kode kepada Davin dan itu berarti belum ada tanggapan balik dari One Piece Group, hal ini membuat Davin semakin gelisah Karena bagaimanapun kalau aliansi 3 grup perusahaan besar harus berhadapan dengan Smith Group dan One Piece Group, maka akan terjadi masalah besar dan sangat sulit untuk dihadapi.Tepat di menit ke-20
"Oke, langsung saja ke sana. Aku juga akan segera ke sana," kata Davin kepada Andreas Briegel. Sesudah itu Davin langsung menutup hubungan telepon dengan Andreas."Segera telepon pilot, kita akan segera menuju ke New York," kata Davin kepada Melvin, setelah itu tanpa menunggu jawaban, Davin dengan pengawalan ketat dari para pengawalnya bergerak menuju ke rumahnya yang berada di dekat hotel ini."Kamu akan ke New York? kenapa begitu mendadak?" tanya Vania sesaat setelah Davin memberitahu Vania soal kepergian Davin ke New York."Karena aku akan melakukan kerjasama dengan sebuah perusahaan disana. Sebuah kerjasama bisnis yang sangat penting dan mengingat waktu, makanya kerja sama ini harus dilakukan dengan segera," jawab Davin sambil menatap mesra wajah Vania."Aku agak khawatir soal ini," kata Vania sambil menatap wajah Davin. Saat ini, mereka berdua berada disebuah di kamar sementara si kembar sendiri sedang diasuh oleh para pengasuh di kamar sebelah dan hanya Davin serta Vania yang be
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol