Si Tinju Api masih terus melangkah menuju ke arah Davin, langkah demi langkah dia lakukan hingga dia semakin mendekati Davin yang saat ini masih duduk bersandar di jeruji penjara sambil menatap ke arah si Tinju Api yang saat ini semakin mendekati posisi Davin berada ini.Setelah berada di jarak tinggal tersisa sekitar 2 meter saja dari posisi Davin, si Tinju Api ini mulai menggeram, ke arah Davin kemudian lututnya tertekuk ke lantai di hadapan Davin sesudah itu, dia mulai menangis, air matanya bercucuran, dia menangis seperti anak kecil, setelah menangis beberapa saat, barulah dia menatap kearah Davin."Mengapa kau melakukan ini? mengapa kamu tidak membunuhku? sudah jelas kamu berhasil mengalahkan aku tapi mengapa kamu hanya menghancurkan seluruh ilmu tenaga dalamku tapi tidak membunuhku? KENAPA?" teriak si Tinju Api sambil menangis."Karena aku ingin memberimu kesempatan untuk memperbaiki dirimu, aku ingin memberimu kesempatan untuk hidup berguna bagi masyarakat banyak dan yang palin
Si Tinju Api tidak langsung menjawab, terlihat dia berusaha mencerna apa yang terjadi di tempat ini, dia melihat ke arah orang-orang di lantai dengan leher berdarah, dia menatap sekali ke arah Davin kemudian dia menatap para polisi itu."Oke, sekarang kamu katakan kepadaku apakah yang dikatakan oleh Tuan Muda Wong ini betul adanya? apakah waktu dia meninggalkan ruangan ini, orang-orang ini belum mati?"tanya Inspektur Lee kepada si Tinju Api."Dia memang berkata yang sebenarnya, waktu aku dan dia pergi dari tempat ini untuk bertarung di bawah tanah, semua orang ini dalam keadaan pingsan, beberapa dari mereka adalah temanku, jadi aku pasti tidak akan biarkan kalau dia mau membunuh temanku.""JANGAN BOHONG KAMU!!!" teriak seorang polisi teman Inspektur Lee kepada si Tinju Api."Aku tidak ingin bersaksi dusta. Aku mungkin jahat di masa lalu tapi aku tidak pernah berdusta. Itulah yang aku ketahui, aku dan dia bertarung di bawah, hanya saja dia kembali duluan ke tempat ini, jadi aku tidak
"Ya. Mereka mencoba membunuhku, mereka mencoba menembakku dengan peluru dari senapan jarak jauh, nampaknya seorang sniper yang melakukannya, untung saja aku bisa menghindar,"kata Pengacara Jang."Kapan mereka melakukan ini?" tanya Davin."Baru saja. Sesaat sebelum aku masuk ke kantor ini, untung saja aku bisa menghindar.""Maafkan aku. Karena aku, hingga Anda hampir saja terbunuh, Pengacara Jang.""Tidak apa-apa. Ini adalah resiko pekerjaan, yang penting aku ingin membantumu, ceritakan semuanya, apa yang terjadi dari awal sampai akhir, aku memang sempat mendengar sekilas dari ayahmu dan orang bernama Peter, tapi aku ingin mendengar semuanya dari awal sampai akhir langsung dari Anda, Mr. Wong," kata Pengacara Jang sambil menaruh handphonenya di meja, nampaknya dia sedang merekam pembicaraan antara dia dengan Davin.Davin mulai menceritakan semuanya dari mulai dia datang ke rumah sakit untuk membantu para pengawalnya yang sedang diserang, Davin juga menuturkan tentang adanya banyak peng
"Ada apa? apa yang kau lihat?" tanya Inspektur Lee kepada A Tong."Dua bawahanku telah terbunuh di dalam sana, nampaknya mereka dikunci dari luar, aku akan mengambil kunci cadangan dulu di ruangan peralatan," kata A Tong yang masih terus mengintip ke arah dalam."Nampaknya ada penyusup, cepat ambil kunci cadangan dan masuk ke dalam, siapa tahu mereka masih hidup, aku akan menuju ke ruang CCTV," kata Inspektur Lee yang bergegas menuju ke ruang CCTV.Inspektur Lee bergegas menuju ke ruang CCTV sementara A Tong menyuruh seorang bawahannya untuk pergi cepat-cepat mengambil kunci pintu cadangan, sementara A Tong masih mengawasi dari jendela kaca untuk melihat pergerakan dua anak buahnya di dalam ruangan jaga.Setelah bawahannya datang bersama kunci cadangan dan langsung membuka pintu ruangan jaga, A Tong langsung memeriksa keadaan di dalam dan hati A Tong sangat bersedih saat melihat keadaan yang mengenaskan di dalam sana karena dua rekan mereka yang ada di dalam itu, dua-duanya tertembak
Saat ini Davin berusaha untuk membuka tali yang mengikatnya ini, tapi, semakin dia berusaha untuk membuka tali itu, semakin dia berusaha menghentakkan tangannya dengan tenaga dalam yang dia miliki, dia semakin merasakan tali itu seperti hidup dan semakin melilit tangannya, semakin dia bergerak maka tali itu semakin melilit tangannya dan tangannya mulai menjadi merah karena itu Davin terpaksa menghentikan usahanya itu untuk sementara."Hahahaha...akhirnya si jagoan kungfu berhasil ditawan," kata seseorang sambil bertepuk tangan dan berjalan masuk ke dalam dari pintu belakang sana serta duduk di depan Davin."Apa aku mengenalmu?" tanya Davin sambil menatap kearah orang itu, seorang yang brewokan dan bertampang bule."Kamu tidak mengenal aku tetapi aku mengenal kamu karena kamu pernah membuat aku mengalami kerugian besar.""Apa maksudmu?""Dulu aku pernah berusaha membuat seseorang mengambil alih jabatanmu sebagai ahli waris keluarga tapi kamu dan istrimu berhasil menggagalkan rencana ak
Saat ini, Davin yang tidak mau mati konyol karena Davin tahu kalau sampai Renad datang ke tempat ini, maka Davin akan dicelakai Renad, karena itulah, Davin mencoba untuk mengerahkan sedikit tenaga dalamnya untuk berusaha melepaskan diri dari benda pusaka yang bernama Tali Naga Beracun ini.Akibatnya, Davin merasakan tenaga dalam yang dipakainya untuk berusaha melepaskan diri dari benda ini malah seperti tersedot keluar dan masuk ke benda ini, sehingga benda ini menjadi semakin kuat mencengkram Davin, melihat hal itu Davin langsung menghentikan tenaga dalamnya karena Davin tidak mau tenaga dalamnya habis terkuras dan tersedot oleh benda yang sangat menyulitkan ini.Davin teringat dengan cerita-cerita tentang tali naga beracun ini dimana disebutkan kalau Tali Naga beracun ini, sebenarnya tidak beracun seperti namanya, karena benda ini sama sekali tidak memiliki racun dan tidak membunuh musuhnya, namun benda ini bisa mengikat korbannya tanpa korbannya bisa melepaskan diri dan di masa lal
Kedatangan orang ini membuat Davin semakin gentar karena orang ini pernah membuat masalah dengan Davin di masa lalu. Orang ini adalah Aleksei, teman masa kecil Davin, teman dari masa lalu Davin tapi kemudian sempat menjebak Davin di Paris karena dia tergoda dan patuh kepada Vivian, gadis yang pernah dijodohkan dengan Davin."Russel Wong, teman lamaku, hahaha, akhirnya kita bertemu kembali, kawan. Kamu telah membuat banyak masalah dalam hidupku, kamu membuat persatuan pengusaha Eropa Timur sempat memusuhiku, kamu membuat Boris melawanku, sekarang ini, akhirnya kamu jatuh ke tanganku," kata Aleksei sambil mengokang senjata api otomatis di tangannya.Walaupun saat ini, Aleksei belum mengarahkan senjata itu kepada Davin, tapi Davin mulai gentar karena senjata api dengan peluru sangat banyak itu bisa membuat Davin harus mengeluarkan energi yang sangat banyak di ilmu perisai naganya dan energi yang banyak itu, bisa tersedot oleh tali naga beracun yang sedang melilit tangannya saat ini."Ing
Mendengar kata-kata orang tua pemilik tali naga beracun ini, Davin semakin memusatkan tenaga dalamnya untuk dialirkan bersama dengan tenaga dalam yang dimiliki oleh tali naga beracun itu.Tali naga beracun ini sebenarnya adalah benda mati yang tidak akan bereaksi apa-apa kalau diikatkan atau kalau bersentuhan dengan seseorang yang tidak memiliki tenaga dalam. Jadi, saat diikatkan dengan seseorang yang tidak memiliki tenaga dalam, orang yang tidak memiliki tenaga dalam itu akan dengan mudah melepaskan diri dari tali naga beracun tapi, saat terikat atau bersentuhan dengan seseorang yang memiliki tenaga dalam, orang itu akan disedot tenaganya dan benda ini sudah menyedot tenaga dalam banyak tokoh kungfu selama beratus-ratus tahun.Tercatat, tali naga beracun itu pernah habis tenaga dalamnya, saat seorang tokoh jaman dulu berhasil meleburkan tenaga dalamnya bersama tali naga beracun ini dan mengambil semua energi yang berada di dalam tali naga beracun ini. Dia berhasil mendapatkan cara un
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol