"Aku memang tidak akan membunuhmu, kecuali kalau terpaksa," kata Davin kepada Yuri."Untuk terakhir kalinya aku masih memintamu untuk melepaskan istriku, aku masih tetap berjanji untuk membiarkan kalian pergi dari sini. ini adalah tawaranku terakhir," kata Yuri yang masih berusaha nego dengan Davin."Aku sudah bilang tadi kepadamu, aku tidak bisa meninggalkan adikku, kalau aku meninggalkan Milena di sini, itu berarti aku harus meninggalkan adikku dan itu tidak akan tega aku lakukan," tegas Davin."Milena adalah istriku, mengapa sih, kalian mengejar istriku? apa tidak ada wanita cantik di Hongkong, heh?" sungut Yuri."Milena adalah gadis di dalam mimpi adikku dan adikku mencari-cari Milena tiga tahun ini, semalam, adikku menemukan Milena saat Milena hampir bunuh diri, menjatuhkan dirinya dari atas menara. Dia bunuh karena kamu, karena dia tersiksa oleh perbuatanmu. karena itu, adikku tidak mau melepaskan Milena.""Jadi, Milena mau bunuh diri?" tanya Yuri kaget."Ya. kalau bukan karena
"Tuan muda, terjadi sesuatu," kata Peter tiba-tiba."Ada apa?" tanya Davin."Menurut Melvin ada dua pesawat terbang tempur yang telah keluar dari sarangnya dan menuju ke arah sini," jawab Peter dengan wajah khawatir."Aku tidak akan mengkhawatirkan pesawat tempur itu, karena selama kita bersama Milena, Yuri pasti tidak akan memerintahkan pesawat itu untuk menembak kita, karena tembakan itu, bisa mengenai Elena, yang aku khawatirkan adalah helikopter dan pasukan taktis latih yang biasa mengejar musuh atau yang biasa bertempur dari jarak dekat merekalah yang harus kita hawatirkan," kata Davin kepada Peter.Benar saja apa yang dikatakan Davin, karena, beberapa saat kemudian ada dua pesawat tempur yang terbang di atas mereka, tapi mereka cuma terbang bolak-balik dan tidak pernah menjatuhkan bom atau menembak ke arah bawah, nampaknya mereka cuma bermanuver dengan suara mereka yang keras dan menakutkan itu untuk berusaha membuat Davin dan rombongannya ciut nyalinya.Sesudah itu Peter yang
"Ada apa?"tanya Davin kepada Peter."Ada sebuah mobil yang sangat cepat, sekarang ini, posisi mereka sudah berada di belakang rombongan kita dan mereka mulai menembak ke arah mobil kita yang paling belakang," jawab Peter."Suruh Melvin untuk mengeluarkan drone dronenya untuk menghadapi mobil itu," kata Davin kepada Peter.Peter langsung mengiyakan dan langsung menelpon Melvin."Lanjutkan ceritamu tadi, apakah ayahmu tertangkap?" tanya Davin kepada Milena."Ayahku tidak mau mengikuti pengadilan yang menurut ayahku, pasti akan berjalan curang, karena, setelah hasil pemilu yang dianulir itu, Ayahku tahu, pengadilan untuk nya pasti juga tidak akan berjalan adil, karena itu ayahku memutuskan untuk mengangkat senjata," jawab Milena."Terus? tanya Michael penasaran."Ayahku dengan pasukan yang setia padanya, ada yang berasal dari militer, ada yang berasal dari kepolisian beserta sebagian anggota partainya, berusaha memberontak tapi kekuatan mereka tidak cukup untuk menghadapi lawan mereka, k
Milena mengangguk kemudian Michael mengambil handphonenya dan membuka Google Map untuk menunjukkan lokasi yang ada di dekat sini. Michael meminta Milena untuk menunjukkan letak terowongan itu.Milena sempat mencari beberapa saat, hingga akhirnya dia menunjuk ke satu titik," disinilah tempatnya," yakin Milena.Michael menunjukkan titik yang dimaksud kepada Davin, kemudian Davin berkata kepada Peter," share lokasi ini, ke semua anggota kita, setelah itu minta mereka semua untuk menghafal tempat ini dan langsung menghapus tempat ini dari handphone mereka masing-masing.""Kenapa dihapus, Koko?" tanya Michael tidak mengerti."Karena kita akan segera menghadapi peperangan besar, kalau nanti, ada anggota kita yang meninggal dan lokasi terowongan di handphone mereka, berhasil diketahui musuh, maka, musuh akan dengan cepat mendekati titik ini dan akan menemukan terowongan itu, padahal, terowongan itu, harus tetap jadi rahasia, karena, aku berencana untuk meneruskan ide Ayahnya Milena itu, yait
Saat ini, Davin menunggu hingga apa yang ditunggunya terjadi."Sudah tuan muda, semua mobil kita yang tadi berpencar kini sudah mengepung pasukan kepolisian itu dari belakang," lapor Peter kepada Davin."Oke, bilang kepada Melvin untuk mulai menembak dengan dronenya," kata Davin kepada Pieter.Peter mengangguk, setelah itu, Peter mulai mengirim kabar kepada Melvin yang berada di mobil di depan, sesudah itu, drone yang dikendalikan oleh Melvin mulai memburu dan memborbardir mobil-mobil kepolisian yang diisi oleh tim taktis kepolisian itu."Sekarang, bilang kepada mobil-mobil yang di belakang untuk mulai menyerang dan kamu Peter, pakai senjata sniper untuk menyerang ke belakang dan berikan aku satu senjata sniper untuk menyerang mereka di belakang," kata Davin dari Peter.Peter mengangguk kemudian dia menelpon semua anggotanya di mobil yang lain untuk mulai menyerang termasuk A Hua yang berada di depan bersama Melvin untuk mulai menyerang. Setelah itu, Peter mengambil senapan jarak jauh
Para pengawal mengangguk dan mulai mengambil tempat mereka masing-masing, ada yang bersembunyi di balik pohon, ada juga yang naik ke atas pohon sementara beberapa lagi, memilih untuk berlindung di balik batu besar.Selesai Davin mengatur orang-orangnya di pepohonan Davin teringat sesuatu, kemudian dia berkata kepada Michael," Michael kamu bawa Milena menjauh dari sini untuk naik ke atas sana, bawa dua pengawalmu juga untuk melindungi kalian, sementara kami menghabisi tentara musuh di sini.""Mengapa begitu? aku kan ingin ikut membantu Koko, disini," protes Michael."Tugasmu adalah melindungi Milena, biar kami yang berperan di sini," tegas Davin sambil menunjuk ke atas dengan maksud untuk meminta Michael segera membawa Milena ke atas.Michael masih ingin membantah tapi Peter sudah membujuk Michael dan meminta Michael untuk menuruti perkataan Davin tadi. Akhirnya setelah sempat berargumen sedikit, Michael terpaksa menurut untuk naik ke atas bersama Milena dan dua pengawalnya.Beberapa s
Davin masih menunggu hingga rombongan militer itu sampai di jarak yang tidak terlalu jauh dari teman-temannya yang berada di bawah, setelah jarak terpangkas hingga hanya sekitar 50 meter dari teman-temannya di bawah, Davin mulai menembak.Davin menembak sasaran yang berada di paling belakang dari iring-iringan mobil-mobil itu satu, dua, bahkan tiga kali tembakan dari Davin berhasil mengenai sasarannya, tiga orang terbunuh dalam jarak yang cukup berdekatan dan tembakan Davin itu membuat para pengawal Davin yang berada di bawah, mulai melakukan tembakan ke arah mobil dan truk militer yang berada di paling depan karena memang Davin sudah menginstruksikan kepada Peter sebelumnya, untuk mulai menembak setelah Davin menembak.Beberapa saat kemudian, drone dari Melvin juga mulai bergerak menembak anggota militer yang berada di baris paling belakang, melihat hal itu, Davin mulai mencari sasaran dibagian tengah dari rombongan itu, satu target untuk satu peluru, karena Davin tidak ingin membua
Perkiraan Davin ternyata betul adanya, saat saat dron dari Melvin melemparkan granat ke truk yang ada di bawah sana, tiba-tiba berapa orang anggota militer lari keluar dari truk-truk itu untuk menghindar dari ledakan granat yang di lemparkan oleh Melvin itu.Begitu mereka keluar, Davin langsung menembak anggota militer itu satu persatu, tidak ada yang tersisa karena kecepatan tangan yang dimiliki Davin, sehingga dia bisa membuat tembakan-tembakan dengan cepat dan akurat.Bersamaan dengan itu, terdengar ledakan keras dari truk yang dilempar granat oleh Drone milik Melvin itu. Setelah itu, Drone milik Melvin itu, mulai mendekati truk yang kedua, lagi-lagi Drone itu, mencari celah dulu sebelum melemparkan granat lewat pintu belakang yang memang ada celahnya itu.Sama seperti di truk yang pertama, setelah granat dilempar ke dalam, orang-orang yang bersembunyi di truk kedua ini, juga berhamburan keluar saat menyadari ada granat yang dilempar ke dalam truk mereka ini, hampir bersamaan deng
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol