Sore harinya, Davin berusaha pulang ke rumahnya untuk bertemu dengan Vania sebelum dia ke bandara dalam rangka menuju ke Evornia. Karena itu, Davin berencana untuk bermesraan dan menatap wajah Vania sepuasnya karena 10 hari berikutnya, dia akan meninggalkan Vania dan calon anaknya di dalam perutnya.“Davin.” Vania langsung memeluk suami tercintanya saat Davin keluar dari lift di lantai tempat mereka tinggal, Vania memang tidak berani menyambut Davin di lantai bawah, mengingat Ibu Suri tidak suka melihat Vania jalan-jalan walaupun hanya di lantai bawah kediaman Keluarga Wong.“Gimana, Michael yang akan menggantikanmu di kantor, kan?” bisik Vania.“No. Anak itu tidak bisa diatur. Maunya jalan-jalan mulu, huh,” keluh Davin sambil melepaskan diri dari pelukan Vania dan menarik tangan Vania untuk masuk ke kamar mereka berdua.“Gak bisa diatur gimana?” tanya Vania.“Dia malah berkeras ingin ikut aku ke Eropa Timur.”“Loh, terus, siapa dong perwakilan keluarga kita di kantor?”“Sementara ini
"Pergilah sayang," bisik Vania akhirnya. Vania harus merelakan kepergian Davin walaupun sebenarnya dia tidak rela tapi, apa boleh buat, dia harus rela."Aku akan selalu berusaha melakukan video call," kata Davin sambil tersenyum dan menatap Vania dalam-dalam."Aku tunggu. begitu kamu ada waktu, video call aku ya?""Tentu saja. aku akan selalu merindukan wajah cantik ini.""Aku juga akan selalu merindukan wajah tampan ini," balas Vania sambil dengan gemas mencubit pelan pipi Davin."Yuk antar aku ke bawah." Davin berdiri duluan dan mengangkat tubuh Vania, menggendong tubuh Vania sambil menempelkan bibirnya ke bibir Vania.Davin membawa Vania sampai mendekati pintu kamar, dia baru menurunkan Vania di dekat pintu kamar dan gantian memegang tangan Vania dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya membuka pintu kamar mereka.Dengan bergandengan tangan dan saling berpandangan, keduanya menuju ke arah lift. beberapa pelayan ikut menyertai mereka berdua, ada pelayan yang membawakan koper-
Saat sudah berada di pesawat, Michael duduk di samping Davin dan terlihat sekali masih ingin curhat tentang gadis di mimpinya itu, hingga terpaksa Davin yang sebenarnya sudah ingin tidur itu, harus melayaninya."Jadi, gimana sih rupa gadis di dalam mimpimu itu yang membuat kamu tergila-gila itu?" tanya Davin sambil bersandar santai di tempat duduknya.Mungkin karena ingin lebih menggambarkan gadis di dalam mimpinya itu, Michael berdiri ke depan Davin, kursi depan yang bisa diputar ke belakang itu, dia putar ke belakang kemudian dia duduk disana sehingga posisinya sekarang ini, tepat berhadapan dengan Davin."Wajahnya sangat cantik, kulit putih, mata biru menawan, rambutnya hitam kemerah-merahan. pipinya juga kemerah-merahan, dia terlihat masih belasan tahun. Dalam mimpiku yang berulang-ulang itu, aku selalu menemuinya di bawah sebuah air terjun kecil---""Air terjun kecil?" potong Davin."Ya. makanya setiap kali aku pergi ke suatu negara, aku selalu mencari yang ada wisata pemandangan
Dalam mimpinya saat ini, Michael melihat sesuatu yang sangat berbeda dari yang biasanya terjadi di dalam mimpinya itu, dalam mimpinya kali ini, ada sesuatu yang luar biasa sehingga Michael tersenyum gembira. Sesuatu yang membuat Michael sangat bahagia sehingga, dalam mimpinya, Michael melompat gembira hingga dalam kenyataannya, tangan kirinya terentang ke arah Davin dan membangunkan tidur Davin.Davin terbangun karena ada sebuah tangan yang tiba-tiba menumbuk wajahnya, terasa seperti ditampar orang. Davin melengos ke kiri dan menangkap tangan yang membuat dia terbangun itu. Davin sangat heran saat melihat orang yang menamparnya itu, masih terlihat tidur di samping Davin dengan wajah tersenyum-senyum.“Wah. Mimpi nih orang. Pake nampar aku lagi,” keluh Davin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya ke arah Michael yang masih tidur itu.“Tuan muda, kita akan segera mendarat di bandar udara Evornia,” bisik Peter yang duduk di belakang Davin,” harap pakai sabuk pengaman, tuan muda.”“Oke.” D
"Gak boleh. kamu harus mengikuti acara penyambutan dulu di rumah Yuri, baru kamu boleh jalan-jalan. besoklah baru kamu mau ke daerah pegunungan itu, oke?" perintah Davin kepada Michael."Baiklah. Sebenarnya, aku udah gak sabar sih, tapi, baiklah, aku menunggu sehari lagi yang jelas, aku senang sekali, karena aku yakin dia ada disini," kata Michael patuh."Kenapa kamu yakin dia ada disini?" tanya Davin."Kata-katanya waktu dia mengatakan, " Akhirnya kamu menemukanku " itulah yang membuat aku yakin kalau gadis itu adalah orang sini, orang Evornia," jawab Michael lagi."Kalau boleh tahu, gimana ciri-ciri gadis ini, Tuan Muda Michael?" tanya Melvin kepada Michael," soalnya aku bisa masuk ke data-data penduduk di Evornia per data tahun lalu tapi, kupikir masih relevan untuk dipakai, tahun lalu kan belum terlalu lama," lanjut Melvin.Setelah itu, Michael mulai menjabarkan dengan detil tentang wajah dan ciri-ciri keseluruhan dari gadis di dalam mimpinya itu, sambil mendengar penuturan Mich
"Nah, disinilah hebatnya Yuri, sahabatku dan saudara angkatku itu," kata Boris sambil senyum-senyum.Davin memperhatikan raut wajah Boris dan akhirnya, Davin dapat jawabannya sendiri," jadi maksud kamu, dua partai politik yang ada di negara ini, dua-duanya dimiliki oleh Yuri?""Ya. Itu sudah sejak dulu. sejak jaman kakek buyutnya Yuri. Awalnya, Kakek Buyutnya Yuri, adalah raja terakhir di Kerajaan Evornia. Saat dia lihat, banyak masyarakat dunia yang sudah tidak senang dengan sistem kerajaan yang dimulai dengan revolusi Perancis yang tragis itu, kemudian, disusul oleh revolusi bolshevik di Russia, dimana konon kabarnya Keluarga Tsar, keluarga kerajaan, habis tak bersisa dan juga tumbangnya Dinasti Cheng di Tiongkok, maka, Kakek Buyutnya Yuri ini, menghapus sendiri sistem kerajaan di negara ini," tutur Boris panjang lebar."Terus?""Kemudian, dibuatlah sistem republik di negara ini dengan sistem dua partai yang sejak awal, pentolan dari kedua partai ini, adalah orang-orang dekat dari k
"Wah itu terlalu melebih-lebihkan mana mungkin kekayaan sebuah keluarga bisa melebihi sebuah negara apalagi negara maju sebesar Jerman," Kata Davin sambil tertawa-tawa."Hahaha Aku dapat info ini dari sumber yang terpercaya loh bahkan menurut sumber ku ini kekayaan Keluarga Wong itu bisa saja setara dengan cadangan devisa negara Jepang dan ingat cadangan devisa Jepang itu adalah nomor 3 di dunia setelah tentu saja Amerika dan Republik Rakyat Cina, jadi wow.... Keluarga Wong memang luar biasa," kata Yuri sambil mengangkat jempolnya."Hahaha pujianmu terlalu berlebihan," kata Davin diplomatis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.Setelah itu Yuri memperkenalkan Davin dengan para jenderalnya ternyata Jenderal bintang 4 yang berdiri di belakang Yuri saat ini adalah pemimpin militer di negaranya Yuri ini. Yuri sengaja ingin membuat kesan kalau militer ada di belakangnya di negara ini. sesudah acara perkenalan itu Yuri mengajak Davin untuk naik ke mobilnya dan berangkat menuju ke istananya
Setelah jamuan makan, kegiatan selanjutnya berpindah ke meja bundar yang lain yang masih di ruangan yang sama, tapi terketak di dekat tembok. Disini ini ada banyak perangkat teknologi dan ada layar proyektor di dinding. Lewat layar proyektor itu seorang staf, anak buahnya Yuri memperlihatkan gambar-gambar dan foto-foto proyek-proyek yang akan atau sedang mereka kerjakan di Evornia.Boris duduk disebelah Davin dan mulai menerangkan proyek-proyek yang sedang dijalankan dan direncanakan di negara ini dan juga di beberapa negara Eropa Timur lainnya. Davin nampak antusias dengan rencana proyek-proyek itu sehingga Davin memanggil seorang stafnya untuk membantunya mulai mempelajari hal-hal tentang proyek-proyek itu**Di tempat lain Michael diajak berkeliling istana milik Yuri ini oleh Titania. Michael sangat senang karena bisa melihat pemandangan indah dari istana ini, apalagi semuanya diterangkan dengan sangat jelas dengan bahasa Inggris yang lancar oleh Titania.Setelah berkeliling beber
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol