“Sayang….ini aku. Ini Vania. Bangun sayang,” kata Vania sambil mengguncang tubuh Davin. Tapi, Davin masih saja berteriak-teriak menyalahkan Vania akan semua yang terjadi pada beberapa hari belakangan ini, hingga akhirnya, Vania mulai mendekap tubuh Davin lagi.“Mulai sekarang ini, aku tidak akan lagi meninggalkan kamu. Aku janji, sayang. Aku janji aku tidak akan pernah menelantarkan kamu lagi,” bisik Vania di telinga Davin.“Kamu pembohong, Vania….hah! Kamu memang pembohong besar, besok-besok, kamu pasti akan pergi lagi dengan Meyhwa dan yang lainnya, iya kan?” kata Davin yang kembali kalem dan tidak lagi berteriak seperti tadi.“Gak akan lagi, sayang. Mulai sekarang, aku akan selalu bersamamu. Aku akan ikuti usul kamu, supaya Meyhwa bermain bersama ibunya dan pengasuhnya, sementara A Bung dan A Siok, akan aku serahkan kepada Meyling, pokoknya, aku akan selalu bersamamu sayang,” bisik Vania sambil tiduran di atas tubuh Davin.Vania yang sudah menyadari kesalahannya itu dan dia tidak m
"Hah! mana bisa? aku kan sudah mandi," kata Davin bingung."Aku akan memandikanmu lagi, sayang," bisik Vania sambil menatap kedua bola mata Davin dengan tatapan mengundang."Tapi...aku harus ke kantor.""Kamu bos besar di kantor, sayang. semua rapat atau apapun itu, harus menunggu kamu, sekarang, aku ingin kita mandi bersama. aku tidak peduli kamu memandikan aku atau aku memandikan kamu, yang jelas, kamu tidak bisa ke kantor kalau kita belum mandi bersama," bisik Vania penuh tuntutan.Davin menatap Vania sejenak, setelah itu, hasratnya mulai naik, dia mulai membuka baju yang dikenakan Vanua diselingi tawa ceria Vania, setelah itu, baju itu dibuangnya begitu saja keluar kamar mandi, kemudian Davin menutup pintu kamar mandi dan kembali mendekati tubuh Vania.Tangan Vania ditarik Davin untuk menuju ke shower. Dalam perjalanan menuju ke shower, Davin membuka dan melepas handuknya untuk dia lemparkan begitu saja ke tempat baju kotor di kamar mandi. setelah membuka shower dan shower sudah m
Davin yang sedang merasa bahagia karena kembali merasakan apa yang selama ini ingin dia rasakan bersama istri cantiknya itu, terus berpacu, bergerak mencari kenikmatan bersama tubuh istrinya, tubuh terindah yang selalu membangkitkan hasratnya itu. Davin juga tidak terburu-buru menyudahi apa yang dia nikmati saat ini, karena itulah, dia bermain dengan stabil dalam tempo yang tidak cepat tapi juga tidak lambat, dia bermain dengan seluruh penghayatan dengan sesekali menempelkan bibirnya ke bukit kembar istrinya untuk mencicipi bukit kembar istrinya yang selalu menggoda hasrat kelelakiannya itu.Di pihak lain, Vania juga terus berusaha menandingi Davin, dia terus bergerak-gerak untuk mengimbangi pergerakan Davin, lagipula, lidah Davin yang terus menguasi bukit kembarnya membuat Vania selalu tak kuasa menahan diri untuk bergerak-gerak liar dan tak terarah, menikmati apa yang sedang dilakukan suaminya ini kepadanya.Karena apa yang dilakukan Davin ini kepadanya, akhirnya, Vania berhasil me
"Bagaimana dengan bajunya? maksudku, bagaimana dengan baju yang dikenakan Karly?" tanya Davin penasaran."Bajunya masih lengkap. nampaknya dia sedang fokus untuk membuatmu polos hingga dia belum sempat membuka bajunya. karena itu, karena aku yang jadi saksi matanya, aku yakin kalau kamu belum melakukan yang diluar batas dengannya," tegas Vania."Syukurlah," kata Davin. kemudian Davin menatap Vania dan berkata," aku minta maaf, karena aku mabuk---""Kamu tidak salah kok. aku yang salah. seharusnya aku tidak boleh larut dalam rasa bersalahku hingga aku menelantarkan engkau...suamiku sendiri. aku yang minta maaf padamu. so....maukah kamu memaafkan aku,"Potong Vania."Tentu saja, sayang. Dalam hal ini, aku juga yang salah. seharusnya aku bisa lebih sabar menghadapi masa-masa rasa bersalahmu itu.""No. kata-kata kamu dulu benar, kalau ini semua adalah takdir, seharusnya, aku tidak perlu terlalu larut dalam rasa bersalahku hingga aku seperti selalu menghindarimu, padahal, kamu hampir-ham
“Tapi, bilang ke dia untuk tidak perlu khawatir, karena dia sudah punya pekerjaan bagus di Amerika,” kata Davin kepada Manager Hui.“Pekerjaan apa, pak Presiden Direktur?” tanya Manager Hui.“Aku putuskan untuk membeli Graham Inc di Amerika dan Karly yang kan menjadi Direktur baru di perusahaan itu, karena jajaran direksi lama di perusahaan itu, akan aku berhentikan semua, jadi, karena Karly sangat menguasai aset perusahaan itu, dia akan menjadi direktur utama di perusahaan itu.”“Baik. Pak Presiden Direktur, aku akan segera mengatakan padanya soal ini.”“Oke,” kata Davin sambil langsung memutuskan hubungan telponnya dengan Manager Hui. Bagi Davin, menempatkan Karly Yeung menjauh dari kantor pusat Dinasty Group, akan menjadi jalan yang bagus daripada memberhentikan Karly yang sebenarnya memang Davin akui, memiliki kecakapan dalam bekerja, karena sifat Karly yang sangat teliti akan aset-aset perusahaan itu.Setelah memutuskan pembicaraan telpon dengan Manager Hui, Davin segera makan be
“Maksud Master, kembaran palsu dari istriku? Jadi, Master sudah tahu tentang kembaran palsu itu sejak lama?” tanya Davin kaget.“Ya. Aku sudah mendapat mimpi tentang kemuculan istri palsumu itu sejak tiga bulan lalu,” jawab Chen Na Ta.“Tiga bulan lalu? Itu bahkan sebelum aku menikah dengan istriku.”“Tapi, aku memilih mengabaikannya, aku memilih mengabaikan mimpi-mimpiku itu, karena aku pikir, itu cuma masalah kecil, aku pikir, kemunculan kembaran palsu itu, tidak akan berakibat besar dalam kehidupan Keluarga Wong, tapi, aku baru tahu kalau telah terjadi masalah besar saat ayahmu menghubungiku dan memintaku melindungi nainaimu.”“Karena itulah, tidak seperti para pengawal nainai lainnya, Master langsung bertindak menolong aku, tanpa aku perlu menjelaskan tentang istri palsuku itu, karena memang, Master sudah tahu sejak awal. Begitu kan?” tanya Davin sambil menatap kagum ke arah Chen Na Ta, guru kungfunya yang sangat dia hormati itu.“Ya. Dan aku menyesal karena tidak bertindak lebih
“Dimana tempatnya, Master?” tanya Davin penasaran.“Aku tidak bisa memastikan. Yang jelas bukan di Hongkong dan bukan di China ataupun Taiwan. Udah, nanti aku hubungi kamu lagi,” kata Chen Na Ta sambil ngeloyor pergi.“Biar anak buahku mengantarmu , Master.”“Gak usah. Ada seorang muridku yang menungguku di parkiran.”“Kalau begitu, makasih Master atas transfer tenaga dalam Master kepadaku,” kata Davin agak keras, karena Chen Na Ta sudah berjalan cukup jauh. Chen Na Ta hanya mengangkat tangannya ke belakang tanpa berkata apa-apa. Davin tetap berdiri hingga Chen Na Ta sudah menghilang tak terlihat lagi karena sudah terhalang gedung, sesudah itu, barulah Davin kembali ke dalam gedung Madam Tussaud untuk menemui Vania. Saat Davin berjalan, terasa ringan sehingga dia bisa menempuh jarak yang lebih lebar dengan waktu sedikit, padahal Davin cuma berjalan biasa. para pengawalnya terlihat berlari untuk mengejar Davin. Davin sadar kalau ini karena efek transfer energi yang diterimanya dari M
Saat ini, saat Davin masuk ke rumah mewahnya di kawasan The Peak ini, Davin teringat dengan satu janjinya saat dia masih remaja, kurang lebih, saat Davin masih berumur lima belas tahun. Momen itu, kembali berada di benak Davin saat ini, momen itu membuat Davin bernostalgia.Saat itu, saat Davin sedang berada sendirian di lantai tiga rumah ini dan sedang menatap ke bawah ke arah pemandangan Hongkong di bawah sana, saat itu, Davin berharap, suatu saat dia akan bisa melihat pemandangan di bawah sana, sambil memeluk seorang yang sangat spesial dari belakang tubuh wanita spesial itu dan impian sederhana Davin itu, ingin sekali dia wujudkan.Davin sempat melupakan impiannya itu, saat Davin masih berpacaran dengan mantannya yang bernama Jacklyn itu, tapi, Davin bersyukur karena dia melupakan itu, karena sudah sangat jelas kalau Jacklyn itu, memang bukanlah wanita special yang ditunggu-tunggu Davin.Saat ini, Davin kembali teringat dengan janjinya di masa remajanya itu dan wanita spesial itu,
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol