Setelah keluar dari rumah nya Vania, Davin sempat putar-putar perumahan, sesudah itu, barulah dia kembali ke rumah nya yang terletak di depan rumahnya Vania itu.Setelah masuk ke halaman, Davin menekan tombol remote nya, sehingga garasi rumah nya terbuka secara otomatis, sesudah itu, Davin pun memasukkan mobilnya, setelah body mobilnya masuk seluruhnya ke dalam garasi, dia pun menekan tombol remote nya lagi, untuk menutup garasi mobil nya, sesudah itu, barulah dia keluar dari mobil nya.Saat ini, Davin telah berada di dalam rumah nya. rumah yang dibelinya sekitar lima bulan yang lalu saat dia mulai menyukai Vania. setelah membeli rumah ini, dia langsung merombak bagian depan rumah ini, dengan kaca berkualitas tinggi yang membuat dia bisa melihat keluar rumah nya tapi, rumahnya tidak bisa dilihat dari luar di saat siang ataupun malam. kaca yang dirancang nya untuk rumah nya ini, bukan kaca riben biasa, tapi kaca khusus, sehingga, walaupun dia sudah menyalakan lampu yang terang di dalam
"Kita mau kemana nih?" tanya Vania kepada Davin. saat ini, keduanya masih berada di atas motor, membelah jalanan ibukota."Bagaimana kalau ke Kota Tua," jawab Davin."Oke," jawab Vania.Sebenarnya, Davin bisa membawa Vania untuk kencan ke tempat yang mewah, bahkan, Davin saat ini juga, Davin bisa membawa Vania naik ke pesawat jet pribadi nya yang masih standby di Jakarta, karena diinstruksikan ibunya, untuk menunggu Davin, kapanpun Davin ingin pulang ke Hongkong. dengan jet pribadi nya itu, Davin bisa membawa Vania ke tempat eksotis seperti Maladewa atau pergi ke Singapura, atau kemana saja yang Davin mau.Tapi, Davin tidak melakukan semua hal mewah itu. Davin memilih untuk kencan seperti orang kebanyakan, Davin memilih untuk membawa Vania kencan di tempat yang harga tiketnya terjangkau untuk profesi nya sebagai seorang Cleaning Service dan itulah yang dilakukan Davin saat ini. Davin membawa Vania menuju ke Kota Tua.Sesampainya di Kota Tua, Davin pun memarkir motornya dan mengajak Va
Davin mengangguk-angguk kan kepala nya. dia senang mengetahui pacar cantik nya ini, memiliki bakat di bidang musik dan juga di bidang lukisan. Davin bahkan mulai membayangkan anak-anak nya bermain musik dan melukis karena bakat yang diturunkan dari ibu mereka, yaitu Vania. karena dari dirinya sendiri, hanya ada bakat bisnis dari keluarga nya."Aku bahkan menyimpan lukisan-lukisan ku di studio kecilku di rumah ku," lanjut Vania lagi."Aku ingin melihatnya, suatu hari nanti," kata Davin antusias."Oke. tapi jangan sekarang ya. sekarang ini, ayahku masih belum menerima mu. berikan dia waktu. oke?""Oke."Sesudah itu, mereka berdua menghabiskan waktu untuk melihat lukisan-lukisan yang ada di sana, tak lupa juga, Vania menjelaskan lukisan-lukisan yang ada disana kepada Davin.Sesudah itu, Davin mengantar Vania, ke rumah Vania. tapi, Davin menurunkan Vania di dua rumah sebelum rumah Vania, agar supaya, tidak dilihat oleh ayahnya Vania. sesudah dari kejauhan, Davin memastikan Vania telah mas
"Tapi, kalau sesuai dengan anjuran ku, seharusnya, gedung itu, tidak bakal ambruk, pak. tapi, kenapa bisa ambruk juga, pak?" tanya Vania dengan air mata berlinang."Aku juga tidak tahu, Vania. yang jelas, kami memang mengikuti rancangan mu dan juga anjuran bahan-bahan yang kamu usulkan," kata Fuadi sambil menghindar dari tatapan mata Vania maupun Rani."Jadi, gimana keadaan disana, pak? benarkah ada korban jiwanya?" tanya Vania sambil menghapus air mata nya."Aku belum jelas soal korban jiwa, yang jelas, sebagian bangunan itu, memang ambruk. kerugian nya....bisa milyaran.""Duh.... huhuhuhuhu... bagaimana ini? kalau aku disuruh mengganti nya, aku tidak tahu bagaimana cara aku mengganti nya, huhuhuhuhu...," Vania menangis di bahu Rani. Vania betul-betul ketakutan dengan ancaman kerugian besar yang harus dia ganti itu. Saat ini, saat melihat kesedihan Vania itu, Fuadi jadi kebingungan. dia merasa tidak enak karena telah terlibat dalam sebuah konspirasi untuk menjebak Vania, tapi, Fua
"Baik, Pak. aku...aku akan segera kesana," kata Vania akhirnya.Ratno dengan mata mengancam, akhirnya membalikkan tubuhnya, sambil berkata," Cepetan ya! pak CEO sudah menunggu!"Rani memegang tangan Vania untuk memberi nya semangat, sementara Vania, mengambil handphone nya untuk mulai menghidupkan handphone nya, seharian ini, Setelah mendapatkan masalah besar soal ambruknya apartemen yang sedang dikerjakan itu, Vania memang telah mematikan handphone nya. baru sekarang lah dia menyalakan kembali handphone nya."Kamu yang tabah ya?" kata Rani saat melepas kepergian Vania keluar dari ruangan kerja mereka. Rani memang tidak bisa berkata lebih dari itu, karena, sama seperti Vania, Rani juga sudah mulai membayangkan akan apa yang akan menunggu Vania disana, saat Vania masuk ke ruangan nya Ardy. tapi, Rani tidak bisa membantu, dia hanya bisa memberi semangat.Vania pun keluar dari ruangan nya, saat di lorong kantor, dalam perjalanan menuju ke lift kantor, sebuah telpon masuk, saat Vania lih
"Apa? tapi....apa gak ada jalan lain, pak?" tanya Vania dengan air mata berlinang. dia tidak sanggup membayangkan dirinya, harus hidup dengan orang seperti Ardy, yang suka selingkuh itu dan nampaknya, tidak akan bertobat dari kegemarannya itu. belum lagi, sikap Ardy yang arogan plus sombong lagi angkuh itu," bagaimana jadinya rumah tangga nya, kalau dia harus menikah dengan orang seperti Ardy itu?" tanya Vania dalam hati nya."Jalan lain gimana maksudnya?" tanya Ratno sambil menatap Vania dengan pandangan menusuk."Misalnya....aku akan kerja keras dan setiap bulan, gajiku dipotong untuk ganti kerugian karena kerusakan itu," kata Vania dengan polosnya. tapi, kata-kata Vania itu, langsung ditanggapi dengan ketawa keras oleh Ardy dan Ratno.Ratno bahkan sampai menepuk-nepuk meja sambil menatap wajah Vania. kemudian dia berkata," kamu tahu, kerugian proyek itu aja, udah puluhan miliar. itupun data pasti nya, masih harus kita tunggu beberapa hari ini, belum lagi dengan ganti rugi untuk kel
"Baik. Tuan Muda. kami akan ikuti petunjuk mu," jawab Peter di ujung telpon."Satu lagi, besok, setelah menyelidiki tempat kecelakaan proyek itu, kamu juga harus menghubungi, orang yang bernama Fuadi itu, beberkan bukti-bukti yang kamu dapat kepadanya, biarkan dia mengetahui kebenaran nya, karena, kalau memang dia terkenal jujur, berarti, dia selama ini, berhasil dibodohi Ardy, sehingga dia membenarkan peristiwa itu," kata Davin sambil duduk."Bagaimana kalau, Fuadi itu, diancam oleh Ardy. misalnya, diancam dipecat Ardy?" tanya Peter di ujung telpon."Kalau begitu, kamu tawarkan dia, pekerjaan baru. jadikan dia CEO di perusahaan kita di Jakarta. ada kan perusahaan kita yang bergerak di bidang pengembang gedung dan apartemen di Jakarta ini?" "Tentu saja, Tuan Muda. di Jakarta ini, ada dua puluh persen perusahaan yang berada langsung di bawah perusahaan milik keluarga Tuan Muda. ada sekitar tiga puluh persen lainnya, perusahaan di Jakarta ini, yang berhutang kepada perusahaan milik kel
Davin dengan motor nya, telah dikepung oleh sekitar empat puluh lima orang di dalam sebuah tempat pembangunan gedung yang sedang terbengkalai.Seorang bertampang bengis tapi bertubuh ceking, mulai berteriak-teriak," MANA YANG TUJUH ORANG ANGGOTA BARU? MAJU HABISI DIA. KALAU KALIAN KALAH, KALIAN DITUNDA JADI ANGGOTA GENK."Setelah teriakannya ini, tujuh orang terlihat maju ke depan. Davin pun segera turun dari motornya, untuk bersiap menghadapi tujuh orang ini. Davin sengaja agak menjauh dari motor nya, untuk dapat keleluasaan.Tujuh orang anggota baru ini, mulai mengepung Davin, di wajah setiap tujuh orang ini, tersirat tatapan mengejek seolah gerombolan serigala yang merasa menang telah berhasil membuat musuhnya terkepung tak berdaya.Di sisi lain, Davin mulai berhitung, dia tahu kalau musuhnya saat ini, ada begitu banyak, karena itu, dia tidak boleh main-main, dia harus melakukan cara menghabisi musuh sebanyak-banyaknya untuk mengamankan diri, karena, bantuan dari Si Tangan belum da
Selain itu, dengan drone dari Melvin yang selalu mengikuti Vania, semua perkembangan Vania diketahui oleh Davin, kemanapun Vania pergi, Davin bisa melihatnya. hanya saja, Davin tidak pernah lagi berusaha mendekati Vania secara langsung.Beberapa hari ini, Vania agak sibuk di sebuah galeri seni karena lukisan-lukisan Vania dipajang disana. pembelian lukisan milik Vania, adalah salah satu cara Davin untuk mendekati Vania dan keluarganya. Davin sengaja membeli hak untuk memamerkan lukisan-lukisan Vania itu di sebuah galeri seni, selain untuk mengapresiasi karya lukis Vania juga untuk memberikan uang kepada keluarga Vania khususnya buat Willy, Ayahnya Vania.Hari ini, Davin meminta Peter untuk mengambil uang lima ratus juta rupiah dari bank dan menaruh uang itu dalam satu koper. uang sejumlah itu adalah uang yang pernah diberikan Willy untuk menyuap Davin. rencananya, Davin ingin mengembalikan uang itu ke tangan Willy, serta menjelaskan semua yang terjadi pada saat peristiwa itu kepada Wi
"Davin? kamu yakin?" tanya Vania dengan hati campur aduk."Aku tidak begitu yakin sih. bentuk tubuh nya mirip tapi, dia langsung menutup wajahnya saat dia melihat ku," jawab Rani."Apa dia membawa teropong?"justru dia menutup wajahnya dengan teropong itu kemudian berjalan terus ke arah bawah. karena itulah, aku terlambat kesini menemui mu," jawab Rani. "Ayo kita cari," kata Vania. sejak tadi, Vania membawa-bawa biolanya naik turun tangga, kini, dia serahkan biola mahalnya itu untuk sementara dibawa Rani, supaya dia bisa leluasa naik turun tangga mencari sosok yang menurut Rani, mirip Davin itu.Vania dengan diikuti Rani kini kembali ke jalan yang dilewati Rani tadi. sambil berjalan, batin Vania sesak karena memikirkan Davin. Vania tidak habis pikir, mengapa Davin memperlakukan dirinya seperti ini? kalau memang yang dilihat Rani adalah Davin, mengapa Davin menghindari nya? tapi, kalau memang bukan Davin, mengapa sosok pria bertopeng itu seperti menghindari nya? mengapa pria itu menye
Setelah semua anggota Orkestra sudah duduk di tempatnya masing-masing di depan alat musik mereka masing-masing, keadaan seketika menjadi hening. kemudian Nyonya Dahmer sebagai konduktor atau pemimpin orkestra, mulai berjalan ke arah depan. setelah membungkukkan tubuhnya dalam-dalam ke arah penonton, dia menuju ke salah satu pengeras suara dan mulai bicara," selamat datang untuk semua yang hadir di acara ini dan terima kasih untuk pihak-pihak yang membuat acara ini bisa terwujud."Hadirin masih terdiam dan menunggu kata-kata sambutan selanjutnya dari Nyonya Dahmer. Vania pun mulai meraba alat musik barunya yang menjadi kebanggaannya saat ini. biola Stradivarius kebanggaan nya."Malam ini, sebelum acara dimulai, seperti biasa di setiap pertunjukan ataupun di acara TV ataupun di acara-acara di Channel YouTube. pasti akan ada yang namanya pesan sponsor atau iklan. iya kan?" kata Nyonya Dahmer yang disambut oleh tawa beberapa orang dan anggukan kepala dari banyak orang lainnya. saat ini, b
Vania pun fokus mengikuti latihan dengan hati agak tenang. ada sedikit rasa trauma dengan kenyataan yang terjadi tadi kalau dia sempat dibius orang, tapi setelah memeriksa tubuhnya di kamar mandi, dia memang tidak menemukan sesuatu, tidak ada rasa perih di tubuhnya dan itu berarti, Conrad memang tidak sempat mengapa-apakan dirinya, Vania bersyukur karena apa yang dia takutkan tidak terjadi. Vania bersyukur karena ada orang yang menolongnya walaupun sampai saat ini, Vania tidak tahu siapa penolongnya itu.Saat latihan, mata Vania tertuju kepada seorang penonton yang duduk sendirian di kursi penonton. jarak antara dirinya dan penonton itu, memang masih sangat jauh sehingga Vania tidak bisa melihat wajah penonton itu, tapi Vania merasa, penonton itu terus-menerus menatap nya.Penonton itu terlihat sekali-sekali memakai sebuah teropong untuk melihat ke arah orkestra yang digawangi Vania dan teman-temannya itu, tapi, bagi Vania, teropong itu kerap tertuju ke arah dirinya. awalnya Vania aga
Wilson memilih untuk mendobrak pintu dengan menendang sekuat tenaga tapi, dia kecele, karena ternyata pintu itu tidak terkunci, ini membuat tubuh Wilson jatuh berdebum dengan keras di dalam kamar di samping tubuh tubuh Conrad.Davin sangat kaget melihat tubuh Conrad sudah tergeletak kaku tidak berdaya dengan tangan terikat di belakang tubuhnya dan mulut dilakban, hanya matanya saja yang bergerak-gerak menandakan dia tidak pingsan atau meninggal tapi hanya dalam keadaan tidak berdaya.Davin melihat tubuh Vania masih berpakaian lengkap berada di atas tempat tidur dalam keadaan tertidur."Dia tidak apa-apa, Tuan Muda," kata suara seseorang yang duduk di kegelapan kamar. penerangan hanya berada di bagian pintu kamar dan juga ada penerangan dari kamar mandi."Paman A Kew?" tanya Davin."Ya Tuan Muda. ini aku," kata A Kew sambil menyalakan lampu meja di depan nya sehingga Davin bisa melihat A Kew, salah satu asisten ibunya bersama seorang teman A Kew yang bernama A Lok. "Mengapa kalian bis
Tapi, Davin tidak mengangkat telepon nya. akhirnya, Peter putuskan untuk mengikuti pergerakan Conrad yang sedang membawa tubuh lemas Vania sambil mengetik sebuah chat untuk Davin.Peter : "Tuan Muda, Conrad telah membius Nyonya Muda. aku sedang mengikuti langkah Conrad, nampaknya dia menuju ke Hotel yang tepat bersebelahan dengan Mall ini. nampaknya dia bermaksud buruk kepada Nyonya Muda. aku minta ijin untuk menembak Conrad saat ada kesempatan."Setelah mengirim chat itu, Peter menyimpan handphone nya dan mengikuti langkah Conrad yang sedang membawa tubuh lemah nyaris tidak berdaya Vania.**Ninchaku di tangan Davin kini kembali memakan korban. seorang pengeroyok terluka parah di kepala setelah berusaha membokong Davin dengan senjata tajam nya. sebuah tendangan disusulkan Davin sehingga pengeroyok itu terlempar jauh ke lantai dan langsung pingsan disana.Tinggal ada lima musuh lagi di sekeliling Davin saat ini. Davin putuskan untuk tidak menunggu lebih lama lagi, Davin agak khawatir
Davin lihat para pengeroyok lain agak mundur ke belakang untuk memberikan keleluasaan kepada teman mereka untuk menyerang Davin dengan Double Stick atau Nunchaku itu.HIIIAAAAAAATeriak si penyerang sambil mengejar Davin dengan Nunchaku nya. Davin konsentrasi mengikuti arah putaran Nunchaku itu dan di saat yang tepat dia merampas Nunchaku itu dan dengan sebuah sentakan, Nunchaku itu sudah berpindah tangan dan dengan satu gerakan, Nunchaku itu sudah mendarat dua bahkan tiga kali di kepala si pemilik Nunchaku itu menjadikan sebuah adegan senjata makan tuan yang menggenaskan apalagi setelah terlihat darah mengalir dari pelipis si pemilik Nunchaku itu yang jatuh tersungkur pingsan di lantai.Teman-teman nya sangat marah melihat apa yang terjadi, beberapa dari mereka mulai mengeluarkan senjata tajam berukuran pendek dari balik baju mereka. dua orang lainnya mengambil Stick Bisbol dari lantai di dekat tiang. seorang diantaranya berteriak kepada para pengeroyok Wilson yang tinggal berjumlah
Peter yang sedang mengemudikan mobil di samping Davin, cuma bisa mengangkat bahunya karena dia memang tidak tahu apa yang terjadi. "Wilson sedang dikeroyok banyak preman, Tuan Muda. dia dikeroyok di parkiran Mall. nampaknya pengeroyok itu, orang suruhannya Conrad," jawab Melvin dari bagian dalam mobil Van. Melvin melihat hal itu dari layar TV di dalam mobil. drone miliknya sedang merekam keadaan Wilson. Davin pun pergi ke belakang untuk melihat keadaan Wilson dari layar TV."Kalau gitu, cepat ke tempat itu. aku ingin menolong Wilson," kata Davin kepada Peter."Jangan Tuan Muda! kamu baru saja pulih. biar aku dan Melvin yang menolong Wilson," kata Peter dari balik kemudi."No! kalian berdua akan membantu dengan cara lain. Melvin pergunakan drone mu untuk menyetrum para preman itu sebanyak-banyaknya. Peter, kamu pergunakan segenap akal mu untuk menjauhkan Vania dari Conrad. aku tetap akan turun untuk membantu Wilson," perintah Davin."Bagaimana dengan luka mu, Tuan Muda?" tanya Peter l
“Jangan-jangan pacarmu itu sudah meninggal,” kata Nyonya Dahmer.“NO!!! huhuhuhuhu,” teriak Vania yang diikuti dengan pecahnya tangisannya lagi. Nyonya Dahmer jadi menyesal karena dia kembali membuat Vania menangis. Akhirnya, Nyonya Dahmer cuma bisa menenangkan Vania yang masih terus menangis itu dengan cara menepuk-nepuk pundak Vania. tangisan Vania baru berhenti saat Rani datang mencarinya di dalam.“Tuh, ini teman kamu yang melihat kuntilanak itu,” kata Nyonya Dahmer sambil menunjuk ke arah Rani.“Apa yang terjadi, Ran? Apa benar kamu melihat kuntilanak?” Tanya Vania kepada Rani.“Iya, Ran. Waktu itu, aku mengikuti permintaan kamu untuk menangkap basah pria yang mirip Davin itu, tapi, sebelum aku sampai ke depan, aku malah bertemu kuntilanak. Hiyyyy…serem banget,” kata Rani dengan mimik wajah ketakutan.“Jangan-jangan kamu cuma melihat jemuran atau yang mirip gitu, Ran?” kata Vania sambil menatap lekat ke wajah sahabatnya itu.“Gak, Vania. Aku benar-benar melihat kunti. mana mungki