Malam ini, ada acara besar di ball room hotel five season, yaitu acara ulang tahun PT. Agung Pratama, sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang pembangunan gedung, apartemen dan pengembangan perumahan kelas atas. Pemegang saham mayoritas yaitu, Phillip Collins dari Amerika serikat, selalu menyempatkan diri untuk menghadiri acara ulang tahun perusahaan nya ini setiap tahunnya.Setelah acara makan-makan selesai, dan para tamu undangan sudah meninggalkan tempat acara, yang tinggal hanyalah para karyawan PT. Agung Pratama, karena sebentar lagi akan diadakan sebuah acara yang hanya digelar sesudah acara ulang tahun perusahaan.Acara ini disebut, Cari Jodoh. acara ini, digagas sendiri oleh Philip Collins, saat dia membeli saham mayoritas di perusahaan ini. Sebelum ini, pemilik saham mayoritas adalah Keluarga Juwono. sekarang ini, keluarga Juwono hanya menjadi pemilik saham terbesar kedua di perusahaan ini, setelah sebagian besar saham mereka, telah dijual ke Philip Collins.Acara Ca
"Apa? Sayang, mengapa kamu pilih Cleaning Service itu?" tanya Ardy marah-marah dan mendelik ke arah Davin. Davin yang ditatap Ardy, akhirnya bersuara. "Aku memilih Vania," kata Davin yang secara resmi menyambut pilihan Vania kepadanya sambil menatap wajah Vania."Namanya Davin. Gak perlu kan, nyebut profesinya. Aku memang memilih dia. Ini pilihanku. And by the way, kita putus!!!" tandas Vania kepada Ardy untuk kemudian berbalik kembali ke tempat duduknya.Keadaan yang semula riuh, sempat hening setelah mendengar kata-kata dari Vania untuk Ardy. Banyak sekali karyawan bahkan petinggi di PT. Agung Pratama yang sudah mengetahui kisah cinta yang bersemi antara Ardy, Executive muda yang kariernya sedang meroket di perusahaan walaupun baru sekitar lima bulan bergabung dengan perusahaan setelah lulus kuliah dari Harvard di Amerika itu, dengan Vania, karyawati yang baru setahun bergabung di perusahaan namun sudah disebut-sebut sebagai kembang Agung Pratama. Karena Vania dianggap banyak ora
Davin baru saja turun dari panggung, masih ada waktu untuk ke toilet, sebelum masuk ke acara selanjutnya, yaitu, pemilihan raja dan ratu jodoh. Sesaat setelah Davin keluar dari toilet, seseorang mendekati dan menyapanya."Tuan muda," sapa seorang lelaki yang umurnya sekitar akhir dua puluh tahunan. Lelaki ini memakai baju bermerek dilengkapi dengan jam tangan original merk Rolex, tapi, dia malah memanggil Davin dengan sebutan, tuan muda.Davin menoleh ke arah orang itu dan jadi sangat kaget melihat orang itu. "Peter. Kau menemukanku?" "Sudah tiga minggu aku menemukanmu, Tuan Muda. Tapi, aku sengaja, menyelidiki seluruh kehidupanmu disini dulu, sebelum datang menyapamu," kata Peter.Davin celingukan beberapa saat. Setelah itu, Davin membawa Peter ke daerah dekat kolam renang, di lantai yang sama dengan Ballroom hotel tempat acara kantornya, tapi terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Karena saat ini, sudah hampir jam sebelas malam, karena itu, area kolam renang ini, jadi sangat suny
"Karena itulah, dengan bangga, aku selalu menyelenggarakan acara cari jodoh di setiap perusahaanku yang bertebaran di seluruh dunia, di setiap ulang tahun perusahaanku itu. Tapi, tentu saja ada batasannya. Jadi, dua orang pegawai yang dipertemukan dalam acara cari jodoh itu, kalau sebelumnya, berada di satu divisi atau satu bagian, setelah berjodoh, tidak diperkenankan lagi berada di satu Divisi atau di bagian yang sama," kata Mr Philip Collins sambil kembali meminum air mineralnya."Dan untuk tahun ini, seperti biasa, aku sendiri yang memilih dua pasangan terbaik dan mereka adalah, yang pertama, pasangan Ardy dan Lita. Ayo. Yang aku sebut namanya, segera naik ke atas panggung," kata Mr Philip Collins sambil bertepuk tangan mengikuti kehebohan di dalam ruangan Ballroom hotel ini.Ardy langsung menjemput Lita. Mereka berdua bergandengan tangan untuk menuju ke atas panggung. Seorang staf dari bagian umum, mengarahkan Ardy dan Lita untuk berdiri di pinggir panggung menghadap ke arah peno
Davin menatap wajah cantik Vania dengan mesra, mahkota raja dan ratu, kini dipasangkan di kepala mereka berdua, hingga banyak mata yang merasa kagum saat melihat keserasian mereka berdua.Karena, yang pria tampan luar biasa sementara yang wanita, juga cantik luar biasa, sehingga keduanya terlihat sangat cocok. Sayangnya, saat para karyawan itu, teringat dengan profesi Davin, yang hanya merupakan seorang Cleaning Service itu, banyak karyawan yang meralat penilaian mereka, sebagian dari mereka tidak lagi merasa pasangan di atas panggung itu adalah pasangan serasi.Sebagai Raja dan Ratu ajang cari jodoh, mereka berdua, diperkenankan untuk melakukan tarian berdua di atas panggung. Lagu mulai terdengar untuk mengantar Davin dan Vania untuk berdansa berdua. Banyak orang yang sangsi dengan Davin. Mereka mengira, Davin tidak pernah berdansa sebelumnya. Mereka mengira, Davin yang hanya seorang Cleaning Service itu, pasti akan kagok kalau harus berdansa. Bahkan, Ardy yang sempat akan menja
"Kamu masih gak ngerti apa kesalahanmu heh?!!!" tanya Vania sambil uring-uringan di telpon."Iya, Van. aku tidak tahu, Van. mungkin ada orang yang memfitnah aku. mungkin si tukang Cleaning Service itu yang memfitnahku," jawab Ardy membela dirinya di ujung telpon."KAMU JANGAN MENUDUH ORANG!!! GAK ADA ORANG YANG FITNAH KAMU!!! AKU MELIHAT PERBUATANMU DENGAN MATA KEPALAKU SENDIRI DAN ITU SUDAH LEBIH DARI CUKUP BAGIKU, UNTUK PUTUS DENGANMU, TAU!!!" teriak Vania yang sebal dengan sikap Ardy yang seenaknya menuduh Davin sebagai tukang fitnah itu."Perbuatan apa sih? aku gak ngarti, say. please, jangan terpengaruh orang, say," kata Ardy ngeyel."Aku melihat perselingkuhanmu dengan Lita kemarin di kantor. dan aku melihat perbuatan kalian berdua itu dengan mata kepalaku sendiri. jadi, jangan bilang kalau ada yang fitnah kamu, karena aku yang melihatnya sendiri, MENGERTI!!!" sembur Vania."Kemarin? oh, itu. itu bukan apa-apa, beb. Lita hanya membantu tugasku di kantor. itu aja.""Kamu kira aku
"Pencuri?!!!" tanya Vania kaget."Ya...ada seorang tamu terhormat di hotel ini yang kehilangan cincinnya yang dia taruh di mejanya, dia juga bilang, kalau pemuda bernama Davin ini yang berada di dekat meja, karena itu, pihak hotel akan memproses dulu kasus ini untuk menyelidiki persoalan ini," kata petugas hotel."Siapa tamunya? tunjukkan padaku," kata Vania penasaran. pegawai hotel langsung menunjuk ke restoran, dia menunjuk ke arah Ardy yang sedang tersenyum mengejek ke arah Vania dan Davin, Vaniapun langsung tahu, kalau itu semua adalah fitnah untuk Davin."Aku tidak mencuri, Van," bisik Davin kepada Vania."Aku tahu. ini pasti fitnah dari si kodok itu!" jawab Vania geram sambil menunjuk ke arah Ardy yang saat ini sedang tertawa-tawa di dalam restoran hotel."Yang penting bagiku, kamu tidak mempercayai fitnah itu. sekarang, kamu makanlah dulu, kamu kan sudah lapar. biar aku yang berusaha menjelaskan kepada mereka dan----""Tidak! rasa laparku sudah hilang. aku akan menemanimu menja
"Kuliah sih, tapi.... gak ku teruskan," kata Davin berbohong. padahal yang sebenarnya, Davin menjadi mahasiswa termuda di Harvard dan menggondol gelar sarjana di usia tujuh belas tahun, bahkan, bukan sekedar menjadi sarjana, tapi, menjadi lulusan terbaik di angkatannya. Sesudah itu, Davin langsung mengambil S2 nya dan lulus dengan memuaskan beberapa hari sebelum mencapai umur dua puluh tahun, tapi, saat ini, Davin tidak bisa membanggakan semua prestasinya itu, karena Davin ingin menjadi orang sederhana di mata Vania, gadis yang sedang diincarnya untuk menjadi jodoh sejatinya, setelah kegagalannya di masa lalu."Kenapa? kan sayang. harusnya, kamu pastinya sudah dapat pekerjaan yang lebih baik dari sekarang. bukan berarti aku merendahkan pekerjaanmu saat ini ya, tapi.... ya sudahlah," kata Vania terdiam. Vania pikir, Davin putus kuliah itu, karena faktor biaya, karena itu, Vania tidak ingin bertanya lebih jauh, karena Vania takut, itu akan membuat Davin tersinggung atau jadi sedih.Dav
Selain itu, dengan drone dari Melvin yang selalu mengikuti Vania, semua perkembangan Vania diketahui oleh Davin, kemanapun Vania pergi, Davin bisa melihatnya. hanya saja, Davin tidak pernah lagi berusaha mendekati Vania secara langsung.Beberapa hari ini, Vania agak sibuk di sebuah galeri seni karena lukisan-lukisan Vania dipajang disana. pembelian lukisan milik Vania, adalah salah satu cara Davin untuk mendekati Vania dan keluarganya. Davin sengaja membeli hak untuk memamerkan lukisan-lukisan Vania itu di sebuah galeri seni, selain untuk mengapresiasi karya lukis Vania juga untuk memberikan uang kepada keluarga Vania khususnya buat Willy, Ayahnya Vania.Hari ini, Davin meminta Peter untuk mengambil uang lima ratus juta rupiah dari bank dan menaruh uang itu dalam satu koper. uang sejumlah itu adalah uang yang pernah diberikan Willy untuk menyuap Davin. rencananya, Davin ingin mengembalikan uang itu ke tangan Willy, serta menjelaskan semua yang terjadi pada saat peristiwa itu kepada Wi
"Davin? kamu yakin?" tanya Vania dengan hati campur aduk."Aku tidak begitu yakin sih. bentuk tubuh nya mirip tapi, dia langsung menutup wajahnya saat dia melihat ku," jawab Rani."Apa dia membawa teropong?"justru dia menutup wajahnya dengan teropong itu kemudian berjalan terus ke arah bawah. karena itulah, aku terlambat kesini menemui mu," jawab Rani. "Ayo kita cari," kata Vania. sejak tadi, Vania membawa-bawa biolanya naik turun tangga, kini, dia serahkan biola mahalnya itu untuk sementara dibawa Rani, supaya dia bisa leluasa naik turun tangga mencari sosok yang menurut Rani, mirip Davin itu.Vania dengan diikuti Rani kini kembali ke jalan yang dilewati Rani tadi. sambil berjalan, batin Vania sesak karena memikirkan Davin. Vania tidak habis pikir, mengapa Davin memperlakukan dirinya seperti ini? kalau memang yang dilihat Rani adalah Davin, mengapa Davin menghindari nya? tapi, kalau memang bukan Davin, mengapa sosok pria bertopeng itu seperti menghindari nya? mengapa pria itu menye
Setelah semua anggota Orkestra sudah duduk di tempatnya masing-masing di depan alat musik mereka masing-masing, keadaan seketika menjadi hening. kemudian Nyonya Dahmer sebagai konduktor atau pemimpin orkestra, mulai berjalan ke arah depan. setelah membungkukkan tubuhnya dalam-dalam ke arah penonton, dia menuju ke salah satu pengeras suara dan mulai bicara," selamat datang untuk semua yang hadir di acara ini dan terima kasih untuk pihak-pihak yang membuat acara ini bisa terwujud."Hadirin masih terdiam dan menunggu kata-kata sambutan selanjutnya dari Nyonya Dahmer. Vania pun mulai meraba alat musik barunya yang menjadi kebanggaannya saat ini. biola Stradivarius kebanggaan nya."Malam ini, sebelum acara dimulai, seperti biasa di setiap pertunjukan ataupun di acara TV ataupun di acara-acara di Channel YouTube. pasti akan ada yang namanya pesan sponsor atau iklan. iya kan?" kata Nyonya Dahmer yang disambut oleh tawa beberapa orang dan anggukan kepala dari banyak orang lainnya. saat ini, b
Vania pun fokus mengikuti latihan dengan hati agak tenang. ada sedikit rasa trauma dengan kenyataan yang terjadi tadi kalau dia sempat dibius orang, tapi setelah memeriksa tubuhnya di kamar mandi, dia memang tidak menemukan sesuatu, tidak ada rasa perih di tubuhnya dan itu berarti, Conrad memang tidak sempat mengapa-apakan dirinya, Vania bersyukur karena apa yang dia takutkan tidak terjadi. Vania bersyukur karena ada orang yang menolongnya walaupun sampai saat ini, Vania tidak tahu siapa penolongnya itu.Saat latihan, mata Vania tertuju kepada seorang penonton yang duduk sendirian di kursi penonton. jarak antara dirinya dan penonton itu, memang masih sangat jauh sehingga Vania tidak bisa melihat wajah penonton itu, tapi Vania merasa, penonton itu terus-menerus menatap nya.Penonton itu terlihat sekali-sekali memakai sebuah teropong untuk melihat ke arah orkestra yang digawangi Vania dan teman-temannya itu, tapi, bagi Vania, teropong itu kerap tertuju ke arah dirinya. awalnya Vania aga
Wilson memilih untuk mendobrak pintu dengan menendang sekuat tenaga tapi, dia kecele, karena ternyata pintu itu tidak terkunci, ini membuat tubuh Wilson jatuh berdebum dengan keras di dalam kamar di samping tubuh tubuh Conrad.Davin sangat kaget melihat tubuh Conrad sudah tergeletak kaku tidak berdaya dengan tangan terikat di belakang tubuhnya dan mulut dilakban, hanya matanya saja yang bergerak-gerak menandakan dia tidak pingsan atau meninggal tapi hanya dalam keadaan tidak berdaya.Davin melihat tubuh Vania masih berpakaian lengkap berada di atas tempat tidur dalam keadaan tertidur."Dia tidak apa-apa, Tuan Muda," kata suara seseorang yang duduk di kegelapan kamar. penerangan hanya berada di bagian pintu kamar dan juga ada penerangan dari kamar mandi."Paman A Kew?" tanya Davin."Ya Tuan Muda. ini aku," kata A Kew sambil menyalakan lampu meja di depan nya sehingga Davin bisa melihat A Kew, salah satu asisten ibunya bersama seorang teman A Kew yang bernama A Lok. "Mengapa kalian bis
Tapi, Davin tidak mengangkat telepon nya. akhirnya, Peter putuskan untuk mengikuti pergerakan Conrad yang sedang membawa tubuh lemas Vania sambil mengetik sebuah chat untuk Davin.Peter : "Tuan Muda, Conrad telah membius Nyonya Muda. aku sedang mengikuti langkah Conrad, nampaknya dia menuju ke Hotel yang tepat bersebelahan dengan Mall ini. nampaknya dia bermaksud buruk kepada Nyonya Muda. aku minta ijin untuk menembak Conrad saat ada kesempatan."Setelah mengirim chat itu, Peter menyimpan handphone nya dan mengikuti langkah Conrad yang sedang membawa tubuh lemah nyaris tidak berdaya Vania.**Ninchaku di tangan Davin kini kembali memakan korban. seorang pengeroyok terluka parah di kepala setelah berusaha membokong Davin dengan senjata tajam nya. sebuah tendangan disusulkan Davin sehingga pengeroyok itu terlempar jauh ke lantai dan langsung pingsan disana.Tinggal ada lima musuh lagi di sekeliling Davin saat ini. Davin putuskan untuk tidak menunggu lebih lama lagi, Davin agak khawatir
Davin lihat para pengeroyok lain agak mundur ke belakang untuk memberikan keleluasaan kepada teman mereka untuk menyerang Davin dengan Double Stick atau Nunchaku itu.HIIIAAAAAAATeriak si penyerang sambil mengejar Davin dengan Nunchaku nya. Davin konsentrasi mengikuti arah putaran Nunchaku itu dan di saat yang tepat dia merampas Nunchaku itu dan dengan sebuah sentakan, Nunchaku itu sudah berpindah tangan dan dengan satu gerakan, Nunchaku itu sudah mendarat dua bahkan tiga kali di kepala si pemilik Nunchaku itu menjadikan sebuah adegan senjata makan tuan yang menggenaskan apalagi setelah terlihat darah mengalir dari pelipis si pemilik Nunchaku itu yang jatuh tersungkur pingsan di lantai.Teman-teman nya sangat marah melihat apa yang terjadi, beberapa dari mereka mulai mengeluarkan senjata tajam berukuran pendek dari balik baju mereka. dua orang lainnya mengambil Stick Bisbol dari lantai di dekat tiang. seorang diantaranya berteriak kepada para pengeroyok Wilson yang tinggal berjumlah
Peter yang sedang mengemudikan mobil di samping Davin, cuma bisa mengangkat bahunya karena dia memang tidak tahu apa yang terjadi. "Wilson sedang dikeroyok banyak preman, Tuan Muda. dia dikeroyok di parkiran Mall. nampaknya pengeroyok itu, orang suruhannya Conrad," jawab Melvin dari bagian dalam mobil Van. Melvin melihat hal itu dari layar TV di dalam mobil. drone miliknya sedang merekam keadaan Wilson. Davin pun pergi ke belakang untuk melihat keadaan Wilson dari layar TV."Kalau gitu, cepat ke tempat itu. aku ingin menolong Wilson," kata Davin kepada Peter."Jangan Tuan Muda! kamu baru saja pulih. biar aku dan Melvin yang menolong Wilson," kata Peter dari balik kemudi."No! kalian berdua akan membantu dengan cara lain. Melvin pergunakan drone mu untuk menyetrum para preman itu sebanyak-banyaknya. Peter, kamu pergunakan segenap akal mu untuk menjauhkan Vania dari Conrad. aku tetap akan turun untuk membantu Wilson," perintah Davin."Bagaimana dengan luka mu, Tuan Muda?" tanya Peter l
“Jangan-jangan pacarmu itu sudah meninggal,” kata Nyonya Dahmer.“NO!!! huhuhuhuhu,” teriak Vania yang diikuti dengan pecahnya tangisannya lagi. Nyonya Dahmer jadi menyesal karena dia kembali membuat Vania menangis. Akhirnya, Nyonya Dahmer cuma bisa menenangkan Vania yang masih terus menangis itu dengan cara menepuk-nepuk pundak Vania. tangisan Vania baru berhenti saat Rani datang mencarinya di dalam.“Tuh, ini teman kamu yang melihat kuntilanak itu,” kata Nyonya Dahmer sambil menunjuk ke arah Rani.“Apa yang terjadi, Ran? Apa benar kamu melihat kuntilanak?” Tanya Vania kepada Rani.“Iya, Ran. Waktu itu, aku mengikuti permintaan kamu untuk menangkap basah pria yang mirip Davin itu, tapi, sebelum aku sampai ke depan, aku malah bertemu kuntilanak. Hiyyyy…serem banget,” kata Rani dengan mimik wajah ketakutan.“Jangan-jangan kamu cuma melihat jemuran atau yang mirip gitu, Ran?” kata Vania sambil menatap lekat ke wajah sahabatnya itu.“Gak, Vania. Aku benar-benar melihat kunti. mana mungki