Beranda / Romansa / Kekasih Gelap Ceo Arogan / Bab 180. Kekhawatiran Brad.

Share

Bab 180. Kekhawatiran Brad.

Penulis: Abigail Briel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-25 23:57:54

Pagi-pagi sekali, Lean akhirnya terbangun dari tidur lelapnya. Ia menemukan Edward sedang tidur memeluk dirinya. Senyum tipis terukir di bibirnya melihat wajah tampan suaminya itu.

Dulu, ia tidak pernah berpikir jika ia akan memiliki seorang suami sekelas Edward. Apalagi ia sendiri bukanlah seorang wanita yang pintar dalam bergaul.

Bahkan, menjadi tunangan seorang Brad saja sudah membuatnya merasa sangat bahagia hingga pria itu menghianati dirinya bersama Isla.

Sembari menikmati wajah Edward, juga rambut suaminya itu yang telah dipotong pendek dan rapi sebelum pernikahan mereka, Lean hanya menggelengkan kepalanya. Ia seakan bermimpi, mimpi yang sangat indah. Dan sontak terjaga, ketika Edward perlahan membuka matanya.

"Hmm, apa sudah puas melihatnya?" tanya Edward dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

Ucapan Edward itu membuat wajah Lean seketika bersemu merah. "Se-jak kapan kau bangun?" lontarnya terbata.

Edward tersenyum tipis dan semakin mengeratkan pelukannya ke pi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Nurul Asila R
sarapan pagi yang bergizi.. oh ternyata asisten brad yg membantu agar pria itu tetap tutup mulut
goodnovel comment avatar
Liana 95
Brad Brad Brad,,, sekarang bisa aman, tapi suatu saat siapa yang tau, perbuatan mu pasti akan Ter endus juga,,, hmmm kira" ada apa dengan Anton yah
goodnovel comment avatar
ida Sari
mngkn km merasa orang suruhan km ga akan ngaku tp asal km tau keluarga Gail ga akan nyerah gitu aja , mereka bakalan punya banyak cara buat mengetahui siapa dalang dr penembakan Edward.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 181. Keisengan Luis.

    "Dari mana dan apa yang kau lakukan sepagi ini?" tegur Edward, pada Anton yang kini sudah berada di hadapannya. Anton berdehem pelan, membersihkan tenggorokannya. "Tuan Edward, Nyonya," sapanya dengan nada formal. "Maaf, telah membuat Anda berdua menjadi menungguku. Tadi ada beberapa hal yang perlu aku urus terlebih dahulu,” terang Anton. Lean merasakan keraguan dalam nada suara Anton. "Apa semuanya berjalan lancar?" tanyanya. "Sebab wajahmu tidak ...." Edward langsung meremas tangan Lean, memberi isyarat pada istrinya itu agar tidak meneruskan ucapannya. Setelah itu, ia pun mencoba mengalihkan pembicaraan meski ia merasa sangat curiga atas sikap Anton. "Sayang, bukankah kita datang ke sini untuk berbulan madu?" lontarnya pada Lean. "Lalu untuk apa kau membahas tentang pekerjaan sekarang?" lanjutnya. Mengerti akan isyarat Edward, Lean pun mengangguk pada suaminya itu. "Kau benar," sahutnya sambil tersenyum kecut. Anton memperhatikan sepasang suami istri itu dengan wajah bingu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 182. Curiga.

    Eve merasa jantungnya berdegup kencang. Pertanyaan Luis yang tiba-tiba memecah kesunyian membuatnya tidak tahu harus bersikap bagaimana. "Aku ... aku belum punya rencana," jawabnya gugup.Luis tersenyum penuh makna. "Bagaimana kalau kita makan malam bersama? Aku tahu tempat yang bagus di luar." Mata Eve terbelalak. Makan malam di Zurich dengan Luis— atasannya yang bukan hanya karismatik, tetapi juga dikenal tegas dan serius. Meski saat ini pria itu sudah berstatus sebagai kekasihnya, namun baru hanya ia dan Luis yang mengetahui tentang hubungan mereka. Setelah beberapa detik terdiam, Eve pun menjawab, "Kedengarannya menarik, tapi apakah itu tidak akan mengganggu pekerjaan Anda?""Sikap formalmu itu sangat menyebalkan, Eve," ujar Luis, mendengus sebal.Sementara Eve hanya bisa tersenyum kaku. Lagipula ia bisa apa? Ia dan Luis saat ini sedang berada di perusahaan cabang, jika ia terus berbicara dengan bahasa non formal pada atasannya itu, maka cepat atau lambat, hubungannya dengan pr

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 183. Kulkas Punya Hati?

    "Oh, Tuhan. Sudah pukul 12. Aku lupa kalau aku memiliki janji dengan Eve siang ini," tukas Lean sambil menatap arlojinya. Melihat tingkah istrinya itu, Edward hanya bisa geleng-geleng kepala. Setelahnya, ia segera memanggil Anton. Dengan tergesa-gesa Anton menghampiri Edward dan juga Lean. Lalu mengikuti sepasang suami istri itu yang mengajaknya untuk kembali ke mobil. "Lean akan bertemu dengan Eve siang ini," cetus Edward. Anton mengangguk mengerti. Setibanya di samping mobil, ia membukakan pintu bagian belakang mobil untuk Edward juga Lean. Setelah itu ia memutari mobil dan masuk ke bagian tempat pengemudi. Dalam hitungan menit, mobil pun mulai bergerak meninggalkan parkiran resto. "Anda akan bertemu dengan Eve di mana, Nyonya?" lontar Anton dari balik kemudi sambil melirik ke arah kaca spion mobil. Lean berpikir sejenak, mengingat ucapan Eve sebelum ia pergi meninggalkan kamar hotel. "Ada sebuah kafe pastri terkenal yang berada tak jauh dari perusahaan cabang, apa kau tahu t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 184. Hiburan Bagi Seorang Luis.

    Sesuai janjinya pada Luis, pada jam pulang kantor— Eve menunggu atasan plus kekasihnya itu di lobby perusahaan cabang. Ia menggerakkan kakinya pelan-pelan saat melihat arlojinya. Suara detak jam yang seakan bertambah cepat, menciptakan irama ketegangan di dalam dadanya. Dengan jantung berdebar, ia mengalihkan perhatiannya dengan memeriksa ponselnya, memastikan tidak ada yang salah dari rencana mereka. Ketika pintu lift khusus terbuka, ia melihat sosok Luis melangkah keluar, mengenakan jas hitam yang semakin menegaskan aura dingin pria itu. Tak ada yang menyadari apa yang ia dan Luis rencanakan, semua orang hanya melihat seorang atasan dan asisten yang akan pulang bersama.Well, hal itu sering terjadi. “Eve,” panggil Luis dengan senyuman yang berhasil membuat wajah Eve sontak merona. “Aku tidak membuatmu menungguku terlalu lama, 'kan?”Eve menggelengkan kepalanya, "Tidak, Tuan Luis," sahutnya sambil merasakan betapa wajahnya terasa sedikit panas. Luis memperhatikan Eve dengan tatapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Babb 185. Keresahan Wilhelm.

    "Tuan sebaiknya Anda jangan ke Zurich. Jangan lupa, saat ini Mr. Ernest masih mencari pria itu melalui Tuan Luis. Dan di sana juga ada Mr. Edward Gail." Dengan cemas asisten Brad mencoba menasehati atasannya.Brad menanggapi ucapan asistennya itu dengan menyugar rambutnya."Tentu saja aku tahu itu. Jika mereka sudah melakukan penyelidikan hingga ke Zurich— maka hanya ada dua orang yang patut dicurigai. Aku yang pernah bertengkar dengan Edward Gail, atau Leon Marquess. Tetapi Leon adalah Ayah Mertuanya, tidak mungkin pria itu akan mencoba untuk membunuh Edward. Jadi yang tersisa hanyalah diriku."Asisten Brad mengangguk kemudian menghela napas lega. Merasa tenang karena sang atasan tidak akan bertindak gegabah hanya demi seorang wanita."Oh ya, Tuan. Apa Tuan benar-benar ingin melupakan Nona Isla?" tanyanya takut-takut.Brad melirik asistennya itu dengan kening berkernyit, "Mengapa kau menanyakan hal itu?" lontarnya balik bertanya."Karena Nona Isla tahu terlalu banyak tentang rahasia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 186. Eve Dilamar?

    Eve hanya bisa terdiam, tatapan Luis yang tajam seakan menembus jiwanya. Jantungnya berdegup kencang, seakan ingin keluar dari dadanya. "M-melakukannya lagi?" ucap Eve terbata-bata, mencoba menelan kata-kata yang keluar dari mulutnya sendiri. Luis tersenyum lebar, senyuman yang membuatnya terlihat lebih menggoda daripada sebelumnya. "Ya, sekali lagi," jawabnya dengan suara dalam yang penuh permainan. Perlahan, dia menggeser tubuhnya semakin mendekat, membuat Eve semakin terdesak ke tepi ranjang. "Bagaimana? Apa kau ... tidak ingin melakukannya lagi?" Eve menggigit bibirnya, bingung antara ingin menolak dan mengikuti lelucon Luis. Beberapa jam sebelumnya terasa begitu menakjubkan, dan rasa malu masih merayapi benaknya. "Se-harusnya kita tidur, Luis," sahutnya, berusaha terdengar tegas meski setiap serat tubuhnya merasa sebaliknya. "Kau tahu, kita bisa tidur nanti," ujar Luis sambil mendekatkan wajahnya, membuat Eve merasakan kehangatan napasnya. "Tapi saat ini, aku ingin merasaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 187. Kehangatan Cinta.

    Waktu di restoran tiba-tiba seolah terhenti. Suasana berubah menjadi hening, mengundang perhatian semua pengunjung yang berada di dekat meja mereka.Eve tak mampu lagi berbicara, hanya terdiam sejenak memandangi cincin di tangan Luis. Lalu, air mata kebahagiaan mulai mengalir di pipinya. “Oh, Tuhan. Ya, aku bersedia!” Senyum Luis seketika mengembang, terlihat sangat menawan. Membuat para pengunjung sontak terdiam. Dengan sikap gentle Luis mengenakan cincin yang ia bawa ke jari manis Eve. Mereka berpelukan dalam kebahagiaan, sementara Lean menatap penuh rasa haru. Edward merangkul pundak istrinya itu dan menariknya ke sisinya, “Kau baik-baik saja?” bisiknya. “Ya, aku hanya merasa sangat bahagia untuk mereka,” jawab Lean, namun dalam hati ada keraguan yang tak bisa ia hilangkan. Dia menatap casis cincin yang bersinar di jari Eve, seakan memantulkan keraguannya tentang masa depan sendiri.Setelah kebahagiaan itu agak mereda, mereka melanjutkan dengan makan bersama. Sebuah buket bunga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 188. Bertemu Brad Di Kafe.

    Saat matahari bersinar cerah di Kota L, Lean dan Edward baru saja mendarat di bandara setelah perjalanan bulan madu mereka.Hari itu, karena kelelahan, mereka pun hanya menghabiskan waktu di vila. Edward menghubungi kedua orang tuanya dan juga kakeknya bahwa ia telah kembali ke Kota L. Begitu pula Lean yang segera memberi kabar pada ayahnya. "Apa kau baik-baik saja, Lean?" tanya Leon melalui sambungan ponsel.Ada nada cemas dalam suara ayahnya yang tertangkap oleh indera pendengaran Lean. Membuat ia merasa sangat terharu atas perubahan ayahnya itu. Dan semua itu terjadi karena Edward. Diam-diam, Lean melirik ke arah suaminya yang sedang duduk di sofa dan tengah berbicara dengan kedua orang tuanya. Edward tersenyum lebar, membuat dua cerukan dalam yang ada di kedua pipinya semakin terlihat jelas. Oh, Tuhan. Lean tidak tahu kebaikan apa yang pernah ia lakukan hingga ia mendapatkan suami setampan dan sebaik Edward. Bahkan jika ini hanya mimpi, ia masih kesulitan untuk mempercayainya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04

Bab terbaru

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 204. Perpisahan. (The End)

    Sesaat berselang, kecemasan mulai mengisi ruang persalinan. Dokter Nora dan para perawat serta satu Dokter yang menemaninya— tampak sibuk berusaha mengembalikan tanda vital Lean. Tak jauh dari para medis itu, Edward hanya bisa termangu sembari mendekap putra mungilnya. Tatapan matanya yang berkabut terus memperhatikan wajah Lean yang terlihat semakin pucat."Oh, Sayang. Kumohon, jangan tinggalkan kami," bisiknya lirih. Kelopak matanya terasa semakin panas, dan Edward bisa merasakan kalau matanya perlahan-lahan telah mulai berair. Sebelumnya, ia pernah merasakan kehilangan seorang wanita, namun rasanya tidak sesakit apa yang Edward rasakan sekarang.Setelah puluhan menit berlalu dalam ketegangan, tiba-tiba Edward melihat Dokter Nora melemparkan pandangan ke arahnya. Raut wajah wanita itu tampak tegang dan ragu."Jangan katakan!" Edward menggeleng keras, sama sekali tidak ingin mendengar berita buruk yang ingin Dokter Nora sampaikan padanya. "Tuan Edward ... maaf, kami sudah berusaha

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 203. Harapan Dan Ketegangan.

    Sebelum ia pergi menemui Lean di ruang rawat inap, Edward menarik napas dalam-dalam terlebih dahulu. Baru kemudian memberanikan diri untuk menemui istrinya itu. Sementara Anton menunggunya di luar ruangan. Semula, Edward ingin membawa serta Dokter Nora bersamanya, tetapi menurut Eve— sebaiknya ia menemui Lean sendiri terlebih dahulu. Ketika Edward berada di dalam ruang rawat inap yang Lean tempati, aroma desinfektan yang bercampur pewangi ruangan langsung menyambutnya. Tetapi Edward mengacuhkannya dan justru menatap lurus ke arah sesosok tubuh ringkih yang sedang tertidur di atas ranjang. Edward mendekati ranjang tersebut sambil memberi isyarat pada perawat jaga yang ada di dalam ruangan itu agar tidak mengejutkan istrinya. Perawat itu mengangguk pada Edward dan segera pergi meninggalkan ruangan demi memberi waktu pada Edward. Ia telah melihat pria ini sebelumnya di luar saat Edward berbicara sangat serius pada Eve, karena itu ia membiarkan saja Edward yang kemungkinan adalah suam

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 202. Menyesal.

    Malam masih menyelimuti vilanya, dan suara ombak bergema di telinga Edward, membuat hatinya merasa sedikit lebih tenang. Namun, ketenangan itu segera pudar ketika pikirannya terfokus pada Lean. Rasa cemas terasa mengungkungnya juga tekad yang baru mulai tumbuh dalam dirinya. Tidak ingin terlarut dalam perasaan itu, Edward segera menghubungi Ben. Dan setelah beberapa saat ... “Selamat malam, Tuan Edward. Ben di sini.” Suara Ben yang datar mulai terdengar dari seberang panggilan.“Ben, ada yang ingin kukatakan padamu.” Sebelum melanjutkan kalimatnya, Edward membenarkan posisi duduknya terlebih dahulu. Samar-samar suara gemuruh ombak yang terdengar dari kejauhan, menyapa indera pendengarannya.“Ada apa, Tuan Edward? Apakah ada yang bisa kubantu?” tanya Ben, nada suaranya penuh perhatian.“Begini. Dalam dua hari ke depan, aku ingin pergi ke Zurich. Kau pasti sudah mendengar kalau istriku telah kembali ke kota kelahirannya, 'kan?”“Tuan Ernest baru saja menghubungiku tentang rencana An

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Babb 201. Harapan Baru.

    Sore hari, pulang dari Gail Mart, Edward meminta pada Anton untuk pergi ke mansion milik kedua orang tuanya. Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada ayahnya.Dalam perjalanan, dari kursi belakang sedan ia memperhatikan Anton dengan wajah serius. Membuat Anton yang tanpa sengaja melirik kaca spion mobil sontak terkejut."Ada apa, Tuan? Apakah ada sesuatu yang ingin Tuan katakan padaku?" celetuk Anton.Edward mengangguk pelan, "Apa Rosi sudah kembali ke mansion Paman?" tanyanya. "Sudah, Tuan Edward. Nyonya Rosi langsung pulang malam harinya ketika Tuan Ernest datang untuk menjemputnya. Oh ya, Tuan. Hari ini Tuan Ernest juga menghubungiku. Maaf aku lupa memberi tahu Anda. Kata Tuan Ernest, Tuan Ernest mengenal seorang Dokter yang hebat saat berada di Dubai. Dokter itu adalah Dokter keluarga milik Kolega Tuan. Tuan Ernest ada meninggalkan nomor teleponnya padaku, aku sudah menghubungi Dokter itu, Tuan. Dia memiliki cara untuk menyelamatkan Nyonya Lean dan juga bayinya, hanya saja ...." A

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 200. Ide Wilhelm.

    Senyum Brad sontak memudar, “Aku hanya ingin kau tahu kalau kau bisa mengandalkanku jika kau membutuhkan sesuatu, tidak lebih. Seperti yang kau katakan tadi, kita sudah berpisah, tetapi apakah aku tidak boleh peduli padamu?”Lean hampir membuka mulut untuk membalas ucapan Brad itu, namun dengan cepat Eve menyentuh tangan Lean lalu menggelengkan kepalanya pada adiknya itu. Setelah itu, ia menoleh pada Brad. “Kau lihat, bukan? Kau tidak seharusnya berada di sini, Brad. Lean sedang dalam keadaan yang sangat rentan. Keberadaanmu justru memperburuk situasi,” cetusnya emosi. Lean merasakan ketegangan yang terus meningkat antara kakaknya dan Brad. Naluri melindungi Eve membuatnya merasa sedikit tertekan, tetapi di sisi lain, ia juga merasa bahwa hanya dirinya yang dapat menentukan keputusan untuk dirinya sendiri.“Eve, tolong! Aku bisa mengurus diriku sendiri,” kata Lean dengan suara yang masih bergetar. Ia kemudian berpaling pada Brad. "Brad, aku menghargai niat baikmu. Tapi seperti yang

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 199. Masa Lalu Adalah Masa Lalu.

    Keberangkatan Lean ke Zurich mengubah banyak hal. Sejak Lean memutuskan pergi, rasa cemas dan gelisah tidak pernah lepas dari pikiran Edward. Meskipun ia berusaha untuk tetap fokus pada pekerjaannya, benak dan hatinya selalu terikat pada sang istri dan kesehatan istrinya itu. Di sisi lain, Lean kini berada di rumah sakit Zurich, berharap ia bisa menemukan cara untuk menjaga bayinya agar tetap aman sekaligus memikirkan dirinya sendiri.Di kota kelahirannya, hari-hari awal Lean dipenuhi dengan rangkaian perawatan medis yang melelahkan. Eve, yang kini telah bahagia dengan kehidupan barunya sebagai istri Luis, berusaha untuk mendampingi sang adik semaksimal mungkin. Ia sering merasa tidak nyaman kala menemukan Lean yang tampak stres dan juga ketakutan menghadapi hal yang tidak pasti. Setiap hari, Eve mencoba mengajak Lean untuk berbincang, berbagi cerita dan memperkuat semangat satu sama lain meski di tengah rasa cemas yang selalu hadir menemani mereka.“Aku tidak tahu bagaimana melakuk

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 198. Kemarahan Dan Mengikhlaskan.

    Lean kemudian diam dalam keheningan, mengabaikan tatapan cemas Edward dan juga Leon. Suara bising dari alat medis di ruangan itu seolah mengingatkannya bahwa waktu terus berjalan, sementara ketegangan di antara mereka semakin mencekam. Tangan Lean masih terjepit dalam genggaman Edward, dan rasanya seperti dunia di sekitarnya perlahan menghilang. "Sayang?" Edward mencoba lagi dengan lembut, tetapi Lean sudah menatap keluar jendela, menghindari tatapan matanya. Di dalam hatinya, Lean merasakan pertempuran yang tak berujung. Selama ini ia berusaha dengan sangat keras untuk selalu kuat menghadapi apapun, tetapi saat ini, Lean merasakan ada sesuatu yang menggerogoti keputusannya. Ia bukan hanya menghadapi penyakitnya sendiri, tetapi juga risiko yang bisa merenggut nyawa bayi yang ia cintai."Edward, aku perlu waktu." Akhirnya Lean angkat berbicara. Suaranya terdengar lemah, namun digerakan oleh tekad yang kuat."Sayang, aku hanya ingin kau baik-baik saja." Edward menjelaskan kembali, tet

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 197. Kekerasan hati Lean.

    "Maaf, Nak. Tidak ada yang bisa aku lakukan pada Ibunya ketika dia memaksa untuk melahirkan Lean hingga akhirnya kematian merenggutnya dari kehidupan kami," terang Leon dengan wajah lesu ketika satu jam kemudian ia datang ke rumah sakit setelah Edward menghubunginya tentang kondisi Lean. Edward memperhatikan wajah ayah mertuanya itu yang tampak murung. Sebelumnya, ia pernah berpikir bahwa Leon adalah seorang ayah yang sedikit egois dan pilih kasih terhadap Lean. Namun setelah Leon menjelaskan alasan dari sikapnya selama ini terhadap putrinya itu, Edward baru mengerti jika sebenarnya Leon sedang melindungi Lean dengan caranya sendiri. "Aku ingin dia memiliki seseorang yang sangat peduli padanya. Jadi ketika Tuan Besar meminta Lean untuk menjadi calon istrimu— aku langsung menyetujuinya. Eve pernah bertengkar denganku gara-gara keputusanku itu. Tapi mendengar gosip tentangmu yang beredar di Zurich bahwa kau hanya menyukai satu wanita sepanjang hidupmu, aku pikir kau bisa menyayangi Le

  • Kekasih Gelap Ceo Arogan   Bab 196. Harapan.

    Wilhelm kemudian menjauhi Edward, ia menghubungi seseorang dan berbicara dengan wajah serius. Dari tempatnya berdiri, Edward terus memperhatikan sahabatnya itu. Setelah 15 menit berlalu, Wilhelm tampak memutuskan panggilan telepon dan kembali menghampiri dirinya. "Aku sudah bertanya pada sahabatku yang berada di luar negeri, aku telah memintanya untuk memeriksa apakah keluarganya mengenal seorang Dokter yang sangat berpengalaman tentang masalah kehamilan?" terang Wilhelm. Edward hanya diam, berusaha menanggapi ucapan sahabatnya tadi dengan senyuman yang terasa getir. "Ini akan butuh waktu, sebaiknya aku menemani Lean terlebih dahulu sambil menunggu kabar darimu," ujarnya. Wilhelm mengangguk setuju. "Itu yang sedang kupikirkan. Temanilah dia! Aku tidak ingin lagi melihatnya tampak tertekan seperti beberapa jam yang lalu." Ia lagi-lagi menepuk pundak Edward untuk menunjukkan dukungannya terhadap sahabatnya itu. "Terima kasih, Will." Edward kemudian bergegas pergi usai ia berbicara

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status