“Bukannya kamu juga mau pergi ke acara anniversary orang tuamu?” terka Martin.
Sienna terkesiap, lalu menggeleng pelan. “Tidak, aku ….”
“Tidak perlu berbohong, Sienna,” sela Martin McKenzie yang telah menatapnya dengan tajam.
Sienna tahu dengan penampilannya seperti ini, pria itu tidak akan percaya padanya. Pria itu pasti tidak akan membiarkannya pergi begitu saja sebelum mendapatkan penjelasan yang memuaskannya.
“Aku tidak berbohong. Aku memang tidak jadi ke sana,” cicit Sienna.
Ia tidak tahu harus bagaimana menjelaskan alasannya berada di tempat itu. Pastinya, Sienna tidak bisa mengatakan kepada Martin tentang Lucas.
Kerutan pada dahi Martin terukir semakin dalam. Pria itu masih menatap Sienna dengan tajam. “Kenapa? Aku pikir kamu akan hadir dalam acara orang tuamu,” ucapnya.
“Aku ….” Sienna masih mencari alasan yang dapat diterima oleh Martin.
Akan tetapi, sebelum ia sempat menjelaskan apa pun, Martin yang sedang ter
Suara blitz terdengar memenuhi pintu masuk gedung Hotel Sherman. Terlihat banyak sekali para wartawan yang tidak ingin ketinggalan meliput para tamu yang hadir dalam acara anniversary hotel dan anniversary pernikahan Calvin Sherwood. Mereka juga tidak ketinggalan mengambil gambar Martin McKenzie yang baru saja turun dari mobilnya. Tentu saja semua orang terheran-heran melihat kehadiran gadis yang ada di samping Martin. “Siapa dia?” “Apa dia seorang artis?” “Wah! Apa dia kekasih baru Tuan Muda McKenzie?” "Ini akan jadi gosip baru nih!" Berbagai pertanyaan dan asumsi muncul dari bibir para awak media tersebut. Salah seorang wartawan langsung mengajukan beberapa pertanyaan kepada Martin, "Tuan Muda McKenzie, apa kali ini Anda akan melepaskan status lajang Anda? Apa gadis ini yang Anda tunggu selama ini?" Sayangnya, Martin tidak berminat untuk menjawab hal tersebut. Selama ini Martin McKenzie telah menjadi incaran para wartawan. Pria itu termasuk jajaran pemuda tampan dan mapan sert
Martin tertawa kecil melihat kebingungan gadis itu. Ia pun berkata, “Aku tidak berbohong kok. Kamu lihat saja sekarang. Semua orang sedang melihat ke arah kita.” Sontak, Sienna pun mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya dan melihat beberapa tatapan yang memang sempat tertuju ke arah mereka. “Mereka pasti ingin bertanya-tanya, siapa wanita cantik di sampingku ini,” imbuh Martin, masih terkekeh pelan. Sienna berdeham canggung. “Aku rasa mereka justru kagum dengan ketampanan, Kak Martin. Mereka pasti mengira aku sudah merusak pemandangan berdiri di sampingmu,” timpalnya. Martin mengulum senyumnya. Pria itu tidak menyangka Sienna malah berpikiran seperti itu. “Kamu ini … Memangnya tadi kamu tidak berkaca? Masa kamu tidak sadar kalau kamu itu sangat cantik malam ini, Sienna?” ucap Martin dengan penuh kekaguman. Ia benar-benar pangling dan merasa bangga bisa memiliki pendamping pesta secantik ini. Seulas senyuman canggung kembali terukir di bibir Sienna. Walaupun tadi kedua Nona Mud
“Sienna?” Sapaan yang meluncur dari bibir pria muda beralis tebal dengan senyuman sinis yang terukir di bibirnya itu membuat degup jantung Sienna berdebar tidak karuan. Bukan karena ia terpesona dengan pria itu, melainkan muncul rasa takut yang selama ini terbayang di dalam ingatannya. Kedua netra Sienna masih membulat syok. Ia mengeratkan genggamannya pada lengan kokoh Martin untuk menguatkan dirinya. Tindakan Sienna itu cukup menarik perhatian Martin. Namun, ia tidak mengerti kenapa Sienna bereaksi seperti itu. Padahal pria yang menyapa gadis itu adalah kakak tirinya sendiri, Clive Sherwood. “Aku pikir tadi aku salah lihat, Sienna. Ternyata memang benar kamu,” ucap Clive seraya tersenyum smirk. Namun, Sienna tidak memberikan tanggapan apa pun. Ia memilih untuk mengabaikannya. Akan tetapi, Clive tetap mengajaknya bicara. “Kita sudah lama tidak bertemu, tapi kamu ternyata berubah secantik ini. Sepertinya ‘asupanmu’ cukup terpenuhi walau sudah keluar dari rumah.” Sienna tahu jel
“Dasar tidak tahu malu. Berengsek.” Makian yang terlontar dari bibir Sienna hanya terdengar seperti gumaman pelan saja. Gadis itu sedang memaki Clive yang tadi terlihat seperti merendahkannya di hadapan Martin. Untung saja Sienna masih bisa menahan diri untuk tidak melayangkan tamparan di wajah kakak tirinya tersebut. Dengan dada yang dipenuhi rasa kesal, Sienna berjalan menuju ke arah ibunya. Ia memutuskan untuk menyelesaikan semuanya, menyapa ibunya, lalu pulang ke rumah! Langkah Sienna terhenti saat ia melihat ibunya sedang sibuk berfoto bersama beberapa wanita yang sebaya dengan ibunya itu. Sienna menerka jika mereka adalah para nyonya yang berasal dari perkumpulan kelas atas. Melihat kesibukan ibunya, Sienna tidak langsung menghampirinya. Ia berdiri sejenak hingga mereka selesai berfoto. Sienna kembali mengedarkan pandangannya ke sekitar sembari menunggu ibunya selesai. Akan tetapi, tatapannya malah bertemu dengan sosok Lucas yang saat ini berdiri tidak jauh darinya. Sontak,
Sienna tersenyum tipis saat pandangannya bertemu dengan Cindy. Tanpa bertanya pun, ia sudah dapat merasakan kebencian gadis itu.“Sienna, kamu ….” Nancy masih memandang putrinya dengan syok.Tatapan Sienna pun beralih kepada ibunya. “Happy anniversary, Ma,” ucapnya seraya tersenyum dengan canggung. Ia tahu jelas jika ibunya sangat bingung dengan penampilannya saat ini.Ini adalah pertemuan mereka setelah sekian lama tidak bertatap muka. Mereka sudah hampir enam bulan tidak bertemu. Bukan karena ibunya tidak mau menemuinya, tetapi lebih tepatnya Sienna yang menghindarinya.Setiap kali bertemu Sienna hanya dibuat kesal oleh ibunya dengan segala perbandingan dan pujian yang diceritakan ibunya tentang Cindy.Demi kedamaian hatinya, akhirnya Sienna hanya bisa menghindari ibunya dengan alasan-alasan klise sehingga akhirnya mereka hanya sering berkomunikasi melalui telepon saja dan itu pun tidak dilakukan secara rutin karena kesibukan Sienna,"Mama senang kamu datang," ucap Nancy dengan lega
“Apa yang kamu katakan, Cindy? Mana mungkin aku seperti itu,” sanggah Sienna atas tuduhan dari adik tirinya itu. “Ah, maafkan aku.” Cindy berpura-pura menutup bibirnya dengan ujung jemarinya dan memasang wajah kaget, tetapi kemudian ia tetap lanjut berkata, “Soalnya aku masih ingat waktu kecil dulu kamu sangat tidak suka kalau ada yang menirumu. Padahal waktu itu aku hanya ingin Mama juga menyukaiku seperti dia menyukaimu.” Ungkapan yang dilontarkan Cindy langsung menuai asumsi di dalam benak setiap orang yang mendengarnya. Seperti yang diharapkannya, beberapa orang telah memberikan tatapan penuh simpati kepadanya dan sebaliknya, Sienna mendapatkan tatapan penuh penghakiman dari sekitarnya. ‘Ternyata dia memang ingin mencari gara-gara!’ geram Sienna di dalam hati. “Cindy, tidak baik mengatakan hal seperti itu tentang kakakmu.” Nancy langsung menegur putri tirinya, tetapi dengan nada yang terdengar lembut yang membuat Sienna berpikir ibunya juga sangat khawatir Cindy tersinggung.
"Wah, siapa desainernya? Saya benar-benar suka dengan model gaunnya. Apa Anda bisa membagikan nomor kontaknya, Nona Sherwood?" pinta Claudia kepada Sienna dengan antusias. Sienna tersenyum tipis. Sebelum Sienna menjawabnya, Cindy telah berjalan mendekati Sienna, lalu meraba helaian kain dari gaun yang dikenakan kakak tirinya itu. “Aku baru tahu kalau Kakak punya desainer khusus. Kakak dapat desainer dari mana? Walaupun model gaunnya bagus, tapi apa Kakak yakin kalau semua bahannya ini bermutu? Saya lihat sepertinya bahannya tidak begitu bagus,” ucap Cindy yang mencoba menilai gaun tersebut. Sienna dapat melihat tatapan remeh dari semua orang terhadap dirinya. Wajah Claudia juga terlihat masam. Secara tidak langsung ucapan Cindy juga meremehkan seleranya. “Renda ini juga sepertinya rapuh sekali. Tidak seperti bahan renda yang biasanya dipakai desainer ternama. Sebaiknya Anda pikirkan sekali lagi apabila ingin menggunakan desainer Kakakku, Nona Hyatt,” lanjut Cindy seraya menoleh ke
‘Bukankah dia adalah Tuan Muda Morgan yang sering dibicarakan orang-orang?’ batin Cindy dengan rasa takjub bercampur syok saat melihat kedatangan Lucas.Manik mata putri Calvin Sherwood tersebut telah terbelalak lebar saat melihat sosok Lucas yang begitu nyata berdiri di dekatnya. Apalagi ketika pria itu melemparkan senyumannya.‘Di-dia tersenyum padaku?’ batin Cindy dengan wajah tersipu malu.Kebetulan posisi Cindy berada sedikit di depan Sienna sehingga ia salah mengartikan maksud dari tatapan Lucas yang seharusnya ditujukan kepada Sienna.Cindy mengira keberuntungan sedang menghampirinya. Lucas Morgan adalah salah satu dari sekian laki-laki yang memenuhi kriteria lelaki idamanya. Sudah sejak lama Cindy ingin bertemu langsung dengannya. Akan tetapi, tidak semudah itu mendapatkan janji temu dengan Lucas apabila tidak memiliki kepentingan.Bahkan Cindy pernah meminta bantuan sang ayah agar dapat dipertemukan dengan Lucas Morgan, tetapi tetap saja ayahnya tidak dapat melakukannya. Luca