Kiki mengirimi Edo beberapa pesan. Pesan pertama adalah menanyakan kabar Edo sekarang.Mungkin karena Edo tidak membalasnya. Dia bertanya apa yang Edo lakukan?Edo membalasnya, "Maaf, aku terlalu sibuk. Aku baru melihat pesanmu sekarang. Bagaimana kabarmu sekarang? Di mana kamu bekerja?"Kiki segera membalasnya, "Aku di Kota Jimba. Aku nggak bekerja sekarang. Apa foto yang kamu kirim tadi malam di Vila Dragonfly?"Ternyata Kiki juga ada di Kota Jimba. Kebetulan sekali.Edo segera menjawabnya, "Yah, di Kota Jimba dekat mana? Bagaimana kalau kita keluar makan dan mengobrol bersama?"Kiki membalas, "Oke, bagaimana kalau kita bertemu malam ini?"Edo membalas, "Malam ini nggak bisa. Lain kali kalau aku punya waktu, aku akan memberitahumu."Kiki membalas, "Oke. Kalau begitu, aku akan menunggu kabarmu."Setelah mengobrol dengan Kiki, Edo merasa sedikit mengantuk. Dia ingin tidur siang.Saat ini, ponsel Edo bergetar lagi. Edo menyalakan ponselnya dan menemukan bahwa itu adalah pesan yang dikir
Faktanya, Agnes dan Edo tidak terlalu mengenal satu sama lain. Mereka hanya pernah makan malam bersama beberapa kali.Kiki tiba-tiba meminta Edo untuk membujuknya. Edo tidak tahu bagaimana cara membuka mulutnya.Pertama-tama, Edo mengirim pesan perkenalan pada Agnes, "Halo Agnes. Aku Edo, teman sekelas Kiki. Kiki memberitahuku apa yang terjadi di antara kalian. Aku juga merasa sedih. Tapi, demi kamu dan Kiki, menurutku kalian harus berpisah sebentar untuk merenungkan hubungan kalian."Setelah Edo mengirim pesan teks itu, Agnes segera membalasnya, "Kiki menghubungimu? Kenapa dia nggak membalas pesanku, tapi dia malah menghubungimu? Apa dia nggak mencintaiku lagi?"Edo segera menjawabnya, "Bukan, bukan, dia mungkin nggak tahu bagaimana membalasmu. Jangan terlalu memikirkannya."Agnes mengirimi Edo serangkaian emotikon menangis. "Aku merasa dia nggak mencintaiku lagi. Kalau dia masih mencintaiku, kenapa dia rela membiarkanku berpikir macam-macam? Bagaimana dia tega membuatku merasa nggak
Posenya tampak sangat seksi. Selain itu, penampilannya itu sangat sugestif.Edo hampir mimisan.Edo benar-benar tidak menyangka Agnes yang tampak pendiam itu akan begitu terbuka.Bukankah dia sedang menggoda Edo untuk berbuat dosa?Edo tidak tahu apa yang terjadi. Kedua tangannya terus gemetar. Dia tidak bisa menahan diri untuk menyimpan foto itu.Lalu, Edo menjawab Agnes, "Apa yang kamu lakukan? Kalau Kiki tahu, dia akan salah paham. Kamu cepat hapus fotonya."Agnes tidak hanya tidak menghapusnya, dia bahkan mengirimi Edo foto lain. Foto itu bahkan terlihat lebih seksi.Agnes mengenakan pakaian pramugari dan stoking hitam. Dia duduk di bangku dengan kaki terbuka lebar. Rok di bawahnya sedikit terbuka hingga Edo memikirkan hal yang aneh-aneh.Terutama ekspresinya seperti guru yang sedang mengajar.Hanya melihatnya saja sudah membuat Edo ingin berbuat dosa.Tangan Edo semakin gemetar. Kemudian, dia segera menyimpan foto itu.Agnes bertanya pada Edo, "Apa kamu menyukainya?"Edo menjawab
Agnes membalas, "Aku nggak sakit, aku baik-baik saja. Tahun ini, aku sudah berumur 23 tahun. Gadis-gadis di sekitarku sudah punya pacar. Aku hanya ingin dicintai dan disayangi oleh pria. Apa aku salah?""Selain itu, aku sudah dewasa. Apa salahnya aku merasakan perasaan itu?"Edo sedang membaca teks yang dikirim Agnes padanya. Tiba-tiba, Agnes mengirimkannya pesan suara yang berdurasi lebih dari 20 detik.Edo mendengar suara seksi Agnes. Edo samar-samar mendengar suara yang tak tertahankan dan memiliki keinginan tak terlukiskan itu."Edo, aku merasa sangat nggak nyaman sekarang. Kiki menolak untuk membantuku. Bisakah kamu membantuku?"Mendengarkan suara Agnes yang seksi, darah di tubuh Edo tiba-tiba bergejolak.Edo bahkan dapat membayangkan Agnes melakukan hal-hal memalukan sambil mengiriminya pesan.Hal yang terpenting adalah suara Agnes begitu menggoda. Seketika, dua foto yang dia kirimkan itu terlintas di benak Edo dengan tidak terkendali.Hal itu membuat Edo tanpa sadar mulai berfan
"Bu Yuna, apa kamu nggak membutuhkan aku lagi?" Saat Edo mendengar Yuna mengatakan ini, dia merasa sangat cemas dan sedih. Dia merasa dirinya tidak dibutuhkan lagi.Yuna tersenyum dan menjelaskan, "Lihat penampilanmu sekarang. Apa kamu masih bisa mengemudi?""Aku hanya meminta Charlene untuk mencarikan supir baru. Aku nggak bilang aku nggak menginginkanmu lagi.""Jadi, Bu Yuna masih menginginkanku, 'kan?"Saat Yuna mendengar apa yang Edo katakan, wajahnya langsung memerah sampai ke pangkal lehernya."Apa yang kamu bicarakan? Aku ini bosmu."Edo segera menjelaskan, "Maksudku, Bu Yuna akan mengajaku kembali bersamamu. Kamu nggak akan meninggalkanku di sini sendirian.""Tentu saja. Aku yang mengajakmu datang. Bagaimana mungkin aku nggak mengajakmu kembali?""Tapi, kamu terluka. Aku ingin mencarikan mobil baru untukmu dan mengantarmu pulang sendirian.""Nggak mau. Aku ingin bersama Bu Yuna," kata Edo tanpa sadar.Sorot mata Yuna tiba-tiba menjadi sedikit canggung.Edo tahu bahwa kata-katan
Edo berpura-pura menemukan serangga itu, lalu dia menjentikkan tangannya dan berkata, "Aku sudah membunuh serangga itu. Bu Yuna, kamu nggak perlu takut."Yuna menghela napas lega. "Aku pernah digigit serangga besar ketika masih kecil. Sejak itu, aku sangat takut pada serangga.""Edo, terima kasih banyak."Edo berkata dengan nada bersalah, "Kamu nggak perlu berterima kasih. Ini bukan apa-apa.""Edo, apa kamu merasa nggak nyaman?"Mungkin karena Edo duduk terlalu lama. Saat ini, dia merasa bokongnya terasa gatal.Namun, Edo malu untuk memberi tahu Yuna."Apa pinggangmu nggak nyaman? Atau bokongmu nggak nyaman?" tanya Yuna dengan prihatin setelah menyadari keanehan Edo.Edo merasa bokongnya semakin gatal. Edo ingin menggaruknya, tetapi tangannya tidak bisa menggapainya.Meskipun Edo merasa sangat malu, bokongnya benar-benar gatal. Jadi, dia hanya bisa berkata kepada Yuna. "Bu Yuna, bisakah kamu menggaruk bokongku? Garuk dari luar saja. Aku nggak tahu kenapa, tapi bokongku tiba-tiba sangat
Namun, Edo tidak berani berkata apa-apa karena Jessy sudah membuka pintu dan masuk.Yuna bersembunyi di balik tirai. Salah satu kakinya bahkan terlihat.Edo menjadi sangat panik.Jika Jessy mengetahuinya, Edo tidak dapat menjelaskannya lagi.Jadi, Edo segera duduk. Dia menggunakan tubuhnya untuk menutupi Yuna."Bu Jessy, kenapa kamu datang kemari?" tanya Edo dengan rasa bersalah dan malu. Edo merasa dirinya sangat sulit. Dia terluka, tetapi dia masih harus berakting.Jessy menggoyangkan tubuhnya sambil berjalan ke arah Edo. Kemudian, dia membungkuk hingga memperlihatkan dadanya pada Edo.Wanita ini memiliki tubuh yang seksi. Selain itu, dia sangat terbuka sehingga dia tidak takut dimanfaatkan."Aku bertanya padamu apa kamu masih ingin berhubungan denganku di masa depan?""Ah? Kenapa kamu bertanya seperti itu?""Karena kita akan kembali sore ini. Aku akan kembali ke sekolah. Setelah kembali, kita mungkin akan jarang kontak di masa depan.""Tapi, aku enggan melepaskanmu. Bagaimana dengan
Yuna menjadi semakin pemalu. Dia bahkan tidak berani menatap Edo. "Kamu nggak perlu memberitahuku. Aku bukan siapa-siapa bagimu."Yuna benar.Yuna tidak memiliki hubungan apa pun dengan Edo. Dia tidak akan peduli apa yang Edo lakukan dengan wanita lain, bukan?"Baiklah, kamu istirahat dulu. Aku pergi dulu."Setelah Yuna selesai berbicara, dia berlari pergi.Memikirkan apa yang baru saja terjadi, Edo merasa sangat malu.Untungnya, akhirnya tidak terjadi apa-apa.Edo berbaring di ranjang. Dia ingin tidur dengan nyenyak. Edo tidak memikirkan hal lain.Setelah beberapa saat, Edo tertidur.Edo tidur sampai sore.Nia dan Lina datang memanggil Edo.Ternyata semua orang telah bersiap untuk kembali."Waktu berlalu begitu cepat."Tanpa disadari, Edo sudah berada di sini selama tiga hari.Edo cukup enggan untuk pergi dari sini.Bagaimanapun, Edo tidak bisa memastikan apakah dia memiliki kesempatan mengunjungi tempat kelas atas seperti ini di masa depan.Selain itu, ada begitu banyak wanita di sin
Dalam hati Edo, Andre sudah menjadi gurunya. Jika Naila menyukai Andre, Naila mungkin akan menjadi istri gurunya di masa depan.Bagaimana Edo bisa membiarkan wanita ini mengkhianati gurunya?Namun, Naila sudah merangkak ke arah Edo dan berkata dengan suara lembut, "Bagaimana kalau kita mencobanya?"Edo berkata dengan sangat serius dan sungguh-sungguh, "Apakah menurutmu itu mungkin? Andre adalah guruku. Tapi, aku berselingkuh denganmu di sini. Kamu masih ingin mengiriminya foto. Apa dia masih akan menerima aku sebagai muridnya?""Aku nggak membiarkanmu menunjukkan wajahmu." Naila sudah merangkak di depan Edo. Dia bahkan meraba-raba tubuh Edo dengan sengaja.Edo mendorongnya menjauh. Edo tidak menyangka dirinya akan begitu jujur.Edo mendorong Naila hingga terjatuh ke bawah.Naila memelototi Edo dengan marah."Apa maksudmu? Apa aku nggak menarik?"Edo berkata dengan nada dingin, "Ini nggak ada hubungan kamu menarik atau nggak. Kuncinya adalah kamu adalah calon istri guruku. Kamu nggak bo
"Sebelumnya, kami pernah bersama. Apa hubungan ini cukup?""Lalu, bagaimana hubungan kalian sekarang? Apa kalian putus? Kenapa putus? Apa kamu yang mencampakkannya atau dia yang mencampakkanmu?""Kenapa kamu menanyakan pertanyaan ini?""Tentu saja, aku harus bertanya dengan jelas. Kalau kamu putus dengan cara yang sangat nggak menyenangkan, dia pasti nggak akan mendengarkanmu. Aku nggak ingin dibodohi olehmu."Edo berkata dengan sangat waspada.Naila memutar bola matanya. "Kamu nggak punya keterampilan, tapi kamu cukup pintar. Kalau kamu menggunakan kepintaranmu untuk hal lain, kamu nggak akan berakhir seperti ini."Edo tidak mau mengakuinya. "Aku hanya nggak punya kesempatan. Kalau aku punya kesempatan, aku pasti akan menjadi orang yang luar biasa."Naila tampak malas untuk berdebat dengannya. Dia hanya menunjukkan senyuman penuh arti pada Edo.Naila berkata sambil menatap Edo, "Andre dan aku putus dengan damai, tapi dia masih menyukaiku. Jadi, aku sangat yakin bahwa aku bisa meyakink
Terutama karena Andre dan Bella tinggal di Vila Dragonfly. Edo takut jika dia pergi, dia tidak akan bertemu dengannya lagi."Mudah. Saat kamu bertemu Tiano nanti, sampaikan pesan dariku."Edo memikirkan banyak kemungkinan. Namun, dia tidak menyangka wanita ini bahkan memiliki hubungan dengan Tiano?Edo bertanya dengan hati-hati, "Pesan apa itu?"Edo sedang mempertimbangkan dalam pikirannya, apakah dia ingin bekerja sama dengan wanita ini atau tidak?Mengapa Edo merasa sangat berbahaya?Dokter itu menatap Edo dan berkata, "Beri tahu Tiano, aku, Naila. Cepat atau lambat aku akan mengebiri dia.""Pftt ...."Edo hampir mati tersedak air liurnya sendiri.Edo tidak menyangka wanita ini akan memintanya mengatakan hal seperti itu pada Tiano.Edo bahkan ingin bersembunyi dari Tiano. Bagaimana mungkin dia mengatakan itu padanya?Edo segera menggelengkan kepalanya. "Nggak, nggak. Aku nggak bisa membantumu. Sebaiknya kamu cari orang lain.""Dasar Pengecut." Naila memutar bola matanya ke arah Edo.
Yuna menjadi semakin pemalu. Dia bahkan tidak berani menatap Edo. "Kamu nggak perlu memberitahuku. Aku bukan siapa-siapa bagimu."Yuna benar.Yuna tidak memiliki hubungan apa pun dengan Edo. Dia tidak akan peduli apa yang Edo lakukan dengan wanita lain, bukan?"Baiklah, kamu istirahat dulu. Aku pergi dulu."Setelah Yuna selesai berbicara, dia berlari pergi.Memikirkan apa yang baru saja terjadi, Edo merasa sangat malu.Untungnya, akhirnya tidak terjadi apa-apa.Edo berbaring di ranjang. Dia ingin tidur dengan nyenyak. Edo tidak memikirkan hal lain.Setelah beberapa saat, Edo tertidur.Edo tidur sampai sore.Nia dan Lina datang memanggil Edo.Ternyata semua orang telah bersiap untuk kembali."Waktu berlalu begitu cepat."Tanpa disadari, Edo sudah berada di sini selama tiga hari.Edo cukup enggan untuk pergi dari sini.Bagaimanapun, Edo tidak bisa memastikan apakah dia memiliki kesempatan mengunjungi tempat kelas atas seperti ini di masa depan.Selain itu, ada begitu banyak wanita di sin
Namun, Edo tidak berani berkata apa-apa karena Jessy sudah membuka pintu dan masuk.Yuna bersembunyi di balik tirai. Salah satu kakinya bahkan terlihat.Edo menjadi sangat panik.Jika Jessy mengetahuinya, Edo tidak dapat menjelaskannya lagi.Jadi, Edo segera duduk. Dia menggunakan tubuhnya untuk menutupi Yuna."Bu Jessy, kenapa kamu datang kemari?" tanya Edo dengan rasa bersalah dan malu. Edo merasa dirinya sangat sulit. Dia terluka, tetapi dia masih harus berakting.Jessy menggoyangkan tubuhnya sambil berjalan ke arah Edo. Kemudian, dia membungkuk hingga memperlihatkan dadanya pada Edo.Wanita ini memiliki tubuh yang seksi. Selain itu, dia sangat terbuka sehingga dia tidak takut dimanfaatkan."Aku bertanya padamu apa kamu masih ingin berhubungan denganku di masa depan?""Ah? Kenapa kamu bertanya seperti itu?""Karena kita akan kembali sore ini. Aku akan kembali ke sekolah. Setelah kembali, kita mungkin akan jarang kontak di masa depan.""Tapi, aku enggan melepaskanmu. Bagaimana dengan
Edo berpura-pura menemukan serangga itu, lalu dia menjentikkan tangannya dan berkata, "Aku sudah membunuh serangga itu. Bu Yuna, kamu nggak perlu takut."Yuna menghela napas lega. "Aku pernah digigit serangga besar ketika masih kecil. Sejak itu, aku sangat takut pada serangga.""Edo, terima kasih banyak."Edo berkata dengan nada bersalah, "Kamu nggak perlu berterima kasih. Ini bukan apa-apa.""Edo, apa kamu merasa nggak nyaman?"Mungkin karena Edo duduk terlalu lama. Saat ini, dia merasa bokongnya terasa gatal.Namun, Edo malu untuk memberi tahu Yuna."Apa pinggangmu nggak nyaman? Atau bokongmu nggak nyaman?" tanya Yuna dengan prihatin setelah menyadari keanehan Edo.Edo merasa bokongnya semakin gatal. Edo ingin menggaruknya, tetapi tangannya tidak bisa menggapainya.Meskipun Edo merasa sangat malu, bokongnya benar-benar gatal. Jadi, dia hanya bisa berkata kepada Yuna. "Bu Yuna, bisakah kamu menggaruk bokongku? Garuk dari luar saja. Aku nggak tahu kenapa, tapi bokongku tiba-tiba sangat
"Bu Yuna, apa kamu nggak membutuhkan aku lagi?" Saat Edo mendengar Yuna mengatakan ini, dia merasa sangat cemas dan sedih. Dia merasa dirinya tidak dibutuhkan lagi.Yuna tersenyum dan menjelaskan, "Lihat penampilanmu sekarang. Apa kamu masih bisa mengemudi?""Aku hanya meminta Charlene untuk mencarikan supir baru. Aku nggak bilang aku nggak menginginkanmu lagi.""Jadi, Bu Yuna masih menginginkanku, 'kan?"Saat Yuna mendengar apa yang Edo katakan, wajahnya langsung memerah sampai ke pangkal lehernya."Apa yang kamu bicarakan? Aku ini bosmu."Edo segera menjelaskan, "Maksudku, Bu Yuna akan mengajaku kembali bersamamu. Kamu nggak akan meninggalkanku di sini sendirian.""Tentu saja. Aku yang mengajakmu datang. Bagaimana mungkin aku nggak mengajakmu kembali?""Tapi, kamu terluka. Aku ingin mencarikan mobil baru untukmu dan mengantarmu pulang sendirian.""Nggak mau. Aku ingin bersama Bu Yuna," kata Edo tanpa sadar.Sorot mata Yuna tiba-tiba menjadi sedikit canggung.Edo tahu bahwa kata-katan
Agnes membalas, "Aku nggak sakit, aku baik-baik saja. Tahun ini, aku sudah berumur 23 tahun. Gadis-gadis di sekitarku sudah punya pacar. Aku hanya ingin dicintai dan disayangi oleh pria. Apa aku salah?""Selain itu, aku sudah dewasa. Apa salahnya aku merasakan perasaan itu?"Edo sedang membaca teks yang dikirim Agnes padanya. Tiba-tiba, Agnes mengirimkannya pesan suara yang berdurasi lebih dari 20 detik.Edo mendengar suara seksi Agnes. Edo samar-samar mendengar suara yang tak tertahankan dan memiliki keinginan tak terlukiskan itu."Edo, aku merasa sangat nggak nyaman sekarang. Kiki menolak untuk membantuku. Bisakah kamu membantuku?"Mendengarkan suara Agnes yang seksi, darah di tubuh Edo tiba-tiba bergejolak.Edo bahkan dapat membayangkan Agnes melakukan hal-hal memalukan sambil mengiriminya pesan.Hal yang terpenting adalah suara Agnes begitu menggoda. Seketika, dua foto yang dia kirimkan itu terlintas di benak Edo dengan tidak terkendali.Hal itu membuat Edo tanpa sadar mulai berfan
Posenya tampak sangat seksi. Selain itu, penampilannya itu sangat sugestif.Edo hampir mimisan.Edo benar-benar tidak menyangka Agnes yang tampak pendiam itu akan begitu terbuka.Bukankah dia sedang menggoda Edo untuk berbuat dosa?Edo tidak tahu apa yang terjadi. Kedua tangannya terus gemetar. Dia tidak bisa menahan diri untuk menyimpan foto itu.Lalu, Edo menjawab Agnes, "Apa yang kamu lakukan? Kalau Kiki tahu, dia akan salah paham. Kamu cepat hapus fotonya."Agnes tidak hanya tidak menghapusnya, dia bahkan mengirimi Edo foto lain. Foto itu bahkan terlihat lebih seksi.Agnes mengenakan pakaian pramugari dan stoking hitam. Dia duduk di bangku dengan kaki terbuka lebar. Rok di bawahnya sedikit terbuka hingga Edo memikirkan hal yang aneh-aneh.Terutama ekspresinya seperti guru yang sedang mengajar.Hanya melihatnya saja sudah membuat Edo ingin berbuat dosa.Tangan Edo semakin gemetar. Kemudian, dia segera menyimpan foto itu.Agnes bertanya pada Edo, "Apa kamu menyukainya?"Edo menjawab