Nancy menggeliat dan berkata dengan puas, "Oke, sudah waktunya aku pulang tidur. Kalau menemukan waktu yang tepat, kita berdua juga akan mempelajari estetika anatomi manusia."Aku menutupi tubuhku dengan sprei, mengantar Nancy ke balkon dan melihatnya memanjat balkon.Setelah dia kembali dengan selamat, aku berjalan ke kamar tidur utama.Kak Lina pasti terlalu banyak minum dan salah kamar, jadi dia masuk ke kamar tidur utama.Aku sedang berpikir untuk membawanya kembali ke kamarku.Setelah memikirkannya, aku memutuskan untuk melupakannya.Karena kami berdua memang ingin menciptakan ilusi bahwa kami sangat mabuk.Kalau begitu, biarkan kesalahan terjadi.Jadi, aku naik ke tempat tidur, memeluk Lina yang tertidur dari belakang dan tertidur.Malam ini, bukan hanya kedua rumah kami yang tidak ada kedamaian, tapi Johan yang menginap di hotel juga tidak ada kedamaian.Ketika Johan membayangkan aku tidur dengan istrinya, dia merasa sangat kesal.Dia menelepon Pak Candra dan ingin memecatku."H
"Benarkah? Biar Dokter Charlene merawatku kalau punya waktu." Johan menatap Bella sambil tersenyum lagi sambil menilai sosok cantik itu.Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjatuhkan wanita cantik seperti itu.Tapi, Bella mengabaikannya sepanjang waktu dan Johan ingin mengajak seorang gadis malam ini dan melampiaskan nafsunya.Jadi dia beralih ke pekerja magang muda.Magang itu tampak seperti berusia awal 20-an dan masih sangat lugu.Johan menawarinya bersulang, dia terlalu malu untuk menolak, jadi dia minum.Setelah minum beberapa kali, dia merasa pusing.Bella menyaksikan semua ini dengan dingin.Bagaimana mungkin dia tidak tahu apa yang dipikirkan Johan?Tapi, masalahnya adalah para pemimpin rumah sakit di sini adalah veteran, tapi tidak satu pun dari mereka yang mengambil tindakan untuk menghentikannya.Itu karena ada urusan bisnis antara pihak rumah sakit dan Johan.Jadi mereka membiarkan kesepakatan kotor ini berlanjut."Aku nggak mau makan, kalian makan saja," ucap B
Tidak ada yang bisa dia lakukan atau katakan.Dia merasa seperti baru saja menjatuhkan botol rempah-rempah, perasaannya yang sangat tidak menyenangkan.Bella kembali ke rumah dan berbaring di tempat tidur, lalu berguling-guling dan tidak bisa tidur.Apa yang terjadi malam ini sangat mengejutkannya.Bella mengeluarkan ponselnya dan ingin mencari seseorang untuk diajak mengobrol, tapi ternyata dia tidak bisa menemukan siapa pun.Saat dia bosan, dia teringat aku.Dia sama sekali tidak takut menggangguku dan langsung mengirimiku pesan, "Apakah kamu sudah tidur?"Sebenarnya aku sempat tidur sebentar, tapi aku terbangun lagi karena haus sekali.Begitu aku bangun, aku melihat ponsel berdengung dan bergetar, lalu aku mengetahui bahwa Bella sudah mengirimiku pesan.Saat itu sudah lewat jam tiga pagi. Kenapa wanita ini mengirimiku pesan di tengah malam?Apakah dia mencoba mengujiku lagi?Aku mengabaikannya, minum segelas air dan pergi tidur.Tapi, setelah beberapa saat, ponsel kembali berdengung
Bella, "Apakah aku sangat pendendam, judes dan kasar? Kenapa kamu berpendapat begitu?"Aku, "Apa nggak begitu? Pacarmu mengkhianatimu, jadi kamu mencari orang asing untuk diajak tidur dan mengkhianatinya. Selain itu, kamu selalu ingin mengontrolku dan bersikap merendahkan. Kalau aku mengatakan sesuatu yang membuatmu nggak senang, kamu langsung mengancamku."Aku tidak lagi bergantung pada wanita ini, jadi aku berani mengatakan apa pun.Tidak peduli apakah dia marah atau kesal.Bagaimanapun, aku tidak berencana untuk berinteraksi dengannya lagi di masa depan.Saat ini, emosi Bella hampir meledak karena marah melihat apa yang kukatakan."Bajingan ini berani mengatakan itu padaku. Apa sebenarnya yang ingin dia lakukan?"Sepanjang hari ini, kontras antara sebelum dan sesudah begitu besar sehingga sangat membingungkan Bella.Dia benar-benar tidak mengerti apa yang ingin aku lakukan?Bella langsung mencari foto pribadiku dan mengirimiku belasan foto.Usai mengirim, dia mematikan ponsel dan pe
Kak Nia menatapku dengan tatapan kosong, matanya begitu kecewa, "Jadi, kamu sudah lama berkolusi dengan Lina dan kamu terus menyembunyikannya dariku 'kan?""Kak Nia, aku nggak bermaksud begini, aku hanya nggak ingin melakukan hal yang menyakiti Kak Lina.""Aku mengerti, aku mengerti segalanya.""Kak Nia ....""Edo, kamu nggak perlu berkata apa-apa. Sebenarnya kamu sudah melakukan hal yang benar. Ini menunjukkan bahwa kamu ingin melindungi Lina dari lubuk hatimu yang paling dalam.""Lina wanita yang sangat baik. Kalau kamu memang bisa bersamanya, Kak Nia pasti akan merestui kalian."Entah kenapa aku merasa Kak Nia sangat lemah saat mengucapkan kata-kata tersebut.Bahkan ada rasa sedih.Aku merasa sangat tidak nyaman.Karena aku menipu Kak Nia dan melukai hatinya.Tapi, aku tidak tahu harus berkata apa?Kak Nia menghela napas panjang, lalu tersenyum dan berkata padaku, "Lakukan saja apa yang kalian rencanakan. Jangan khawatirkan aku dan kakakmu, karena aku sudah mendapatkan apa yang kuin
Saat ini, wajah Johan dipenuhi kebahagiaan.Pertama, dia akhirnya berhasil mendapatkan bukti perselingkuhan Lina.Kedua, karena magang perempuan itu melayaninya dan membuatnya sangat nyaman.Dia tidak takut pada apa pun sekarang dan bahkan secara terang-terangan membawa perempuan magang itu di sisinya."Kamu tampil bagus tadi malam. Kalau kamu tampil bagus lagi hari ini, aku akan meminta Pak Candra untuk langsung mengangkatmu sebagai pegawai tetap," kata Johan dengan ekspresi mesum sambil menyentuh kaki ramping magang itu.Mary Zega sama sekali tidak keberatan disentuh. Sebaliknya, dia berkata dengan gembira, "Pak Johan, kamu menyebalkan sekali. Kamu mengemudi sambil begitu. Bagaimana kalau kamu ditangkap oleh polisi lalu lintas?"Johan berkata, "Apa yang kamu takutkan? Kalau melewati jalan kecil, aku nggak akan ditangkap polisi lalu lintas.""Aku bekerja keras sepanjang malam tadi malam, aku benar-benar lemas hari ini. Kalau kamu nggak menyemangatiku, aku mungkin akan tertidur.""Aku
Dia tampak bingung, "Edo, apa yang kamu bicarakan? Bukankah dulu kamu bilang Lina selalu merayumu? Kamu juga bilang ingin membantu Kak Johan mengumpulkan bukti. Mana buktinya, cepat keluarkan."Menghadapi fitnah dari Kak Wiki, aku merasa agak marah."Kak, kapan aku bilang seperti itu?" tanyaku dingin.Kak Wiki tidak bisa berkata-kata dan terdiam untuk waktu yang lama.Diam-diam dia menarik lenganku dan berbisik di telingaku, "Edo, apa yang kamu lakukan? Inilah saat yang ditunggu-tunggu Johan. Jangan mengacau."Aku duduk diam dan wajahku tanpa ekspresi.Secara keseluruhan tentang rancangan Johan untuk menjebak Lina, kecuali Johan dan Kak Wiki, semua orang sebenarnya melindungi Lina secara sengaja atau tidak sengaja.Johan ingin menceraikan Lina tanpa pembagian harta, sehingga dia bisa melakukan hal tercela dan tak tahu malu apa pun.Lalu bagaimana dengan Kak Wiki?Ketika aku masih kecil, aku selalu merasa Kak Wiki adalah idolaku. Dia adil, baik hati, pandai dan selalu melindungiku.Aku
Lina sangat cantik dan memiliki latar belakang keluarga yang baik.Kalau dia lebih sadar saat itu, dia akan menjalani kehidupan yang layak dan bermartabat sekarang, daripada berada dalam kekacauan seperti sekarang.Wanita mana pun pasti menyesali pengalaman seperti itu.Aku tidak begitu mengerti suasana hati Lina saat ini, tapi aku benar-benar merasa kasihan padanya.Dijebak oleh suami sendiri.Adakah yang lebih menjijikkan dari ini di dunia ini?"Sayang, jangan sedih. Sekarang kita punya bukti perselingkuhan bajingan ini, ceraikan saja dia!"Johan melirik kami.Dadanya naik dan turun dengan keras.Pembuluh darah di wajahnya juga menyembul."Kalian ... kalian ternyata bekerja sama untuk berbohong padaku, Wiki, Nia, padahal aku sangat mempercayai kalian. Kalian ternyata berani mengkhianatiku!"Kak Wiki segera berdiri dan menjelaskan, "Johan, aku nggak berbohong padamu, aku nggak mengetahui hal-hal ini sama sekali. Edo, tolong jelaskan beberapa patah kata untuk Kakak."Aku tidak mengatak