Share

Bab 88. Chavela Dalam Bahaya

Author: El Hawra
last update Last Updated: 2024-09-24 14:02:10

“Selamat malam Raul, jika kamu ingin bertemu Elena, datanglah besok sore ke bangunan yang ada di belakang taman kota.”

Raul tertegun, “Nomor siapa ini? Apa mungkin orang-orang yang aku suruh menyelidiki keberadaan Elena?”

Raul mencoba mengamati isi pesan itu, dan membandingkannya dengan pesan-pesan mereka sebelumnya. Dan dia menemukan sedikit kejanggalan.

Orang-orang suruhannya akan selalu memanggilnya tuan, sedangkan pesan terbaru itu memanggil nama depannya langsung. Seolah pesan itu dikirim oleh orang yang sudah sangat mengenalnya, seperti teman atau keluarga.

“Maaf, ini dengan siapa?” Raul mencoba membalas.

“Kamu tidak perlu tahu siapa saya, tapi saya tahu tentang Elena dan di mana dia berada.”

Raul kembali tertegun, apa benar apa yang dikatakan orang itu? Tapi siapa dia?

“Julio, tolong kamu periksa nomor ini, apakah nomor itu salah satu orang suruhan kita?”

Untuk menghilangkan penasarannya, Raul segera mengirimkan nomor pengirim pesan tadi kepada sang asisten untuk memeriksanya.
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rosalinda
seru, jadi ikut tegang, lnjut thor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 89. Kamu Menjebakku

    “Elena…” terdengar suara seseorang memanggilnya dengan lembut. Elena tertegun, suara itu berasal dari arah belakangnya. Perlahan Elena membalikkan tubuhnya, saat itu Mia juga telah tiba di tempat yang sama, namun ia masih berada beberapa meter dari tempat Elena berdiri.Elena Terbelalak manakala ia telah berhadapan dengan si empunya suara yang memanggilnya. Seorang pria tampan berdiri mematung, dengan tatapan seakan tak percaya, namun kemudian senyum pria itu pun terbit dengan sangat menawan.“Elena… Apa kabar?” tanya Raul dengan suara yang sangat lembut, perlahan ia mendekati Elena yang masih diam termangu.“Stop Raul!” Teriak Elena sambil mundur selangkah. “Jadi kamu yang menelepon tadi? Kamu menjebakku dengan mengatakan Vela dalam bahaya? Di mana Vela?”Tentu saja Raul terkejut mendengar teriakan Elena yang penuh kemarahan itu, dia sendiri baru saja datang karena mengikuti arahan orang yang mengirim pesan agar dia datang ke tempat itu, untuk bertemu dengan Elena.“Apa maksudmu, Ele

    Last Updated : 2024-09-24
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 90. Memecahkan Masalah

    “Brengsek kamu!” teriak Chavela kembali meradang, ia memukuli Raul dengan tasnya. Ini kedua kalinya gadis itu mengamuk pada Raul, sebelumnya ketika Raul datang ke desanya, Chavela yang mendengarkan percakapan Raul dengan pamannya menjadi naik pitam. Kemarahannya tidak bisa terkontrol lgi.Malam ini, ketika dia baru saja menginjakkan kaki di rumah sakit, matanya langsung menangkap seorang lelaki yang dikenalnya, tengah berdiri seperti orang linglung, seketika emosi Chavela meluap. Tidak bisa dipungkiri, semua orang yang datang bersama Diego menduga kalau Raul yang telah memperdaya Elena, dengan menelepon wanita itu dan mengatakan kalau Chavela dalam bahaya.Itu sebabnya, ketika melihat Raul, Chavela yang semula lemas langsung berlari menghampiri Raul, dan menghantam lelaki itu.“Masih kurang puaskah kamu menyakiti kakakku? Tidak cukupkah kamu membuat dia menderita sekian lama, hah? Elena sekarang sudah bahagia, dia tidak mencintaimu! Tapi kenapa kamu masih mengganggunya dengan trik li

    Last Updated : 2024-09-24
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 91. Kamu Percaya Padaku, Kan?

    “Nona Chavela dan tuan Miguel, saya butuh bantuan Anda berdua.” Mario berkata pada Chavela dan Miguel, saat itu Chavela sudah tenang kembali. Gadis itu duduk terkulai di samping Miguel, ia meletakkan kepalanya di pundak pemuda itu.Demi mendengar suara tuan Mario, Chavela mengangkat kepalanya dari bahu Miguel, lalu keduanya berdiri dan mendekati Mario.“Ya tuan Mario. Apa yang bisa kami lakukan?” tanya Miguel sigap, pemuda itu berdiri sambil menggandeng Chavela yang terlihat lemas.“Apakah kalian mengenal wanita ini?” tanya Mario pada Miguel dan Chavela.“Ya, kami pernah bertemu sekali di rumah tuan Mendez, waktu itu dia mengaku sebagai nyonya Mendez.” Raul menghela napas panjang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, saat mendengar ucapan Miguel itu.“Lalu yang ini?” Mario menujukkan foto yang lainnya. Sontak Chavela terbelalak melihat foto itu.“Itu wanita yang kami temui di club kemarin malam!” seru Chavela, “kata Elena itu sepupu kakak ipar.” Chavela menatap Diego, namun lelaki

    Last Updated : 2024-09-25
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 92. Penyesalan Datang Terlambat

    “Mia, ada yang ingin aku tanyakan padamu.” Elena berkata dengan tatapan masih ke atas langit-langit kamar.“Ya Elena, apa yang mau kamu tanyakan atau katakan,” jawab Mia sambil lebih mendekatkan kursi ke samping tempat tidur. Elena menghela napas, lalu menoleh kepada kepala pelayan di kediaman Rodriguez yang sangat setia padanya.“Mia, tolong ceritakan padaku, apa yang terjadi setelah aku tidak sadarkan diri.”Mia mengangguk, wanita paruh baya itu pun menceritakan semua, dari mulai Raul membopong Elena, dan membawanya ke rumah sakit. Hingga Chavela mengamuk memukuli Raul serta diskusi mereka yang menarik dugaan sementara kalau Emma dan Beatriz berada dibalik kejadian ini.Elena tertegun, “Kasihan Raul jadi sasaran kemarahan Vela, anak itu memang seperti itu dari dulu, suka bertindak spontan tanpa dipikir panjang lagi.”“Benar, bahkan pelipis tuan Mendez sampai berdarah terkena hantaman tas non Vela, tapi beliau tidak melawan. Untungnya tuan Miguel segera bertindak memeluk non Vela dan

    Last Updated : 2024-09-25
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 93. Mama...

    “Raul, kamu kenapa, sayang?!” teriak nyonya Victoria ketakutan, “Carmen!”Nyonya Victoria berteriak memanggil Carmen, wanita kepala pelayan Mendez itu datang dengan tergopoh-gopoh.“Carmen, Cepat panggil dokter!” perintah nyonya Victoria, wanita itu sangat takut melihat kondisi putranya.“Raul, kenapa begini sayang. Kamu harus kuat, Nak…” Nyonya Victoria berkata lirih, ia memeluk Raul, tubuh lelaki itu melemas, Raul pun tak sadarkan diri.Air mata segera menyergap nyonya Victoria, wanita itu tak kuasa lagi menahan tangisnya. Dia bisa merasakan beban dan penderitaan berat yang dialami putranya.Sejak kecil, Raul adalah anak yang penurut pada orang tua, terutama pada neneknya yang sangat menyayanginya. Kepribadiannya hangat, namun sangat tertutup jika menyangkut masalah pribadi. Sebagaimana pemuda lainnya yang tinggal di kota-kota besar, tidak dipungkiri, Raul kerap berkencan dengan gadis-gadis, namun dia tidak pernah menjalin hubungan serius. Nampaknya, Elena adalah satu-satunya wanit

    Last Updated : 2024-09-26
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 94. Kita Berhutang Nyawa

    Elena nyaris tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Tanpa sadar bibir Elena bergetar.“Mama….”Namun sesaat berikutnya Elena kembali tercengang, wanita itu menjatuhkan diri, lalu berlutut di bawah kaki Elena dengan air mata berderai.“Elena, maafkan mama yang berdosa ini, mama sudah banyak menyakitimu di masa lalu. Maafkan mama Elena, mama sangat menyesal. Mama menyesali semua kebodohan dan perlakuan mama dulu, mama mohon maafkan mama….”Nyonya Victoria sudah tidak lagi mempedulikan harga dirinya, rasa penyesalan yang selama ini menyiksanya membuatnya tak bisa lagi untuk menguasai diri. Wanita itu menangis tersedu-sedu sambil mencium kaki Elena.Sontak Elena berjongkok lalu membantu nyonya Victoria berdiri.“Oh tidak, mama. Apa yang mama lakukan? Mama tidak boleh melakukan ini padaku, seorang ibu tidak boleh berlutut apalagi bersujud pada anaknya.”Nyonya Victoria terkesima mendengar ucapan Elena, ditatapnya wajah cantik di hadapannya dengan rasa takjub bercampur malu. Elena seger

    Last Updated : 2024-09-26
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 95. Bangun Raul

    “Raul, bangunlah sayang. Kenapa jadi begini. Sudah aku katakan perempuan itu jahat, dia tidak peduli dengan perasaanmu...” Seorang wanita duduk di atas kursi di samping tempat tidur Raul, dia memegangi tangan lelaki itu sambil menangis.Seketika nyonya Victoria menjadi naik pitam, ia bergegas mendekati wanita itu, lalu dengan kasar menariknya dari kursi.“Jangan dekati anakku!” teriak nyonya Victoria marah.“Tia…,” sahut Beatriz lirih, “aku dengar Raul sakit makanya aku ke mari, aku sedih Tia, Raul koma….”“Tutup mulutmu Beatriz, simpan air mata buayamu! Kamu kira aku nggak tahu apa yang kamu lakukan, hah? Kamu yang ada di balik semua kekacauan ini!”“Tia, apa maksudmu? Semua gara-gara perempuan sialan itu. Raul meregang nyawa begini, dia enak-enakan dengan lelaki lain….”Plakk!Belum selesai Beatriz melanjutkan kalimatnya, namun sebuah tamparan mendarat di pipinya.“Tia, mengapa kamu menamparku?” tanya Beatriz sambil memegangi pipinya, air mata wanita itu mengucur deras.“Sudah aku b

    Last Updated : 2024-09-27
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 96. Diantara Dua Pria

    “Di mana Elena, Ma?” tanya Raul sambil tengak-tengok. Nyonya Victoria terdiam, dia bingung bagaimana menjelaskannya pada Raul, khawatir putranya menjadi shock lagi.“Elena….”“Apa Elena sudah kembali ke kediaman Rodriguez, Ma?” tanya Raul menyambung perkataan ibunya, nyonya Victoria mengangguk pelan.“Ma, apa tuan Diego tahu kalau Elena ke mari?” desak Raul lagi, ia khawatir jika Elena datang tanpa sepengetahuan suaminya.“Iya, Nak. Tuan Diego mengizinkan Elena ke mari, beliau juga titip salam padamu.”Raul menghela napas panjang, namun kemudian lelaki itu tersenyum.“Syukurlah, Ma. Elena sekarang sudah hidup bahagia, dia memang pantas mendapatkan kebahagiaan.”Keheningan sejenak mendera ruangan itu, ibu dan anak itu tenggelam dalam pikirannya masing-masing. Nyonya Victoria mengangguk perlahan membenarkan ucapan putranya, Elena memang pantas mendapatkan kebahagiaan, dia wanita yang baik, hatinya bersih dan tulus.“Ma, mama tahu? Elena sekarang sedang mengandung, Ma. Kelak aku akan mi

    Last Updated : 2024-09-27

Latest chapter

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 158. Malam Yang Menggelora

    “Tuan muda…” Raul dan Elena menghentikan langkah mereka, keduanya saling menatap lalu membalikan tubuh mereka.Seorang lelaki paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Raul dan Elena. Wajah lelaki itu ditumbuhi janggut dan jambang lebat, ia mengenakan mantel hitam dan penutup kepala rajut serta syal abu-abu membelit lehernya. Tatapan lelaki itu lurus pada Raul dengan tatapan penuh tanya.“Ah, paman. Senang bertemu denganmu kembali,” sambut Raul sambil tersenyum, ia menyalami pria itu dengan ramah.“Saya juga senang bisa melihat tuan muda lagi, dan…” Pria itu terdiam sejenak, ia melihat pada Elena, seulas senyum menghiasi wajahnya, “sepertinya, tuan telah menemukan apa yang Anda cari.”“Haha, itu benar paman,” sahut Raul bahagia dan bangga, “Oya, ini Elena, cintaku yang selama ini aku cari.” Raul mengenalkan Elena pada lelaki itu, “Sayang, ini paman penjaga makam, beliau tinggal di sekitar sini. Dulu disaat masa-masa suram dan kehancuran hatiku, paman ini yang menemaniku dan mem

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 157. Lupakan Yang Sudah Terjadi

    “Mia, ada apa?” tanya Elena bingung melihat perubahan ekspresi Mia yang seperti ketakutan. Begitu pun Raul dan Mario serta Chavela dan Miguel, mereka semua yang ada di tempat itu kebingungan.“Mia, apa yang membuatmu terlihat cemas dan ketakutan begini? Kamu sekarang sudah aman bersama kami,” ujar Raul yang ditimpali dengan anggukan yang lain.“Tuan, nyonya… Bagaimana dengan Emma? Sa-saya khawatir dia akan kembali melakukan hal-hal yang buruk.” Mia mengungkapkan kekhawatirannya dengan suara terbata-bata. Masih segar dalam ingatannya bagaimana Emma melakukan berbagai manipulasi. Sewaktu Diego masih hidup saja Emma sangat berani, apalagi sekarang. Dan semua itu sudah terbukti, bahkan ia sendiri sudah menjadi korban kekejaman Emma.“Kamu tenang saja, Mia. Dalam insiden terakhir, orang-orang kita berhasil melumpuhkan orang-orangnya Emma. Tidak lama kemudian polisi pun datang membekuk mereka.”Kali ini Mario angkat bicara, karena dia ada dikejadian terakhir dalam baku hantam dengan orang-o

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 156. Jangan Pergi Lagi

    Keesokan harinya Elena membuka mata dan mendapati dirinya masih dalam pelukan hangat Raul. Lelaki itu memeluknya erat seolah takut kehilangan lagi. Elena tersenyum, ditatapnya pria tampan di sampingnya yang tertidur nyenyak itu. Perlahan Elena mengangkat tangan Raul, namun tangan kekar itu tidak bergerak, malah memeluknya semakin erat.Elena hanya menghela napas panjang. “Raul…” Lelaki itu hanya menggeliat sebentar, namun tidak melepaskan tangannya dari pinggang Elena.“Raul… Sudah pagi, aku lapar…” gumam Elena pelan.“Selamat pagi, sayang,” sahut Raul sambil tersenyum, ia membuka matanya, lalu mencium kening Elena lembut. “Ya sudah kamu mandi dulu, aku akan siapkan sarapan kita.”“Apa? Kamu mau menyiapkan sarapan?” tanya Elena heran.“Loh memangnya kenapa?”“Sudahlah Raul, tunjukan saja dapurnya di mana biar aku siapkan sarapannya.”“Tidak-tidak, sayang. Kamu adalah ratuku, maka kewajibanku untuk melayanimu. Kamu bersih-bersih diri dulu, di lemari itu ada pakaianmu, aku pikir masih f

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 155. Menikahlah Denganku

    “Elena? Ada apa?” tanya Raul cemas.“Raul, Mia… tolong selamatkan Mia, Emma sudah menyiksanya, dia bahkan nyaris membunuh Mia jika aku tidak mau menandatangani berkas-berkas itu.”Elena menjadi sangat syock, tubuhnya bergetar ketakutan, air matanya tidak terbendung lagi, seketika dia teringat kembali bagaimana kejamnya orang-orang itu menyiksa Mia.Raul segera merengkuh Elena ke pelukannya, ia berusaha menenangkan wanita itu.“Tenang Elena, semua baik-baik saja. Mia sudah berada di tempat yang aman,” ucap Raul sambil mengelus punggung Elena.“Maksudmu? Mia?”“Ketika kami tiba di tempat itu, kami menemukan Mia tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, tidak jauh dari tempat kamu disekap. Aku memerintahkan Miguel dan beberapa orang untuk membawa Mia ke rumah sakit.”“Migu? Berarti Vela…?”“Ya Elena, sebenarnya Vela juga ikut dalam misi penyelamatan dirimu, tapi aku meminta Vela untuk menunggu di mobil.”“Oh, aku harus menemui adikku, dia pasti cemas…” Elena hendak bangun, na

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 154. Semua Sudah Jelas

    Perlahan Elena membuka matanya, lalu berkedip-kedip sambil memperhatikan sekeliling. Ia menyadari dirinya terbaring di atas sebuah tempat tidur di dalam sebuah kamar yang nyaman. Elena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, terakhir yang ingat ketika ia akan menandatangani berkas yang disodorkan Emma, tiba-tiba datang serangan dari sekelompok orang bertopeng, mereka menyerang Emma dan orang-orangnya, lalu salah satu dari mereka menangkap tubuh Elena yang dilemparkan oleh orangnya Emma, kemudian membawanya pergi, setelah itu Elena tidak ingat apa-apa lagi.“Siapa sebenarnya mereka? Dan, di mana aku sekarang?” gumam Elena, ia mencoba bangun namun tubuhnya terasa lemas. Elena ingat, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun. Tanpa sengaja Elea menoleh ke samping tempatnya terbaring, sebuah meja penuh dengan makanan dan minuman. Elena menelan ludah, seketika rasa lapar menyergapnya. Ingin rasanya ia menyantap makanan-makanan itu agar tubuhnya mempunyai energi. Tapi tidak, Elena

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 153. Siapa Mereka?

    “Tidak…! Hentikan!!” Elena berteriak histeris, ia tak tahan melihat Mia disiksa seperti itu. Tubuh Elena bergetar ketakutan. “Hentikan Emma, lepaskan Mia, dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Urusanmu adalah denganku.”“Hmm, bagus. Sekarang cepat tanda tangani berkas-berkas itu, atau kau akan melihat perempuan tua itu mati.”“Baiklah Emma, aku akan turuti keinginanmu, tapi lepaskan Mia, biarkan dia pergi.” Elena mencoba mengajukan persyaratan.“Apa?” Emma bertanya sambil mendekati Elena, “kamu mau mencoba mengelabuiku hah? Setelah dilepas perempuan tua itu akan mencari bantuan, itu kan rencanamu, kamu pikir aku bodoh!”“Tidak, Emma. Aku sungguh-sungguh akan memenuhi keinginanmu, aku akan menandatangani berkas-berkas ini. Aku hanya tidak ingin ada korban dalam masalah ini.” Elena berkata dengan kesungguhan pada kata-katanya, perlahan ia melihat pada Mia yang sudah tidak berdaya.“Lihatlah, Mia sudah terluka dan tidak berdaya begitu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau car

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 152. Cepat Tanda Tangani!

    “Apa maksudmu, Emma? Dan apa yang kamu inginkan?” Elena bertanya dengan tenang, meskipun dia sudah bisa meraba apa yang diinginkan Emma.Demi melihat ketenangan sikap Elena, Emma menjadi gusar, ia mendekati Elena lalu dengan geram menarik rambut wanita itu hingga Elena merasa kesakitan, ia memejamkan mata dan mengigit bibirnya menahan rasa sakit. Namun ia tidak berteriak, sebisa mungkin ia menahannya dan berusaha untuk tenang.“Jangan pura-pura lugu, aku tahu meskipun kamu perempuan kampung tapi kalau soal harta kamu tidak bodoh. Itu sebabnya kamu mau menikahi lelaki lumpuh yang sudah mau mati, sehingga bisa menguasai seluruh harta Rodriguez.” Emma berkata berang.“Bukan begitu, Emma. Sedikitpun aku tidak ada keinginan menguasai harta Rodriguez.” Elena berkata pelan, ia terdiam sesaat lalu menatap Emma dengan kesungguhan di matanya. “Begini saja Emma, aku akan memberikan bagianku padamu. Aku hanya akan mendampingi putraku hingga dewasa, setelah itu aku akan mengelola milik keluargaku

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 151. Apa Yang Kau Inginkan

    Malam terus merangkak hingga kegelapan menyelimuti sekeliling, hanya lampu-lampu jalan dan juga lampu-lampu dari celah jendela setiap bangunan yang menjadi pemandangan malam itu. Raul dan rombongannya mengambil jalan pintas sehingga tidak melalui jalan utama kota. Untungnya, Raul dulu aktif melakukan kegiatan outdoor, sehingga dia hapal setiap sudut wilayah kota itu.Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, mereka pun tiba di daerah yang di tuju. Raul menghentikan mobilnya diikuti mobil-mobil lain di belakangnya. Raul segera turun, begitu pun Mario dan Miguel. Mereka mengamati sekeliling tempat itu.Miguel kembali melihat map di ponselnya, dan memang titiknya sangat tepat. “Di arah sana lokasinya, tuan.” Migu menunjuk arah sesuai petunjuk peta. Raul dan Mario mengamati arah yang ditunjuk Miguel.“Yah benar, di sana ada bangunan yang terpisah dengan bangunan lainnya, tempatnya terpencil, kalau tidak salah dulu dipakai sebagai istal untuk menyimpan kuda, tapi sepertinya sud

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 150. Misi Penyelamatan

    “Bagaimana kalau kita menjebak Emma.” Miguel mengemukakan pendapatnya. “Maksudnya menjebak bagaimana, tuan Miguel?” tanya Mario tertarik.Miguel menghela napas lalu melihat pada Clara, “Kita akan mencari tahu di mana keberadaan Emma melalui nyonya Clara.”“A-apa? Maksudnya bagaimana, tuan?” tanya Clara bingung sekaligus khawatir, “kalau tuan meminta saya menanyakan Emma di mana, pasti dia tidak akan memberitahu, yang ada malah akan curiga kepada saya.”“Tidak, saya tidak akan meminta nyonya menanyakan di mana lokasi Emma,” sahut Migu sambil mengeluarkan ponselnya. “Tapi kita akan melacak keberadaan Emma melalui nomor teleponnya.”“Apa itu efektif, Migu?” tanya Raul penasaran.“Selama lokasinya akurat, maka akan sangat efektif, tuan. Yang penting ponsel sasaran harus aktif dan untuk memastikan kita bisa meminta nyonya Clara menelepon Emma.”Raul mengangguk mengerti, begitu pun Mario dan yang lainnya. “Vela, tolong pinjamkan aku laptopmu, supaya kita bisa melihat peta lebih leluasa diba

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status