Setelah makan siang, Bradlie mengantar Naomi kembali ke kantornya. Ketika masuk, Naomi bisa merasakan ada yang salah dengan suasana di dalam. Sementara itu, Alviva memberinya isyarat mata dengan melirik ke arah ruangannya.Jantung Naomi sontak berdetak kencang. Dia bertanya, "Dia sudah datang?" Maksud Naomi adalah Clay."Ya," jawab Alviva yang mengangguk. Clay gagal mendapatkan proyek di tanah pinggiran timur kota, jadi sudah pasti mengincar tanah di sekitarnya. Itu sebabnya, begitu perusahaan lain yang ikut serta mengambil tindakan, dia pasti akan langsung mengetahuinya.Naomi baru bertemu Reyna di Sadle Group pagi ini, tetapi Clay sudah datang siang ini. Naomi menarik napas dalam-dalam sambil merapikan pakaiannya sebelum memasuki ruangannya. Tercium bau rokok yang kuat!Di depan Clay adalah gelas air sekali pakai. Di dalamnya terdapat banyak puntung rokok yang terendam air. Jadi, pria ini pasti datang tidak lama setelah dia keluar.Clay yang mendengar suara pun menoleh. Lirikannya ya
Naomi masih menatapnya dengan senyuman. Ekspresinya yang seperti ini pun membuat Clay menjadi makin gusar.Saat berikutnya, Clay sontak bangkit dari kursi dan meninju meja kerja Naomi dengan kuat sampai barang-barang di atasnya berguncang."Ya, aku yang menyuruh Alviva mengunggahnya. Awalnya aku ingin memperlihatkannya kepadamu dulu, kamu juga tahu itu," ucap Naomi."Kenapa kamu tega melakukan hal seperti itu?" tanya Clay. Naomi yang mendengarnya pun merasa bingung. Apakah dirinya salah? Dia hanya memberikan serangan balik untuk mereka! Jadi, apa ada yang kurang tepat dari tindakannya ini?Naomi menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan seluruh emosinya. Kemudian, dia berucap dengan dingin, "Sebaiknya kamu segera keluar dari sini.""Naomi, kalau terjadi sesuatu padanya, kamu harus tanggung akibatnya!" pekik Clay, lalu langsung meninggalkan ruangan tersebut.Sekujur tubuh Naomi gemetar saking emosinya. Dia menatap punggung Clay sembari berseru dengan berang, "Aku nggak takut padamu!"
Naomi sudah beberapa hari tidak bertemu Yuki. Setelah pulang kerja, dia langsung membeli sayur untuk memasak bersama Yuki. Selesai memasak, keduanya membuka bir. Naomi meneguknya sampai setengah botol.Yuki yang melihatnya pun terkesiap. Dia tahu bahwa toleransi alkohol Naomi kurang baik. "Sebaiknya kamu jangan minum lagi, aku yang repot kalau kamu mabuk."Yuki mengambilkan daging sapi untuk Naomi, berharap sahabatnya ini makan terlebih dahulu. Naomi pun menyantapnya, lalu keduanya sama-sama tersenyum. Keduanya memiliki tipe badan yang tidak bisa gemuk meskipun makan banyak. Itu sebabnya, mereka tidak pernah menjaga makan."Sepertinya kamu lagi punya masalah," ucap Yuki sembari menatap Naomi. Bagaimanapun, mereka sudah berteman lama sehingga dia bisa mengetahuinya dengan mudah.Naomi tidak menjawab dan hanya meminum bir. Melihat ini, Yuki pun tahu bahwa dugaannya benar, bahkan ini adalah masalah besar.Sesudah meneguk birnya lagi, Naomi baru menyahut, "Mauren benar-benar buta sekarang.
Bagaimanapun, Naomi tidak akan membiarkan Yuki mengonfrontasi Clay secara langsung saat ini. Temperamen Yuki dan Naomi pada dasarnya sangat lembut. Namun, mengingat Clay berulang kali mempersulit Naomi demi wanita itu, mereka jadi naik pitam."Kamu kembali ke kamar dulu," ujar Naomi. Meskipun sikap Yuki ini sangat membuat Naomi tersentuh, tetap saja dia tidak boleh berhadapan langsung dengan Clay. Didengar dari suaranya, tendangan itu bisa saja berakibat fatal jika mengenai tubuh manusia. Naomi sendiri sudah melihat bagaimana penampilan Clay saat dia marah."Lalu bagaimana denganmu?" tanya Yuki yang kesal, sekaligus cemas terhadap Naomi."Aku bisa menghadapinya," jawab Naomi. Semua kejadian ini sudah dalam dugaannya. Bahkan Naomi saja masih merasa marah padanya, lantas apa hak Clay untuk marah terhadap Naomi? Pada akhirnya, Yuki kembali ke kamarnya.Bruk bruk bruk! Saat berjalan ke depan pintu, Naomi kembali mendengar suara pintu ditendang.Mendengar suara tetangga yang membuka pintu,
"Memangnya dia pantas?" tanya Naomi dengan ketus. Wanita ini tidak sanggup menerima permintaan maaf dari Naomi. Meskipun sudah lama mati rasa, tetap saja Naomi merasa kecewa terhadap Clay. Wajah Naomi yang cantik ini telah menutup tampangnya yang menyedihkan tadi. Bahkan sudah buta sekalipun, Mauren bisa merasakan betapa kuatnya aura Naomi sekarang.Mauren bergidik ngeri. Dia mengernyitkan alis, hatinya benar-benar membenci Naomi! Padahal Naomi juga hanya seorang yatim piatu, atas dasar apa dia punya kepercayaan diri dan aura sekuat ini?Saat Naomi dan Clay saling berhadapan, aura mereka saling melawan sehingga membuat suasana di kamar pasien itu semakin mencekam."Kak Clay!" panggil Naomi sambil menarik lengan baju Clay. Gerakan kecil ini membuat orang merasa kasihan padanya. Naomi menatap jari-jari Mauren yang ramping itu dengan tatapan sinis. Clay juga tidak menyingkirkan tangan Naomi! Selama bertahun-tahun menikah, Clay tidak pernah membiarkan wanita lain menyentuhnya, bahkan gerak
Setelah Naomi pergi, ruangan itu hanya tersisa Clay dan Mauren. Clay berdiri untuk menyelimuti Mauren, nada bicaranya juga tidak seketus lagi saat berkata, "Maaf, tadinya aku mau menyuruhnya minta maaf padamu."Clay tidak menyangka Naomi akan begitu keras kepala. Bahkan setelah melakukan banyak kesalahan dan melihat kondisi tragis Mauren, Naomi tetap saja masih begitu keras kepala. Clay benar-benar tidak mengerti, sekejam apa hati seseorang yang bisa melakukan semua itu.Mauren berkata, "Aku nggak apa-apa, kalian jangan bertengkar lagi demiku. Aku harap kamu bisa baik-baik saja." Ucapannya ini terdengar begitu tulus. Namun Mauren sangat paham, semakin dia bersikap seperti ini, Clay justru akan semakin benci pada Naomi."Kami sudah nggak mungkin bersama lagi!" sergah Clay setelah Mauren menyelesaikan ucapannya. Pernyataannya ini terdengar begitu yakin. Kebenciannya terhadap Naomi telah melampaui keengganannya untuk bercerai dengan wanita itu.Saking bencinya, Clay bahkan menganggap hubu
Saat mendengar suara itu adalah Naomi, wajah lembut Mauren langsung berganti menjadi kekejaman. Saat memasang ekspresi ini, keduanya tampak sedikit mirip. Seakan-akan, mereka berdua memiliki kesamaan."Untuk apa kamu datang?" tanya Mauren dengan sinis dan menantang. Selain itu, ada juga rasa bangga yang tersirat dalam nada bicaranya. Semua emosi bercampur menjadi satu, tak perlu diragukan lagi, dia ingin memprovokasi Naomi.Sayangnya, Mauren salah. Dia tidak bisa lagi membuat Naomi marah dengan cara seperti ini. Naomi hanya tersenyum tipis. "Aku datang untuk melihat seberapa tragisnya dirimu! Lumayan, memang seperti yang kuinginkan."Perasaan bangga Mauren langsung terhapuskan karena ucapan Naomi. Tubuhnya langsung menjadi kaku."Huh, terus saja kamu berlagak sok. Penglihatanmu juga nggak akan bertahan lama lagi, aku menantikan hari di mana aku akan melihat sosokmu yang tragis!""Kenapa?" tanya Naomi. Harus diakui, Naomi sebenarnya merasa agak takut terhadap ucapan Mauren. Mengingat Cl
Di rumah sakit.Saat Clay tiba, darah di kamar pasien itu bahkan belum sempat dibersihkan. Clay melihat perawat sedang membereskan kain seprai yang dinodai darah. Clay langsung membelalakkan matanya melihat pemandangan tersebut. Melihat Clay yang berdiri di sana, perawat itu terkejut sejenak karena aura Clay terlalu mengintimidasi."Di mana dia?" bentak Clay dengan marah.Perawat itu terkejut hingga menjawab dengan terbata-bata, "Bu Mauren sedang dalam penyelamatan."Begitu ucapan itu dilontarkan, Clay langsung berlari ke arah UGD. Saat dalam perjalanan, dia mengira Mauren hanya sedikit terluka. Namun saat melihat ranjang dan bekas darah yang tergenang di lantai tadi .... Seberapa parah pendarahan Mauren sampai bisa jadi seperti itu? Pada saat ini, Clay merasa napasnya tercekat.Eden datang menyusul ke depan pintu UGD."Bagaimana?" tanya Clay.Eden menjawab, "Sudah masuk cukup lama, tapi belum keluar juga. Tadi mereka juga mengeluarkan pemberitahuan gawat darurat." Clay langsung merind
Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia
Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N
Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-
"Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor
Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C
Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"
Begitu Indira melontarkan ucapannya, suasana menjadi hening. Mauren memang tidak menyukai Corin, dia bahkan menganggap Corin sebagai rekan yang tidak bisa dipercaya. Namun, status Corin di Keluarga Harison masih berguna bagi Mauren.Melihat Mauren yang tidak berbicara, Indira berujar dengan tatapan dingin, "Mauren, aku ingat kamu itu pintar sekali. Jadi, jangan bertindak bodoh."Mauren menyahut, "Nggak ada yang memberikannya kepadaku, itu ponselku sebelumnya.""Benaran?" tanya Indira."Iya," jawab Mauren sembari mengangguk.Indira menarik napas dalam-dalam dan berusaha menahan emosinya. Kemudian, Indira berdiri dan melirik pelayan di belakang Mauren sekilas. Indira mengulurkan tangan dan pelayan yang merasa gugup berujar, "Nyo ... Nyonya."Mauren yang mendengar suara pelayan bertanya, "Apa maksud Bu Indira?"Indira menyahut, "Mauren, aku harap kamu nggak menelepon Clay lagi."Mauren bertanya balik, "Apa karena kakakku? Seingatku, kamu nggak menyukainya."Indira menjelaskan, "Tapi, kamu
Clay dan Naomi saling menatap dan berselisih satu sama lain. Mereka sama-sama memancarkan aura yang menakutkan. Tak lama kemudian, Clay berkata, "Naomi, nyalimu besar sekali!""Clay, jangan memaksaku!" ucap Naomi. Dia bersedia tinggal di sini karena situasi yang dihadapi oleh Gibson. Namun, ini sudah menjadi batas toleransinya.Clay tentu memahami maksudnya. Jika dia terus memaksanya, Naomi mungkin akan .... Setelah menarik napas dalam-dalam, Clay pun menenangkan diri sambil berjanji, "Aku tidak akan mengulanginya lagi!""Boleh saja kalau kamu mau pergi mencarinya, tapi jangan berurusan lagi denganku!" jelas Naomi yang enggan mengalah.Telepon barusan membuat Naomi paham bahwa hubungannya dengan Clay telah memicu amarah beberapa orang. Begitu murka, mereka sama sekali tidak dapat mengendalikan diri.Sementara itu, Clay baru saja membuat rumor pada siang hari bahwa mereka mungkin masih belum bercerai atau sudah rujuk, tetapi dia malah berkemudi ke Zerant malam harinya. Sebenarnya, dia i
Setelah mematikan telepon Naomi, Indira langsung menelepon putranya. Di ujung telepon, Clay berkata, "Halo.""Kamu pergi ke mana?" tanya Indira.Clay menjawab, "Zerant!""Apa-apaan kamu! Cepat putar balik sekarang. Nggak peduli apa yang terjadi sama Mauren, Ibu akan mengurusnya!" marah Indira.Saat ini, Clay yang berada di mobil bertanya dengan nada serius, "Siapa yang kasih tahu Ibu?" Dia baru saja keluar dari Red Leaf, tetapi Indira malah langsung meneleponnya. Apa yang pertama terlintas di benak Clay adalah ada mata-mata Indira di Red Leaf.Indira menjawab, "Kamu nggak perlu tahu siapa yang kasih tahu Ibu, tapi Clay, masalah ini nggak sesederhana itu. Ibu harap kamu bisa mengerti!""Apa maksudnya?" tanya Clay.Indira menjelaskan, "Hubunganmu dengan Naomi baru ada kemajuan, tapi Mauren langsung mencarimu. Ibu curiga ... ada dalang yang bantu wanita itu!"Sebelumnya, Indira tidak pernah memikirkan hal ini. Dia hanya menganggap semua itu sebagai kelicikan Mauren. Akan tetapi, setelah d