Breeze Villa! Mobil Clay berhenti di depan gerbang kompleks yang megah ini, tidak jauh dari pos satpam. Sesuai reputasinya di Kota Lathe, vila ini memang luar biasa. Pemandangan di depannya sangat memukau. Saat desain vila ini dipublikasikan saat itu, banyak sekali kalangan konglomerat yang berebut ingin membeli properti di sini.Akan tetapi, tanah seluas ini hanya bisa dibeli oleh tiga kuota. Bisa dibayangkan seberapa megahnya bangunan di dalamnya. Pada saat ini, terlihat mobil Bradlie yang baru pulang. Lampu mobil Clay menyinari sosok Naomi yang berada di dalam mobil itu sekilas. Detik itu juga, hati Clay terasa gugup.Naomi dan Bradlie pulang bersama?Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Eden kembali meneleponnya. Clay langsung menjawab, "Katakan saja.""Pak Clay, nama pemilik di Breeze Villa sangat dirahasiakan. Satu-satunya yang bisa terlacak, sepertinya Bradlie juga punya sebuah rumah di sana!"Bukan "sepertinya" lagi, tapi ini memang kenyataan. Sekarang dia bahkan membawa Naomi pulang
"Di Keluarga Harison saja kamu sudah cukup menderita, memangnya kamu mau cari mati di Keluarga Faaz?" tanya Clay.Naomi menatap Clay dengan tatapan rumit. Ternyata selama ini Clay masih saja mengira Naomi tidak bisa berbaur di Keluarga Harison karena salahnya sendiri? Dari Indira yang merendahkannya, Keluarga Harison memaksanya menggugurkan anak, sampai Corin yang selalu bermusuhan dengannya, Clay menganggap semua ini adalah karena kesalahan Naomi?Naomi benar-benar tidak menyangka hubungannya dengan Clay akan berakhir seperti ini. Meskipun Clay selalu melindunginya dulu, ternyata dalam lubuk hatinya ... Clay selalu berpihak pada keluarganya. Ternyata Naomi bukan hanya orang luar bagi Indira, bahkan bagi Clay sendiri juga Naomi tidak pernah dianggap keluarga."Ternyata usahaku untuk berbaur di duniamu, pada akhirnya ... jadi seperti ini," ujar Naomi dengan sinis. Senyuman di wajahnya tampak begitu dingin dan ironis. Dibandingkan dengan kemarahan yang terlukis di wajah Clay, penampilan
Yang paling ditakutkan Naomi saat ini adalah Clay akan berubah pikiran. Bagaimanapun, masalah ini sudah terlalu berlarut-larut. Apa pun yang ingin dilakukan Naomi, dia selalu terkekang dengan statusnya saat ini. Walaupun memang tidak terlalu peduli, tetap saja semua yang dilakukannya saat menyandang status Nyonya Harison selalu akan memicu perdebatan.Saat dia ingin mengatakan sesuatu lagi terhadap Clay, Clay tiba-tiba berkata, "Sudah kupikirkan, bercerailah."Sikapnya tadi memang agak ragu-ragu, tapi saat mengucapkan hal itu, suara Clay terdengar cukup yakin. Mungkin memang lebih baik mereka bercerai. Tidak ada artinya lagi jika mereka memaksakan hubungan ini terus.....Setelah keluar dari pengadilan negeri, Naomi dan Clay masing-masing memegang akta perceraian. Berbeda dengan saat memegang akta nikah, dulu mereka keluar dari kantor sipil sambil memeluk satu sama lain. Namun sekarang, jarak mereka telah terpaut jauh.Saat itu, siapa yang bisa mengira hubungan mereka akan berakhir sep
Sore itu di kantor Naomi.Alviva mengantarkan dokumen ke ruangannya. Yang pertama adalah dokumen pekerjaan. Naomi memeriksa semuanya sekilas, lalu menandatanganinya. Setelah itu, Alviva menyodorkan dokumen lainnya kepada Naomi."Apa ini?" tanya Naomi dengan heran. Dokumen ini tidak terlihat berhubungan dengan pekerjaan.Alviva menjawab, "Dari pihak rumah sakit, ini dokumen yang Anda minta.""Secepat itu?" Naomi tertegun sejenak, dia tidak menyangka efisiensi kerja Alviva setinggi ini."Nggak ada masalah yang nggak bisa diselesaikan dengan uang di dunia ini. Cukup dengan 10 miliar saja sudah bisa membeli fakta sebesar ini, menurutku nggak rugi!" balas Alviva.Mendengar nominal 10 miliar membuat hati Naomi sangat menyayangkannya. Bagaimanapun, sekarang dia telah bercerai dengan Clay dan kelak semuanya harus menggunakan uangnya sendiri. Hanya dalam waktu singkat, Naomi telah merasakan seberapa sulitnya mencari uang.Namun saat membuka dokumen tersebut dan melihat isinya, Naomi langsung me
Indira menarik napas dalam-dalam dan berucap, "Suruh dia donorkan kornea untuk sementara waktu, Mauren sudah nggak bisa menunggu terlalu lama."Meskipun Clay juga memiliki keputusan seperti ini sebelumnya, dia tetap merasa terkesiap saat mendengar ibunya mengatakan ini. Jika terpikir kornea Naomi akan digunakan oleh Mauren, Clay merasa sungguh tidak tega."Aku akan memikirkan cara lain," sahut Clay dengan tegas. Ketika membayangkan Naomi tidak bisa melihat apa pun, hati Clay terasa sakit, seolah-olah hal seperti itu pernah terjadi. Perasaan ini sangat familier, membuat hatinya menegang dan bergetar.Tidak boleh! Meskipun Naomi terus membuatnya marah belakangan ini, Clay tidak bisa menerima kalau melihat wanita ini buta. Naomi adalah wanita angkuh, bagaimana mungkin menerima dirinya menjadi cacat sampai harus bergantung pada orang lain untuk hidup?Hal seperti ini tidak boleh terjadi. Naomi bisa mati! Entah mengapa, tebersit kematian Naomi di pikirannya. Begitu membayangkannya, hati Cla
Tanpa diduga, Naomi akan mengetahui hal sebesar ini dari pamannya. Selama bertahun-tahun ini, Clay dan anggota Keluarga Harison tidak pernah menyebutkan kejadian ini."Insiden ini terjadi saat dia berusia 10 tahun, dia hampir mati waktu itu!" jelas Gibson. Naomi makin tegang saat mendengarnya. Pantas saja, Clay tidak pernah memberitahunya. Lagi pula, tidak ada yang ingin mengingat kejadian buruk seperti itu."Waktu itu, kakaknya Mauren yang menolong Clay. Clay selamat, tapi Vermon meninggal," lanjut Gibson. Naomi tercengang mendengarnya. Vermon meninggal? Jadi ...."Naomi, kamu harus hati-hati pada Keluarga Harison. Gimana kalau kamu kembali ke Durith saja?" tanya Gibson. Menurut analisisnya, Keluarga Harison seharusnya belum tahu siapa Mauren, kecuali Clay. Sementara itu, Clay terlalu sibuk belakangan ini sehingga tidak menemukan kesempatan untuk memberi tahu keluarganya.Vermon jelas adalah penyelamat untuk seluruh Keluarga Harison. Mereka pasti akan memperlakukan adiknya, Mauren, de
"A ... apa ada masalah yang terjadi?" tanya Corin sembari menatap ibunya dengan heran. Dia bisa merasakan ancaman yang berbahaya.Bersikap baik terhadap Mauren? Kalau tidak ada yang terjadi, mana mungkin Indira berbicara seperti ini? Corin sudah menemani Indira selama bertahun-tahun. Dia tentu tahu seperti apa sikap ibunya ini. Jika Mauren tidak melakukan sesuatu, Indira yang angkuh tidak mungkin berubah sedrastis ini.Indira menatap Corin, lalu menarik napas dalam-dalam dan menjawab, "Dia ... penyelamat kakakmu, penyelamat seluruh Keluarga Harison.""Penyelamat?" gumam Corin dengan heran."Ya." Indira pun mengangguk. Dia menceritakan seluruh kejadian tahun itu. Meskipun sudah berlalu, insiden itu tetap mimpi buruk baginya.Sebagai seorang ibu, tidak peduli seangkuh apa dirinya, Indira tetap bisa mencemaskan anaknya. Dia memang terlihat kuat, tetapi hatinya sangat lemah. Sementara itu, Clay adalah kelemahannya.Sesudah Indira menceritakan semuanya, Corin menjadi makin emosional. Dia ti
Naomi mengatakannya tanpa rasa ragu sedikit pun. Dalam sekejap, tatapan Clay menjadi dingin, senyumannya pun tampak sinis.Ketika Clay ingin berbicara, Naomi sudah memasukkan CD ke komputer. Pada saat yang sama, ponsel Clay berdering.Terdengar suara suster yang panik dari ujung telepon. "Pak Clay, tolong cepat ke sini. Bu Mauren, dia ....""Apa yang terjadi padanya?" tanya Clay dengan panik saat mendengar sesuatu terjadi pada Mauren. Dia sontak berdiri sampai tubuhnya hampir menabrak kepala Naomi. Perbedaan tinggi badan ini sungguh berbahaya.Naomi mendongak menatap Clay. Entah apa yang dikatakan suster itu, Clay tiba-tiba berkata, "Oke, aku akan segera ke sana."Selesai berbicara, tanpa menunggu Naomi bereaksi, Clay langsung keluar, bahkan tidak mengambil jasnya terlebih dahulu.Naomi terkejut melihatnya. Dia berseru, "Tunggu!""Kamu pulang dulu, kita bicara lagi nanti." Clay tidak sempat memedulikan tujuan kedatangan Naomi lagi.Naomi tidak ingin membiarkannya pergi begitu saja. Dia
Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia
Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N
Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-
"Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor
Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C
Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"
Begitu Indira melontarkan ucapannya, suasana menjadi hening. Mauren memang tidak menyukai Corin, dia bahkan menganggap Corin sebagai rekan yang tidak bisa dipercaya. Namun, status Corin di Keluarga Harison masih berguna bagi Mauren.Melihat Mauren yang tidak berbicara, Indira berujar dengan tatapan dingin, "Mauren, aku ingat kamu itu pintar sekali. Jadi, jangan bertindak bodoh."Mauren menyahut, "Nggak ada yang memberikannya kepadaku, itu ponselku sebelumnya.""Benaran?" tanya Indira."Iya," jawab Mauren sembari mengangguk.Indira menarik napas dalam-dalam dan berusaha menahan emosinya. Kemudian, Indira berdiri dan melirik pelayan di belakang Mauren sekilas. Indira mengulurkan tangan dan pelayan yang merasa gugup berujar, "Nyo ... Nyonya."Mauren yang mendengar suara pelayan bertanya, "Apa maksud Bu Indira?"Indira menyahut, "Mauren, aku harap kamu nggak menelepon Clay lagi."Mauren bertanya balik, "Apa karena kakakku? Seingatku, kamu nggak menyukainya."Indira menjelaskan, "Tapi, kamu
Clay dan Naomi saling menatap dan berselisih satu sama lain. Mereka sama-sama memancarkan aura yang menakutkan. Tak lama kemudian, Clay berkata, "Naomi, nyalimu besar sekali!""Clay, jangan memaksaku!" ucap Naomi. Dia bersedia tinggal di sini karena situasi yang dihadapi oleh Gibson. Namun, ini sudah menjadi batas toleransinya.Clay tentu memahami maksudnya. Jika dia terus memaksanya, Naomi mungkin akan .... Setelah menarik napas dalam-dalam, Clay pun menenangkan diri sambil berjanji, "Aku tidak akan mengulanginya lagi!""Boleh saja kalau kamu mau pergi mencarinya, tapi jangan berurusan lagi denganku!" jelas Naomi yang enggan mengalah.Telepon barusan membuat Naomi paham bahwa hubungannya dengan Clay telah memicu amarah beberapa orang. Begitu murka, mereka sama sekali tidak dapat mengendalikan diri.Sementara itu, Clay baru saja membuat rumor pada siang hari bahwa mereka mungkin masih belum bercerai atau sudah rujuk, tetapi dia malah berkemudi ke Zerant malam harinya. Sebenarnya, dia i
Setelah mematikan telepon Naomi, Indira langsung menelepon putranya. Di ujung telepon, Clay berkata, "Halo.""Kamu pergi ke mana?" tanya Indira.Clay menjawab, "Zerant!""Apa-apaan kamu! Cepat putar balik sekarang. Nggak peduli apa yang terjadi sama Mauren, Ibu akan mengurusnya!" marah Indira.Saat ini, Clay yang berada di mobil bertanya dengan nada serius, "Siapa yang kasih tahu Ibu?" Dia baru saja keluar dari Red Leaf, tetapi Indira malah langsung meneleponnya. Apa yang pertama terlintas di benak Clay adalah ada mata-mata Indira di Red Leaf.Indira menjawab, "Kamu nggak perlu tahu siapa yang kasih tahu Ibu, tapi Clay, masalah ini nggak sesederhana itu. Ibu harap kamu bisa mengerti!""Apa maksudnya?" tanya Clay.Indira menjelaskan, "Hubunganmu dengan Naomi baru ada kemajuan, tapi Mauren langsung mencarimu. Ibu curiga ... ada dalang yang bantu wanita itu!"Sebelumnya, Indira tidak pernah memikirkan hal ini. Dia hanya menganggap semua itu sebagai kelicikan Mauren. Akan tetapi, setelah d