Naomi tidak mengiakan masalah pulang ke rumah lama untuk merayakan ulang tahun nenek Clay. Hal ini membuat Clay agak gusar. Mengenai masalah desain, Clay telah mendapatkan hasil yang bagus. Namun, Naomi masih saja tetap melakukan keributan."Eden!" panggil Clay."Ya, Pak. Kita mau ke mana?" tanya Eden. Setelah keluar dari kafe, mereka telah berkeliling cukup lama. Entah ke mana tujuan Clay sebenarnya. Dalam beberapa hari ini, setiap kali pulang ke Red Leaf, aura Clay akan menjadi semakin dingin.Sopir dan Eden ingin sekali mengantarkan Clay secepatnya, lalu menenangkan diri dengan baik. Kalau diteruskan begini, cepat atau lambat semua orang yang bekerja dengan Clay akan mengalami serangan jantung."Ke rumah sakit saja!" jawab Clay setelah terdiam beberapa saat. Jantung sopir dan Eden kembali berdetak kencang. Setiap kali keluar dari rumah sakit, suasana hati Clay akan semakin memburuk. Malam ini, mereka berdua pasti akan menderita.Tak lama kemudian, mereka tiba di rumah sakit. Eden me
Eden yang mengikuti Clay dari belakang juga merasa kaget. Clay terus mendekati Naomi. Saking dekatnya jarak mereka, kopi yang awalnya tersiram di tubuh Clay, kini menempel pada rok putih Naomi. Naomi memang memiliki gangguan misofobia, sehingga amarahnya langsung meledak. "Clay, kamu ini sudah gila, ya?""Ugh!" Clay menciumnya dengan keras dan mendominasi, sama sekali tidak ada kelembutan seperti sebelumnya. Gerakannya yang mendadak ini membuat semua orang mengalihkan pandangan mereka. Bibir Naomi samar-samar bisa merasakan bau anyir darah.Naomi terus menolak dengan mendorongnya, tetapi pria itu tetap bergeming. Napas hangat pria itu berembus di samping telinga Naomi, diikuti dengan bisikan rayuannya, "Naomi, patuh sedikit, ya?"Pria itu mencoba merayunya? Dulu saat Naomi kesal, Clay selalu menenangkannya terlebih dahulu, lalu merayunya dengan cara seperti ini. Selama ini, cara yang digunakan Clay ini selalu berhasil. Setiap kali Clay menggunakan cara ini, selalu akan memberikan hasil
Naomi sama sekali tidak ingin lagi berhubungan dengan pria ini. Ekspresi Clay langsung menjadi muram. Sekarang Naomi selalu mengungkit masalah perceraian, bahkan sampai saat ini pun dia masih tetap bersikeras menggunakan perceraian sebagai syaratnya.Naomi memandang Clay dengan tatapan menantang. Meski hatinya telah menyerah, Naomi tetap saja penasaran dengan pilihan pria itu. "Boleh saja kalau mau minta maaf. Kita harus cerai dulu!"Clay dan Naomi saling menatap cukup lama. Clay akhirnya tertawa. Naomi bingung dengan reaksinya. "Apa yang kamu tertawakan?""Demi memutuskan hubungan denganku, kamu benar-benar menggunakan segala cara! Apa kamu sebenci itu padaku?" tanya Clay."Di saat hubunganmu dan Mauren dimulai, kamu seharusnya sudah bisa menebak hubungan kita akan berakhir seperti ini. Untuk apa lagi dipaksakan?" tanya Naomi.Dipaksakan? Apakah itu yang Naomi rasakan sekarang terhadap Clay? Ketidakrelaan Clay malah menjadi paksaan bagi Naomi? Pada akhirnya, dia menarik napas menatap
Naomi menoleh ke arah Clay, melihat Mauren yang berada dalam pelukannya .... Mauren sama sekali tidak terlihat panik dengan kebohongannya yang terungkap. Dia hanya mendekap dalam pelukan Clay dengan santai.Saat Clay menampar Naomi tadi, dia telah melepaskan gendongannya. Kini dia hanya memeluk Mauren dengan satu tangan dan melindunginya. Pemandangan ini terlihat begitu ironis.Clay juga terkejut dengan kejadian ini. Dia melihat tangannya sendiri, lalu melihat Naomi. Terlintas rasa bersalah dalam tatapannya, tetapi langsung digantikan dengan peringatan dan kekecewaan terhadap Naomi. Naomi juga merasakan perasaan yang sama terhadapnya ...."Sudah berapa kali?" tanya Naomi.Clay membentaknya, "Kamu benar-benar makin merajalela!""Huh!" Merajalela katanya? Tampang Clay saat ini benar-benar mirip dengan ayahnya saat berbicara dengan ibunya. Sepertinya ini memang tabiat pria Keluarga Harison. Mereka selalu merendahkan wanita. Di hadapan pria Keluarga Harison, mereka sama sekali bukan apa-ap
Langit mulai terang. Setelah lembur beberapa hari ini, semua anggota tim itu langsung menghela napas lega saat Naomi menginstruksikan untuk berhenti. Mereka tidak sempat pulang lagi, sehingga semuanya tertidur di tempat begitu saja."Kamu yakin sudah bisa?" tanya Alviva yang masih tetap tidak terlalu yakin. Meski dirinya memang tidak terlalu peduli dengan pesanan ini, tetap saja dia tidak ingin hasil kerja keras seluruh tim jadi sia-sia begitu saja.Naomi mengangguk. "Ya, sudah bisa.""Baguslah!" Alviva juga mengangguk, lalu menutup laptopnya dan menyesap secangkir kopi di sampingnya. Setelah beberapa hari ini, sebenarnya kopi sudah tidak berefek untuk mereka. Pikiran mereka saat ini juga sudah kacau.....Setibanya di Lavish International, staf resepsionis melihat wajah Naomi yang memerah. Lantas, dia bertanya dengan perhatian, "Kamu nggak apa-apa?"Naomi menggeleng. "Nggak apa-apa!" Sebenarnya, saat ini dia sedang demam tinggi dan kepalanya terasa sangat pusing.Staf resepsionis itu
Setelah masuk ke dalam mobil, Naomi langsung merasa mengantuk. Kelihatannya, demamnya memang cukup serius. Saat hampir tiba di rumah sakit, sekujur tubuhnya menggigil kedinginan. Meskipun telah membungkus tubuhnya dengan erat, Naomi tetap gemetaran. Ini adalah gejala umum dari demam."Dingin sekali ya?" Terdengar suara Bradlie di telinga Naomi.Naomi yang kelelahan, membuka matanya dan melihat Bradlie, lalu berkata dengan suara serak, "Ya!" Dia benar-benar merasa kedinginan. Sekarang, dia sangat berharap bisa masuk ke dalam selimut dan membungkus dirinya. Namun, Naomi tiba-tiba merasakan kehangatan yang ternyata berasal dari mantel Bradlie yang menutupi tubuhnya. Naomi akhirnya tertidur karena merasa hangat.....Di rumah sakit, Maxim melihat ke arah Bradlie dengan gelisah."Biar aku saja," kata Bradlie.Melihat Bradlie turun dari mobil sambil merapikan lengan bajunya, lalu hendak menggendong Naomi, hati Maxim menjadi berdebar. Tatapan Bradlie yang dingin membuatnya menghentikan langka
Di Breeze Villa.Mendengar nama Breeze Villa sebelumnya, Naomi merasa tempat itu pasti sangat mewah. Namun, saat melihatnya secara langsung, dia baru menyadari mengapa tempat itu sangat diminati di lingkaran orang kaya. Orang lain menyebut tempat itu adalah vila, tetapi menurutnya saat ini, tempat itu bisa dipertimbangkan sebagai sebuah kastel. Hanya berdiri di depan gerbangnya saja sudah membuat orang merasa dirinya seperti ratu."Sejak kapan Paman membeli tempat ini?" tanya Naomi kepada Alviva. Pada saat itu, dia berpikir hanya orang dari Kota Lathe yang membeli vila itu, tak disangka paman yang berada di luar negeri bisa mendapatkan salah satu vila itu.Alviva berkata, "Pak Gibson punya banyak properti di seluruh dunia sampai dia sendiri pun sudah lupa. Saat dia ingin memberikan sebuah rumah untuk Anda, pengurus rumah tangga baru menemukan tempat ini."Naomi terdiam."Stafnya juga baru ditempatkan di sini kemarin, jadi tempat ini dibersihkan dengan tergesa-gesa. Mohon Anda memaklumi
Wajah Clay dipenuhi amarah. Dia bertekad untuk mendapatkan tanah di pinggiran timur kota itu, tetapi malah kalah. Begitu mengetahui hasilnya, dia sontak membanting ponselnya.Selama 2 bulan ini, Clay mempekerjakan banyak desainer terkenal, bahkan ada tim desainer yang didatangkan dari luar negeri. Alhasil, dia masih kalah! Bukan kalah dari Bradlie, tetapi kalah dari istri sendiri!"Pak! Pak!" seru Eden yang buru-buru mengikuti Clay.Bradlie menyerahkan dokumen yang berisikan desain yang dibuat oleh studio Naomi, lalu berjabat tangan dengan Naomi. Sementara itu, Naomi merasa sangat rileks. Dia bahkan merasa gembira saat melihat kemarahan Clay."Nanti kamu hubungi Maxim untuk bahas kontraknya," ujar Bradlie."Baik, terima kasih," sahut Naomi. Ini adalah proyek besar pertamanya sehingga Naomi merasa lebih percaya diri sekarang."Mau makan bersama?" tanya Bradlie."Oke!" Naomi mengangguk mengiakan, sudah seharusnya dia mentraktir klien penting ini makan. Tak disangka, Naomi yang selama ini
Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia
Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N
Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-
"Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor
Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C
Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"
Begitu Indira melontarkan ucapannya, suasana menjadi hening. Mauren memang tidak menyukai Corin, dia bahkan menganggap Corin sebagai rekan yang tidak bisa dipercaya. Namun, status Corin di Keluarga Harison masih berguna bagi Mauren.Melihat Mauren yang tidak berbicara, Indira berujar dengan tatapan dingin, "Mauren, aku ingat kamu itu pintar sekali. Jadi, jangan bertindak bodoh."Mauren menyahut, "Nggak ada yang memberikannya kepadaku, itu ponselku sebelumnya.""Benaran?" tanya Indira."Iya," jawab Mauren sembari mengangguk.Indira menarik napas dalam-dalam dan berusaha menahan emosinya. Kemudian, Indira berdiri dan melirik pelayan di belakang Mauren sekilas. Indira mengulurkan tangan dan pelayan yang merasa gugup berujar, "Nyo ... Nyonya."Mauren yang mendengar suara pelayan bertanya, "Apa maksud Bu Indira?"Indira menyahut, "Mauren, aku harap kamu nggak menelepon Clay lagi."Mauren bertanya balik, "Apa karena kakakku? Seingatku, kamu nggak menyukainya."Indira menjelaskan, "Tapi, kamu
Clay dan Naomi saling menatap dan berselisih satu sama lain. Mereka sama-sama memancarkan aura yang menakutkan. Tak lama kemudian, Clay berkata, "Naomi, nyalimu besar sekali!""Clay, jangan memaksaku!" ucap Naomi. Dia bersedia tinggal di sini karena situasi yang dihadapi oleh Gibson. Namun, ini sudah menjadi batas toleransinya.Clay tentu memahami maksudnya. Jika dia terus memaksanya, Naomi mungkin akan .... Setelah menarik napas dalam-dalam, Clay pun menenangkan diri sambil berjanji, "Aku tidak akan mengulanginya lagi!""Boleh saja kalau kamu mau pergi mencarinya, tapi jangan berurusan lagi denganku!" jelas Naomi yang enggan mengalah.Telepon barusan membuat Naomi paham bahwa hubungannya dengan Clay telah memicu amarah beberapa orang. Begitu murka, mereka sama sekali tidak dapat mengendalikan diri.Sementara itu, Clay baru saja membuat rumor pada siang hari bahwa mereka mungkin masih belum bercerai atau sudah rujuk, tetapi dia malah berkemudi ke Zerant malam harinya. Sebenarnya, dia i
Setelah mematikan telepon Naomi, Indira langsung menelepon putranya. Di ujung telepon, Clay berkata, "Halo.""Kamu pergi ke mana?" tanya Indira.Clay menjawab, "Zerant!""Apa-apaan kamu! Cepat putar balik sekarang. Nggak peduli apa yang terjadi sama Mauren, Ibu akan mengurusnya!" marah Indira.Saat ini, Clay yang berada di mobil bertanya dengan nada serius, "Siapa yang kasih tahu Ibu?" Dia baru saja keluar dari Red Leaf, tetapi Indira malah langsung meneleponnya. Apa yang pertama terlintas di benak Clay adalah ada mata-mata Indira di Red Leaf.Indira menjawab, "Kamu nggak perlu tahu siapa yang kasih tahu Ibu, tapi Clay, masalah ini nggak sesederhana itu. Ibu harap kamu bisa mengerti!""Apa maksudnya?" tanya Clay.Indira menjelaskan, "Hubunganmu dengan Naomi baru ada kemajuan, tapi Mauren langsung mencarimu. Ibu curiga ... ada dalang yang bantu wanita itu!"Sebelumnya, Indira tidak pernah memikirkan hal ini. Dia hanya menganggap semua itu sebagai kelicikan Mauren. Akan tetapi, setelah d