Bradlie melirik Clay sekilas, lalu berjalan pergi.Sebesar apa pun amarah yang dirasakannya saat ini, Clay tidak menahan Bradlie. Naomi yang sekarang bukan orang yang bisa dia perlakukan seenaknya. Jika dia menahan Bradlie pergi, entah masalah seperti apa yang akan dibuat wanita itu nantinya. Saat teringat dengan kejadian di depan rumah sakit siang tadi, dada Clay langsung kembang kempis karena kesal."Kamu mengikutiku?" tanya Naomi dengan pedas sembari memandang Clay yang masih tidak bersuara.Begitu kata-kata itu terlontar, aura dingin dari tubuh Clay bertambah kental. Mengikutinya? Bisa-bisanya Naomi berkata begitu!"Naomi!" seru Clay."Apa?" balas Naomi dengan malas."Ibu masuk rumah sakit!" ujar Clay sambil berusaha menekan emosinya.Naomi seketika tertegun. Beberapa saat kemudian, dia baru sadar siapa yang sedang dibicarakan Clay. Naomi tidak bisa disalahkan. Bagaimanapun, dia tidak pernah memanggil Indira "ibu" sejak dia kembali ke masa ini. Jadi, untuk sesaat dia hanya bisa ter
"Kamu juga jangan terlalu peduli dengan masalahmu dan orang itu. Kalau seorang pria benar-benar mencintaimu, dia akan percaya padamu apa pun alasannya!"Hati Naomi seakan-akan tertohok mendengar perkataan tersebut. "Aku juga nggak peduli lagi," ucapnya dengan nada tenang.Gibson melihatnya, lalu berpikir sejenak sebelum berkata, "Aku sudah dapat informasi mengenai masalah Mauren!""Sudah ada?" tanya Naomi memastikan."Tapi aku harus bilang dulu, itu bukan kabar yang baik!" Tadinya Gibson tidak ingin memberi tahu Naomi setelah mendapat kabarnya. Namun sebelum datang tadi, Alviva mengatakan bahwa Naomi telah menyewa detektif swasta. Terlihat jelas betapa khawatirnya dia akan masalah ini.Bahkan jika Gibson tidak memberitahunya sekalipun, pada akhirnya Naomi tetap akan mengetahui faktanya. Naomi menelan ludah dengan gugup dan bertanya, "Apa maksudnya?"Gibson duduk, lalu mengambil segelas air di hadapannya dan menyesapnya sambil berkata, "Sebenarnya yang dibencinya itu ibumu."Naomi terdi
"Coba kamu katakan, apanya yang nggak mirip?" Nada bicara Clay terdengar sangat dingin. Selama bertahun-tahun berkecimpung di dunia bisnis, Clay tidak menginginkan jawaban yang tidak pasti. Dia sangat benci jawaban seperti ini.Apolo berkata, "Aku ini hanya mengikuti kemauanmu. Kalau kamu mau, aku bisa melakukan pemeriksaan dengan akurat!""Jadi, maksudmu, kamu nggak terlalu yakin?""Ya!" jawab Apolo."Kurang kerjaan!" Clay langsung menutup telepon itu. Dia sama sekali tidak tertarik mendengar informasi yang masih dipertanyakan keabsahannya. Selama ini, Clay bahkan tidak berani mengingat kembali bagaimana kedua mata Mauren bisa terluka. Hatinya terasa sakit setiap kali mengingatnya.Begitu memikirkan alasan Mauren bisa terluka, Clay bisa membayangkan betapa putus asanya dia waktu itu. Karena itu, Clay semakin membenci Naomi.Setelah menutup telepon itu, Clay berbalik dan melihat Mauren yang telah duduk di ranjangnya. Kedua matanya telah diperban kembali, ekspresinya tampak kasihan sepe
Mauren juga merasa panik dengan video yang beredar tersebut. Di sisi lain, Naomi yang berada di Breeze Villa langsung ekspresinya berubah drastis saat mendengar hasil penyelidikan Gibson. Cukup lama Naomi tidak bisa menenangkan dirinya. Dia menatap Gibson dan berkata dengan suara teredam, "Putri ayahku?""Ya.""Pelakor?""Ya!"Naomi terdiam. "Jadi ... ibuku meninggal karena terlalu kesal dibuat mereka?""Ya!"Naomi kembali terdiam. Dunianya seakan-akan tenggelam begitu saja. Selama ini yang diketahui Naomi adalah ibunya meninggal karena terlalu sedih atas kematian ayahnya yang kecelakaan. Karena tidak bisa menerima kematian ibunya, neneknya juga meninggal tidak lama kemudian.Sejak saat itu, Naomi hidup sebatang kara di dunia ini dan bersekolah dengan menggunakan harta yang diwariskan orang tuanya. Dia selama ini mengira orang tuanya saling mencintai. Kematian mereka adalah kemalangan bagi Naomi. Namun sekarang ....Gibson melihat ekspresi rumit di wajah Naomi. Wajah Gibson yang selama
Saat terbangun keesokan harinya, Naomi turun untuk sarapan. Melihat ekspresi Naomi yang buruk, Gibson yang sudah duduk di meja makan bertanya, "Tidurmu nggak nyenyak?""Ya," jawab Naomi. Tentu saja tidak nyenyak, mana mungkin dia bisa tidur nyenyak setelah tiba-tiba mendengar berita yang begitu mengejutkan? Bahkan mencerna informasi itu pun butuh waktu.Gibson meletakkan susu di hadapan Naomi, lalu berkata, "Ini yang dikhawatirkan bibimu."Membahas soal Stella, Naomi benar-benar sangat terharu. Untung saja ada paman, bibi, dan adik sepupunya, sehingga kehidupan Naomi saat ini tidak seburuk kehidupan sebelumnya. Setelah meminum susunya seteguk, Naomi bertanya pada Gibson, "Bagaimana kamu pergi nanti?"Mendengarnya, Gibson memeriksa jam tangannya, lalu berkata, "Sebentar lagi bawahanku akan datang, biar kuantarkan saja!""Aku?" tanya Naomi memastikan."Ya," Gibson mengangguk. Tangan Naomi menggenggam sendoknya dengan erat. Kota Lathe ini tidak termasuk kota besar, Gibson juga tidak akan
Kali ini, Naomi kembali membuat Clay kehilangan proyek. Hanya dalam beberapa saat, dia telah menerima pembalasan dendam dari Clay. Saat ini, selain kerja sama dengan Lavish International, semua proyek mereka berasal dari luar kota.Pagi ini, ada banyak sekali klien yang menelepon untuk membatalkan kerja sama."Nggak masalah, aku mengerti!" Naomi tidak terlalu peduli, dia tetap berbicara dengan sopan terhadap semua klien itu. Jika kerja sama kali ini tidak berhasil, siapa tahu masih ada kesempatan lain lagi?Setelah menutup telepon, Naomi kembali disibukkan dengan proyek dari Lavish International. Mengenai masalah Clay, Naomi berpura-pura tidak tahu akan hal ini. Memangnya pria itu mengira dia bisa menghancurkan Naomi hanya dengan seperti ini? Benar-benar mimpi!Setelah sibuk hingga menjelang siang, salah satu asistennya datang untuk menanyakan jadwal siang Naomi. Tiba-tiba, Naomi menerima telepon dari Gibson, "Cepat datang ke Posh Jewelry segera!" Nada bicara Gibson terdengar cukup ser
Di Posh Jewelry, Naomi memandang gedung tinggi dengan penuh kekaguman. Bahkan dari luar pun, sulit untuk menyembunyikan nuansa seni di dalamnya. Posh Jewelry tidak pernah menonjolkan diri di Kota Lathe karena hanya bergerak di bidang perhiasan. Itu sebabnya, daya saing mereka tidak begitu besar.Di masa lalu, Clay tidak pernah mengungkit hal ini di depannya. Naomi tidak menyangka bahwa Posh Jewelry adalah bisnis milik pamannya. Kini, dia benar-benar tidak tahu ada berapa banyak perusahaan yang dimiliki oleh Gibson.Naomi berjalan masuk ke gedung itu. Begitu resepsionis melihatnya, dia langsung menghampiri dengan sopan, lalu bertanya, "Bu Naomi, ya?""Iya, aku Naomi," jawab Naomi."Silakan lewat sini," ucap resepsionis itu. Kemudian, dia mengarahkan jalan dengan penuh hormat.Naomi pun mengikutinya. Suasana bekerja di sini berbeda dari perusahaan Clay, seolah-olah tidak ada ruang untuk kesalahan sedikit pun. Resepsionis ini sepertinya telah melalui pelatihan. Gerakan tangan dan bahkan c
"Kamu bilang apa?" tanya Clay seolah-olah tidak mendengar perkataan Apolo."Kamu juga nggak percaya, 'kan? Aku juga terkejut saat mendengar berita ini. Tepat satu jam yang lalu, dia sudah menjadi presdir Posh Jewelry yang baru. Kamu tahu Posh Jewelry, nggak?"Clay tentu saja tahu. Di lingkaran bangsawan Kota Lathe, siapa yang tidak tahu perusahaan ini? Perhiasan yang mereka jual disenangi banyak orang. Setiap tahun, produk baru mereka sudah diincar orang bahkan sebelum dirilis. Kalung ulang tahun yang pernah dia belikan untuk Naomi juga berasal dari perusahaan ini. Selain itu, para desainer yang bekerja di perusahaan ini adalah yang terbaik di seluruh dunia, jelas pendukung perusahaan ini sangat kuat."Kamu nggak salah, 'kan?" tanya Clay dengan tidak percaya."Lihatlah, kamu juga nggak percaya. Aku kirimkan fotonya untukmu!" kata Apolo di telepon.Tentu saja tidak akan ada orang yang percaya akan hal ini. Seberapa besar perusahaan perhiasan Posh Jewelry ini? Itu adalah perusahaan inter
Di Harison Group, Naomi melihat Eden, Nilam, dan karyawan lainnya keluar masuk ruangan. Karyawan dari beberapa departemen pun menghadiri rapat mendadak. Clay juga tampak tegang. Namun, Naomi tidak merasa kasihan kepada Clay.Seperti yang dikatakan Clay, malam ini mereka semua tidak perlu tidur lagi. Proyek di luar negeri bermasalah, hal ini sangat merepotkan. Semua karyawan dari setiap departemen kembali ke kantor untuk lembur dan membereskan masalah ini. Setelah rapat 3 kali, Clay baru beristirahat. Dia duduk di depan Naomi yang hampir tertidur.Naomi merasakan tatapan Clay, dia langsung tersadar dan berkomentar sembari memelototi Clay, "Aku berharap perusahaanmu nggak bisa melewati malam ini.""Sebaiknya kamu berdoa malam ini semua masalah bisa diselesaikan. Kalau tidak, kamu juga tidak usah tidur," ancam Clay. Ini artinya, jika Clay tidak bisa tidur, Naomi harus menemaninya.Ini adalah pembalasan dari Clay. Gibson mencari masalah dengan Clay, jadi Clay juga menyeret Naomi. Harus dia
Suasana di ruangan kantor sangat tegang. Eden mengangguk dan berucap, "Oke. Aku akan menyelidikinya."Kemudian, Eden keluar. Sementara itu, tatapan Clay menjadi dingin. Dia tidak berhenti merenung. Saat Eden memegang gagang pintu, Clay berseru, "Tunggu dulu!"Eden berujar, "Ada apa, Pak?"Clay memerintah, "Selidiki juga apakah Mauren punya musuh lain atau tidak.""Siap!" sahut Eden.Clay merasa masalah ini berhubungan dengan Naomi. Namun, belakangan ini banyak hal yang terjadi sehingga keyakinan Clay mulai goyah. Itulah sebabnya, kali ini Clay tidak berani bertindak gegabah saat menghadapi Naomi. Apalagi, Naomi tidak pernah mengakui bahwa dia terlibat dalam masalah Mauren.....Sementara itu, Naomi sangat sibuk. Acara peluncuran produk baru sudah berakhir dan sangat berhasil. Studio Ode juga sibuk. Ditambah lagi, proyek Bradlie sudah dimulai. Naomi harus mengurus detail-detail pada denah. Itulah sebabnya, Naomi berniat untuk tinggal di kantor. Saat Clay menelepon, Naomi merasa gusar.N
Ketika keluar dari perusahaan, Odele melihat Corin yang berjalan ke arahnya. Jika dibandingkan dengan Corin, penampilan Odele jelas lebih anggun. Odele pun kira-kira tahu apa yang terjadi saat melihat Corin."Kak Odele datang untuk mencari kakakku? Dia seharusnya sangat sibuk, 'kan? Apa kamu sempat bertemu dengannya?" Corin tampak sangat angkuh."Kamu yang melakukannya?" tanya Odele dengan ekspresi masam."Maksudnya? Aku nggak mengerti," sahut Corin."Huh, silakan berbangga sekarang. Menurut tebakanku, dia akan menikahi Naomi kembali sebentar lagi. Ketika saat itu tiba, kamu nggak akan bisa melakukan apa pun lagi!" jelas Odele.Ekspresi Corin sontak membeku. Odele tahu seperti apa kepribadian Corin, hanya Keluarga Harison yang masih dibutakan oleh wanita ini.Setelah Odele pergi, Corin menoleh dan menatap sosok belakang Odele sambil meludah. Kemudian, dia berjalan ke lift khusus presdir dengan angkuh.....Begitu Clay kembali ke ruang kantornya, Corin pun tiba. Corin tersenyum berseri-
"Kamu nggak mungkin mampu membuat Keluarga Harison bangkrut!" ujar Clay dengan sinis. Dia langsung melepaskan Naomi.Clay duduk di sofa, lalu menyalakan rokok dan melanjutkan, "Sebentar lagi Corin ulang tahun. Dia sudah mengincar perhiasan Posh Jewelry selama bertahun-tahun. Kamu siapkan 1 satu set untuknya."Corin belum pernah mendapatkan perhiasan Posh Jewelry padahal sudah mengincarnya selama beberapa tahun. Sudah jelas produk Posh Jewelry sangat digemari banyak orang. Naomi menyahut, "Nggak bisa. Perhiasan yang diinginkan Corin itu edisi terbatas."Clay menimpali, "Sekarang kamu itu presdir Posh Jewelry."Naomi menanggapi, "Jumlah produk ditentukan oleh dewan direksi. Aku nggak berhak mengambil keputusan.""Naomi!" seru Clay.Naomi berkata, "Oh, aku lupa. Kamu memang suka mengubah aturan, tapi Posh Jewelry berbeda dengan perusahaanmu. Jumlah produk yang sudah ditentukan nggak bisa diubah lagi."Naomi meneruskan ucapannya, "Apa aku harus mengubah aturannya demi hubunganku dengan Cor
Naomi merasa kalut begitu mendengar Bradlie akan kembali. Sampai sekarang, Gibson hanya tahu bahwa Bradlie tidak bisa datang ke Kota Lathe karena ulah Clay. Namun, perusahaan dan Bradlie sama sekali tidak mengetahui hal ini. Naomi merasa bersalah."Sepertinya, Bradlie sudah berhasil menyelesaikan masalahnya," ujar Naomi yang merasa lega.Gibson berkomentar, "Bradlie memang anak muda yang hebat."Ucapan Gibson memang terdengar ambigu, tetapi Naomi bisa merasakan desakan dari Bradlie kali ini. Naomi tidak menanggapi perkataan Gibson. Kemudian, Gibson membicarakan masalah pekerjaan dengan Naomi. Dia mengajari Naomi cara untuk mengelola perusahaan. Naomi mendengarkannya dengan serius.Setelah mengakhiri panggilan telepon, sekretaris berjalan masuk ke ruangan dan melapor, "Bu Naomi, Pak Clay sudah datang."Naomi baru saja menenangkan dirinya. Namun, ekspresinya langsung berubah sesudah mendengar laporan sekretaris. Clay datang bersama Eden yang membawa kotak makanan.Naomi tidak menyangka C
Naomi tersenyum sinis, lalu membuka pintu mobil. Naomi langsung naik ke mobil karena malas meladeni Corin.Melihat Naomi mengabaikannya, Corin segera menahan pintu mobil Naomi dan bertanya, "Naomi, sekarang kamu merasa bangga sekali, ya? Memangnya apa yang perlu dibanggakan darimu?""Aku nggak punya waktu untuk meladenimu," ujar Naomi dengan acuh tak acuh. Dia sama sekali tidak peduli dengan Corin yang marah-marah.Hal yang paling mengesalkan adalah orang lain mengabaikanmu setelah kamu merencanakan sesuatu untuk mencelakainya."Aku mau beli perhiasan itu, kenapa kamu nggak mau menjualnya? Apa kamu nggak takut aku melaporkanmu?" tanya Corin.Naomi menimpali, "Kamu mau melaporkanku dengan alasan apa? Posh Jewelry selalu mengeluarkan produk edisi terbatas setiap tahun. Kalau kamu nggak mendapatkannya, berarti kamu yang terlalu lambat."Corin berujar, "Kamu ...."Naomi bertanya, "Apa masih ada urusan lain?"Corin mengingatkan, "Naomi, kamu jangan terlalu sombong!""Singkirkan tanganmu!"
Begitu Indira melontarkan ucapannya, suasana menjadi hening. Mauren memang tidak menyukai Corin, dia bahkan menganggap Corin sebagai rekan yang tidak bisa dipercaya. Namun, status Corin di Keluarga Harison masih berguna bagi Mauren.Melihat Mauren yang tidak berbicara, Indira berujar dengan tatapan dingin, "Mauren, aku ingat kamu itu pintar sekali. Jadi, jangan bertindak bodoh."Mauren menyahut, "Nggak ada yang memberikannya kepadaku, itu ponselku sebelumnya.""Benaran?" tanya Indira."Iya," jawab Mauren sembari mengangguk.Indira menarik napas dalam-dalam dan berusaha menahan emosinya. Kemudian, Indira berdiri dan melirik pelayan di belakang Mauren sekilas. Indira mengulurkan tangan dan pelayan yang merasa gugup berujar, "Nyo ... Nyonya."Mauren yang mendengar suara pelayan bertanya, "Apa maksud Bu Indira?"Indira menyahut, "Mauren, aku harap kamu nggak menelepon Clay lagi."Mauren bertanya balik, "Apa karena kakakku? Seingatku, kamu nggak menyukainya."Indira menjelaskan, "Tapi, kamu
Clay dan Naomi saling menatap dan berselisih satu sama lain. Mereka sama-sama memancarkan aura yang menakutkan. Tak lama kemudian, Clay berkata, "Naomi, nyalimu besar sekali!""Clay, jangan memaksaku!" ucap Naomi. Dia bersedia tinggal di sini karena situasi yang dihadapi oleh Gibson. Namun, ini sudah menjadi batas toleransinya.Clay tentu memahami maksudnya. Jika dia terus memaksanya, Naomi mungkin akan .... Setelah menarik napas dalam-dalam, Clay pun menenangkan diri sambil berjanji, "Aku tidak akan mengulanginya lagi!""Boleh saja kalau kamu mau pergi mencarinya, tapi jangan berurusan lagi denganku!" jelas Naomi yang enggan mengalah.Telepon barusan membuat Naomi paham bahwa hubungannya dengan Clay telah memicu amarah beberapa orang. Begitu murka, mereka sama sekali tidak dapat mengendalikan diri.Sementara itu, Clay baru saja membuat rumor pada siang hari bahwa mereka mungkin masih belum bercerai atau sudah rujuk, tetapi dia malah berkemudi ke Zerant malam harinya. Sebenarnya, dia i
Setelah mematikan telepon Naomi, Indira langsung menelepon putranya. Di ujung telepon, Clay berkata, "Halo.""Kamu pergi ke mana?" tanya Indira.Clay menjawab, "Zerant!""Apa-apaan kamu! Cepat putar balik sekarang. Nggak peduli apa yang terjadi sama Mauren, Ibu akan mengurusnya!" marah Indira.Saat ini, Clay yang berada di mobil bertanya dengan nada serius, "Siapa yang kasih tahu Ibu?" Dia baru saja keluar dari Red Leaf, tetapi Indira malah langsung meneleponnya. Apa yang pertama terlintas di benak Clay adalah ada mata-mata Indira di Red Leaf.Indira menjawab, "Kamu nggak perlu tahu siapa yang kasih tahu Ibu, tapi Clay, masalah ini nggak sesederhana itu. Ibu harap kamu bisa mengerti!""Apa maksudnya?" tanya Clay.Indira menjelaskan, "Hubunganmu dengan Naomi baru ada kemajuan, tapi Mauren langsung mencarimu. Ibu curiga ... ada dalang yang bantu wanita itu!"Sebelumnya, Indira tidak pernah memikirkan hal ini. Dia hanya menganggap semua itu sebagai kelicikan Mauren. Akan tetapi, setelah d