Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 269. Ranah Foundation

Share

269. Ranah Foundation

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 23:25:04

Rendy terdiam sejenak, pandangannya terpaku pada pedang Guang Yu yang masih memancarkan cahaya perak menyilaukan. Ia merasakan tarikan aneh, seolah pedang itu memanggilnya untuk mencoba lagi. Namun, suara Master Qing Han mengalahkan bisikan itu. Dengan napas yang berat, ia membalikkan badan dan melangkah keluar dari lembah, meskipun hatinya masih dipenuhi rasa penasaran.

Saat kembali ke Pegunungan Cakrabuana, Master Qing Han telah menunggunya di aula utama. Udara di paviliun terasa hangat, berbeda jauh dengan dinginnya lembah. Wajah Master Qing Han terlihat serius, matanya tajam memandang muridnya.

"Pedang Guang Yu adalah salah satu pedang spiritual paling kuat di Lembah Roh Kultivator," kata Master Qing Han, suaranya datar namun penuh wibawa. "Guang Yu adalah seorang kultivator legendaris pada masanya. Dia mencapai ranah Ascension sebelum memilih untuk bersemayam di pedang itu, meninggalkan warisan kekuatannya untuk mereka yang layak. Namun, kekuatan itu bukan untuk sembarang orang.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kebangkitan Naga Perang   270. Pedang Spiritual Guang Yu

    Hari berikutnya, dengan Jade Dragon di tangan, Rendy kembali ke Lembah Roh Kultivator. Kabut tipis masih menyelimuti lembah, tetapi kali ini, ia merasa lebih yakin dan fokus. Ia berjalan menuju pedang Guang Yu, yang masih memancarkan cahaya terang. Rendy berlutut di depan pedang itu, menangkupkan kedua tangannya dan menundukkan kepala."Guang Yu," ucapnya dengan suara tegas, "aku datang untuk memohon bantuanmu. Aku tidak mencari kekuatan untuk diriku sendiri, tetapi untuk melindungi mereka yang tidak bisa melindungi diri mereka sendiri. Jika kau mengujiku, aku akan menerima tantanganmu dengan sepenuh hati."Pedang Guang Yu bersinar lebih terang, energi di sekitarnya bergetar. Sebuah suara bergema dari dalam pedang, suara yang dalam dan penuh wibawa."Rendy Wang, kau telah mencapai ranah Foundation. Namun, untuk menjadi tuanku, kau harus membuktikan bahwa hatimu murni dan tekadmu tidak goyah. Bersiaplah, karena ujianmu dimulai sekarang."Tiba-tiba, cahaya dari pedang itu menyelimuti tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Kebangkitan Naga Perang   271. Rendy vs Guang Yu

    Dengan darah mengalir, Rendy tidak menyerah. "Aku tidak akan kalah!" Dia menerapkan teknik terakhirnya, Thunderclap Smash, sebuah pukulan yang menggabungkan elemen petir dengan Qi-nya. Dia menyerang langsung ke arah Guang Yu, melompat dengan kecepatan penuh.Guang Yu mengangkat pedangnya, menahan pukulan Rendy dengan teknik Mountain Breaker Stance. Ledakan energi terjadi, mengguncang tanah di bawah mereka. Asap tebal menyelimuti arena.Ketika asap menghilang, Guang Yu berdiri dengan pedangnya tertanam di tanah. "Kau lulus," katanya dengan senyuman. "Keteguhan hatimu lebih besar dari kekuatan seranganmu. Itu adalah tanda seorang kultivator sejati."Rendy terengah-engah, berdiri dengan tubuh penuh luka tapi dengan senyum puas. "Aku masih jauh dari sempurna," katanya. "Tapi aku akan terus berusaha."Guang Yu mengangguk. "Dan aku akan menantimu di puncak dunia kultivasi. Pedang ini, dan aku, siap untuk perjalananmu selanjutnya."Guang Yu mengayunkan pedangnya, menghasilkan gelombang energ

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Kebangkitan Naga Perang   272. Awal Mula

    Rendy terbangun di kamarnya yang sempit sambil menggenggam liontin giok dan patung kecil Jade Dragon di tangannya, merasakan kehangatan samar yang memancar dari artefak itu. Pedang Spiritual Guang Yu tampak bercahaya dan berkilauan lembut dalam remang-remang cahaya pagi di samping tempat tidurnya. "Semua itu nyata," pikirnya, dadanya berdegup kencang. Namun, sebelum ia bisa merenungi lebih jauh, suara Vera Huang menggema, memanggilnya dengan nada tegas seperti biasa."Rendy! Jangan bermalas-malasan, cepat ambilkan air panas!"Menghela napas panjang, ia mengantongi patung Jade Dragon, lalu menyelipkan liontin giok di balik kemejanya. Dengan langkah berat, ia keluar dari kamar sempitnya, perasaan campur aduk memenuhi benaknya. Deja vu melanda dirinya saat melihat Vera Huang duduk santai di kursi panjang, mengenakan gaun sutra yang mahal, sementara Cindy, istrinya, tampak diam seperti biasanya, menunduk seolah tidak ingin memancing konflik dengan ibunya.Rendy berdiri di pintu, tubuhnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Kebangkitan Naga Perang   273. Kabar Mengejutkan

    Rendy melangkah memasuki Red Lotus, auranya tampak lebih tenang namun tegas. Katrin Chow sudah menunggunya di meja VIP yang megah, mengenakan gaun hitam elegan yang mencerminkan otoritasnya. Dia tidak bangkit dari tempat duduknya, tetapi tatapannya tajam dan dingin langsung tertuju pada Rendy."Tuan Muda," ujar Katrin, suaranya tegas namun formal, berbeda dari sebelumnya. "Kau kembali. Tapi menjadi Naga Perang tidak semudah itu. Kau harus membuktikan dirimu layak untuk memimpin Elemental Naga lagi."Rendy berdiri tegap, liontin giok yang kini menggantung di lehernya tampak bersinar samar. "Aku tahu apa yang dipertaruhkan, Katrin. Aku siap untuk diuji."Katrin tersenyum kecil, namun sorot matanya tidak melunak. Ia menjentikkan jarinya, dan ruangan di sekitar mereka mulai berubah. Musik berhenti, para tamu VIP lenyap seperti bayangan yang memudar, dan dalam sekejap, Rendy berdiri di tengah ruang kosong yang luas dengan lantai marmer putih."Ini adalah tempat pengujian Elemental Naga," k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Kebangkitan Naga Perang   274. Misteri Lima Tahun

    “Wang Industries sudah tutup sejak Tuan Muda menghilang lima tahun yang lalu. Tuan Besar Zhang Wei yang menghidupkan kembali Wang Industries dan diganti namanya menjadi Dragon Sky Group.” “Aku menghilang? Bukankah aku selalu ada di Keluarga Huang?” tanya Rendy“Tidak, Tuan Muda! Tuan Muda baru setahun menjadi bagian dari Keluarga Huang ... selama empat tahun, Tuan Muda seakan hilang ditelan dunia ini.”“Kenapa aku tidak ingat kalau aku menghilang selama empat tahun serta satu tahun berada di dalam lingkup Keluarga Huang? Ingatanku yang tersimpan hanya saat terakhir bersama Master Qing Han di Puncak Gunung Cakrabuana dan mendapatkan Pedang Spiritual Guang Yu,” batin Rendy yang merasa kejadian yang dialaminya sangat aneh.Penjelasan Katrin agak tidak masuk akal dan di luar nalar Rendy. “Apa namaku Rendy Zhang?” tanyanya lagi penasaran.“Terserah Tuan Muda, tapi sekarang Tuan Muda masih Rendy Wang, sesuai marga orangtua asuh Tuan Muda sejak Tuan dan Nyonya Besar menghilang meninggalkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Kebangkitan Naga Perang   275. Tuan Muda Terkuat

    "Bagus, Tuan Muda," Katrin berkata dengan napas yang sedikit memburu. "Kau mulai memahami esensi dari pertarungan ini. Tapi ingat, pertarungan sejati tidak pernah memberi kesempatan untuk berpikir ulang. Semua harus cepat."Rendy memandang Katrin, peluh mengalir di dahinya, tapi matanya menyala penuh determinasi. "Aku siap," katanya dengan suara mantap, mengangkat Pedang Guang Yu sekali lagi.Walaupun Rendy merasa aneh dengan kekuatan Katrin sebagai praktisi bela diri, ia tetap meladeni keinginan Katrin.Katrin tersenyum tipis, melangkah maju. "Kita lihat seberapa jauh kau bisa melangkah, Tuan Muda."Pertarungan itu berlanjut, setiap gerakan, serangan, dan strategi menjadi lebih intens. Suara dentingan pedang dan gemuruh energi memenuhi arena, menciptakan pemandangan epik yang membuat setiap saksi terdiam dalam kekaguman. Di balik semua itu, Rendy tahu, ini bukan sekadar latihan—ini adalah langkahnya menuju takdir sebagai Naga Perang yang sesungguhnya.Ketegangan di arena semakin memu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Kebangkitan Naga Perang   276. Interogasi Rendy

    Lorong ruangan itu dipenuhi bayangan redup dari lentera-lentera antik yang menggantung di sepanjang dinding, menerangi percakapan antara Katrin dan Rendy dengan cahaya keemasan yang lembut. Udara di sekitar mereka terasa sedikit hangat, bercampur dengan aroma kayu yang terbakar pelan dari lentera-lentera tersebut. Katrin memandang Rendy dengan alis yang sedikit terangkat, senyum tipis di wajahnya."Tuan Besar Zhang ingin bertemu dengan Tuan Muda," katanya, nada suaranya dingin namun terkontrol, seperti orang yang menyampaikan pesan penting tanpa memperlihatkan emosi.Rendy menghela napas dalam, tangannya meraba permukaan pedang spiritual Guang Yu di punggungnya, seperti mencari pegangan pada sesuatu yang nyata di tengah kekacauan pikirannya. Namun, yang pertama kali keluar dari mulutnya bukanlah jawaban untuk permintaan Tuan Besar Zhang."Apa ada karyawan bernama Jessy Liu di Dragon Sky Group?" tanyanya tiba-tiba. Suaranya terdengar ragu, namun tatapan matanya tajam, seakan menggali j

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Kebangkitan Naga Perang   277. Menemui Zhang Wei

    Rendy memasuki ruangan besar di lantai paling atas Dragon Sky Tower. Dinding kaca yang mengelilingi ruangan itu memamerkan pemandangan kota Khatulistiwa yang gemerlap di malam hari. Lampu-lampu neon dari gedung-gedung tinggi membentuk pola seperti sungai bercahaya yang mengalir di tengah hutan beton. Aroma kayu cendana samar-samar memenuhi ruangan, bercampur dengan udara dingin dari pendingin ruangan yang menyentuh kulitnya.Di tengah ruangan, sebuah meja panjang dari kayu eboni berdiri megah, dan di belakangnya duduk Zhang Wei, pria paruh baya dengan rambut abu-abu yang disisir rapi ke belakang. Matanya yang tajam seperti elang mengawasi Rendy dengan penuh perhitungan. Wajahnya tanpa senyuman, tapi penuh dengan kharisma seorang pemimpin. Tangannya terlipat di atas meja, jarinya mengetuk-ngetuk permukaan kayu, menciptakan ritme pelan yang terasa seperti menghitung detik menuju ketegangan berikutnya.Rendy berdiri tegap, namun sorot matanya dingin dan penuh kehati-hatian. Setiap langka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23

Bab terbaru

  • Kebangkitan Naga Perang   451. Pertarungan Strategi

    Alih-alih melepaskan semburan api besar seperti yang biasa ia lakukan, Rendy memejamkan mata. Napasnya tertarik dalam-dalam, dada naik dan turun seirama dengan denyut nadi yang semakin membara. Di dalam pikirannya, nyala api bukan lagi letusan liar yang menghanguskan segalanya, melainkan bara yang mengendap tenang, meresap ke dalam otot-ototnya, menjalar ke tulang dan mengisi setiap pori-pori kulitnya dengan panas yang tak tertahankan. Saat kelopak matanya terbuka kembali, pandangannya jernih dan tajam. Udara di sekelilingnya bergetar, tidak lagi karena kobaran api, tetapi karena gelombang panas yang keluar dari tubuhnya sendiri. Tanah di bawah kakinya menghangat, udara di sekitarnya beriak seperti fatamorgana di atas gurun pasir. Rendy merasakan sesuatu yang berbeda—sebuah kekuatan yang lebih terkendali, lebih dalam, dan lebih dahsyat dari sebelumnya. Tanpa ragu, ia menerjang ke depan. Gerakannya nyaris tak terlihat, seperti bayangan yang melesat dalam sekejap. Kecepatan itu bukan

  • Kebangkitan Naga Perang   450. Formasi Kutub Es Ketiga

    Rendy melangkah mantap ke dalam pusaran badai es yang berputar liar di belakangnya. Setiap pijakan kakinya menghasilkan bunyi berderak, merambat ke seluruh permukaan es yang retak seperti suara tulang yang patah. Angin dingin menampar wajahnya dengan kasar, membekukan tiap tarikan napas yang keluar dari bibirnya. Butiran salju yang tajam seperti pecahan kaca menari di udara, menyayat kulitnya hingga perih. Namun, di balik semua itu, tekadnya tetap membara.Di hadapannya, Formasi Kutub Es Ketiga berdiri menjulang, dinding-dindingnya yang runcing seolah hendak menusuk langit kelam. Bayangannya yang megah dan menyeramkan menebarkan aura dingin yang membuat dada Rendy terasa sesak. Setiap langkah yang ia ambil semakin menegaskan keberadaannya di tempat terlarang ini. Suara samar bergema di udara, entah dari mana asalnya, seolah ada sesuatu yang mengamati setiap gerak-geriknya dengan mata tak terlihat.Saat ujung kakinya melewati batas wilayah beku itu, tanah di bawahnya mendadak memancark

  • Kebangkitan Naga Perang   449. Formasi Kutub Es Kedua

    Rendy menarik napas dalam-dalam, udara dingin menusuk paru-parunya, sementara matanya yang tajam menyapu badai salju yang mengamuk di sekelilingnya. Setiap butir salju yang beterbangan seakan menceritakan ancaman, namun tekadnya tak tergoyahkan. Setelah berhasil menaklukkan prajurit es pertama yang menyerang dengan keberanian setara badai itu, ia melangkah ke dalam kegelapan beku Formasi Kutub Es Tujuh Langkah. Angin mengaum lebih liar, menyembunyikan jebakan mematikan di balik tirai putih yang terus berputar.Saat langkah pertamanya menuju formasi kedua, tanah di bawahnya tiba-tiba bergetar hebat, mengirimkan getaran menakutkan ke seluruh tubuhnya. Tanah itu runtuh, menciptakan celah besar seakan ingin menelannya hidup-hidup. Dengan refleks instan, Rendy melompat ke samping, namun matanya menangkap gerakan kilat ... dinding es raksasa melesat dari bawah dan atas, berusaha menjepitnya dalam pelukan maut."Sial!" teriak Rendy, suara yang tertiup angin seolah menyatu dengan rintihan bad

  • Kebangkitan Naga Perang   448. Prajurit Es

    Angin menderu tanpa ampun, menerjang wajah Rendy dengan suhu yang menusuk, seakan ribuan jarum es menyusup ke dalam kulitnya. Di sekelilingnya, salju menari liar, berputar-putar membentuk pusaran putih yang seakan ingin menelan segala sesuatu yang berada di lintasan badai. Di tengah kekacauan itu, dua sosok prajurit es meluncur bak bayangan, melangkah tanpa jejak di atas permukaan salju yang telah membeku kaku.Rendy, yang tengah berlari menyusuri medan yang terselimuti badai, tiba-tiba mengayunkan tubuhnya ke samping. Tepat di saat itulah, sebuah pedang es berkilauan meluncur mendekat, hampir saja menyapu bahunya dengan kecepatan yang mematikan. Udara di sekitar pedang itu bergetar, menampakkan efek membekukan yang menyeramkan pada setiap hal yang disentuhnya."Dekat sekali!" seru Rendy dengan nada terkejut, namun ia tak sempat mengeluh. Dalam satu gerakan refleks, ia memutar badannya dan melayangkan tendangan ke arah bayang-bayang prajurit itu. Namun, tendangannya hanya menyentuh ke

  • Kebangkitan Naga Perang   447. Formasi Kutub Es

    Di balik tirai salju tebal yang menutupi setiap sudut Pegunungan Es Abadi, dunia terlihat seperti lukisan sunyi yang menyimpan keindahan dan kematian sekaligus. Namun, Rendy, dengan tatapan waspada dan langkah yang terukur, tahu bahwa di balik pesona dingin itu tersimpan jebakan mematikan yang dirancang oleh Keluarga Besar Bai. Setiap langkah yang diambilnya terasa bagai melangkah di atas kristal pecah; dingin yang menusuk hingga ke dalam tulang, diiringi oleh ketidakpastian medan yang licin dan berbahaya. Angin kencang menyusup lewat celah-celah antara puncak gunung, mendesis seperti bisikan kematian. Butiran es kecil yang tersapu angin menghantam wajahnya, meninggalkan rasa perih yang membakar, sementara jubah hitamnya menari liar di tengah pusaran salju, kontras dengan hamparan putih yang tak berujung. Rendy menatap sekeliling dengan mata tajam, menyusuri setiap bayangan dan jejak samar yang tertutup salju. Tiba-tiba, ia berhenti. Di bawah langkahnya, ada sebuah bekas jejak yang

  • Kebangkitan Naga Perang   446. Keluarga Besar Terakhir

    Rendy melangkah mantap ke utara, angin dingin menerpa wajahnya, membawa serta butiran salju yang berkilauan di bawah cahaya rembulan. Hembusan napasnya mengepul, seiring dengan tekad yang semakin menguat di dalam dadanya. Ia harus menemui Keluarga Besar Bai secara langsung. Tiga kultivator Bai yang ia biarkan hidup telah menyampaikan pesannya, tetapi ia ragu pesan itu cukup kuat untuk menghentikan mereka."Aku harus memastikan mereka tidak menggangguku saat berhadapan dengan Zhang Wen," gumamnya, kedua matanya menatap lurus ke depan, penuh determinasi.Dalam perjalanannya, Rendy menyadari satu hal: ia telah melewatkan kesempatan menanyakan keberadaan ayahnya kepada Keluarga Xie dan Zhao. Pertarungan sengit dengan mereka telah menyita seluruh perhatiannya, dan kini, hanya Keluarga Besar Bai yang mungkin memiliki jawaban.Pegunungan Es Abadi membentang di hadapannya, rumah bagi Keluarga Besar Bai. Sebuah perkampungan luas tersembunyi di balik lapisan pertahanan berlapis, dengan formasi

  • Kebangkitan Naga Perang   445. Akhir Keluarga Besar Zhao

    Rendy Wang berdiri tegak di antara puing-puing kediaman keluarga Zhao. Angin malam berdesir, membawa aroma debu dan darah yang masih hangat. Kedua pedangnya—Pedang Kabut Darah dan Pedang Penakluk Iblis—berkilauan tajam di bawah cahaya bulan. Di hadapannya, Zhao Tiangxin menatap tajam, jubah patriarknya berkibar ditiup energi qi yang bergetar di sekelilingnya."Naga Perang!" suara Zhao Tiangxin bergema seperti guntur. "Aku akan menunjukkan padamu mengapa aku disebut sebagai Patriark Zhao!"Tangannya terangkat tinggi, telapak tangannya bersinar emas. Dengan satu gerakan sigil tangan, ia menarik energi langit dan bumi. "Formasi Penghancur Langit!"Awan di atas mereka bergolak, berputar membentuk pusaran yang menyedot kekuatan dari sekelilingnya. Udara bergetar, dan dalam sekejap, ratusan tombak qi berwarna emas terbentuk di langit, melayang dengan ujungnya mengarah lurus ke tubuh Rendy.Rendy mengangkat satu alis. "Begitu? Kau pikir formasi ini bisa menghentikanku?"Dengan satu hentakan

  • Kebangkitan Naga Perang   444. Korban Pedang Penakluk Iblis

    Dengan kecepatan yang tak terbayangkan, Rendy melesat ke depan seperti kilatan petir yang menyambar langit. Pedang Penakluk Iblis di tangannya bergetar, memancarkan cahaya merah menyala yang menebarkan hawa kematian di sekelilingnya. Dalam satu tebasan, gelombang energi memancar deras, menggetarkan udara dan menciptakan pusaran angin yang menghantam para praktisi keluarga Zhao dengan kekuatan dahsyat."Kalian yang mencari kematian kalian sendiri! Aku telah memberi kalian kesempatan untuk hidup! Kini, kesempatan itu telah hilang!" teriak Rendy yang bergerak dengan sangat cepat sehingga tidak kelihatan oleh mata biasa.Wuuusssh!Clash!Jeritan kesakitan menggema saat beberapa dari mereka terpental ke belakang, menghantam dinding dengan keras hingga retakan besar terbentuk di sekitarnya. Sementara itu, yang lain bahkan tak sempat menghindar—hanya ada kilatan merah yang membelah tubuh mereka, meninggalkan sisa-sisa tubuh yang jatuh dengan suara berdebum ke tanah."Apa ini? Dasar iblis! Ti

  • Kebangkitan Naga Perang   443. Badai Keluarga Besar Zhao

    Malam itu, kediaman Keluarga Besar Zhao dipenuhi ketegangan yang merayap di setiap sudut benteng megah mereka. Cahaya lentera berkelap-kelip, memantulkan bayangan tajam dari para kultivator dan praktisi bela diri yang berjaga. Mata mereka tajam, napas tertahan, tangan menggenggam erat senjata seolah bersiap menghadapi bahaya yang sewaktu-waktu bisa menerjang.Di tengah ruang utama yang dipenuhi aroma dupa, seorang pria tua duduk di singgasananya dengan tenang. Rambut dan janggut putihnya tergerai panjang, namun tubuhnya yang bercahaya menunjukkan bahwa usia bukanlah batasan bagi kekuatannya. Zhao Tiangxin, pemimpin Keluarga Besar Zhao, menatap tajam ke arah seorang pengintai yang baru saja kembali dari misi penyelidikan."Siapa yang cukup kejam menghancurkan Keluarga Besar Xie?" Suaranya berat, penuh wibawa, bergema di seluruh ruangan.Kultivator pengintai itu menelan ludah sebelum menjawab, tubuhnya sedikit gemetar. "Lapor, Tuan Besar! Pembunuh Patriark Xie adalah seorang pemuda yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status