Home / Pernikahan / Kebangkitan Mafia yang Dikhianati / Bab 28: Kejatuhan Sang Raja

Share

Bab 28: Kejatuhan Sang Raja

last update Last Updated: 2024-09-10 19:33:59

Pintu besar ruang utama markas Aditya terbanting terbuka dengan keras. Ferdy, dengan langkah penuh percaya diri, memasuki ruangan bersama Alex di sisinya. Di sudut ruangan, Aditya berdiri dengan wajah penuh keringat dan ketakutan, tubuhnya menegang, seolah siap melawan tetapi tahu takdirnya sudah pasti. Untuk pertama kalinya, sosok yang selama ini memegang kekuasaan terlihat begitu rapuh dan tidak berdaya.

"Ini akhir dari semuanya, Aditya," suara Ferdy terdengar tenang namun sarat dengan kekuatan. "Kau tidak punya tempat lagi untuk bersembunyi."

Aditya menatap Ferdy dengan mata penuh kebencian, tetapi ada juga rasa putus asa yang tidak bisa dia sembunyikan. Selama bertahun-tahun, dia berkuasa dengan tangan besi, menggunakan ketakutan untuk mengendalikan orang-orang di sekitarnya. Namun, malam ini, semua itu runtuh. Rencana Ferdy telah menutup semua celah pelariannya, dan sekarang dia dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa kekuatannya telah menguap.

“Kau pikir ini sudah berakhir, Ferdy?
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 29 Masa Depan Baru

    Pagi itu, cahaya matahari menyinari halaman rumah Ferdy dengan lembut. Setelah malam penuh ketegangan dan pertempuran yang sengit, suasana pagi itu terasa begitu tenang, seakan semesta memberi waktu bagi mereka untuk bernapas sejenak. Ferdy duduk di teras depan, menikmati secangkir kopi panas. Nadia berada di sisinya, wajahnya tenang, matanya menatap jauh ke arah langit biru yang cerah.Segala sesuatunya mulai kembali normal setelah kejatuhan Aditya. Markas musuh telah dibersihkan, dan sisa-sisa pengikutnya ditangkap atau melarikan diri. Bagi Ferdy, kemenangan ini bukan sekadar menghancurkan musuh, tetapi juga meneguhkan posisinya sebagai pemimpin yang kuat dan dihormati. Namun, di balik semua itu, dia tahu bahwa perjuangan sebenarnya baru saja dimulai."Apa yang kau pikirkan?" tanya Nadia lembut, menyadari bahwa pikiran Ferdy melayang jauh.Ferdy menoleh padanya dan tersenyum tipis. "Aku hanya berpikir tentang masa depan. Setelah semua yang terjadi, aku sadar bahwa ada begitu banyak

    Last Updated : 2024-09-13
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 30 Mimpi yang Menjadi nyata

    Kehidupan baru Ferdy dan Nadia di rumah kecil di pinggir kota telah berjalan selama beberapa bulan. Mereka menikmati ketenangan yang dulu terasa begitu jauh. Pagi-pagi mereka dipenuhi dengan suara burung berkicau dan aroma kopi yang menyegarkan, sementara sore hari dihabiskan dengan berjalan-jalan di taman dekat rumah, di mana angin sepoi-sepoi membelai wajah mereka dengan lembut.Namun, di balik kedamaian itu, ada satu hal yang selalu ada dalam pikiran Ferdy—mimpi untuk hidup dalam ketenangan tidak sepenuhnya mudah dicapai. Meskipun dia telah meninggalkan dunia lamanya, jejak dari masa lalunya masih terus menghantuinya. Ferdy sadar bahwa bagaimanapun dia ingin melarikan diri, akan ada masa lalu yang mencoba menariknya kembali.Suatu pagi, ketika Ferdy sedang duduk di beranda dengan secangkir kopi di tangannya, teleponnya berdering. Nadia, yang sedang menyiram tanaman di halaman, menoleh saat Ferdy mengambil telepon.“Siapa?” tanya Nadia dengan suara penuh perhatian.Ferdy melihat lay

    Last Updated : 2024-09-15
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 31 Awal Baru yang Tak Terduga

    Setelah menuntaskan masalah yang membayangi masa lalu Ferdy, mereka kembali menikmati ketenangan di rumah kecil mereka. Pagi-pagi yang damai dan senja yang tenang kini benar-benar terasa lebih berharga bagi Ferdy dan Nadia. Ferdy, yang sudah mantap meninggalkan dunia lamanya, merasa lega karena bisa memulai hidup baru tanpa bayang-bayang kekacauan yang dulu selalu menghantuinya.Namun, seiring berjalannya waktu, Nadia mulai merasakan bahwa ada sesuatu yang berubah. Meski Ferdy sudah berjanji untuk tidak kembali ke dunia lamanya, ada perasaan cemas yang mulai menghantui Nadia. Ia khawatir Ferdy belum benar-benar lepas dari beban masa lalu, dan situasi yang tak terduga mungkin bisa menariknya kembali.Suatu malam, setelah makan malam yang tenang, Nadia memutuskan untuk berbicara dengan Ferdy. “Kau yakin sudah meninggalkan semuanya, kan? Aku tahu kau bilang ini yang terakhir, tapi aku takut ada sesuatu yang masih kau sembunyikan.”Ferdy tersenyum, mencoba meyakinkan Nadia. “Aku sudah ben

    Last Updated : 2024-09-16
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 32 Tawaran yang Tak Bisa Ditolak

    Seminggu berlalu sejak pria berjas hitam itu muncul di depan pintu rumah Ferdy dan Nadia. Dalam keheningan yang penuh ketegangan, Ferdy mencoba mempertimbangkan semua pilihan yang ada. Surat dan pesan yang datang sebelumnya tidak pernah mudah diabaikan, dan tawaran yang diajukan bukan hal yang bisa dia tolak begitu saja.Nadia bisa merasakan betapa beratnya beban yang kini dipikul oleh suaminya. Meskipun Ferdy tidak banyak bicara, dia tahu bahwa di dalam dirinya, ada pertarungan batin yang sedang berlangsung. Setiap hari, dia mencoba menenangkan suaminya, meyakinkan bahwa apapun yang terjadi, mereka akan menghadapinya bersama.Pada hari ketujuh, Ferdy duduk di ruang tamu, matanya menatap keluar jendela. Dalam hati, dia masih meragukan apakah keputusan untuk menghadapi orang-orang dari masa lalunya adalah langkah yang tepat. Namun, dia tahu bahwa jika dia menolak tawaran ini, mungkin ancaman yang lebih besar akan datang, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk Nadia.Ketika malam ti

    Last Updated : 2024-09-17
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 33 Jalan Tanpa kepastian

    Malam itu terasa panjang, lebih panjang dari malam-malam sebelumnya. Ferdy duduk di meja makan, berhadapan dengan Nadia yang berusaha memahami kegelisahan yang memancar dari wajah suaminya. Sejak Ferdy kembali dari pertemuan dengan pria misterius itu, suasana di rumah mereka berubah tegang. Ada sesuatu yang belum diungkapkan, dan Nadia tahu bahwa keputusan yang akan diambil Ferdy kali ini tidak mudah.“Ada apa, Sayang? Kau terlihat begitu berbeda,” tanya Nadia dengan nada lembut, mencoba mengurangi beban yang terlihat jelas di mata Ferdy.Ferdy menghela napas panjang sebelum akhirnya mulai berbicara. “Aku… aku mendapatkan tawaran. Tawaran yang tak bisa kuabaikan begitu saja.”Nadia mengernyitkan dahi. “Tawaran apa? Apakah ini berhubungan dengan masa lalumu?”Ferdy mengangguk pelan. “Ya. Dunia yang dulu kutinggalkan kembali mencariku. Mereka ingin aku bergabung dengan organisasi yang lebih besar, lebih kuat. Mereka menawarkan kekuasaan, uang, segalanya... tapi ada harga yang harus diba

    Last Updated : 2024-09-24
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 34 Jalan di Persimpangan

    Malam itu, Ferdy duduk di tepi jendela kamar, memandangi langit yang gelap tanpa bintang. Pikirannya terus bergelut dengan berbagai skenario yang mungkin terjadi. Kata-kata Raka masih terngiang-ngiang di telinganya, memberi dia sedikit kelegaan tetapi sekaligus juga menambah tekanan. Pilihan yang ia hadapi seakan membawa dirinya pada jalan tanpa akhir.Di tempat tidur, Nadia terbaring dengan punggung menghadap Ferdy, mencoba tertidur meski jelas terlihat bahwa dia juga sama gelisahnya. Nafasnya terdengar berat dan tidak teratur. Nadia tidak pernah pandai menyembunyikan perasaannya, dan malam ini, dia tidak berbeda. Ferdy bisa merasakan ketegangan di antara mereka."Nadia..." Ferdy memanggil pelan, suara itu hampir tenggelam dalam keheningan malam. Tapi Nadia mendengarnya.Dia berbalik perlahan, matanya berkedip mengusir kantuk yang tak kunjung datang. "Ya, apa yang kau pikirkan, Ferdy?" tanyanya dengan suara serak. "Kau tidak tidur sama sekali."Ferdy menghela napas. "Aku... Aku masih

    Last Updated : 2024-09-24
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 35 Pertemuan dengan Armand

    Ferdy meninggalkan apartemen dengan pikiran yang bergejolak. Nama "Armand" bergema di kepalanya, membawa rasa ingin tahu dan kecemasan. Doni tidak banyak memberikan detail, tapi dari nada bicaranya, jelas bahwa Armand bukanlah orang sembarangan. Jika Ferdy ingin menghadapi ancaman yang terus menghantui hidupnya, bertemu dengan Armand mungkin satu-satunya cara.Setelah menyusuri jalanan yang mulai sepi di malam hari, Ferdy tiba di rumah dan mendapati Nadia sudah tertidur di ruang tamu, menunggunya pulang. Rasa bersalah menyelinap dalam hati Ferdy, tapi dia tahu bahwa dia tidak punya pilihan selain melindungi Nadia dengan segala cara, bahkan jika itu berarti harus berurusan dengan orang-orang berbahaya lagi.Pagi itu, Ferdy bangun lebih awal, mempersiapkan dirinya untuk pertemuan dengan Armand. Ia tidak memberitahu Nadia ke mana ia akan pergi, hanya mengatakan bahwa ia akan bertemu seseorang yang mungkin bisa membantu mereka keluar dari masalah ini.Nadia, meski terlihat cemas, tidak ba

    Last Updated : 2024-09-25
  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 36 Menyusun Strategi

    Ferdy berjalan keluar dari kafe dengan langkah berat. Tawaran Armand tadi bukan hanya membawa kebingungan, tetapi juga kegelapan yang sudah lama ingin ia hindari. Pikiran tentang Darius, pria yang harus ia singkirkan jika ingin melindungi keluarganya, membuat dadanya sesak. Darius bukan sekadar orang biasa dalam dunia bawah tanah. Ia adalah simbol kekuatan, ketakutan, dan kekuasaan yang mendalam.Saat Ferdy berjalan di trotoar yang sepi, ia memikirkan apa yang harus ia lakukan. Ia tahu bahwa setiap langkah yang salah bisa mengancam hidupnya dan, yang paling penting, keselamatan Nadia. Namun, kembali ke dunia kriminal seperti yang diminta Armand adalah hal yang bertentangan dengan prinsipnya. Dunia itu sudah ia tinggalkan bertahun-tahun lalu dengan susah payah. Kembali lagi ke sana berarti mengorbankan kebahagiaan yang ia dan Nadia coba bangun.Setibanya di rumah, Ferdy menemukan Nadia sedang duduk di ruang tamu, menatap ke luar jendela dengan wajah termenung. Ia mungkin sudah lama men

    Last Updated : 2024-09-25

Latest chapter

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 98 Harapan yang mulai menyala

    Laras bangun pagi itu dengan perasaan campur aduk. Udara dingin menyejukkan kamar tidurnya, tetapi pikirannya terus mengulang percakapan semalam dengan Rizal. Kata-kata pria itu bergaung di kepalanya, membawa kehangatan sekaligus kebingungan.Setelah mencuci muka dan menyeduh secangkir kopi, Laras duduk di balkon kecil rumahnya. Pemandangan jalanan yang mulai ramai tidak cukup untuk mengalihkan pikirannya. Hubungan profesionalnya dengan Rizal selama ini selalu menyenangkan, tetapi ia tidak pernah membayangkan bahwa ada perasaan lain yang berkembang di antara mereka.Laras menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. Ia sadar bahwa perasaan Rizal tulus, tetapi ia takut untuk melangkah terlalu cepat. Luka lama di hatinya belum sepenuhnya sembuh, dan ia tidak ingin mengambil risiko tanpa kepastian.“Laras, fokus,” gumamnya pada diri sendiri. Ia memutuskan untuk mengalihkan perhatian dengan bekerja. Program pelatihan di Rumah Kita adalah prioritasnya saat ini.---Hari itu, Laras tiba

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 97 Jejak baru di masa depan

    Matahari pagi menyinari jendela besar di ruang tengah Rumah Kita, menciptakan pola cahaya yang indah di lantai kayu. Laras duduk di salah satu meja, memandangi daftar acara yang telah direncanakan untuk bulan depan. Kafe ini telah menjadi tempat yang tidak hanya menyatukan komunitas, tetapi juga memberi makna baru dalam hidupnya.Kegiatan sehari-hari di kafe selalu membuat Laras sibuk, tetapi hari ini terasa berbeda. Ada perasaan hangat yang menyelimuti hatinya, seperti firasat baik yang tak bisa ia jelaskan. Suara pintu yang berderit menarik perhatiannya. Seorang pria masuk, membawa sebuah kotak besar di tangannya."Laras, ini pesanannya," kata Rizal sambil tersenyum lebar."Oh, Rizal! Terima kasih sudah mengantar," jawab Laras, berdiri untuk membantu.Rizal meletakkan kotak itu di meja dekat dapur, lalu duduk di kursi di depan Laras. "Kamu kelihatan sibuk. Semua berjalan lancar, kan?""Lancar, tentu saja," jawab Laras. "Tapi aku selalu merasa ada yang kurang. Aku ingin melakukan leb

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 96 Awal yang baru

    Pagi itu, Laras bangun dengan perasaan ringan. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, ia merasa benar-benar bebas. Udara pagi yang segar menyusup melalui jendela yang terbuka, membawa aroma bunga melati dari halaman belakang. Ia berdiri di depan cermin, melihat pantulan dirinya yang tampak lebih ceria.Ia mengambil surat balasannya kepada Arman yang masih tergeletak di meja. Dalam hati, ia bertanya-tanya apakah surat itu benar-benar perlu dikirim. Namun, setelah beberapa saat merenung, Laras memutuskan untuk tidak mengirimkannya. Baginya, menuliskan perasaan itu sudah cukup. Itu adalah caranya untuk menutup lembaran lama tanpa harus menggali luka yang telah ia sembuhkan.Laras mengambil amplop itu, merobeknya menjadi potongan kecil, lalu membuangnya ke tempat sampah. "Ini adalah akhir," gumamnya pada diri sendiri, "dan juga awal yang baru."---Hari itu, Laras memutuskan untuk mengunjungi kantor barunya. Setelah lama mempertimbangkan, ia akhirnya membuka usaha kecil yang

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 95 Langkah awal untuk kebahagiaan baru

    Hari itu dimulai dengan sinar matahari yang cerah, seolah menyambut kehidupan baru yang siap dijalani Laras. Ia bangun lebih pagi dari biasanya, menyeduh kopi hangat, dan menikmati suasana rumah yang sunyi. Ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya, rasa tenang yang belum pernah ia rasakan selama ini.Di ruang tamunya, surat dari Arman masih tergeletak di meja. Laras menatapnya sebentar, berpikir apakah ia harus melakukan sesuatu terhadap surat itu. Namun, ia tahu bahwa keputusan besar tidak boleh diambil tergesa-gesa.Sambil menghirup kopinya, Laras memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar komplek. Ia ingin menyegarkan pikiran dan merasakan udara pagi yang menyegarkan. Saat melangkah keluar, ia melihat tetangganya, Bu Rina, sedang menyiram tanaman di halaman.“Pagi, Laras! Wah, sudah jarang sekali lihat kamu keluar pagi-pagi begini,” sapa Bu Rina dengan senyuman ramah.Laras tersenyum balik. “Iya, Bu. Lagi ingin menikmati udara pagi saja.”“Kamu kelihatan lebih segar sekarang. Ada kab

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 94: Cahaya menuju terowongan

    Hari itu, Laras duduk di ruang kerjanya dengan senyum yang tak bisa ia sembunyikan. Semua yang ia rencanakan, yang ia perjuangkan selama ini, mulai menunjukkan hasil. Namun, hari ini bukan hanya tentang pekerjaan. Ada sesuatu yang lebih pribadi, sesuatu yang sudah lama ia nantikan.“Bu Laras, ini dokumen yang perlu tanda tangan Anda,” ujar Dani, asistennya, sembari menyerahkan setumpuk berkas.“Terima kasih, Dani. Bisa kamu tinggalkan di sini? Aku akan periksa sebentar lagi,” jawab Laras dengan nada lembut.Dani mengangguk sebelum keluar, meninggalkan Laras sendiri. Laras menarik napas panjang, menatap dokumen-dokumen itu sejenak, lalu memindahkan pandangannya ke foto keluarganya di atas meja. Foto itu adalah pengingat tentang bagaimana perjalanan hidupnya dimulai.---Pukul lima sore, Laras meninggalkan kantornya lebih awal dari biasanya. Mobilnya melaju perlahan melewati jalanan kota yang mulai dipadati kendaraan. Tujuannya kali ini adalah sebuah panti asuhan di pinggiran kota, temp

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 93 Akhir Dari Perjalanan Lama, Awal Harapan Baru

    Sinar matahari pagi menembus jendela ruang kerja Laras. Meja kayu besar di depannya dipenuhi berkas-berkas yang tersusun rapi. Hari itu, ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Setelah sekian lama menghadapi badai dan perjuangan tanpa henti, hari ini ia merasa lebih ringan. Namun, bukan karena pekerjaannya berkurang, melainkan karena keyakinan bahwa langkah-langkah yang ia ambil sudah berada di jalur yang benar.“Bu Laras, rapat dengan investor akan dimulai 30 menit lagi,” ujar Dani setelah mengetuk pintu.“Terima kasih, Dani. Tolong pastikan semuanya sudah siap,” jawab Laras dengan senyuman.Sejak proyek pendidikan untuk anak-anak kurang mampu diluncurkan, Laras semakin sibuk. Namun, ia menyukai kesibukan itu. Setiap laporan tentang anak-anak yang kini mendapatkan akses pendidikan layak menjadi sumber semangat baru baginya. Laras merasa, untuk pertama kalinya, perusahaan yang ia pimpin bukan hanya tentang keuntungan, tetapi juga tentang memberikan manfaat bagi banyak orang.---Di ru

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 92 Langkah awal menuju babak baru

    Pagi itu, mentari bersinar hangat, seolah memberikan semangat baru untuk memulai hari. Laras duduk di ruang kerjanya yang sekarang terasa lebih lapang dan terang, bukan hanya karena dekorasi barunya, tetapi juga karena beban yang perlahan mulai terangkat dari pundaknya. Kemenangan terakhir melawan Pak Rahmat telah memberikan angin segar bagi Laras dan timnya. Namun, ia tahu bahwa ini bukanlah akhir dari perjalanannya.Laras memandang papan strategi di depannya, yang penuh dengan catatan dan diagram rencana masa depan perusahaannya. Di sudut kanan papan, sebuah kalimat tertulis tebal: “Integritas adalah kekuatan.” Kalimat itu menjadi mantra yang terus ia ulang di tengah badai yang telah ia hadapi."Kita harus memastikan setiap langkah ke depan tidak hanya memperkuat bisnis ini, tapi juga berdampak positif pada masyarakat," gumamnya.---Dani mengetuk pintu sebelum masuk dengan setumpuk dokumen di tangannya. Wajahnya yang biasanya serius kini tampak lebih santai, bahkan dihiasi senyuman

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 91 Titik balik yang mengejutkan

    Pagi itu, udara terasa dingin, seperti memberikan pertanda akan sesuatu yang besar. Laras baru saja menyelesaikan rutinitas paginya ketika Dani masuk ke ruang kerjanya dengan wajah yang lebih serius dari biasanya."Ada apa, Dani?" tanya Laras, mencoba membaca raut wajahnya.Dani meletakkan sebuah map tebal di meja. "Ini hasil penyelidikan terakhir. Ada informasi yang sangat mengejutkan di dalamnya."Laras membuka map itu dengan hati-hati. Lembar demi lembar dokumen di dalamnya mengungkap jaringan rahasia yang selama ini tersembunyi, termasuk bukti bahwa Pak Rahmat tidak hanya menyabotase bisnisnya, tetapi juga melakukan penipuan besar-besaran terhadap beberapa perusahaan lain."Ini tidak mungkin," gumam Laras, matanya melebar saat membaca salah satu dokumen. "Jadi, dia bahkan menipu mitranya sendiri?""Benar," jawab Dani. "Dan ada sesuatu yang lebih mengejutkan lagi. Salah satu dokumen ini menunjukkan bahwa salah satu asetnya yang paling penting, perusahaan utama yang selama ini menda

  • Kebangkitan Mafia yang Dikhianati    Bab 90 Cahaya di ujung terowongan

    Pagi itu, Laras bangun dengan perasaan berbeda. Semalam, setelah berminggu-minggu menghadapi tekanan dari semua sisi, ia merasa ada secercah harapan. Bukti yang dikumpulkan dari pria misterius telah dikonsolidasikan, laporan hukum telah disusun, dan timnya mulai menatap ke depan dengan keyakinan baru. Namun, Laras tahu perjuangan ini belum selesai."Dani, apa ada kabar terbaru dari pihak berwenang?" tanya Laras saat mereka bertemu di ruang kerja.Dani mengangguk. "Mereka sudah mulai menyelidiki. Tapi, seperti yang kita duga, ini tidak akan berjalan mulus. Pak Rahmat punya koneksi kuat di berbagai institusi. Kita harus siap menghadapi serangan balik."Laras menghela napas. "Aku tahu. Kita juga harus memastikan bahwa mereka tidak bisa menyentuh kita dengan cara yang sama lagi."---Di tengah kesibukan itu, sebuah berita mengejutkan datang dari salah satu mitra lama mereka. "Laras, Pak Rahmat mulai bergerak menyerang kita secara terbuka," kata Mira saat memasuki ruangan dengan wajah tega

DMCA.com Protection Status