"Kamu baik-baik saja?" tanya Kendrick yang berubah lagi menjadi tampak berbicara santai dengannya. Nayara segera membalikkan tubuhnya ke arah Kendrick yang berdiri dibelakangnya dengan mengenakan pakaian yang agak berbeda dari sebelumnya.
Nayara mengerutkan keningnya, "Bapak ganti baju?" tanya Nayara.
"Iya, baju tadi kena kotorannya Loli!" jawabnya dengan mata yang menoleh ke sana kemari. Tangannya mencoba terus menerus merapikan pakaiannya.
Nayara mengangguk.
"Sudah siang Pak, kita ke kantor sekarang?" ajak Nayara seraya menyelendangkan tasnya ke bahu.
Kendrick menganggukkan kepalanya kemudian berjalan lebih dulu dari Nayara menuju pintu. Ketika dirinya membuka pintu ternyata Athaya sudah berada di luar rumah Kendrick dengan mengenakan pakaian yang berwarna senada dengan Nayara tanpa membuat janji terlebih dahulu.
"Pak Athaya?!" sapa Nayara yang agak sedikit terkejut akan keberadaan Athaya yang muncul tiba-tiba di depan halaman rumah Kendrick.
"Pagi!!!" sapa Athaya pada keduanya sambil melambaikan sebelah tangannya.
Nayara tersenyum.
"Ada apa kau kemari?" tanya Kendrick dengan ketus. Dia tak suka ketika melihat Nayara yang selalu tersenyum untuk Athaya.
"Aku hanya ingin menemui Nayara sebelum dia pergi ke kantor," ujar Athaya sambil memandang ke arah Nayara yang berdiri di samping Kendrick.
Nayara mengangkat kedua alisnya. Wajahnya bertanya namun bibirnya tidak.
"Ada apa?" tanya Kendrick yang seolah mewakili mulut Nayara.
"Aku hanya ingin memberikannya ini, sebagai tanda pertemanan antara aku dan dia!" terang Athaya yang menyerahkan sebuah kotak di dalam tas kertas merek branded pada Nayara."Apa ini?" tanya Nayara dengan mata yang menilik-nilik ke dalam isi tas di tangannya.
"Kau buka nanti saja, aku pergi dulu. Aku hanya ingin memberikan itu padamu, sampai jumpa!" pamitnya yang berjalan sambil melambaikan tangan ke arah Nayara tanpa melihat ke arah Kendrick.
Hal itu membuat Kendrick agak kesal akan sikap acuhnya Athaya terhadapnya. Ditambah rasa cemburunya ketika melihat Athaya memberikan Nayara sebuah hadiah dan dengan mudahnya membuat Nayara selalu tersenyum padanya.
Mata Kendrick mencelikkan kesal pada hadiah pemberian Athaya yang berada di tangan Nayara. Hadiah itu tampak dipegang hati-hati oleh Nayara dan membuat Kendrick semakin geram. Namun dia tak bisa meluapkan sesukanya.
Pasalnya, Nayara bukanlah siapa-siapa baginya. Hanya sekedar sekretaris dan asisten pribadinya saja. Dia tak memiliki hak penuh atas Nayara. Di tambah hatinya yang tak mau jujur pada dirinya sendiri, jika dirinya kini mulai menyukai Nayara karena sedikitnya memiliki kesamaan dengan mantan kekasihnya yang pergi itu.
***
Di kantor.Nayara tengah fokus pada layar komputernya. Sedangkan Kendrick sedari tadi dari dalam ruangannya dia terus menerus memandangi Bayar tiada henti dan tiada bosannya. Hatinya tampak tak tenang ketika melihat hadiah pemberian dari Athaya yang berada di meja Nayara. Dia sendiri menjadi penasaran apa isi dari hadiah tersebut.
Di jam istirahat.
Nayara dihampiri oleh Randi, dia adalah karyawan yang berbeda divisi dengan Nayara. Randi tampak begitu tertarik terhadap Nayara semenjak masuk dan bekerja sebagai sekretaris Kendrick."Nay, kamu mau makan siang?" tanyanya yang bermula berbasa-basi. Randi berdiri di depan meja kerja Nayara dengan mengembangkan senyuman.
"Iya kak," jawab Nayara yang membuat Randi bersorak gembira di dalam hatinya. Namun ketika Nayara berdiri tiba-tiba saja telepon di atas meja Nayara berdering.
"Hall..."
"Oh, i-iya Pak, baik Pak!"
Nayara segera meletakkan kembali gagang telepon ketempatnya. Dengan tatapan wajah bersalah dia tersenyum.
"Maaf kak, aku dipanggil Pak Kendrick," terangnya dengan penuh rasa bersalah dan juga perasaa kesal. Padahal ini adalah jam makan siang. Di mana dirimu bisa beristirahat dan juga melakukan makan siang seperti karyawan lainnya.
Akan tetapi, lagi-lagi Kendrick membuatnya tak bisa memiliki waktu untuk beristirahat. Dengan segera Nayara berlari kecil masuk ke ruangan Kendrick dengan perasaan yang sangat kesal dan tangan yang sedari tadi dia kepal erat untuk meredam kekesalannya terhadap Kendrick. Si Bos yang mendominasi dirinya."Ada apa Pak?" tanya Nayara ketika sudah sampai di depan meja Kendrick. Nayara sebisa mungkin untuk menahan laparnya. Dia kemarin telat makan siang dan melewatkan jam makan malam karena sudah terlalu mengantuk karena pulang agak malam.Kini dirinya akan melewati jam makan siang lagi sepertinya.
"Kamu tolong bantu saya menyusun file untuk meeting besok siang, setelah itu kita makan siang bersama!" ucap Kendrick dengan perasaan bangga karena berhasil mengajak Nayara untuk makan siang.
Nanti?? Mendengar kata itu membuat Nayara menyeringai. Nanti berarti nanti sore, sebab data yang harus dikumpulkan untuk besok meeting sangat banyak. Padahal bisa dilakukan besok paginya.
Nayara menggelengkan kepala untuk menghilangkan pemikiran-pemikiran yang membuatnya semakin tak semangat bekerja.
"Baik Pak!" setuju Nayara dengan terpaksa. Dia pun segera menghampiri tumpukan berkas yang berada di atas meja. Dengan semangat yang agak kendor dia berusaha menyusun berkas itu. Dia tak bisa menolak Kendrick sama sekali.
Setengah jam kemudian, Kendrick tengah mendapatkan panggilan telepon, Nayara diam-diam mengirimi pesan pada temannya untuk dibelikan makanan sepulang mereka dari jam makan siang. Sebab dirinya sudah tak tahan lagi dengan rasa lapar yang menderanya saat ini.
Selain bos yang tak berperasaan. Nayara mencap Kendrick sebagai bos bagai robot yang tak pernah sedikit pun merasakan lapar apalagi lelah seperti manusia lainnya. Hal yang dilakukan Kendrick adalah kerja dan terus bekerja tanpa mengenal lelah apalagi rasa lapar.
Usai menerima telepon Kendrick tampak gembira sekali. Dia tampak tersenyum-senyum sendirian yang sesekali menatap layar ponselnya. Melihat momen yang agak sedikit mengherankan, Bayar berinisiatif untuk bertanya.
"Bapak kenapa? Ada apa?" tanyanya dengan nada yang agak ragu. Dia takut dicecar oleh Kendrick karena telah mengajukan pertanyaan seperti itu. Namun mau bagaimana lagi. Dia sendiri juga penasaran dengan apa yang telah terjadi.
Kendrick membalikkan tubuhnya ke arah Nayara. Kemudian dia tersenyum dengan lepas nya pada Nayara. Padahal sebelumnya, dia tak pernah melakukan hal tersebut pada siapapun apalagi pada karyawannya. Kendrick termasuk salah satu orang yang selalu menjaga imejnya sendiri ketika di depan orang.
"Proyek yang kemarin, menang Nay," ucapnya dengan tangannya menepuk kedua lengan tangan Nayara dengan sadarnya.
Mendengar hal itu Nayara pun ikut senang. Sebab itu hal pertama yang dilakukan dirinya. Dirinya cukup bangga dengan dirinya sendiri sebab, dirinya pernah berpresentasi saat itu.
"Selamat ya Pak!" seru Nayara memberikannya ucapan pada bosnya.
"Oh ya Nay, kamu beritahu karyawan yang lain, yang kemarin bantuin kita nyiapin proposal tender itu, kalau saya akan merayakan kemenangan ini!" ucapnya dengan penuh semangat.
"Ada perayaan Pak?" tanya Nayara memastikan.
"Iya!" angguknya.
Pikiran Nayara langsung tertuju pada perayaan acara makan-makan gratis karena perutnya yang saat ini belum diisi karena harus melulu melakukan pekerjaan yang diperintahkan Kendrick.
Jarum jam dinding yang tertempel di dinding ruang kerja Kendrick sudah menunjukkan pada angka tiga. Namun Nayara masih di tahan oleh Kendrick untuk tetap berada di dalam ruangannya dan tak diperbolehkannya untuk keluar dari ruangannya.
"Pak! Saya sudah selesai!" ucap Nayara dengan nada rendah. Bukan hanya karena lemas belum makan seharian namun juga karena dirinya sudah terlalu bosan dan kesal beberapa jam berada di dalam sana. Tanpa candaan mengobrol. Suasana di dalam sana tampak datar. Bukan tegang. Tampak dingin bukan angkuh.
"Ya sudah sekarang kita.."
Brukkk.....
Nayara jatuh pingsan. Kendrick yang melihat hal tersebut seketika wajah seriusnya berubah menjadi wajah yang penuh dengan kepanikan. Dia segera berlari ke arah tubuh Nayara yang tergeletak di lantai.Tangannya menepuk-nepuk pipi Nayara dengan lembut. Wajahnya bersimburat kecemasan yang tiada tara. Dia tanpa pikir panjang segera menggendong Nayara dan membawanya keluar dari kantor untuk segera dibawa ke rumah sakit.
Seluruh karyawan yang tengah fokus pada pekerjaannya melihat Kendrick, atasan mereka menggendong Nayara tampak begitu cemas dan segera menghampirinya untuk bertanya.
"Pak, Nayara kenapa?" tanya Aneu yang agak terlihat panik juga melihat Nayara yang tampak tak sadarkan diri.
"Cepat kamu hubungi pihak rumah sakit langganan perusahaan kita, katakan kalau saya segera datang bawa seorang pasien yang harus cepet-cepet butuh penanganan!" terang Kendrick yang kemudian berlalu meninggalkan Aneu yang terperangah melihat Kendrick tampak khawatir pada karyawan yang berada di gendongannya.
Di lorong rumah sakit Kendrick terlihat duduk menunduk dengan raut wajah yang khawatir. Dari arah lain Jennie yang seharusnya berada di kantor mendengar temannya dilarikan ke rumah sakit oleh Kendrick dia segera pergi meninggalkan pekerjaannya dan lebih memilih melihat keadaan Nayara."Pak! Nayara kenapa?" tanya Jennie dengan napas yang tersengal-sengal karena dia berlari dari parkiran mobil hingga kini hadir di depan Kendrick karena hatinya yang begitu khawatir terhadap Nayara.Kendrick mengangkat wajahnya. Dia berdiri membetulkan pakaiannya yang sempat berantakan."Saya belum tahu dia kenapa, dokter masih di dalam," terang Kendrick yang berusaha tak terlihat panik oleh Jennie. Dia baru pertama kali ini merasakan rasa kawatir dan panik yang begitu berlebihan. Sebelumnya tak pernah dan tak pernah sama sekali peduli akan kesusahan orang lain.Jennie menarik napas panjang sembari berdoa di dalam hatinya. Dia berharap jika temannya itu tak terluka atau
Nayara memutuskan untuk pulang saja dari pada harus menginap di rumah sakit. Dia tak mau jika nantinya dijadikan alasan oleh Kendrick untuk dirinya tidak masuk kerja. Dirinya yakin jika kondisi tubuhnya kini sudah membaik. Dan malah lebih baik dari sebelumnya.Sebagai gantinya, Kendrick membuat kesepakatan dengan Nayara. Nayara boleh pulang asalkan dirinya yang mengantarnya hingga rumah. Sebagai ganti rasa bersalahnya sebagai bos yang tak bisa menjaga anak buahnya."Pak, antar nya jangan ke rumah, kita ke kedai orang tua saya saja!" pinta Nayara dengan wajah yang malu-malu dan juga segan.Dia ingin menemui kedua orang tuanya yang sedari tadi sudah panik dan cemas karena diberitahu oleh Jennie akan kejadian di kantor tadi siang."Kedai?" bingung Kendrick."Iya tadi tuh orang tua aku pada panik soalnya dikabarin Jennie kalau aku sakit, aku pingsan.." terang Nayara menjelaskan secara perlahan dengan nada datar."Oh.. Okey!" setuju Kendrick dengan waj
Keesokan harinya Nayara kembali bekerja seperti biasanya. Namun kali ini dia pergi ke rumah Bosnya dengan membawa beberapa bekal kotak makanan yang sengaja dibuatkan oleh Ayahnya untuk Kendrick yang dikiranya sebagai teman sekantor Nayara.Sesampainya di depan pintu rumah ternyata Bayar sudah di sambut oleh Athaya yang sudah berdiri dengan sembari melipat kedua tangannya menatap Nayara dengan tatapan yang serius."Ke-kenapa Pak?" tanya Nayara yang seketika menjadi gugup dan membuat bibirnya menjadi kelu karena sorot mata Athaya padanya."Kau membawa makanan?" tanyanya dengan mata yang menunjuk ke arah kotak makanan yang tersusun lima kebawah dengan dibalut lagi oleh tas khusu makanan agar kehangatan makanan dan juga aroma makanan dapat terjaga dengan baik."I-iya!" jawab Nayara menganggukkan kepalanya yang ikut menoleh sebentar ke arah barang yang dibawanya."Untuk siapa?" tanyanya lagi.Bayar kebingungan menjawab. Dia tak mau membuat Athaya
Di Kantor.Nayara berjalan di belakang Kendrick yang baru saja tiba dengannya. Sepanjang jalan menuju ruang kerjanya, banyak sekali para staf karyawan yang memberikannya hormat dan sapaan selamat pagi walau pun sebenarnya ini sudah terlalu larut untuk dikatakan pagi. Karena jam sudah menunjukan waktu jam sepuluh lebih.“Nay, kamu habis dari mana aja sama Pak Kendrick?” tanya Asti teman satu divisinya yang kursinya tak terlalu jauh dari Nayara.Nayara tak menjawabnya dengan segera dia membutuhkan waktu untuk duduk di bangkunya sejenak.“Ah…” helanya dengan napas panjang.“Aku tidak dari mana-mana,”jawab Nayara seraya menghela napas lagi.Kendrick terduduk di kursi kerjanya dengan pandangan yang lurus ke depan. Bukan pandangannya yang terarah ke layar komputer. Matanya malah fokus ke arahluar di mana dudukn
Nayara masih ada di kantor menatap layar komputernya dengan jari tangan yang menari ke sana kemari di atas papan ketik.Dia sedang mengerjakan tugas yang tadi diperintahkan Kendrick pada dirinya. Itu bukakn semua kesalahan dirinya. Bukan dia maksud untuk menyangkalnya. Namun dia tahu betul file yang terakhir dia buat seperti apa mengenai laporan keuangan yang dia buat minggu lalu.Kendrick keluar dari ruangannya. Dia menemukan yang ada di ruangan itu hanya ada Nayara seorang saja. Padahal hari sudah mulai gelap namun Nayara masih berada di depan layar komputernya.“Kenapa kamu tidak pulang?” tanya Kendrick dengan nada yang datar namun dengan wajah yang menatap ke arah punggung Nayara yang menghadap meja kerjanya.“Saya masih harus menyelesaikan tugas yang Bapak perintahkan atas kesalahan yang saya buat!” katanya dengan nada bicara yang kurang enak didengar di telinga Ken
“Aku akan mengganti waktumu menemaniku di pesta dengan gaji satu bulan kerjamu bagaimana?” kata Kendrick yang akhirnya harus mengeluarkan penawaran yang mungkin tak bisa ditolak oleh Nayara saat ini.Nayara menoleh ke arah Kendrick yang masih memegangi tangannya. Pandangannya seolah kurang jelas mendengarkan dari penawaran dari Kendrick bosnya.Kendrick menganggukkan kepalanya."Kamu akan aku bayar sebanyak satu bulan gajimu bekerja di kantor jika kamu mau menemaniku malam ini di pesta pernikahan temanku!” kata Kedrick yang memperjelas maksudnya dengan raut wajah yang lebih meyakinkan lagi.Nayara mengulum bibirnya ke dalam untuk menahan senyumannya. Dia menjadi sangat bahagia.“Benarkah? Apa tidak akan berubah?”“Sudahlah, ayo pergi!” paksa Kendrick yang langsung menarik Nayara untuk segera keluar dari kantor dan mas
Cukup membutuhkan waktu satu jam saja untuk membuat riasan di wajah Nayara. Usai itu dirinya diantar ke luar ruangan untuk menemui Kendrick yang sedang menunggunya di depan. “Bagaimana Tuan?” tanya seorang pelayan yang sangat ahli di bidang tata rias. Kendrick menganggukan kepalanya dan juga mengacungkan jempolnya yang menandakan jika dirinya suka dengan apa yang menempel di tubuh Nayara saat ini. “Ayo kita segera pergi!” ajak Kendrick yang menengadahkan telapak tangannya untuk digenggam oleh Nayara agar dapat jalan bersama menuju mobil. Nayara mengernyitkan keningnya. Dia memandang ke arah Kendrick dengan tatapan heran. Ini bukan Kendrick yang biasanya. “Ayolah, kau harus berpura-pura menjadi kekasihku satu malam ini demi uang yang sebesar gaji satu bulanmu itu,” goda Kendrik yang membisiki di telinga Nayara. Aroma tubuh Nayara terhirup menelusuk
Nayara dan Kendrick berjalan memasuki gedung acara pernikahan dengan langkah kaki yang sangat elega nan tenang layaknya sepasang terpadu kasih. Kini giliran di dalam gedung untuk kedua kalinya puluhan pasang mata hanya tertuju pada mereka berdua. Namun untuk kali ini Nayara tak terlalu canggung apalagi kaku karena Kendrick telah mengajarinya untuk tetap tenang di dalam pusat perhatian orang banyak dan tetap menampilkan senyuman yang cantiknya. “Wah, Kendrick ternyata kau benar datang?!” seru seseorang yang keluar dari kerumunan dan berjalan menuju ke arahnya sambil memegangi gelas yang masih berisi air berwarna merah di dalamnya. Mungkin pemiliknya hanya baru meminumnya beberapa kali teguk saja. Kendrick segera berbisik ke telinga Nayara sambil berpura-pura tersenyum ke arah orang yang sedang dalam perjalanan menuju ke arahnya. “Dia adalah Keanu, teman satu sekolahku di Amerika. Dia adalah pr
Nayara duduk di sofa dengan helaan napas yang panjang. Dia merasa sedikit lega karena bisa memisahkan diri dari Kendrick juga Yuri.Tangan Nayara langsung merogoh pada saku celananya untuk mengambil ponsel miliknya yang ada di dalam.Dia berusaha menenggelamkan diri untuk tidak merasa bosan selama menunggu Kendrick dan Yuri di dapur sana.Setengah jam berlalu.Nayara baru tersadar jika diri masih berada di ruang tamu sendirian dan belum melihat Kendrick atau pun Yuri keluar dari sana. Dirinya hanya ingin memastikan dan membawa tasnya yang tertinggal di sana untuk diri dapat pergi dari rumah Kendrick sesegera mungkin.Akan tetapi, dirinya harus segera pergi ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan yang sudah tertunda dan harus segera dia selesaikan hari itu juga.Alhasil, dirinya hanya bisa mondar-mandir naik turun tangga untuk menuju ke arah dapur."Kamu sedang apa?" tanya Kendrick yang memecahkan lamunan Nayara yang sedang hanyut dalam pikirannya sendiri.Seketika Nayara langsung menghen
Yuri yang baru saja menghidangkan makanan di atas meja makan dia agak sedikit tertegun melihat kemesraan yang dilakukan Kendrick pada Nayara. Sedangkan Nayara sendiri dia agak merasa canggung diperlakukan seperti itu oleh Kendrick. Dia jelas tak biasa bersikap seperti itu pada bosnya. “Maaf aku tak sempat memberitahu pihak kantor karena tadi terlalu khawatir mengetahui keadaan Kendrick yang demam tinggi tadi pagi!” tutur Yuri sambil duduk di kursi, dia berusaha untuk memperlihatkan sikap yang dewasa dan tak kekanakan. Tak cemburu walaupun hatinya saat ini tengah memberontak atas dirinya yang hanya diam saja melihat seseorang yang dia sukai malah mesra dengan wanita lain. Nayara menarik napas. Dia ingin menghilangkan sikap canggungnya di depan Yuri. Dia pun duduk di kursi di samping Kendrick. “Tak masalah! Saya malah harus mengucapkan terima kasih pada Kak Yuri karena telah merawat Kendrick untuk saya!” ujar Nayara dengan senyuman yang membuat Yuri semakin kesal karen
Keesokan harinya.eNayara pergi ke kantor seperti biasanya. Namun ada hal yang baginya berbeda hari ini. Yaitu kehadiran Kendrick yang masih belum dia lihat sejak tadi pagi. Dia pun belum mendapatkan informasi apakah Kendrick akan izin kerja ataupun masuk kantro siang hari ini."Nay kok, hari ini Pak Kendrick belum masuk kerja sih?" tanya salah satu karyawan yang merasa heran akan bosnya yang tak biasa absen dalam kerja masuk kantor."Gak tahu juga, soalnya aku belum ada konfirmasi dari Pak Kendricknya. Ponselnya gak aktif!" jawab Nayara yang merasa masih belum bisa memberikan jawaban pasti padanya.Hingga waktu berselang dua jam dari jam masuk kantor Kendrick masih belum juga masuk kantor. Hal itu membuat Nayara menjadi kebingungan dan juga ada sedikit rasa khawatir di pikirannya akan Kendrick bosnya.Dia pun sudah berulangkali menghubungi ponsel Kendrick namun tetap saja tak ada jawaban dari sana.Maka hal yang terakhir bisa dia lakukan adalah dengan
“Nayara!” Kendrick dari arah belakang memanggil Nayara yang sedang berjalan ke arahnya. Ternyata tak hanya Nayara saja yang menoleh ke arah panggilan Kendrick namun Yuri yang ada di samping Nayara dia juga ikut menoleh ke suara yang sudah sangat dia kenal dan tak asing lagi di telinganya.“Kendrick!” sapa Yuri yang langsung mendahului Nayara yang baru saja hendak menghampiri Kendrick namun langsung di susul oleh Yuri. Sontak Nayara langsung menghentikan langkah kakinya dengan tatapan wajah yang agak sedikit kecewa.Yuri mengembangkan senyumannya sangat indah ke arah Kendrick yang tersenyum padanya. Ramah seperti biasa ketika keduanya saling bertemu.“Heum,” Kendrick hanya berdeham padanya dan dia terus berjalan melalui Yuri yang berharap jika Kendrick akan datang pada dirinya. Kendrick malah datang untuk menghampiri Nayara yang dibuatnya terkejut.“Kau ke man
Nayara berbisik ke telinga Kendrick dengan perlahan nan ragu. “Pak, saya ingin ke toilet!" bisiknya dengan wajah yang meringis karena sudah tak tahan menahannya sejak keluar mobil tadi. Kendrick berdehem untuk mengalihkan kekesalannya dan merubahnya menjadi senyuman yang terlihat seperti tengah tersenyum ke arah Nayara. "Kamu ini disaat seperti ini malah ke toilet!” gumamnya dengan tekanan nada yang kesal dan juga mata yang diam-diam memelototi Nayara yang hanya bisa senyum-senyum merasa bersalah padanya. “Maafkan aku, aku janji hanya sebentar. Sekalian aku ingin memperbaiki riasan wajahku!” mohon Nayara yang kini memegangi lengan Kendrick dan memperlihatkan jika dirinya betulan ingin segera pergi ke toilet. Kendrick menghela napas panjangnya dengan wajah yang pasrah. “Ya, sudahlah! Tapi cepatlah kembali padaku!” ujarnya yang akhirnya mau melepask
Nayara dan Kendrick berjalan memasuki gedung acara pernikahan dengan langkah kaki yang sangat elega nan tenang layaknya sepasang terpadu kasih. Kini giliran di dalam gedung untuk kedua kalinya puluhan pasang mata hanya tertuju pada mereka berdua. Namun untuk kali ini Nayara tak terlalu canggung apalagi kaku karena Kendrick telah mengajarinya untuk tetap tenang di dalam pusat perhatian orang banyak dan tetap menampilkan senyuman yang cantiknya. “Wah, Kendrick ternyata kau benar datang?!” seru seseorang yang keluar dari kerumunan dan berjalan menuju ke arahnya sambil memegangi gelas yang masih berisi air berwarna merah di dalamnya. Mungkin pemiliknya hanya baru meminumnya beberapa kali teguk saja. Kendrick segera berbisik ke telinga Nayara sambil berpura-pura tersenyum ke arah orang yang sedang dalam perjalanan menuju ke arahnya. “Dia adalah Keanu, teman satu sekolahku di Amerika. Dia adalah pr
Cukup membutuhkan waktu satu jam saja untuk membuat riasan di wajah Nayara. Usai itu dirinya diantar ke luar ruangan untuk menemui Kendrick yang sedang menunggunya di depan. “Bagaimana Tuan?” tanya seorang pelayan yang sangat ahli di bidang tata rias. Kendrick menganggukan kepalanya dan juga mengacungkan jempolnya yang menandakan jika dirinya suka dengan apa yang menempel di tubuh Nayara saat ini. “Ayo kita segera pergi!” ajak Kendrick yang menengadahkan telapak tangannya untuk digenggam oleh Nayara agar dapat jalan bersama menuju mobil. Nayara mengernyitkan keningnya. Dia memandang ke arah Kendrick dengan tatapan heran. Ini bukan Kendrick yang biasanya. “Ayolah, kau harus berpura-pura menjadi kekasihku satu malam ini demi uang yang sebesar gaji satu bulanmu itu,” goda Kendrik yang membisiki di telinga Nayara. Aroma tubuh Nayara terhirup menelusuk
“Aku akan mengganti waktumu menemaniku di pesta dengan gaji satu bulan kerjamu bagaimana?” kata Kendrick yang akhirnya harus mengeluarkan penawaran yang mungkin tak bisa ditolak oleh Nayara saat ini.Nayara menoleh ke arah Kendrick yang masih memegangi tangannya. Pandangannya seolah kurang jelas mendengarkan dari penawaran dari Kendrick bosnya.Kendrick menganggukkan kepalanya."Kamu akan aku bayar sebanyak satu bulan gajimu bekerja di kantor jika kamu mau menemaniku malam ini di pesta pernikahan temanku!” kata Kedrick yang memperjelas maksudnya dengan raut wajah yang lebih meyakinkan lagi.Nayara mengulum bibirnya ke dalam untuk menahan senyumannya. Dia menjadi sangat bahagia.“Benarkah? Apa tidak akan berubah?”“Sudahlah, ayo pergi!” paksa Kendrick yang langsung menarik Nayara untuk segera keluar dari kantor dan mas
Nayara masih ada di kantor menatap layar komputernya dengan jari tangan yang menari ke sana kemari di atas papan ketik.Dia sedang mengerjakan tugas yang tadi diperintahkan Kendrick pada dirinya. Itu bukakn semua kesalahan dirinya. Bukan dia maksud untuk menyangkalnya. Namun dia tahu betul file yang terakhir dia buat seperti apa mengenai laporan keuangan yang dia buat minggu lalu.Kendrick keluar dari ruangannya. Dia menemukan yang ada di ruangan itu hanya ada Nayara seorang saja. Padahal hari sudah mulai gelap namun Nayara masih berada di depan layar komputernya.“Kenapa kamu tidak pulang?” tanya Kendrick dengan nada yang datar namun dengan wajah yang menatap ke arah punggung Nayara yang menghadap meja kerjanya.“Saya masih harus menyelesaikan tugas yang Bapak perintahkan atas kesalahan yang saya buat!” katanya dengan nada bicara yang kurang enak didengar di telinga Ken