[Anda mendapat 30.000 Experience Poin (EXP)][Total EXP: 36.130/80.000][Karena Host tidak memicu misi darurat, Anda tidak mendapat aset dan ingatan Vincent. Namun Anda tetap menerima Sistem Mafia][Ding!][Selamat Host, Anda telah berhasil menyelesaikan Misi Sampingan Tingkat S: Musnahkan Kelompok Mafia Serigala Malam][Memperhitungkan performa Host dalam menyelesaikan misi][1%][15%][20%]…[95%][100%][Ding!][Perhitungan selesai][Memulai Evaluasi Rating][Faktor Pertama: Host hanya membunuh Godfather secara diam-diam, sementara amggota mafia lainnya telah dimusnahkan oleh orang lain][Anda mendapat rating C][Hasil Evaluasi akhir: C][Selamat Host, Anda berhasil mendapat uang senilai 1 miliar rupiah, 100 SP, 1000 EXP, dan 5 AP][Semua uang telah secara otomatis masuk ke dalam rekening bank milik Host][Total saldo tabungan Host adalah Rp. 278.625.000.000][Ding!][Selamat Host, Anda berhasil membunuh salah satu anggota Zodiak, Taurus][Anggota Zodiak Tersisa; 10]____________
Sejak Ian Taman Kanak-Kanak, total sudah ada 937 teman wanita yang telah menyatakan perasaannya padanya. Ian tahu, jika ia mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki pacar, Adel akan terus berusaha mendekatinya tanpa kenal menyerah. Adel memang tidak buruk dan cukup cantik, tapi …Ian memandangi naskah yang sedang dibuatnya. Dari situ, ia sudah punya jawaban jauh di dalam hatinya. Ian lalu berkata sambil tersenyum, “Aku sudah pacar.”“Oh …” Adel terdiam sejenak. Ia kemudian bertanya dengan lembut, “Jika kamu punya waktu, bisakah aku dan Tika bertemu pacarmu? Dia pasti sangat cantik, kan?”“Ya, dia sangat cantik,” ucap Ian penuh afeksi.“Mmm … kalau begitu, aku tutup dulu teleponnya. Jangan lupa untuk membayar biaya pemeliharaan. Jika tidak, aku harus pergi ke rumahmu untuk menagihnya secara langsung,” ucap Adel sambil tersenyum. Namun pada suaranya, ada jejak kesedihan yang coba disembunyikan.Ian sadar atas perubahan emosi yang terjadi pada Adel. Ian sudah terlalu sering menolak pernyat
Lisa melihat foto di wallpaper komputer Ian dan wajahnya memerah. “Beraninya kamu diam-diam mengambil fotoku?!” ucapnya setengah marah.“Benarkah? Perasaan kamu yang menyuruhku untuk mengambil foto saat itu.” Ian mengingat kembali saat pengambilan foto, dan merasa tidak bersalah Lisa tahu Ian tidak salah. Hanya saja, rasa malunya membuat dirinya ingin terus menyalahkan Ian. “Hmph! Diam-diam menggunakan fotoku sebagai wallpaper komputermu, itu perbuatan tak tahu malu!”Ian menghela napas. “Ya sudah, aku akan mengganti gambar wallpaper komputerku. Mungkin, aku akan mengubahnya menjadi foto Alicia. Lagipula, dia tampak cukup imut.”“Berani kamu melakukannya?!” Mata Lisa melotot.Ian tersenyum dan berkata dengan sengaja, “Kenapa tidak? Kamu kan bukan pacarku.”“Brengsek! Kamu mencoba menipuku!” Nada bicara Lisa kemudian mulai melunak. “Terserah lah, lagipula ada banyak penggemarku yang menggunakan fotoku sebagai wallpaper komputer ataupun ponsel mereka. Apa kamu terus memandang fotoku ri
“Tokonya sudah tutup. Kembalilah besok.” Ian tersenyum seraya mengunci pintu kedainya.“Ian, aku sudah menduga kamu ada di sini,” ucap wanita berambut pendek itu, matanya sedikit merah, dan air mata membasahi pipinya.Wanita berkacamata itu adalah teman sekampus Ian, Rika. Dia pernah membantu Ian membeli beberapa pakaian Louis Vuitton di Tunjungan Plaza.“Rika, apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis?” Ian menatap Rika penuh pertanyaan. Sejak Rika mengunjungi rumahnya untuk mengantar pakaiannya, mereka tidak pernah berkomunikasi lagi.“Ian, adikku … adikku sedang kritis!” Rika menangis tanpa daya di depan Ian dengan mata sembab. “Pihak Rumah Sakit baru saja memberitahuku, bahwa adikku sedang kritis dan perlu dioperasi. Tapi … tapi aku tidak punya uang.”Sejak mereka berdua berkuliah, Ian tahu bahwa adik laki-laki Rika sedang sakit. Tapi Rika tidak pernah memberitahunya, penyakit apa yang dideritanya. Oleh karena itu, saat Ian membeli pakaian Louis Vuitton darinya, Ian sengaja membeli b
Tanpa ragu, Ian langsung menelepon Lisa. “Lisa, maaf aku baru bisa menghubungimu. Aku tadi masih ada kesibukan, jadi tidak sempat membalas chat dan mengangkat teleponmu.”“Hmp!” dengus Lisa.“Tenang saja, aku akan segera menjemputmu,” senyum Ian.“Cepatlah!” Setelah berkata seperti itu, Lisa langsung menutup teleponnya.“Ugh, sepertinya Lisa marah denganku,” gumam Ian.Tak lama kemudian, sebuah pesan WA Chat dari Alicia masuk.Alicia: Tuan, cepatlah datang! Jika tidak, Kak Lisa akan diganggu!Ian: Apa maksudmu? (ಠ︵ಠ)Alicia: Selama ada aku di sisinya, aku bisa sedikit membantu Kak Lisa, tapi cepatlah datang kemari. Selain itu, aku juga ingin segera makan masakan buatanmu, Auuuu!Melihat pesan Alicia, Ian mulai berspekulasi. “Apakah ada orang yang mengganggu kucing kecilku? Siapa yang berani melakukannya? Apakah itu Xavier?”Mata Ian melebar penuh kemarahan. “Benar, itu pasti Xavier!”Terakhir kali Xavier mengundang Ian ke Golden Entertainment, itu sudah merupakan deklarasi perang. “
Lisa terkikik dengan wajah sedikit merona. Ia tak menyangka perhatian orang-orang di sekitarnya yang sebelumnya tertuju pada Xavier, kini langsung berubah 180 derajat. Mata semua orang kini terpaku pada sosok Ian yang sangat tampan!“Mau Teh Tarik dingin?” Ian tersenyum seraya menyodorkan segelas Teh Tarik dingin di tangannya.“Iya, terima kasih …” Lisa mengangguk dan mengambil segelas Teh Tarik dingin dari tangan Ian.Alicia menatap Ian, wajahnya cemberut. “Hei, hei, hei … Ian, di mana Teh Tarik dinginku?”“Maaf, aku cuma beli dua, dan satunya sudah aku minum tadi di jalan,” senyum Ian.“Tidak adil, ini tidak adil!” Alicia sangat marah dan sedih. Apalagi, Ian dan Lisa sedang memamerkan kemesraan hubungan mereka di depannya. Jika bukan karena dirinya ingin makan masakan buatan Ian, ia pasti sudah marah dan langsung pulang.Sementara Xavier, yang masih berdiri di samping Alicia, kini hanya bisa terdiam di tempat. Ia merasa hidupnya menjadi sangat gelap. Xavier tidak masalah jika diriny
Keesokan paginya, Ian bangun dan melakukan aktivitas olah raga seperti biasanya. Ian melakukannya di pagi buta, sehingga Lisa dan Alicia masih terlelap di kamar tamu. Ia masih butuh 61 kali lagi untuk bisa mendapatkan Tubuh Overlord dari misi “Sehat Itu Penting”.Setelah berolahraga, Ian segera melakukan Check-In harian.[Ding!][Selamat Host, Anda telah berhasil Check-In][Anda menerima sebuah Kemampuan, Dewa Penyanyi][Semua pengetahuan relevan terkait kemampuan tersebut secara otomatis diintegrasikan ke dalam pikiran Anda]“Dewa menyanyi?” Ian sedikit kecewa dengan hasil Check-In hari ini. Hal ini disebabkan oleh Ian yang terbiasa tampil dalam pentas seni semasa SMA dan kuliah. Ia juga dapat menggunakan instrumen musik seperti gitar dan piano. Dengan semua kemampuan itu, ditambah ketampanannya, pentas seni yang diisinya selalu ramai dengan wanita.Sekarang, setelah Ian memperoleh Kemampuan Dewa Penyanyi, keterampilan menyanyinya telah meningkat pesat. Segala macam pengetahuan teori
Setelah Ian mengirim Lisa dan Alicia pergi, ia langsung memposting di sosial medianya bahwa untuk sementara waktu, Ian tidak akan pergi ke kedainya, dan menyerahkan semuanya pada Kakek Sugiono.Ada lebih dari seribu komentar di Sosial Media yang mengungkapkan penyesalan mereka. Yang terpenting sekarang adalah membuat naskah yang cocok untuk Lisa. Selain itu, Ian juga sudah melihat sebuah trending topic di media sosial hari ini, di mana sebuah perusahaan kosmetik telah memutus kontrak kerjanya dengan Lisa, dan mengontrak artis lainnya.Meski dampaknya tidak besar, tapi Ian masih merasa ada yang tidak beres. Ian sebenarnya tidak ingin terlihat menonjol. Tapi keadaan Lisa sekarang membuat Ian tidak bisa tinggal diam. Ia tahu dirinya harus lebih menonjol agar bisa menolongnya.Menjadi artis seperti yang Xavier tawarkan bukanlah sebuah opsi yang Ian ingin ambil. Hal tersebut tidak akan banyak membantu Lisa. “Aku harus menulis naskah yang bagus untuknya!”“Tapi itu saja tidak cukup. Untuk
"Zeus, kali ini aku akan membunuhmu!” teriak Ian penuh keyakinan. Zeus menatap Ian dengan mata yang memancarkan cahaya keemasan. Di baliknya, ada kekuatan yang mengguncang alam semesta. Ian merasakan getaran itu, seolah langit dan bumi bergetar dalam irama yang tak terduga. “Jangan terlalu yakin dulu, Ian! Aku masih punya kartu As yang bahkan belum aku gunakan saat melawan Ryan!” ujar Zeus dengan tenang. Suaranya seperti guntur yang merayap di udara, menggema di telinga Ian. Hal ini tentu mengagetkan Ryan, yang semenjak tadi telah bertarung secara seimbang dengan Zeus. “Maksudmu, kamu tadi belum benar-benar serius?” Ryan menatap Zeus dengan pandangan campuran antara kagum dan ketidakpercayaan. Zeus hanya tersenyum, namun senyuman itu seakan menunjukkan konfirmasinya. “Mode Dewa: Petir Surgawi!” serunya. Cahaya keemasan di matanya semakin terang, dan angin berputar di sekitarnya. Ian merasa seolah berada di pusat badai. Petir tiba-tiba menyambar entah dari mana, dan mengenai tubuh
Balor menatap Ian dengan mata yang penuh tekad. "Aku akan mengembalikan Otoritas yang telah kucuri dari Hades." Sebuah cahaya keemasan muncul dari tengah dahi Balor, terbang dan merasuk ke kepala Ian.Ian merasakan sesuatu yang kembali padanya, kekuatannya mendekati sempurna. "Ini?" tanyanya, terkejut."Ya," jawab Balor dengan suara yang semakin lemah. "Dengan ini, Jalan Asura telah kembali pada penguasa samsara." Ia menoleh ke arah Verethragna. "Hei, cepat beri Ian senjatamu!"Verethragna tertawa. "Chill bro~" ucapnya. "Ian, aku memang tidak bisa mengembalikan Otoritas Jalan Deva, tapi aku bisa memberimu sebuah senjata terkuat yang dapat membunuh apapun."Verethragna memejamkan matanya, menciptakan senjata yang sesuai dengan bayangannya. Dari ruang kosong di depannya, cahaya emas menyeruak. Cahaya itu membentuk bilah dan gagang pedang.Pedang itu memiliki bilah panjang dan tajam, terbuat dari baja legendaris yang sudah tidak ada lagi di
Ketika pil itu meluncur melewati kerongkongan Ian, tiba-tiba tubuhnya diselimuti oleh api hijau. Namun, anehnya, api itu tidaklah panas; sebaliknya, ia merasa hangat dan nyaman. Luka-luka di tubuhnya sembuh dengan cepat, bahkan lebih dari yang efek kemampuan Healing Factor miliknya."Inikah kekuatan yang aku dapatkan dari pil NTZ?" gumam Ian, memandangi kedua tangannya dengan keterkejutan.Namun, suara tajam membuyarkan lamunan Ian. "Tentu saja tidak, bodoh!" ujar sosok yang muncul dari atas langit. "Itu adalah kekuatan dari Api Lotus Hijau milikku."Sosok itu turun perlahan, sayap-sayapnya yang berjumlah dua belas terbentang dengan megah. Setiap sayapnya memiliki warna yang berbeda, mereka semua terbuat dari berbagai macam Api Surgawi."Ian Herlambang," kata sosok itu dengan nada dingin, "aku tak menyangka kamu telah mencapai ranah Celestial. Namun, aku melihat bahwa ini bukanlah pencapaianmu sendiri. Ranah kultivasimu masih belum stabil. Beristi
Gelombang kejut dari benturan kekuatan yang dahsyat itu merambat dengan cepat, mengguncang bumi dan langit. Bumi bergetar, seakan-akan planet ini menahan nafas terakhirnya. Di kota-kota besar Indonesia, gedung-gedung menjulang seperti pohon-pohon raksasa yang terguncang oleh badai. Kaca-kaca jendela pecah, mengirimkan serpihan tajam ke jalanan yang berubah menjadi medan perang. Teriakan panik memenuhi udara, menciptakan simfoni ketakutan yang menggema di antara reruntuhan.Di wilayah pesisir, air laut mengundur sejenak, mengejar takdirnya yang tak terhindarkan. Lalu, ombak raksasa muncul, menggulung daratan dengan amarah yang tak terkendali. Tsunami itu menghancurkan segala yang ada di jalurnya: kapal-kapal terangkat dan terhempas ke darat, rumah-rumah luluh lantak, dan manusia berlarian tanpa arah, berusaha menyelamatkan diri dari amukan alam yang tak terbendung. Mata mereka dipenuhi ketakutan, melihat bencana bak kiamat ini.Jakarta, kota yang pernah ramai dan be
Angin malam berhembus kencang, membawa desau yang menegangkan. Ian, dengan napas yang tersengal, mengumpulkan sisa kekuatannya. "Aku belum selesai, Zeus!" serunya, matanya menyala dengan tekad yang tak tergoyahkan. “Aku tak akan pernah membiarkanmu menyentuh Lisa!”Zeus hanya tertawa, suaranya bergema seperti guntur yang menggelegar. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku hanya dengan kekuatan sebesar itu?" ejeknya sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Dari ujung jari-jarinya, tombak petir mulai terbentuk, cahayanya menyilaukan dan memancarkan energi yang mengerikan. “Baiklah, aku beri kamu kesempatan untuk menghiburku lagi. Dan kali ini, aku tidak akan diam saja, jadi …”“Jangan kecewakan aku,” bisik Zeus dengan suara yang tegas dan berat. Setiap kata yang terucap menekankan ancaman yang tersirat.Ian mengencangkan genggaman tangannya, cahaya di matanya semakin berkobar. "Demi Lisa, dan demi seluruh orang yang takdirnya telah kau permainkan, aku tidak aka
Bulan purnama yang terang benderang seakan menjadi saksi atas pertemuan dua kekuatan besar di langit Jakarta yang malam itu terasa berbeda. Aura tegang menyelimuti kota, dan angin malam berhembus seolah-olah ingin menceritakan kisah epik yang akan terjadi.Di bawah sinar bulan yang memantulkan cahaya putih, Ian berdiri dengan rambutnya yang mengalir bagai sungai perak. Matanya yang biru kehijauan bersinar tajam, menembus kegelapan malam, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.Di hadapannya, Zeus berdiri megah, senyumnya lebar dan penuh dengan kegembiraan pertempuran. Sorot matanya yang berkilau menandakan ia siap untuk pertarungan yang telah lama dinantikan.Baik Ian ataupun Zeus, mereka berdua adalah Overgod, eksistensi yang telah melampaui batas-batas manusia biasa, dan malam itu, mereka akan menunjukkan kekuatan mereka yang bisa mengguncang alam semesta.Dalam kesunyian malam yang hanya ditemani gemerlap bintang, Ian berbisik mengucapkan nama
Zeus terbang di atas langit Jakarta yang kelabu, pakaian putih yang biasa ia kenakan kini terkoyak-koyak, menandakan ledakan dahsyat yang baru saja terjadi. Di bawahnya, kawah raksasa seluas 10 kilometer membentang, asap dan debu masih mengepul dari tanah yang hangus. Sekitar 20 Celestial tergeletak dengan luka-luka mendalam, termasuk Fortuna yang terbaring lemah, sementara yang lainnya lenyap ditelan ledakan.Bagaimanapun juga, Hades adalah kultivator dengan ranah Celestial Puncak. Meski dia telah memberikan otoritasnya pada Ian, tapi dia masih memiliki energi melimpah yang cukup untuk membunuh semua kultivator di bawah ranah Celestial Puncak. Tindakan Hades ini telah mengguncang fondasi organisasi Kadukeus, namun Zeus hanya tertawa ringan di atas sana. Zeus tampak tidak mempedulikan ada atau tidaknya Kadukeus. Karena baginya, selama hal itu menyenangkan, maka ia tidak akan memperdulikan hal lain. Dan apa yang dilakukan Hades, cukup menghiburnya."Adikku
“Huh?” Ian menoleh ke samping, telinganya menangkap suara ledakan yang menggema dari kejauhan. Langit malam yang sebelumnya gelap kini terang benderang oleh letupan cahaya yang mirip dengan matahari terbenam, namun tiba-tiba saja, sebuah cahaya keemasan yang menyilaukan melintas bagai bintang jatuh dan menghantam tubuhnya dengan kekuatan yang luar biasa, menghempaskan tubuh Ian ke tembok. Dalam sekejap, tembok tersebut langsung retak dan hancur berkeping-keping, debu dan puing berserakan di udara.Cahaya itu kemudian meresap masuk ke dalam tubuh Ian, menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan. Cahaya keemasan itu seolah menjadi cairan panas yang mengalir di setiap pembuluh darahnya, membuat Ian meronta kesakitan seperti binatang buas yang terluka parah.Di tengah rasa sakit yang memuncak, suara sistem terdengar kacau di telinganya.[Ding!][Mendeteksi adanya energi asing yang mencoba menyingkirkan sistem]Ian mengerang kesakitan, tubuhny
Zeus melayang di atas reruntuhan yang masih mengepulkan asap, tatapannya dingin dan tak tergoyahkan menembus ke bawah ke arah para anggota Zodiak yang terkapar tak berdaya."Sampai di sinilah perjuangan kalian berakhir," suaranya tenang namun mengandung otoritas yang tak bisa ditolak. "Sekarang, aku akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milik kami."Zeus mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Petir berkumpul di telapaknya, berputar dengan liar dan bersinar terang hingga menyilaukan mata. Dengan satu gerakan tegas dan pasti, ia melepaskan bola petir itu ke arah Libra dan rekan-rekannya yang sudah tidak berdaya.Mereka hanya bisa menatap dengan pasrah pada serangan maut yang mendekat. Cahaya biru yang menyilaukan memancar dengan intensitas yang memenuhi pandangan, menelan tubuh Libra, Virgo, Sagitarius, dan Aquarius dalam kilauan yang membutakan.Dentuman keras menggema, membelah kesunyian malam yang kacau. Ledakan itu begitu dahsyat hingg