"Aku bisa memberitahumu di mana dia berada sekarang, tapi hanya jika kamu bisa mengalahkan kami," kata Godfather sambil memberi aba-aba kepada para anak buahnya. "Mari kita tunjukkan kekuatan dari Serigala Malam!"Tanpa menunggu waktu lama, 900 orang yang datang bersama Godfather berubah menjadi sosok manusia serigala yang menjulang setinggi dua meter. Pakaian mereka robek, hanya meninggalkan celana kain yang masih utuh. Bulu perak mereka begitu indah, bersinar di bawah cahaya bulan yang meneranginya.Theo mengerutkan dahinya, kagum dan juga terkejut melihat transformasi ini. Terlebih lagi, Theo dapat merasakan, bahwa semua werewolf itu memiliki kekuatan yang setara dengan Foundation Establishment Puncak.Para werewolf mulai bergerak mengelilingi Theo dengan gerakan yang lincah dan gesit. Dalam sekejap, Theo terkepung dari segala arah. Meski sedang terjepit, tak ada ketakutan yang terpancar dari wajahnya. Sebaliknya, raut wajahnya penuh dengan rasa jengkel seakan-akan ia sedang dikeli
Ian yang sedang mengendarai becak motornya menuju markas Serigala Malam, mendadak merasakan munculnya aura dan tekanan yang sangat kuat. Ketika ia menoleh ke arah dari sumber tekanan, di sana muncul sebuah pilar merah pekat yang membumbung tinggi ke langit malam. Pilah tersebut tampak sangat indah, namun berbahaya.“Bukankah itu markas dari kelompok mafia Serigala Malam?” Ian memandang pilar itu dengan serius. “Apa yang sebenarnya terjadi di sana?” “Apa ada pihak lain yang ingin merebut mangsaku?” Dengan dugaan seperti itu, Ian memacu becak motornya dengan lebih cepat lagi, ingin segera mencapai markas dan mengetahui apa yang sedang terjadi.Di tengah-tengah cakrawala perkantoran yang luas, seorang wanita berambut pirang yang menyerupai lukisan klasik Eropa, dengan bukit dada yang menantang gravitasi, duduk di meja kerjanya. Dia menatap jendela kaca, matanya melihat ke arah pilar merah pekat, memancarkan kilatan kemarahan.“Dasar wanita jalang berdada rata! Bagaimana dia berani melak
“Ucapkan selamat, atas kelahiran Iblis Surgawi!” teriak Luci sambil tertawa bahagia melihat kelahiran kembali Theo.Kini, penampilan Theo telah berubah drastis. Meski ketampanannya tidak serta merta hilang, tapi tetap saja perubahannya mencengangkan banyak pihak. Kulitnya yang dulu kuning langsat, kini berubah menjadi hitam pekat. Dua tanduk yang tumbuh di dahinya menambah kesan misterius dan menakutkan. Matanya yang dulu coklat gelap, kini berubah menjadi merah menyala, seolah menyimpan api kemarahan yang tak terpadamkan. Gigi-gigi tajam yang dipenuhi taring siap mengoyak lawannya dengan kejam.Namun, perubahan paling mencolok adalah munculnya sepasang sayap lebar yang menyerupai sayap kelelawar di punggung Theo. Sayap-sayap itu terlihat kuat dan kokoh, siap membawa Theo terbang ke langit yang gelap. Kuku-kuku tajam yang menghiasi tangan dan kakinya menambah kesan keganasan dan kekuatan Theo. Ekor panjang yang berujung seperti mata tombak menggeliat di belakangnya.Rambut hitam Theo
[Anda mendapat 30.000 Experience Poin (EXP)][Total EXP: 36.130/80.000][Karena Host tidak memicu misi darurat, Anda tidak mendapat aset dan ingatan Vincent. Namun Anda tetap menerima Sistem Mafia][Ding!][Selamat Host, Anda telah berhasil menyelesaikan Misi Sampingan Tingkat S: Musnahkan Kelompok Mafia Serigala Malam][Memperhitungkan performa Host dalam menyelesaikan misi][1%][15%][20%]…[95%][100%][Ding!][Perhitungan selesai][Memulai Evaluasi Rating][Faktor Pertama: Host hanya membunuh Godfather secara diam-diam, sementara amggota mafia lainnya telah dimusnahkan oleh orang lain][Anda mendapat rating C][Hasil Evaluasi akhir: C][Selamat Host, Anda berhasil mendapat uang senilai 1 miliar rupiah, 100 SP, 1000 EXP, dan 5 AP][Semua uang telah secara otomatis masuk ke dalam rekening bank milik Host][Total saldo tabungan Host adalah Rp. 278.625.000.000][Ding!][Selamat Host, Anda berhasil membunuh salah satu anggota Zodiak, Taurus][Anggota Zodiak Tersisa; 10]____________
Sejak Ian Taman Kanak-Kanak, total sudah ada 937 teman wanita yang telah menyatakan perasaannya padanya. Ian tahu, jika ia mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki pacar, Adel akan terus berusaha mendekatinya tanpa kenal menyerah. Adel memang tidak buruk dan cukup cantik, tapi …Ian memandangi naskah yang sedang dibuatnya. Dari situ, ia sudah punya jawaban jauh di dalam hatinya. Ian lalu berkata sambil tersenyum, “Aku sudah pacar.”“Oh …” Adel terdiam sejenak. Ia kemudian bertanya dengan lembut, “Jika kamu punya waktu, bisakah aku dan Tika bertemu pacarmu? Dia pasti sangat cantik, kan?”“Ya, dia sangat cantik,” ucap Ian penuh afeksi.“Mmm … kalau begitu, aku tutup dulu teleponnya. Jangan lupa untuk membayar biaya pemeliharaan. Jika tidak, aku harus pergi ke rumahmu untuk menagihnya secara langsung,” ucap Adel sambil tersenyum. Namun pada suaranya, ada jejak kesedihan yang coba disembunyikan.Ian sadar atas perubahan emosi yang terjadi pada Adel. Ian sudah terlalu sering menolak pernyat
Lisa melihat foto di wallpaper komputer Ian dan wajahnya memerah. “Beraninya kamu diam-diam mengambil fotoku?!” ucapnya setengah marah.“Benarkah? Perasaan kamu yang menyuruhku untuk mengambil foto saat itu.” Ian mengingat kembali saat pengambilan foto, dan merasa tidak bersalah Lisa tahu Ian tidak salah. Hanya saja, rasa malunya membuat dirinya ingin terus menyalahkan Ian. “Hmph! Diam-diam menggunakan fotoku sebagai wallpaper komputermu, itu perbuatan tak tahu malu!”Ian menghela napas. “Ya sudah, aku akan mengganti gambar wallpaper komputerku. Mungkin, aku akan mengubahnya menjadi foto Alicia. Lagipula, dia tampak cukup imut.”“Berani kamu melakukannya?!” Mata Lisa melotot.Ian tersenyum dan berkata dengan sengaja, “Kenapa tidak? Kamu kan bukan pacarku.”“Brengsek! Kamu mencoba menipuku!” Nada bicara Lisa kemudian mulai melunak. “Terserah lah, lagipula ada banyak penggemarku yang menggunakan fotoku sebagai wallpaper komputer ataupun ponsel mereka. Apa kamu terus memandang fotoku ri
“Tokonya sudah tutup. Kembalilah besok.” Ian tersenyum seraya mengunci pintu kedainya.“Ian, aku sudah menduga kamu ada di sini,” ucap wanita berambut pendek itu, matanya sedikit merah, dan air mata membasahi pipinya.Wanita berkacamata itu adalah teman sekampus Ian, Rika. Dia pernah membantu Ian membeli beberapa pakaian Louis Vuitton di Tunjungan Plaza.“Rika, apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis?” Ian menatap Rika penuh pertanyaan. Sejak Rika mengunjungi rumahnya untuk mengantar pakaiannya, mereka tidak pernah berkomunikasi lagi.“Ian, adikku … adikku sedang kritis!” Rika menangis tanpa daya di depan Ian dengan mata sembab. “Pihak Rumah Sakit baru saja memberitahuku, bahwa adikku sedang kritis dan perlu dioperasi. Tapi … tapi aku tidak punya uang.”Sejak mereka berdua berkuliah, Ian tahu bahwa adik laki-laki Rika sedang sakit. Tapi Rika tidak pernah memberitahunya, penyakit apa yang dideritanya. Oleh karena itu, saat Ian membeli pakaian Louis Vuitton darinya, Ian sengaja membeli b
Tanpa ragu, Ian langsung menelepon Lisa. “Lisa, maaf aku baru bisa menghubungimu. Aku tadi masih ada kesibukan, jadi tidak sempat membalas chat dan mengangkat teleponmu.”“Hmp!” dengus Lisa.“Tenang saja, aku akan segera menjemputmu,” senyum Ian.“Cepatlah!” Setelah berkata seperti itu, Lisa langsung menutup teleponnya.“Ugh, sepertinya Lisa marah denganku,” gumam Ian.Tak lama kemudian, sebuah pesan WA Chat dari Alicia masuk.Alicia: Tuan, cepatlah datang! Jika tidak, Kak Lisa akan diganggu!Ian: Apa maksudmu? (ಠ︵ಠ)Alicia: Selama ada aku di sisinya, aku bisa sedikit membantu Kak Lisa, tapi cepatlah datang kemari. Selain itu, aku juga ingin segera makan masakan buatanmu, Auuuu!Melihat pesan Alicia, Ian mulai berspekulasi. “Apakah ada orang yang mengganggu kucing kecilku? Siapa yang berani melakukannya? Apakah itu Xavier?”Mata Ian melebar penuh kemarahan. “Benar, itu pasti Xavier!”Terakhir kali Xavier mengundang Ian ke Golden Entertainment, itu sudah merupakan deklarasi perang. “
"Zeus, kali ini aku akan membunuhmu!” teriak Ian penuh keyakinan. Zeus menatap Ian dengan mata yang memancarkan cahaya keemasan. Di baliknya, ada kekuatan yang mengguncang alam semesta. Ian merasakan getaran itu, seolah langit dan bumi bergetar dalam irama yang tak terduga. “Jangan terlalu yakin dulu, Ian! Aku masih punya kartu As yang bahkan belum aku gunakan saat melawan Ryan!” ujar Zeus dengan tenang. Suaranya seperti guntur yang merayap di udara, menggema di telinga Ian. Hal ini tentu mengagetkan Ryan, yang semenjak tadi telah bertarung secara seimbang dengan Zeus. “Maksudmu, kamu tadi belum benar-benar serius?” Ryan menatap Zeus dengan pandangan campuran antara kagum dan ketidakpercayaan. Zeus hanya tersenyum, namun senyuman itu seakan menunjukkan konfirmasinya. “Mode Dewa: Petir Surgawi!” serunya. Cahaya keemasan di matanya semakin terang, dan angin berputar di sekitarnya. Ian merasa seolah berada di pusat badai. Petir tiba-tiba menyambar entah dari mana, dan mengenai tubuh
Balor menatap Ian dengan mata yang penuh tekad. "Aku akan mengembalikan Otoritas yang telah kucuri dari Hades." Sebuah cahaya keemasan muncul dari tengah dahi Balor, terbang dan merasuk ke kepala Ian.Ian merasakan sesuatu yang kembali padanya, kekuatannya mendekati sempurna. "Ini?" tanyanya, terkejut."Ya," jawab Balor dengan suara yang semakin lemah. "Dengan ini, Jalan Asura telah kembali pada penguasa samsara." Ia menoleh ke arah Verethragna. "Hei, cepat beri Ian senjatamu!"Verethragna tertawa. "Chill bro~" ucapnya. "Ian, aku memang tidak bisa mengembalikan Otoritas Jalan Deva, tapi aku bisa memberimu sebuah senjata terkuat yang dapat membunuh apapun."Verethragna memejamkan matanya, menciptakan senjata yang sesuai dengan bayangannya. Dari ruang kosong di depannya, cahaya emas menyeruak. Cahaya itu membentuk bilah dan gagang pedang.Pedang itu memiliki bilah panjang dan tajam, terbuat dari baja legendaris yang sudah tidak ada lagi di
Ketika pil itu meluncur melewati kerongkongan Ian, tiba-tiba tubuhnya diselimuti oleh api hijau. Namun, anehnya, api itu tidaklah panas; sebaliknya, ia merasa hangat dan nyaman. Luka-luka di tubuhnya sembuh dengan cepat, bahkan lebih dari yang efek kemampuan Healing Factor miliknya."Inikah kekuatan yang aku dapatkan dari pil NTZ?" gumam Ian, memandangi kedua tangannya dengan keterkejutan.Namun, suara tajam membuyarkan lamunan Ian. "Tentu saja tidak, bodoh!" ujar sosok yang muncul dari atas langit. "Itu adalah kekuatan dari Api Lotus Hijau milikku."Sosok itu turun perlahan, sayap-sayapnya yang berjumlah dua belas terbentang dengan megah. Setiap sayapnya memiliki warna yang berbeda, mereka semua terbuat dari berbagai macam Api Surgawi."Ian Herlambang," kata sosok itu dengan nada dingin, "aku tak menyangka kamu telah mencapai ranah Celestial. Namun, aku melihat bahwa ini bukanlah pencapaianmu sendiri. Ranah kultivasimu masih belum stabil. Beristi
Gelombang kejut dari benturan kekuatan yang dahsyat itu merambat dengan cepat, mengguncang bumi dan langit. Bumi bergetar, seakan-akan planet ini menahan nafas terakhirnya. Di kota-kota besar Indonesia, gedung-gedung menjulang seperti pohon-pohon raksasa yang terguncang oleh badai. Kaca-kaca jendela pecah, mengirimkan serpihan tajam ke jalanan yang berubah menjadi medan perang. Teriakan panik memenuhi udara, menciptakan simfoni ketakutan yang menggema di antara reruntuhan.Di wilayah pesisir, air laut mengundur sejenak, mengejar takdirnya yang tak terhindarkan. Lalu, ombak raksasa muncul, menggulung daratan dengan amarah yang tak terkendali. Tsunami itu menghancurkan segala yang ada di jalurnya: kapal-kapal terangkat dan terhempas ke darat, rumah-rumah luluh lantak, dan manusia berlarian tanpa arah, berusaha menyelamatkan diri dari amukan alam yang tak terbendung. Mata mereka dipenuhi ketakutan, melihat bencana bak kiamat ini.Jakarta, kota yang pernah ramai dan be
Angin malam berhembus kencang, membawa desau yang menegangkan. Ian, dengan napas yang tersengal, mengumpulkan sisa kekuatannya. "Aku belum selesai, Zeus!" serunya, matanya menyala dengan tekad yang tak tergoyahkan. “Aku tak akan pernah membiarkanmu menyentuh Lisa!”Zeus hanya tertawa, suaranya bergema seperti guntur yang menggelegar. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku hanya dengan kekuatan sebesar itu?" ejeknya sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Dari ujung jari-jarinya, tombak petir mulai terbentuk, cahayanya menyilaukan dan memancarkan energi yang mengerikan. “Baiklah, aku beri kamu kesempatan untuk menghiburku lagi. Dan kali ini, aku tidak akan diam saja, jadi …”“Jangan kecewakan aku,” bisik Zeus dengan suara yang tegas dan berat. Setiap kata yang terucap menekankan ancaman yang tersirat.Ian mengencangkan genggaman tangannya, cahaya di matanya semakin berkobar. "Demi Lisa, dan demi seluruh orang yang takdirnya telah kau permainkan, aku tidak aka
Bulan purnama yang terang benderang seakan menjadi saksi atas pertemuan dua kekuatan besar di langit Jakarta yang malam itu terasa berbeda. Aura tegang menyelimuti kota, dan angin malam berhembus seolah-olah ingin menceritakan kisah epik yang akan terjadi.Di bawah sinar bulan yang memantulkan cahaya putih, Ian berdiri dengan rambutnya yang mengalir bagai sungai perak. Matanya yang biru kehijauan bersinar tajam, menembus kegelapan malam, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.Di hadapannya, Zeus berdiri megah, senyumnya lebar dan penuh dengan kegembiraan pertempuran. Sorot matanya yang berkilau menandakan ia siap untuk pertarungan yang telah lama dinantikan.Baik Ian ataupun Zeus, mereka berdua adalah Overgod, eksistensi yang telah melampaui batas-batas manusia biasa, dan malam itu, mereka akan menunjukkan kekuatan mereka yang bisa mengguncang alam semesta.Dalam kesunyian malam yang hanya ditemani gemerlap bintang, Ian berbisik mengucapkan nama
Zeus terbang di atas langit Jakarta yang kelabu, pakaian putih yang biasa ia kenakan kini terkoyak-koyak, menandakan ledakan dahsyat yang baru saja terjadi. Di bawahnya, kawah raksasa seluas 10 kilometer membentang, asap dan debu masih mengepul dari tanah yang hangus. Sekitar 20 Celestial tergeletak dengan luka-luka mendalam, termasuk Fortuna yang terbaring lemah, sementara yang lainnya lenyap ditelan ledakan.Bagaimanapun juga, Hades adalah kultivator dengan ranah Celestial Puncak. Meski dia telah memberikan otoritasnya pada Ian, tapi dia masih memiliki energi melimpah yang cukup untuk membunuh semua kultivator di bawah ranah Celestial Puncak. Tindakan Hades ini telah mengguncang fondasi organisasi Kadukeus, namun Zeus hanya tertawa ringan di atas sana. Zeus tampak tidak mempedulikan ada atau tidaknya Kadukeus. Karena baginya, selama hal itu menyenangkan, maka ia tidak akan memperdulikan hal lain. Dan apa yang dilakukan Hades, cukup menghiburnya."Adikku
“Huh?” Ian menoleh ke samping, telinganya menangkap suara ledakan yang menggema dari kejauhan. Langit malam yang sebelumnya gelap kini terang benderang oleh letupan cahaya yang mirip dengan matahari terbenam, namun tiba-tiba saja, sebuah cahaya keemasan yang menyilaukan melintas bagai bintang jatuh dan menghantam tubuhnya dengan kekuatan yang luar biasa, menghempaskan tubuh Ian ke tembok. Dalam sekejap, tembok tersebut langsung retak dan hancur berkeping-keping, debu dan puing berserakan di udara.Cahaya itu kemudian meresap masuk ke dalam tubuh Ian, menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan. Cahaya keemasan itu seolah menjadi cairan panas yang mengalir di setiap pembuluh darahnya, membuat Ian meronta kesakitan seperti binatang buas yang terluka parah.Di tengah rasa sakit yang memuncak, suara sistem terdengar kacau di telinganya.[Ding!][Mendeteksi adanya energi asing yang mencoba menyingkirkan sistem]Ian mengerang kesakitan, tubuhny
Zeus melayang di atas reruntuhan yang masih mengepulkan asap, tatapannya dingin dan tak tergoyahkan menembus ke bawah ke arah para anggota Zodiak yang terkapar tak berdaya."Sampai di sinilah perjuangan kalian berakhir," suaranya tenang namun mengandung otoritas yang tak bisa ditolak. "Sekarang, aku akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milik kami."Zeus mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Petir berkumpul di telapaknya, berputar dengan liar dan bersinar terang hingga menyilaukan mata. Dengan satu gerakan tegas dan pasti, ia melepaskan bola petir itu ke arah Libra dan rekan-rekannya yang sudah tidak berdaya.Mereka hanya bisa menatap dengan pasrah pada serangan maut yang mendekat. Cahaya biru yang menyilaukan memancar dengan intensitas yang memenuhi pandangan, menelan tubuh Libra, Virgo, Sagitarius, dan Aquarius dalam kilauan yang membutakan.Dentuman keras menggema, membelah kesunyian malam yang kacau. Ledakan itu begitu dahsyat hingg